Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah
seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang
disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti
benda mati, mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena
keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar
biasa dalam kehidupan mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat mistik,
seperti wabah penyakit sampar yang berjangkit di suatu tempat dianggap sebagai
kutukan dan kemarahan dewata.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh
masyarakat kita saat ini . Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin
banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu sajadi pengaruhi
oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya faktor tingkah
laku saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat? Sebelum membahas
tentang masalah kesehatan masyarakat tentunya lebih baik jika kita memahami konsep
dari kesehatan masyarakat itu terlebih dahulu.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh
masyarakatkita saat ini .Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin banyak pula
macam penyakit yang mendera masyarakat.Hal ini tentu sajadi pengaruhi oleh faktor tingkah
lakumanusia itu sendiri.Tapi apakah benar hanya faktor tingkah laku saja yang mempengaruhiderajat
kesehatan masyarakat?Sebelum membahas tentang masalah kesehatan masyarakattentunya lebih baik
jika kita memahami konsep dari kesehatan masyarakat itu terlebih dahulu.

1
B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini akan di bahas mengenai konsep dari kesehatan masyarakat,yaitu antara lain:

1. Bagaimana sejarah Ilmu kesehatan masyarakat?


2. Apa periode periode Ilmu kesehatan masyarakat?
3. Bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia?
4. Apa defenisi Ilmu kesehatan masyarakat?
5. Apa faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat?
6. Siapa saja sasaran kesehatan masyarakat?
7. Apa saja tingkat pencegahan penyakit?

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat. Serta perkembangan kesehatan mayarakat di
Indonesia, baik dalam bidang preventif,kuratif maupun rehabilitasi ialah agar setiap
warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik
jasmani, rohani, maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang.
Untuk mencapai tujuan ini Winslow menerapkan satu syarat yang sangat penting
yaitu : harus selalu ada pengertian, bantuan dan partisipasi dari masyarakat secara
teratur dan terus menerus.
( Health programes can be truely effective only with the under standing,the support and
the perticipation of the citizedns ).

2
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Kesehatan Masyarakat

A. Sejarah kesehatan masyarakat

Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani
yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius
disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak
disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa
ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-
prosedur tertentu dengan baik.
Hegeia, seorang asistennya sekaligus istrinya juga telah melakukan upaya
kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan
masalah kesehatan adalah ;

1) Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit


tersebut terjadi pada seseorang.

2) Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah


kesehatan melalui “hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman yang beracun,
makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila
orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara
alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan
memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan
pengobatan/pembedahan.

3) Mitos Dua Aliran

a. Aliran Ausculapius
Cenderung menunggu terjadi sakit (setelah sakit),disebutpendekatan
curative/pengobatan, kelompok ini terdiri dari dokter gigi, psikiater dan praktisi lain
yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis/mental maupun social.

b. Aliran Hygiea
Cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit atau preventif dan
meningkatkan kesehatan promosi atau promitif sebelum jatuh sakit.Keompok ini terdiri
dari lulusan sekolah/institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang seperti
pengamat kesehatan, pemilik kesehatan.
Dari kedua aliran tersebut terjadi pemisahan kelompok profesi yaitu : pelayanan kuratif
( curative health care) dan pelayanan pencegahan ( preventif health care ).

3
B. Periode perkembangan kesehatan masyarakat

Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat dikelompokkan dalam 2 periode:

1) Periode sebelum ilmu pengetahuan


Pada periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti pentingnya kesehatan
dalam kehidupannya dalam sehari-hari, ini ditandai dengan adanya peraturan tertulis
yang mengatur pembuangan limbah kotoran yang tujuan awalnya tidak untuk kesehatan
tetapi karena limbah menimbulkan bau tidak sedap. Namun lama-lama mereka makin
menyadari pentingnya kesehatan masyarakat setelah timbulnya berbagai macam
penyakit menular menyerang sebagian penduduk dan menjadi epidemi bahkan telah
menjadi endemi. Contohnya kolera namun upaya pemecahan masalah secara
menyeluruh belum dilakukan.

