Anda di halaman 1dari 39

TUGAS HASIL PRAKTIKUM

ANTHROPOMETRI

Untuk memenuhi tugas


PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN
ERGONOMI

Oleh :
KELOMPOK 10
1. LUKI FERLIANSYAH NIM. 2013-21-045
2. RISKHA LINDAWATI NIM. 2013-21-029

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa,
berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan
praktikum Analisis Sistem Perancangan kerja “Tempat Tidur
Multifungsi” yang menggunakan data antrho untuk spesifikasinya,
dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Novi Erni, MM, selaku dosen serta Asisten dosen
selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan
serta dukungannya;
2. Orang tua serta teman-teman serta pihak di Universitas Esa
Unggul yang telah memberikan

Kami sangat menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki


banyak kekurangan. Karenanya, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan.

Jakarta, 13 Oktober 2014

Riskha Lindawati Luki Ferliansyah


(Nim.201321029) (Nim.201321045)

`BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern ini banyak sekali produk-produk yang
diproduksi oleh manusia yang memiliki kecanggihan dan
mempunyai fungsi yang cukup besar bagi keperluan manusia dalam
kesehariannya. Namun terkadang produk-produk tersebut tidak
memiliki nilai yang baik bagi kesehatan, dikarenakan hanya melihat
pada sisi desain bukan pada kenyamanan saat digunakan. Untuk itu
dalam tugas Analisis Perancangan dan Sistem Kerja kami
menggunakan data antrhro sebagai spesipikasi dalam pembuatan
produk ini, hal itu untuk mengetahui apa saja yang harus kami
tambahkan agar produk ini memiliki nilai lebih dibanding produk
sejenis.

Dewasa kini Indonesia telah menjadi salah satu negara


yang tingkat perekonomiannya tinggi, oleh karenanya permintaan
akan barang dan jasa sangat besar dan untuk menunjang itu semua
diperlukan adanya kemudahan dalam mengakses segala hal
termasuk juga memperkecil tingkat kesalahan dalam melakukan
pekerjaan itu sendiri. Disini kami akan membuat produk tempat
tidur multifungsi sebagai pemenuhan dalam tugas Analisis Sistem
dan perancangan kerja. Alasannya untuk mempermudah seseorang
dalam melakukan aktivitas, selain itu juga demi menghemat sebuah
ruangan.

Sesuai dengan namanya produk tempat tidur multifungsi,


mencakup banyak hal yakni adanya meja belajar atau tempat
komputer, lemari, serta ornament penghias pada sisi bawah tempat
tidur. Menurut kami dengan adanya pembuatan produk ini sangatlah
berguna, dikarenakan dapat dengan mudahnya mengakses segala hal
yang dibutuhkan.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mampu mengetahui interaksi manusia, mesin, peralatan,


bahan, maupun lingkungan kerja.
2. Mengerti cara pengukuran data anthropometri sebagai
spesipikasi dalam merancang dan mendesain sebuah
produk.
3. Memahami bagaiman cara konsep berfikir (procedural)
dalam menganalisa dan merancang serta mengefesienkan
suatu perangkat kerja.
4. Mampu mendesain sebuah produk dengan menggunakan
sketchup dan membuat dalam bentuk produk jadi.

1.3 Pembatasan Masalah

1. Pengambilan data dilakukan di Laboratorium Teknik


Industri Kampus Emas Universitas esa unggul Jakarta, saat
Praktikum Analisis Perancangan Sistem Kerja yang
dilaksanakan pada tanggal 12 oktober 2014.
2. Pengukuran dimensi berupa data antropometri statis dan
data antropometri dinamis, dan data yang diambil dari 100
mahasiswa teknik industri reguler dan karyawan.
3. Data dimensi tubuh berjumlah 5 data dengan data
antropometri statis sebanyak 5 data dan data antropometri
dinamis sebanyak 38 data.
4. Data dimensi tubuh yang digunakan praktikum kali ini data
dari 100 mahasiswa teknik industri reguler dan karyawan,
yang digunakan untuk merancang sebuah tempat tidur
multifungsi.

