PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di unit kerja Rawat Inap MATANG SURI,
adapun daftar kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Jumlah
No. Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Tenaga
1 Kepala Instalasi Dokter Pelatihan ACLS 1
2 Kepala Ruangan S.kep., Ners Pelatihan BCLS/BTCLS 1
S.kep., Pelatihan Basic Life 9
3 Perawat
Ners, D III Support & PPGDON
2. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Puskesmas MATANG SURI berdasarkan
shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah yang memegang tanggung
jawab sebagai
A. Bangunan
a. Lokasi
Bangunan rawat inap terletak pada lokasi yang tenang , aman, dan nyaman serta
memiliki aksesibilitas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap. Ruang rawat
inap, yang terdiri dari ruang Anggrek untuk pasien Anak, ruang bogenville untuk Laki-
lakiI dan ruang Dahlia untuk Pasien Wanita .
b. Denah dan Ukuran Ruang Rawat Inap
wc gudang
dahlia wc
wc
wc j.perawat
Nurse station
bogenville anggrek
LOGISTIK
A. Pengertian
Manajemen Instalasi rawat inap dan unit pelayanan lain yang terlibat
dalam penggunaan asesmen pasien merupakan penyelenggaraan pengurusan
bahan habis pakai dan formulir formulir pendukung terhadap kebutuhan
asesmen pasien dan barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di
Puskesmas secara teratur dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat
dengan biaya seefisien mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang
tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan biaya
yang rendah
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa
hak sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan di Puskesmas
untuk memberikan jaminan keselamatan paien sehingga kepercayaan pasien
terhadap pelayan Rawat Inap meningkat. Keselamatan pasien termasuk asesmen
resiko pasien. Pelaporan setiap kali terjadi insident dianalisis dan ditindak lanjuti
dengan implementasi yang dapat berulangnya kembali insident tersebut sehingga
dapat meminimalkan resiko terhadap pasien.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak
dilaksanakan. Selain itu agar tercipta budaya keselamatan pasien.
A. Pendahuluan
HIV/ AIDSetelah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Virusnya sendiri
bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini
belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung
antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan
tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan
preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim
(vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk
kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis
B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat
berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Virus ini tidak menyebar melalui
makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh
dari penderita yang terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama
proses kelahirannya. Juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual,penggunaan
berulang jarum suntik, dan transfusidarah dengan virus di dalamnya.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menalankan prosedur yang bisa melindungi
semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi
dikenal sejak dikenalnya melalui “ kewaspadaan umum” atau “ universal precaution”
yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi
“ petugas kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan
wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit
agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindari paparan tersebut, setiap petugas harus merupakan prinsip
“Universal Precaution”.