Lapsus Jadi
Lapsus Jadi
BAB I
CASE
1.1.1 ANAMNESA
1. Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir
2. Keluhan penyerta :
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dan mules-mules, dialami sejak kurang lebih 3
bulan yang lalu setelah suntik KB, keluar darah awalnya sedikit, kemudian mulai bertambah
banyak, bergumpal sebanyak 3 pembalut, darah yang keluar berwarna merah segar. Riwayat
perdarahan post koitus (+), riwayat nyeri saat berhubungan (-), riwayat nyeri perut (-), riwayat
keputihan (-), riwayat KB (+), riwayat berobat 2 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama tapi
tidak teratur minum obat, riwayat HT (-), DM (–)
5. Riwayat menstruasi :
Menarche = usia 15 tahun
HPHT = Lupa - maret 2012
6. Riwayat perkawinan : Menikah 1x, lama ± 15 tahun
7. Riwayat persalinan sebelumnya : Anak 1 =perempuan, persalinan normal
c. Status Gynecology
Pemeriksaan luar
3
1.2 RINGKASAN
Anamnesa : keluar darah dan mules-mules, dialami sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu
setelah suntik KB, keluar darah awalnya sedikit, kemudian mulai bertambah banyak, bergumpal
sebanyak 3 pembalut, darah yang keluar berwarna merah segar. Riwayat perdarahan post koitus
(+), riwayat nyeri saat berhubungan (-), riwayat keputihan (-), riwayat KB (+),
Pemeriksaan obstetric luar : Abdomen : Palpasi : tak teraba massa, TFU tak teraba, nyeri
tekan (-)
Pemeriksaan obstetric dalam : teraba massa di vagina kesan berasal dari kanalis servikalis
SGPT 12 u/L
DIAGNOSIS
Mioma Geburt + Anemi
BAB II
PEMBAHASAN
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis ginekologik serta pemeriksaan penunjang berupa darah
rutin dan kimia darah, maka pasien ini didiagnosis dengan Mioma Geburt + Anemi. Dari
anamnesis diperoleh adanya mules-mules dan perdarahan pervaginam yang dialami sejak
beberapa bulan sebelumnya dan bertambah banyak sehari sebelum MRS tanpa disertai
7
pembesaran perut. Selain itu didapatkan riwayat perdarahan post koitus, namun tidak ada riwayat
penurunan berat badan ataupun penurunan keadaan umum pasien yang signifikan sehingga
menyingkirkan kemungkinan keganasan. Keadaan umum dan status vital pasien tidak terganggu
sehingga tampaknya perdarahan yang terjadi tidak terlalu hebat, walaupun dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan kadar hemoglobin yang kurang dari normal. Dari pemeriksaan fisis
ginekologik diperoleh adanya massa di kanalis servikalis dengan ukuran 4x3x2 cm yang
berwarna pucat, lunak, dengan permukaan rata dapat digerakkan serta bertangkai. Berdasarkan
hal-hal tersebut di atas maka didiagnosis Mioma Geburt. Penanganan dari Mioma Geburt adalah
eksterpasi dan kuretase. Hal ini sesuai dengan asal mioma geburt yang merupakan mioma
submukosa sehingga hanya perlu dilakukan eksterpasi tumor serta kuretase untuk membersihkan
tangkai mioma yang menempel di endometrium. Selain itu diberikan pula antibiotik dan
analgetik. Hemostatik diberikan sebelum operasi untuk mengurangi perdarahan yang terjadi.
Setelah operasi pemberian hemostatik tidak diperlukan lagi, karena jaringan tumor yang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang berasal dari otot
polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine
fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus
genitalia wanita. Ukurannya bervariasi mulai dari sebesar kepala jarum hingga sebesar melon,
8
sedangkan beratnya pernah dilaporkan mencapai 20 pon. Walaupun tidak sering, disfungsi
reproduksi yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan
.
3.2 EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang
mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah
dilaporkan terjadi sebelum menarke, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma
yang masih bertumbuh. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita
ginekologik yang dirawat. Selain itu dilaporkan juga ditemukan pada kurang lebih 20-25%
wanita usia reproduksi dan meningkat 40% pada usia lebih dari 35 tahun.1,3,4
3.3 ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui, tetapi terdapat korelasi antara pertumbuhan tumor dengan
peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri, serta adanya faktor
predisposisi yang bersifat herediter dan faktor hormone pertumbuhan dan Human Placental
Lactogen. Pada ilmuwan telah mengidentifikasi kromosom yang membawa 145 gen yang
diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Beberapa ahli mengatakan bahwa fibroid
uteri diwariskan dari gen sisi paternal. Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan
reproduksi seperti estrogen dan progesteron. Selain itu, sangat jarang ditemukan sebelum
9
menarke, dapat tumbuh dengan cepat selama kehamilan dan kadang mengecil setelah
menopause.1,3,4,9,10
3.4 PATOGENESIS
Meskipun mioma cukup umum ditemukan, tidak begitu banyak yang bergejala. Timbulnya
gejala tergantung terutama pada kombinasi ukuran, jumlah dan letak mioma. Secara umum,
pertumbuhan mioma merupakan akibat stimulasi estrogen, yang ada hingga menopause. Seiring
berjalannya waktu, mioma yang awalnya asimtomatik dapat tumbuh dan menjadi bergejala.