1.4 Sistematika Penulisan

1. Penjelasan dari dosen maupun dari asisten dosen mengenai


bagaimana sebuah produk dapat bernilai efesien serta
efektif saat digunakan.
2. Hal-hal mengenai produk tempat tidur multifungsi ini
dipaparkan secara terperinci dan sistematis
3. Data anthro yang didapatkan akan digunakan sebagai
pembuatan produk agar sesuai dengan tujuan penelitian
yakni mengefisienkan benda kerja
4. Dengan adanya tulisan ini kami berharap akan menambah
nilai akan produk yang kami buat ini

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Kerja

Berbicara tentang perancangan sistem kerja tidak lepas dari


nama F.W. Taylor yang merupakan orang yang pertama kali
menemukan ilmu ini serta menerapkannya, walaupun pada dasarnya
dia bukan orang yang berkecimpung pada bidang pendidikan
maupun penelitian, namun dia merupakan bapak dari dua ilmu besar
yakni managemen dan teknik industri (seorang praktisi). Dengan
temuan beliau banyak sekali keuntungan serta perubahan pada
proses pengerjaan yang lebih interaktif serta efesien dalam bekerja.

Disimpulkan bahwa perancangan sistem kerja merupakan suatu


ilmu dimana teknik-teknik dan prinsif-prinsif untuk mendapatkan
rancangan terbaik dari sistem kerja yang saling berhubungan.
Teknik-teknik dan prinsif-prinsif ini digunakan untuk mengatur
komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan
sifat dan kemampuannya, peralatan kerja, bahan, serta lingkungan
kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas dan
efisiensi yang tinggi bagi perusahaan serta sehat, aman, nyaman
bagi para pekerja. Secara garis besar pengukuran kebaikan
rancangan sistem kerja berdasarkan pada waktu, beban fisik yang
dialami, serta akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang
ditimbulkannya. Untuk itu diperlukan ketelitian dalam merancang
serta mendesain suatu produk karena akan sangat mempengaruhi
kinerja seseorang dalam melakukan aktivitasnya.

2.2 Ergonomi
Dalam sistem kerja manusia berperan sentral untuk
merencanakan, merancang, melaksanakan, mengevaluasi sistem
yang bekerja secara keseluruhan yang harus terorganisir untuk
memperoleh hasil yang memuaskan. Agar hasil yang dicapai
maksimal maka diperlukan suatu prinsif dimana seseorang harus
mengoptimalkan kinerjanya demi tercapainya sistem yang
ergonomi.
Yang dimaksud dengan ergonomi adalah cabang ilmu yang
memanfaatkan informasi-informasi sifat, kemampuan, dan
keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga
seseorang dapat bekerja pada sistem itu dengan baik, hal ini untuk
mendapatkan tujuan dimana pekerjaan itu dapat dilakukan dengan
efektif, sehat, aman, nyaman, dan efesien. Ergonomi tidak hanya
berbicara pada alat/mesin, namun juga mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan interaksi antara manusia dengan sistem kerja lain,
seperti bahan serta lingkungan.
Menurut Annis & Mc Conville (1996), ergonomi merupakan
suatu cara dimana rancangan sistem menitik beratkan pada
penyesuaian desain terhadap kenyamanan manusia, serta
mendapatkan dan menerapkan informasi menurut karakter manusia,
selain itu juga kapasitas harus disesuaikan pada keterbatasannya
terhadap desain pekerjaan, mesin, sistem, ruangan kerja, dan
lingkungan. Hal ini dilakukan agar manusia dapat hidup dan bekerja
secara sehat, aman, nyaman dan efisien.
Pulat (1992), ia menawarkan konsep desain produk sebagai
sarana untuk mengefesienkan serta menjamin keselamatan dalam
penggunaan sebuah desain produk. Konsep tersebut menggunakan
reliabilitas, kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan
dalam pemakaian, dan efisien dalam dalam pendesainannya.
Menurut (Sutalaksana 1979), dilihat dari sisi rekayasa,
informasi hasil penelitian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4
bidang penelitian, yaitu :