2) Periode ilmu pengetahuan


Periode ini masalah penyakit merupakan masalah yang komplek, sehingga jika
pada periode sebelum ilmu pengetahuan belum ditemukan pemecahan masalah, pada
periode ini mulai ditemukann penyebab-penyebab penyakit dan vaksin sebagai
pencegah, ini dibuktikan Lous Pasteur menemukan vaksin pencegah cacar.Josep Lister
menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton
menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi.Penyelidikan dan upaya-upaya
kesehatan masyarakat secara ilmiah pun mulai digalakkan.Ini dibukatikan dengan telah
dikembangkannya pendidikan tenaga kesehatan profesional oleh seorang pedagang
wiski dari baltimor Amerika dengan berdirinya universitas serta pemerintah Amerika
membentuk departemen kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi
penduduk, juga perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.

Abad Ke-16 Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar


dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.
Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah
Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan
masyarakat.

Tahun 1807 Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun


bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam
rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu,
tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.

Tahun 1888 Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang


kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan,
Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini
menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar,
gizi dan sanitasi.

Tahun 1925 Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda


mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan
propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto,

4
Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.

Tahun 1927 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah


menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI
tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut
punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-
dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.

Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan


persalinan.

Tahun 1935 Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi,


dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.

Tahun 1951 Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y.


Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan
Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat
dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini
bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai
konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat
primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari
Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai
dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian
disebut Puskesmas.

Tahun 1952 Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan.

Tahun 1956 Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek


percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan
masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan
antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.

Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan


masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia.
Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas
yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.

Tahun 1968 Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas


adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang
kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi
Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu,
menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja
kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.

5
Tahun 1969 Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai
dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974
yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan
Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di
tiap Propinsi.

Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe
Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan
stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard).
Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial
yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan
Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan
pengembangan kerjasama tim.

Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga


berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare,
Immunisasi).

Awal tahun Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan


1990-an fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat,
selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.

C. Definisi kesehatan masyarakat

Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang sangat luas, yang mempelajari
kesehatan orang banyak.
Untuk dapat mengerti dengan baik tentang Kesehatan Masyarakat beserta
kegiatan-kegiatannya, baiklah kita fahami batasan-batasan berikut :

a. Kesehatan
Menurut Undang-undang No. 9 tentang Pokok-pokok Kesehatan, dalam Bab 1,
Pasal 2 :
Yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang-undang ini ialah yang meliputi
kesehatan badan, rohani ( mental ) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.

b. Kesehatan Rohani ( Kesehatan Mental )


Dalam Tambahan Lembaran Negara R.I. NO. 2805, termuat Penjelasan
Undang-undang No. 3 tahun 1960 tentang Kesehatan jiwa, dalam pasal 1 :
Kesehatan jiwa ( Mental Health ) menurut faham Ilmu Kedokteran pada
waktu sekarang adalah satu kondisi yang memungkinkan perkembangan

6
fisik, intelektuil dan emosional yang optimal dari seorang dan perkembangan
itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain.

c. Kesehatan Sosial
Dalam tambahan lembaran Negara R.I No. 2068 termuat Penjelasan
Undang-undang No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok Kesehatan dalam
pasal 3 :
Yang dimaksut dengan kesehatan sosial ialah peri kehidupan dalam
masyarakat; peri kehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga
negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan
kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang
memungkinkannya bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada
waktunya.

d. Masyarakat
Menurut Linton; Masyarakat adalah kelompok manusia yyang telah cukup
lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan
dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu, Jadi ;

1. Keluarga adalah satu bentuk masyarakat yang terkecil. Kumpulan dari


keluarga-keluarga menentukan gambaran keadaan masyarakat yang lebih
besar.
2. Untuk mempelajari keadaan masyarakat, kita harus pula mempelajari
tentang kehidupan manusia seperti ; sosiologi, psikologi, anthropologi,
ethnologi, ekologi ekonomo dsb.