Sebaliknya, banyak mioma yang menyusut seiring menopause dimana stimulasi estrogen
menghilang dan banyak gejala yang berkaitan dengan mioma hilang segera setelah menopause.5
Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast. Percobaan Lipschultz
yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa
baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat
dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron. Puukka dan kawan-kawan
menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati daripada miometrium
normal. Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur.
Mioma merupakan monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari penggandaan satu sel
otot. Etiologi yang diajukan termasuk di dalamnya perkembangan dari sel otot uterus atau arteri
pada uterus, dari transformasi metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel embrionik sisa yang
persisten. 3,7
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka tumbuh. Mioma
memiliki pseudokapsul yang berasal dari sel otot polos uterus yang terkompresi dan hanya
10
memiliki beberapa permbuluh darah dan pembuluh limfe. Mioma intramural merupakan mioma
yang paling banyak ditemukan. Jenis mioma ini seluruhnya atau sebagian besar tumbuh di antara
lapisan uterus yang paling tebal dan paling tengah yaitu miometrium. Mioma subserosa tumbuh
keluar dari lapisan tipis uterus yang paling luar yaitu serosa. Jenis mioma ini dapat bertangkai
(pedunculated) atau memiliki dasar lebar. Jenis mioma ini perupakan kedua terbanyak
ditemukan. Jenis mioma ketiga yaitu mioma submukosa yang tumbuh dari dinding uterus paling
dalam sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau berdasar
lebar. 2,3,5,7,8,9
Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui
saluran serviks disebut mioma geburt. Hal ini dapaat menyebabkan dismenore, namun ketika
telah dikeluarkan dari serviks dan menjadi nekrotik, akan memberikan gejala pelepasan darah
yang tidak regular dan dapat disalahartikan dengan kanker serviks. Peningkatan jumlah
- Produksi prostaglandin5,6
korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri
1. Mioma submukosa
2. Mioma intramural
3. Mioma subserosa
4. Mioma intraligamenter
11
Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48,2%),
1. Mioma submukosa
Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini di jumpai
6,1% dari seluruh kasus mioma . Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
Mioma uteri jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan,
tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya
benjolan waktu kuret, di kenal sebagai “ Currete bump” dan dengan pemeriksaan histeroskopi
dapat diketahui posisi tangkai tumor. Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada
mioma submukosa pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa
yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina,dikenal dengan
nama “mioma geburt” atau mioma yang di lahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan
infark. Pada beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.
2. Mioma intramural
jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah semacam simpai yang mengelilingi
tumor. Bila didalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai
bentuk yang berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding
depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih keatas,
3. Mioma subserosa
12
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi
oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi
mioma intraligamenter.
4. Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum
atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut “wondering /
parasisic fibroid”. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma
pada serviks dapat menonjol ke dalam satu saluran serviks sehingga ostium uteri eksternum
Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas otot polos dan
jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan ( whorle like pattern ) dengan psoudo kapsul yang
terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang timbul sangat tergantung pada
tempat sarang mioma ini berada, besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala
- Perdarahan abnormal yaitu dapat berupa hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi
metroragia merupakan yang paling banyak terjadi. Beberapa faktor yang menjadi
adenokarsinoma endometrium
antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang
- Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma,
yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada mioma submukosum yang akan
menyebabkan juga dismenore. Namun gejala-gejala tersebut bukanlah gejala khas pada
mioma uteri.
- Gejala dan tanda penekanan yang tergantung pada besar dan tempat mioma uteri. Gejala
yang timbul dapat berupa poliuri, retention urine, obstipasi serta edema tungkai dan nyeri
panggul.2,3,4,5,6,7
Pada Mioma Geburt gejala yang menonjol berupa perdarahan per vaginam di antara siklus
haid yang bervariasi mulai dari perdarahan bercak hingga perdarahan masif. Darah yang keluar
berupa darah segar dan kadang disertai nyeri sehingga dapat diduga sebagai haid yang
memanjang. Selain itu, mioma submukosa juga dapat menyebabkan perdarahan intermenstrual,
nuligravida, obesitas.