a. Penelitian tentang Display


Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan
yang dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-
lambang. Display terbagi menjadi dua bagian, yaitu Display Statis
dan Display Dinamis. Display Statis adalah display yang
memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu,
misalnya peta. Sedangkan Display Dinamis adalah display yang
dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya spidometer yang
memberikan informasi kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap
kondisi.

b. Penelitian tentang Kekuatan Fisik Manusia


Penelitian ini mencakup pengukuran kekuatan/daya fisik manusia
ketika bekerja, dan mempelajari bagaimana cara bekerja, serta
peralatan apa saja yang harus dirancang agar sesuai dengan
kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas tersebut,
penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik.

c. Penelitian Ukuran/DimensiTempat Kerja


Penelitian ini mengarah pada bagaimana cara mendapatkan ukuran
tempat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, yang mana
ukuran atau dimensi tempat kerja sangat mempengaruhi manusia itu
dalam melakukan pekerjaan, hal ini dipelajari dalam penyusunan
data Antropometri.

d. Penelitian tentang Lingkungan Fisik


Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan
fisik dari ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja. Hal
ini meliputi perancangan cahaya, suara, warna, temperatur,
kelembaban, bau-bauan dan getaran pada suatu fasilitas kerja.
Masalah ini akan dibahas lebih jelas pada praktikum Lingkungan
Kerja Fisik.

2.3 Anthropometri

Antropometri merupakan salah satu tool ilmu yang digunakan


untuk menciptakan kondisi kerja yang ergonomis. Ergonomi
merupakan ilmu perancangan berbasis manusia (Human Centered
Design). Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja menjadi
lebih produktif dan efisien.
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang
berarti manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran
(Bridger, 1995). Apabila didefinisikan antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk
pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk
maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.
Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun
fasilitas merupakan faktor yang penting dalam menunjang
peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik
produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus
berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders &
Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992),
antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik
fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang
dipakai orang.
Antropometri sendiri juga dapat diartikan sebagai pengetahuan yang
menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh.
Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Antropometri statis
Pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam
posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil
secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar
hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan
dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus
dalam keadaan diam.
2. Antropometri dinamis
Pengukuran ini terletak pada dimana dimensi tubuh diukur
dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih
kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran
dinamis, yaitu:
1. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk
mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh:
dalam mempelajari performa atlet.
2. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif
saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika
dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau
operator komputer.

Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-
ahli ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan
(Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:
a. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang
ekstrim.
Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi
dari pintu darurat.
b. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara
rentang ukuran tertentu.
Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa
digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa
dirubah-rubah.
c. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi
tunggu, dan lain- lain.

Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimal dari


suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi
tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu
diamati adalah seperti berat dan pusat massa (centre of gravity) dari
suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan
melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dan lain-lain.
Oleh sebab itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai
dengan tubuh manusia, hal ini untuk memastikan tidak adanya
kesalahan pada saat merancang dan mendesain sistem kerja.
Pengukuran tersebut bersifat relatif mudah untuk didapat jika
diaplikasikan pada data perseorangan, namun semakin banyak
jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin
kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh
lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya
(Nurmianto, 1996).
Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan
secara luas antara lain dalam hal :
a. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dan
sebagainya).
b. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dan
sebagainya).
c. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi,
meja, dan sebagainya).
d. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia,


diantaranya:
1) Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir
sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun
untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran
tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.
2) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih
besar kecuali dada dan pinggul.
3) Suku Bangsa (Etnis)
Variasi dimensi terjadi, karena pengaruh etnis.
4) Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan
ukuran tubuh manusia

Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu


(khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi
tubuh manusia, seperti:
1) Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan
produk bagi orang- orang cacat.
2) Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang
berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi
pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam
satu tempat dengan tempat yang lain.
3) Kehamilan (pregnancy)
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja
memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk
yang dirancang.