Menurut Winslow Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan


seni yang :

Bertujuan :
1. Mencegah timbulnya penyakit.
2. Memperpanjang masa hidup.
3. Mempertinggi nilai kesehatan.
Dengan jalan ; menimbulkan, menyatukan, menyalurkan,
mengkoordinir usaha-usaha didalam masyarakat ke arah
terlaksananya usaha-usaha ;

1. Memperbaiki kesehatan lingkungan.


2. Mencegah dan memberantas penyakit-penyakit infesi yag
merajalela dalam masyarakat.
3. Mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan
perorangan.
4. Mengkoordini tenaga-tenaga kesehatan agar mereka dapat
melakukan pengobatan dan perawatan dengan sebtaik-baiknya.

7
5. Memperkembangkan usaha-usaha masyarakat agar dapat
mencapai tingkatan hidup yang setinggi-tingginyha sehingga
dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya.

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis´ (Pasal 1 butir 1 UU No. 36 Tahun 2009)
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan
seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat.
Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu
meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu
kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan
masyarakat.

D. Ruang lingkup kesehatan masayarakat

1. Meningkatkan fungsi kehidupan ; tercapai kehidupan kesehatan yang optimal dan


mandiri

2. Sasaran meliputi : individu, keluarga, agama, kelompok, dan masyarakat sebagai satu
kesatuan yang utuh.

3. Pelayanan terutama ditujukan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitative.

4. Pendekatan bersifat menyeluruh menggunakan metode asuhan secara konsisten dan


berkesinambungan.

5. Pelaksanaan kegiatan melibatkan peran serta aktif masyarakat baik sebagai objek atau
subjek.

6. Kesehatan masyarakat membina prilaku hidup, sehat masyarakat.

7. Pelaksanaan kesehatan masyarakat harus mengacu kepada perkembangan dalam


pembangunan bidang kesehatan.

8. Kesehatan masyarakat merupakan reakisasi fungsi pelayanan dari yang bersifat


umum sampai yang bersifat khusus.

8
9. Pelaksanaan asuhan kesehatan masyarakat dilakukan institusi, pelayanan kesehatan
dan institusi lainnya ( panti, sekolah, dll) dan di rumah penduduk dan di mana
keluarga sebagai unik pelayanan.

Ruang lingkup kegiatan masyarakat meliputi usaha ;

1. Promotif ( peningkatan kesehatan )


Adalah ; usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang mliputi
usaha usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur istirahat yang cukup
dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

2. Preventif ( pencegahan penyakit )


Adalah ; usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui
usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan
kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.

3. Kuratif ( pengobatan )
Adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat diobati
secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan kesehatannya.

4. Rehabilitative ( pemeliharaan kesehatan )


Adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit
yang di derita.

Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain,


mencakup :
1) Ilmu biologi
2) Ilmu kedokteran
3) Ilmu kimia
4) Fisika
5) Ilmu Lingkungan
6) Sosiologi
7) Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)
8) Psikologi
9) Ilmu pendidikan

Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang


multidisiplin. Secara garis besar,disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan
masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat
ini antara lain sbb:
1) Epidemiologi.
2) Biostatistik/Statistik Kesehatan.
3) Kesehatan Lingkungan.
4) Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5) Administrasi Kesehatan Masyarakat.

9
6) Gizi Masyarakat.
7) Kesehatan Kerja.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

1) Lingkungan
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural ataubuatan manusia), dan
sosiokultur (ekonomi, pendidikan,pekerjaan dll). Pada lingkungan fisik, kesehatan
akandipengaruhi oleh kualitas sanitasi lingkungan dimana manusiaitu berada.
Hal ini dikarenakan banyak penyakit yang bersumberdari buruknya kualitas
sanitasi lingkungan, misalnya;ketersediaan air bersih pada suatu daerah akan
mempengaruhiderajat kesehatan karena air merupakan kebutuhan pokokmanusia dan
manusia selalu berinteraksi dengan air dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan lingkungan sosial berkaitandengan kondisi perekonomian suatu
masyarakat. Semakin miskin individu/ masyarakat maka akses untuk
mendapatkanderajat kesehatan yang baik maka akan semakin sulit.

2) Perilaku/Gaya hidup
Gaya hidup individu/masyarakat sangat mempengaruhiderajat kesehatan.
Contohnya: dalam masyarakat yang mengalami transisi dari masyarakat
tradisionalmenuju masyarakat modern, akan terjadi perubahangaya hidup pada
masyarakat tersebut yang akanmempengaruhi derajat kesehatan.