3.7 DIAGNOSA
1. Anamnesis, teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir yang dirasakan bertambah
panjang serta adanya riwayat perdarahan per vaginam terutama pada perempuan di usia
2. Pemeriksaan Fisis
dapat juga ditemukan pada palpasi bimanual uterus yang bentuknya tidak regular,
tidak lunak atau penonjolan yang berbenjol-benjol yang keras pada palpasi.7,8
b. Pada pemeriksaan Ginekologik (PDV) teraba massa yang keluar dari OUE
berwarna pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
suatu adenoma ataupun adenofibroma yang berasal dari mukosa endoserviks. Tangkainya dapat
panjang hingga keluar dari OUE. Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endoserviks yang
dapat juga mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat
mengalami nekrosis sehingga membuatnya mudah berdarah. Hal inilah yang membedakannya
dari Mioma Geburt dimana bagian yang mudah berdarah bukan merupakan ujung mioma tapi
merupakan endometrium yang mengalami hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga
3.9 PENATALAKSANAAN
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran
tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala
serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi
Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan post menopause
- Pemberian agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRHa) yaitu Leuprolid asetat 3,75
Manajemen simtomatik mioma uteri biasanya diberikan demi kenyamanan pasien dan
menunda pengobatan bisa dimengerti pada pasien yang tidak bergejala atau dengan gejala ringan
kesembuhan permanen, namun terapi dengan obat-obatan seperti NSAID, pil kontrasepsi oral,
menghasilkan menopause kimiawi yang temporer dan reversibel yang dapat mengecilkan volume
mioma hingga 50% dengan cara menurunkan konsentrasi estrogen yang beredar dalam darah
dengan hasil maksimal setelah tiga bulan terapi. Analog GnRH juga memiliki beberapa kegunaan
- Mengurangi jumlah darah yang terbuang pada saat operasi dan perlunya transfusi
darah
- Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus pada kehamilan 12-14 minggu
1. Miomektomi, dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak.
Pendekatan pada tumor dilakukan melalui dinding uterus dimana mioma dibuka dengan
diseksi tajam dan tumpul, pseudokapsul dapat mengakibatkan diseksi sulit untuk
dilakukan. Mioma diangkat dengan bantuan obeng mioma, rongga yang terbentuk akibat
mioma kemudian dijahit dan dinding uterus dilipat untuk membawa garis jahitan
2. Histerektomi, dilakukan pada pasien yang tidak menginginkan anak lagi, terbagi atas 2
macam, yaitu:
b. Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12
minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atau
enterokel
Embolisasi arteri uterus kini emakin banyak digunakan untuk menangani mioma dengan
pendekatan yang kurang invasif. Tujuannya adalah untuk mengurangi suplai darah ke mioma
3.10 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
19
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh
mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma uterus. Keganasan umumnya baru
ditemukan pada pemeriksaan histopatologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan
keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen akut. Jika torsi
terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan
suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum. Sarang
mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan
sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan hingga perdarahan
3.11 PROGNOSIS
Terapi bedah bersifat kuratif. Kehamilan di masa yang akan datang tidak akan dibahayakan
oleh miomektomi, walaupun seksio sesarea akan diperlukan setelah diseksi lebar untuk masuk ke
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pasien Ny. S, usia 36 th, datang dengan keluhan keluar darah dan mules-mules, dialami sejak
kurang lebih 3 bulan yang lalu setelah suntik KB, keluar darah awalnya sedikit, kemudian mulai
bertambah banyak, bergumpal sebanyak 3 pembalut, darah yang keluar berwarna merah segar.
Riwayat perdarahan post koitus (+), riwayat nyeri saat berhubungan (-), riwayat keputihan (-),
riwayat KB (+). Abdomen : Palpasi : tak teraba massa, TFU tak teraba, nyeri tekan (-).
Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin yang kurang dari normal yaitu 5,2 gr/dl
Pemeriksaan obstetric dalam : teraba massa di vagina kesan berasal dari kanalis servikalis
dengan ukuran 4x3x2 cm, lunak, dapat digerakkan, teraba tangkai. Maka pasien ini didiagnosis
DAFTAR PUSTAKA
21
1. Karim A, IMS Murah Manoe, SpOG, Mioma Uteri, dalam : Pedoman Diagnosis dan
10. Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD, Tumors of the
Saunders, 2003.
Kandungan Edisi Kedua Cetakan Ketiga, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 1999.
February 15 2007.