2.4 Pengukuran Bentuk Tubuh

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh


manusia, sehingga dirasakan nyaman dan menyenangkan saat
bekerja serta saat menggunakan alat penunjangnya .
Terdapat 5 tingkat kenyamanan, yaitu:
 5 - ketidaknyamanan/sakit yang tidak tertahankan
 4 - sakit yang masih bisa ditahan
 3- sakit
 2- kematian rasa
 1 - sensasi yang dirasakan
 0 - tidak ada sensasi

Misalnya kita akan mengukur tingkat kenyamanan suatu kursi,


maka untuk menentukan terjadinya sensasi tersebut, terdapat 9 titik
penting pertemuan antara badan dengan kursi yang menentukan
kenyamanan, yaitu:
1. Daun pundak (bagian yang paling menonjol dari tulang
belikat)
2. Dasar pundak
3. Daerah punggung yang melengkung
4. Daerah lengkungan pinggang
5. Pantat
6. Pantat paling bawah
7. Pangkal paha
8. Pertengahan paha
9. Ujung paha

Ke Sembilan titik inilah yang terkadang belum menjadi spesifikasi


dalam merancang desain sebuah produk, kami berharap dengan
adanya rancangan yang kami buat ini kedepannya produk-produk
terbaru harus memiliki spesipikasi yang sesuai dengan ilmu
ergonomi.
BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Rancangan/ Desain Benda Kerja

3.2 Data Anthro yang Digunakan

Data Pers
No Kode Kegunaan Alasan
Anthro entil
1 Tinggi A1 Digunakan 5% Untuk
Jangkaua untuk panjang memastikan
n Tegak tempat tidur ujung kaki
multifungsi tidak
terganggu
oleh ujung
ranjang
2 Tinggi B1 Untuk 95 Apabila
Badan menentukan % pengguna
Tegak jangkaun ingin
pengguna ke mengambil
rak, lemari
atau tempat
tidur
3 Tinggi C1 Menentukan 95% Agar kepala
Kepala tinggi tempat pengguna
Duduk tidur dengan tidak terbentur
langit-langit saat
menuju/terbag
un dari tempat
tidur
4 Panjang B1 Menentukan 5% Apabila
Jangkaun jangkaua pengguna
dalam rak ingin
buku- meja mengambil
dan lemari buku ataupun
membersihkan
ya dapat
dilakukan
siapa saja
5 Rentang A2 Untuk 5% Agar
Tangan menentukkan pengguna
lebar tempat merasa
tidur nyaman saat
tertidur dan
dapat
menempatkan
guling
disampingnya
6 Lebar A3 Untuk 95 Walaupun
Tubuh menentukanan % pengguna
Maksimu Jarak Meja dan memiliki
m Lemari tubuh yang
diatas rata-
rata maka
dapat
digunakannya
7 Punggun A4 Digunakan 95 Agar saat
g Dada untuk % pengguna
pengaman bergerak
tempat tidur dalam
keadaan
tertidur
dipastikan
tidak terjatuh
8 Tinggi C2 Digunakan 5% Memastikan
Politeal untuk jarak antara
mengukur popliteal ke
tinggi Kursi lantai tidak
terlalu tinggi
9 Pantat ke C4 Untuk 5% Agar lebar
Politeal membuat lebar tempat
tempat duduk t duduknyaman
tidak terlalu
besar tidak
terlalu kecil
10 Tinggi C9 Digunakan 5% Dengan tinggi
Siku untuk meja yang
menentukan ideal maka
Tinggi Meja pengguna
merasa
nyaman saat
menulis atau
melakukan
kegiatam alin
11 Tinggi C8 Menentukan 95% Agar kaki
Paha Jarak kursi dan pengguna
tepi bawah tidak
meja mengenai sisi
atas meja dan
dapat lebih
santai
12 Lebar D7 Menentukan 95 Saat pengguna
Pinggul Lebar kursi % duduk,
duduk pengguna
dapat leluasa
menggerakan
pinggulnya
apabila
mengalami
ketegangan
13 Lebar C11 Menentukan 95% Memastiakan
Bahu Lebar pengguna
sandaran kursi dapat duduk
dengan santai
saat bersandar
14 Tinggi C7 Menentukan 5% Memastikan
Sandaran Tinggi keamanan saat
sandaran kursi pengguna
bersandar
pada kursi
15 Panjang D22 Menetukan 5% Saat pengguna
Telapak diameter bilah naik ke tempat
Tangan anak tangga tidur dapat
dengan aman
menggenggam
bilah
16 Tinggi D9 Menentukan 5% Memastikan
Jangkaua panjang keamanan
n Duduk pengaman pengguna saat
ranjang tertidur
17 Siku ke B4 Digunakan 5% Jadi saat
Lantai untuk tinggi pengguna
gagang pintu ingin
lemari mengambil
pakain dapat
dengan mudah
menjangkau
gagangnya