F. Sasaran kesehatan masyarakat

1) Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.


2) Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
3) Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.
4) Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.
5) Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra
upaya.

10
G. Tingkat pencegahan penyakit

Lima langkah pencegahan penyakit menurut leavel and clark:

1.peningkatan kesehatan (healthpre promotion)


2.perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit- penyakit tertentu ( general and
spesifik protection)
3. menegakkan diagnose secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnose and prompt treatment)
4. pembatasaan kecacatan (disability limitation)
5. penyembuhan kesehatan ( rehabilitation)

Dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan sebagai berikut ;


1. Upaya pencegahan primer
a. Upaya peningkatan kesehatan
 Yaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan
taraf kesehatan individu/keluarga/masyarakat, misalnya ;
 Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi,penyusunan pola gizi
memadai, pengawasan pertumbuhan anak balita dan usia
remaja.
 Perbaikan perumahan yang memenuhi kesehatan.
 Kesempatan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan
pengembangan kesehatan mental dan social.
 Pendidikan kependudukan, nasehat, perkawinan, pendidikan
sexs, dan sebaginya.
 Pengendalian factor lingkungannya yang dapat
mempengaruhi kesehatan.

b. Perlindungan umum dan khusus


Perlindungan khusus terhadap kesehatan.Golongan masyarakat tertentu serta
keadaan tertentu yang secara lansung atau tidak laansung dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan.Upaya-upaya yang termasuk perlindungan
umum dan khusus antara lain :
 Peningkatan hygiene perorangan dan perlindungan terhadap
lingkungan yang tidak menguntungkan.
 Perlindungan tenaga kerja terhadap setiap kemungkin timbulnya
penyakit akibat kerja.
 Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun, korosit,alergen, dan
sebagainya.
 Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan.

11
2. Upaya pencegahan sekunder

Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini dan
pengobatan segera ( earliy diagnosis and prompt treatment) meliputi ;
Mencari kasus sedini mungkin ;
a. Melakukan general check up rutin pada tiap individu.
b. Melakukan berbagai survei ( survey sekolah, rumah tangga ) dalam rangka
pemberantas dan penyakit menular.
c. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan
bebas, golongan narkotika, psikofar maka, dan obat-obat bius lainnya.

3. Upaya pencegahan tersier

Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yang


lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik ataupun mental,
meliputi upaya ;
a. Penyempurnan cara pengobatan serta pertawatan lanjut
b. Rehabilitas sempurna setelah penyembuhan penyakit ( rehabilitas fisik dan
mental )
c. Mengusahakan pengurangan beban social penderita, sehingga mencegah
kemungkinan terputusnya kelajutan pengobatan serta kelanjutan rehabilitas
dan sebagainya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat.
2) Pendidikan kesehatan dapat didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
(perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal.
3) Proses pendidikan kesehatan berlangsung di dalam suatu lingkungan pendidikan atau
tri pusat pendidikan yaitu di dalam keluarga (pendidikan informal), di dalam sekolah
(pendidikan formal), dan di dalam masyarakat.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis berharap untuk makalah
selanjutnya akan lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat menjadi pembelajaran
bagi pembaca.

13
DAFTAR FUSTAKA
Buku Ajaran Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa
Kebidanan/Syafrudin, SKM, M.Kes, theredia EVK, SST, SKM, Dra. Jomima, M.Kes ;
Jakarta ; TIM, 2009
http://www.scribd.com/doc/77550878/Makalah-Ilmu-Kesehatan-Masyarakat-Tentang-
Konsep-Dasar-Kesmasxs
http://tiara3arza.wordpress.com/2011/06/30/pemeliharaan-kesehatan-pada-ibu/
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta : Rineka Cipta.

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Cet.


ke-2, Mei.Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

- Depkes, 2005. Dr. J. Leimena, Peletak Konsep Dasar Pelayanan Kesehatan Primer
(Puskesmas),http://www.depkes.go.id/

A General Outline Of Public Health Care in Indonesia 1964. Departement of Health


Republic of Indonesia. Jakarta. Penerbit PT. CITRA ADITYA BAKTI ( ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT ) Dr. Indan Entjang, Bandung, 1993

14

Anda mungkin juga menyukai