Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Luas Bangun Datar Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Bagi Siswa Kelas III Semester 2 SDN 1 Tanggungharjo
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Luas Bangun Datar Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Bagi Siswa Kelas III Semester 2 SDN 1 Tanggungharjo
Oleh:
ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas 3 semester 2 SDN 1
Tanggungharjo tahun 2015/2016?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
matematika Kelas III Semester 2 pada materi pokok menghitung luas bangun datar di SDN 1 Tanggunghar jo
Grobogan Tahun 2015/2016..
Hasil penelitian menunjukan penggunaan metode Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika kelas III SDN 1 Tanggungharjo. Hal ini terlihat dari Siklus I
penggunaan metode Kooperatif tipe STAD terjadi peningkatan yaitu dari 17 siswa sebanyak 11 siswa ( 64,70%
) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dan terjadi peningkatan yang signifikan pada siklus II
yaitu sebanyak 13 siswa (76,47% ) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Kata kunci: Hasil belajar matematika, Penelitian Tindakan Kelas, model pembelajaran STAD
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Terkait dengan hal tersebut, Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Sehingga pendekatan tematik digunakan untuk peserta didik kelas I sampai kelas III.
Dengan pertimbangan waktu dan luasnya kajian permasalahan, maka penelitian ini dibatasi
pada kajian permasalahan pembelajaran matematika di sekolah dasar.
Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui
latihan bertindak atas pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efisien
(Puskur, 2002).
Berdasarkan hasil refleksi peneliti yang dilakukan sebelumnya dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2016, menunjukkan bahwa kualitas
pembelajaran matematika kelas III SDN 1 Tanggungharjo Kecamatan Grobogan relatif
rendah. Selain itu, hasil ulangan harian mata pelajaran metematika pada materi menghitung
luas bangun datar sebelumnya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masuh rendah.
Terdapat 7 siswa (41,18%) yang nilainya diatas KKM dan 10 siswa (58,82%) belum
mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.
Berdasarkan dari kenyataan diatas maka perlu dilakukan suatau tindakan yang dapat
menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas terutama dalam
pembelajaran matematika materi pokok menghitung luas bangun datar. Dalam menyikapi
permasalahan ini peneliti mencoba mengaktifkan siswa dengan mengajak siswa untuk
belajar secara kelompok atau cooperative learning. Pembelajaran kooperatif ini
menempatkan guru sebagai fasillitator.
Metode kooperatif yang paling sederhana adalah STAD (Student Team Achievement
Division). Dimana kelas dibagi menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 3 – 5 siswa. Pembelajaran ini menawarkan suatu model pembelajaran yang
akan menghasilkan individu selain menguasai materi juga mempunyai ketrampilan
kooperatif. Dengan bekal tersebut siswa akan siap menghadapi tantangan jaman yang
membutuhkan sikap saling kerjasama dan mampu bersaing dengan sehat.
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut, peneliti mengadakan
penelitian tentang “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Luas Bangun Datar
Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Bagi Siswa Kelas III Semester 2 SDN
1 Tanggungharjo Tahun 2015/2016”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian
ini, adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi menghitung luas bangun datar.
2. Kurangnya pemahaman guru terhadap metode/strategi dan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami terhadap materi yang disajikan oleh
guru.
3. Pembelajaran yang disajikan sangat membosankan, guru sangat oteritas dalam menjelaskan
materi pembelajaran.
4. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru.
5. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
C. ANALISIS MASALAH
Setelah diadakan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, maka ada beberapa
faktor yang menyebabkan siswa tidak berhasil dalam pembelajaran, diantaranya :
1. Guru terlalu cepat dalam memberikan konsep pembelajaran.
2. Guru kurang variasi dalam menyampaikan materi.
3. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam kelas.
4. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III semester 2
SDN 1 Tanggungharjo tahun 2015/2016?.
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas III semester 2 SDN 1 Tanggungharjo
tahun 2015/2016?.
E. INDIKATOR KEBERHASILAN
Penelitian dikatakan berhasil dan ada peningkatan apabila keterampilan guru dalam
pembelajaran dapat meningkat serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
mencapai ketuntasan 75% dengan nilai KKM 65. Jadi apabila dalam kelas tersebut hasil yang
diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil
tersebut dicapai.
e. Guru perlu mengajak siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat, bertanya dan menanggapi,
baik saat diskusi maupun diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
f. Guru perlu membimbing siswa secara berkelompok dengan mengadakan pendekatan secara
pribadi.
g. Pada akhir pembelajaran guru perlu melibatkan siswa secara aktif dalam menyimpulkan dan
merefleksi kegiatan pembalajaran pada hari tersebut. Kemudian mengajak siswa untuk
berdoa.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Hasil perencanaan berupa merancang pembelajaran dengan menerapkan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD serta penggunaan media kertas berpetak,
membuat rencana perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, dan merancang tes
formatif.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada Jum’at, 15 April 2016 di kelas III SDN 1 Tanggungharjo
Grobogan dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 17 siswa. Pokok
bahasan pada siklus II yaitu mengenai menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
persegi dan persegi panjang dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan siklus ini
merupakan penerapan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD serta penggunaan
media pembelajaran kertas berpetak yang meliputi pra-kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan awal
Guru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam, meminta siswa untuk duduk di
tempat duduknya masing-masing, dan mempersiapkan diri. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin teman-temannya berdoa, selanjutnya melakukan presensi dan menyiapkan
perangkat pembelajaran. Guru menanyakan kabar siswa dilanjutkan dengan mengulas materi
sebelumnya dengan bertanya jawab pada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan manfaat materi yang dipelajari pada hari tersebut.