18 Lebar D23 Digunakan 95% Saat pengguna


telapak panjang menarik
tangan gagang lemari gagang tangan
sampai pengguna
ibu jari tidak akan
terhimpit oleh
gagang itu
sendiri

19 Panjang D21 Menentukan 95% Saat pengguna


kepala Tinggi kepala tertidur
maksima tempat tidur dipastikan
l aman karena
tidak akan
terbentur oleh
langit-langit
maupun
ranjang

3.3 Perhitungan data Antrho

1. A1 - Tinggi jangkaun tegak

Digunakan untuk mengukur panjang tempat tidur multifungsi, yang


menggunakan Persentil bawah (5%) ;

X-bar = 208.40 cm

S = 14.33 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5 % × s)

= 208.40 + (-1.645 × 14.33)

= 208,80 + (-23.57)

= 184.83 cm

Toleransi  184.83 cm + 25.17 cm = 210 cm


2. B1 – Tinggi badan tegak

Digunakan untuk mengukur tinggi rak – lemari – tempat tidur, yang


menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 165.12 cm

S = 7.74 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95 % × s)

= 165.12 + (1.645 × 7.74)

= 165.12 + 12.73

= 177.85 cm

Toleransi  177.85 cm + 2.15 cm = 180 cm

3. C1 – Tinggi kepala duduk

Digunakan untuk mengukur tinggi tempat tidur dengan langit-langit,


yang menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 86.82 cm

S = 4.53 cm
X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 86.82 + (1.645 × 4.53)

= 86.82 + 7.45

= 94.72 cm

Toleransi  94.72 cm + 1.28 cm = 96 cm

4. A6 - Panjang jangkauan

Digunakan untuk mengukur dalam rak buku, meja, dan lemari yang
menggunakan persentil bawah (5%) ;

X-bar = 78.72 cm

S = 6.26 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z5% × s)

= 78.72 + (1.645 × 6.26)

= 78.72 + (-10.30)

= 68.42 cm

Toleransi  68.42 cm + 1.58 cm = 70 cm


5. A2 – rentang tangan

Digunakan untuk mengukur lebar tempat tidur yang menggunakan


persentil bawah (5%) ;

X-bar = 168.74 cm

S = 10.10 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 168.74 + (1.645 × 6.26)

= 168.74 + 10.10

= 152.13

Toleransi  152.13 cm + 2.87 cm = 155 cm

6. A3 – lebar tubuh maksimum

Digunakan untuk mengukur jarak meja dan lemari, serta lebar


tangga yang menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 45.37 cm

S = 6.12 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)