b) Kegiatan inti
Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi pelajaran dan mengadakan tanya
jawab dengan siswa mengenai materi tersebut. Guru memberikan membentuk kelompok
diskusi, memberikan lembar materi, lembar kerja siswa dan meminta siswa untuk
mendiskusikan permasalahan yang diberikan. Tiap kelompok maju ke depan kelas untuk
melaporkan hasil diskusinya dan siswa lainnya diminta untuk memperhatikan. Guru
memberikan konfirmasi tentang jawaban dari setiap permasalahan yang
diberikan, melaporkan hasil diskusi dan menyimpulkan hasil diskusi kelas.
c) Kegiatan akhir
Guru memberi kesempatan bertanya pada seluruh siswa kemudian mengajak siswa
menyimpulkan dan merefleksi kegiatan pembelajaran pada hari tersebut. Guru memberikan
soal evaluasi untuk dikerjakan. Setelah soal evaluasi dikumpulkan, guru memberi tindak
lanjut berupa arahan pada siswa untuk belajar kembali tentang materi yang dipelajari. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
c. Pengamatan / observasi
Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar observasi.
Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penggunaan media kertas berpetak, serta
partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut :
a) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II yang dilakukan oleh teman sejawat
dapat diuraikan sebagai berikut :
Ketika pra pembelajaran sudah mempersiapkan alat dan media yang diperlukan dalam
pembelajaran, termasuk memeriksa kesiapan siswa.
Pada waktu membuka pelajaran guru memberi pertanyaan apersepsi terkait dengan
materi ajar, menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran sehingga dapat
mengaitkan antara materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan, dan
disampaikan dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa.
Terhadap model pembelajaran kooperatif, guru melaksanakan pembelajaran yang
bersifat kooperatif sesuai dengan langkah kegiatan yang direncanakan, sesuai dengan
tujuan/kompetensi yang hendak dicapai, menumbuhkan partisipasi aktif siswa, memfasilitasi
terjadinya interaksi antara siswa dengan sumber belajar, menggunakan bahasa lisan dan
tertulis dengan baik.
Dalam hal penilaian proses dan hasil belajar, guru sudah cukup baik memantau kemajuan
belajar siswa selama proses pembelajaran dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang telah dibuat, penyampaian pesan pembelajaran dengan bahasa lisan
dan tulis secara jelas, baik, dan benar.
Kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan merangkum materi bersama siswa,
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan dan tugas pekerjaan rumah.
b) Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II diperoleh hasil observasi ketika proses
pembelajaran berlangsung, sebagai berikut :
Pada kegiatan pra pembelajaran siswa menerima pembelajaran, dan mendengarkan
secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai.
Pada waktu kegiatan inti, siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi
pelajaran, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara siswa-
siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa mengerjakan tugas kerja kelompok dengan tenang
.
Kegiatan akhir, siswa turut aktif merangkum kesimpulan dari materi pelajaran, dan siap
menerima tugas pekerjaan rumah.
c) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II merupakan hasil tes individu pada
pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dan penggunaan
alat peraga kertas berpetak. Nilai dari setiap siswa dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes
tertulis yang berjumlah 8 soal uraian. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus II adalah 17
siswa. Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa
dalam pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dan
penggunaan media kertas berpetak adalah 68,82, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah
40. Jumlah siswa tuntas 13 siswa dan belum tuntas 4 siswa, sehingga persentase ketuntasan
belajar klasikal adalah 76,47%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif siswa
pada siklus II telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu 75%.
d. Refleksi Siklus II
Data yang diperoleh pada penelitian siklus II berupa keterampilan guru, aktivitas siswa,
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran pembelajaran matematika kompetensi dasar
menghitung luas bangun datar dengan Metode kooperatif tipe STAD. Selanjutnya peneliti
bersama kolaborator menetapkan refleksi.
Hasil tes evaluasi siswa menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa
pada siklus II adalah 68,82. Siswa yang memenuhi KKM berjumlah 13 siswa dan siswa yang
belum memenuhi KKM sebanyak 4 siswa. Sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal
sebesar 76,47%. Dengan demikian, hasil belajar ranah kognitif siswa telah memenuhi kriteria
ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 75%.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka pembelajaran matematika kompetensi dasar
menghitung luas bangun datar dengan metode kooperatif tipe STAD sudah meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Terbukti dengan tercapainya
indikator keberhasilan yang diharapkan pada aspek tersebut. Mengacu pada hasil tersebut,
penelitian diberhentikan hanya sampai pada siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri dkk. (2011). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
_________. ( 2007). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. (2011). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nasution, (2006). Berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar. Bandung: PT Bumi
Aksara.
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (2005). Jakarta:
Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. (2006). Jakarta: Menteri Pendidikan
Nasional.
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses: untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. (2007). Jakarta: BSNP
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta:
Lembaga Negara Republik Indonesia.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sri Anitah, W . (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana. (2009). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Suryanto, Adi dkk. (2011). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK dkk. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wina Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.