= 45.37 + (1.645 × 6.12)

= 45.37 + 10.07

= 55.44

Toleransi  55.44cm + 2.56 cm = 155 cm

7. A4 – punggung dada

Digunakan untuk mengukur tinggi jeruji pengaman tempat tidur


yang menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 20.86 cm

S = 2.76 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 20.86 + (1.645 × 2.76)

= 20.86 + 4.54

= 25.40

Toleransi  25.40cm + 0.6 cm = 26 cm

8. C2 – tinggi pepliteal
Digunakan untuk mengukur tinggi kursi yang menggunakan
persentil bawah (5%) ;

X-bar = 44.03 cm

S = 2.62 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 44.03 + (-1.645 × 2.62)

= 44.03 + (-4.30)

= 39.73

Toleransi  39.73 cm + 0.27 cm = 40 cm

9. C4 – pantat ke polliteal

Digunakan untuk mengukur panjang kursi yang menggunakan


persentil bawah (5%) ;

X-bar = 45.49 cm

S = 3.07 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 45.49 + (-1.645 × 3.07)


= 45.49 + (-5.05)

= 40.44

Toleransi  40.44 cm + 0.56 cm = 41 cm

10. C9 – tinggi siku

Digunakan untuk mengukur tinggi meja yang menggunakan


persentil bawah (5%) ;

X-bar = 24.97 cm

S = 3.11 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 24.97 + (-1.645 × 3.11)

= 24.97 + (-5.12)

= 19.85

Toleransi  19.85cm + 5.15 cm = 25 cm

11. C8 – tinggi paha


Digunakan untuk mengukur jarak kursi dan tepi bawah meja yang
menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 18.43 cm

S = 3.39 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 18.43 + (1.645 × 3.39)

= 18.43 + 5.57

= 24

Toleransi  24cm + 1 cm = 25 cm

12. D7 – lebar pinggul duduk

Digunakan untuk mengukur lebar tempat duduk yang menggunakan


persentil atas (95%) ;

X-bar = 35.56 cm

S = 7.01 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 35.56 + (1.645 × 7.01)


= 35.56 + 11.53

= 47.69

Toleransi  47.69 cm + 0.31 cm = 25 cm

13. C11 – Lebar bahu

Digunakan untuk mengukur lebar sandaran kursi yang


menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 43.50 cm

S = 4.63 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 43.50 + (1.645 × 4.63)

= 43.50 + 7.61

= 51.11

Toleransi  51.11cm + 0.89 cm = 52 cm

14. C7 – Tinggi bahu duduk


Digunakan untuk mengukur tinggi sandaran kursi yang
menggunakan persentil atas (5%) ;

X-bar = 58.94 cm

S = 6.42 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 58.94 + (-1.645 × 6.42)

= 58.94 + (-10.56)

= 48.38

Toleransi  48.38cm + 1.62 cm = 50 cm

15. D22 panjang telapak tangan

Digunakan untuk mengukur diameter anak tangga yang


menggunakan persentil atas (5%) ;

X-bar = 17.89 cm

S = 2.27 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 17.89 + (-1.645 × 2.27)


= 17.89 + (-3.73)

= 14.16

Toleransi  14.16 cm + 10.84 cm = 15 cm

K = 2 𝜋𝑟

15 = 2 (3.14) R

15 = 6.28  15 : 6.28 = 2.38

D = 2R

D = 2 (2.38)  = 4.76 cm

16. D9 – Tinggi jangkaun duduk

Digunakan untuk mengukur panjang pengaman ranjang yang


menggunakan persentil atas (5%) ;

X-bar = 128.38 cm

S = 7.35 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 128.38 + (-1.645 × 7.35)

= 128.38 + (-12.09)
= 116.29

Toleransi  116.29 cm + 0.71 cm = 117 cm

17. B4 – siku ke lantai

Digunakan untuk mengukur tinggi gagang pintu lemari yang


menggunakan persentil atas (5%) ;

X-bar = 102.42 cm

S = 11.02 cm

X-bar 5% = x-bar + ( Z5% × s)

= 102.42 + (-1.645 × 11.02)

= 102.42 + (-18.13)

= 84.29

Toleransi  84.29 cm + 0.71 cm = 85 cm

18. D23 – lebar telapak tangan sampai ibu jari

Digunakan untuk mengukur panjang gagang lemari yang


menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 10.52 cm
S = 1.28 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 10.52 + (1.645 × 1.28)

= 10.52 + 2.10

= 12.62

Toleransi  12.62 cm + 1.38 cm = 14 cm

19. D21 – Panjang kepala maksimal

Digunakan untuk mengukur tinggi kepala tempat tidur yang


menggunakan persentil atas (95%) ;

X-bar = 21.50 cm

S = 2.28 cm

X-bar 95% = x-bar + ( Z95% × s)

= 21.50 + (1.645 × 2.28)

= 21.50 + 4.74

= 26.24

Toleransi  26.24 cm + 1.76 cm = 28 cm


3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Data Anthro

No Kegunaan Data X Tolera A Ukur


Data Anthro cm nsi cm an
Anthro yang Mak
Digunaka et
n
1 Penempata Tinggi 184 +25.1 21
n alat-alat Jangkauan .83 7 0
di atas Tegak
kepala
2 Memastika Lebar 177 +2.15 18
n tubuh Tubuh .85 0
pengguna Maksimu
sesuai m
dengan
ukuran
tubuhnya
3 Panjang 94. 1.28 96
Jangkauan 72
4 Tinggi 68. +1.58 70
Badan 42
Tegak
5 Rentang 152 +2.87 15
tangan .13 5
6 Lebar 55. +2.56 58
tubuh 44
maksimu
m

7 Punggung 25. +0.6 26


dada 40
8 Tinggi 39. 0.27 40
Popliteal 73
9 Untuk Pantat ke 40. 0.56 41
membuat popliteal 44
lebar
tempat
duduk t
10 Untuk Tinggu
menentukk siku
an tinggi
sandaran
yang tepat
11 Tinggi 24 +1 25
paha
12 47. +0.31 48
69
13 Lebar 51. +0.89 52
bahu 11
14 Tinggi 48. +1.62 50
bahu 38
duduk
15 Diameter
bilah anak
tangga
16 Tinggi 116 +0.71 11
jangkaun .29 7
duduk
17 Siku ke 84. +0.71 85
lantai 29
18 Lebar 12. 1.38 14
telapak 62
tangan
sampai
ibu jari
19 Panjang 26. 1.76 28
kepala 24
maksimal
BAB IV ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

4.1 Analisa Data Antrho dan Persentil yang Digunakan


4.2 Analisa Toleransi yang Digunakan

4.3 Analisa Perbandingan Benda Kerja dan Aktual


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Kami berharap produk yang kami buat ini dapat dijadikan sebagai
contoh dari produk sejenis, selain itu produk kami ini dapat
dipasarkan nantinya.

Sebenarnya banyak produk yang kita pakai sehari-hari yang


belum efektif, namun karena data anthro yang terdapat dalam
produk tersebut tidak mencukupi 10 dari persyaratan data antrho
untuk praktikum yang ada dalam buku, harapan kami kedepannya
agar produk yang tidak memiliki data tidak lebih dari 10 data anthro
harus kita perhatikan lagi dan dikembangkan.

Untuk sistemtematika penulisan harapan kami kedepan tidak


menggunakan kertas A5 karena tidak terlalu menarik untuk tulisan
itu sendriri, dan untuk memuat penjelasan sebuah keterangan pada
tabel tidak terlalu optimal saat kami menulisnya

Anda mungkin juga menyukai