PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara di dunia dengan garis pantai terpanjang kedua setelah
Cile. Banyak pantai di Indonesia yang indah sehingga dijadikan sebagai objek wisata oleh
masyarakat setempat atau oleh pemda setempat, hal ini merupakan sisi positif dari
pemanfaatan alam untuk mendongkrak pendapatan masyarakat di sekitar pantai tersebut.
Bukan hanya untuk masyarakat disekitar pantai namun juga untuk pendapatan daerah
tersebut.
Daerah pesisir merupakan daerah yang sangat peka terhadap degradasi lingkungan,
utamanya dipengaruhi proses atau aktivitas di daratan. Intensifnya tingkat dan eksploitasi manusia
dalam memanfaatkan sumber daya di darat maupun laut menjadi penyebab utama terjadinya
degradasi lingkungan pesisir. Salah satu gangguan terhadap ekosistem daerah perairan pesisir dapat
disebabkan oleh adanya kegiatan industri yang membuang limbah cemaranya ke sungai yang
bermuara di perairan pantai.
Kita mungkin sering mendengar berita tentang ikan yang mati karena memakan
sampah, keberadaan sampah di pantai merupakan masalah klasik yang terus berlanjut
hingga saat ini, telah banyak upaya yang dilakukan agar masyarakat tidak membuang
sampah sembarang di pantai yang dikunjungi, namun belum ada hasil yang signifikan
dalam mengurangi keberadaan sampah di pantai.
1
Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian secara
mendalam yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang dampak keberadaan sampah
2. untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang perubahan sampah pada pantai
zakat Bengkulu
3. Untuk memgetahui persepsi masyarakat tentang solusi untuk mencegah
permasalahan sampah pada pantai zakat.
1. 4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi tentang persepsi
masyarakat tentang keberadaan sampah pada pantai zakat
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Presepsi
2.2 Pantai
Pantai adalah suatu kawasan wilayah peralihan antara laut dan daratan sehingga
kawasan pesisir merupakan ekosistem besar yang di dalamnya terdapat interaksi timbal
balik (feedback) antara faktor biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi di ekosistem pantai
bersifat dinamis dan saling mempengaruhi, selain itu kawasan pesisir merupakan
ekosistem yang mempunyai kekayaan habitat yang beragam (Hutagalung, 1990).
Keanekaragaman pantai adalah melimpahnya sumber daya alam yang tinggi baik hayati
maupun non hayati. Salah satu keanekaragaman hayati yang sering dijumpai pada daerah
pesisir pantai adalah kerang (Yenni, Y., et al, 2005).
3
Pantai merupakan wilayah perbatasan antara daratan dan lautan yang dipengaruhi
oleh pasang air tertinggi dan surut air terendah. Batas daerah daratan pada kawasan pantai
adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan yang dimulai dari batas
garis pasang tertinggi, sedangkan batas daerah lautan pada kawasan pantai merupakan
daerah yang terletak dibawah dan diatas permukaan laut yang dimulai dari sisi laut pada
garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya (Rahman, 2006).
Wilayah pantai ini telah membentuk suatu ekosistem yang beragam dan sangat
produktif serta memberikan nilai ekonomi yang sangat besar terhadap kehidupan manusia.
Selain itu wilayah pantai juga memiliki karakteristik wilayah yang berbeda dengan wilayah
lainnya (Siaka, 2008) Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruh. Ekosistem yang terdapat di
pantai merupakan suatu himpunan integral dari berbagai komponen hayati atau kumpulan
dari organisme hidup dan kondisi fisik yang saling berinteraksi. Hubungan saling
ketergantungan satu dengan yang lain, sehingga apabila salah satu terganggu maka akan
mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada (Darmono, 2005)
Asrul Azwar (1975:25) memberikan pengertian arti dari sampah sebagai berikut :
sampah atau refuse adalah barang atau benda sisa yang tidak terpakai tidak berguna lagi
yang umumnya berasal dari kegiatan manusia termasuk industri, tetapi bukan termasuk
tinja (human waste) dan umumnya bersifat padat atau semi padat. Sampah diproduksi sejak
manusia ada. Pada zaman dahulu sampah masih bukan merupakan masalah. Sampah
ditaruh atau diletakkan begitu saja tanpa perlu pengolahan. Sampah hanya ditinggalkan
begitu manusia berpindah tempat dari satu ketempat lainnya. Sampah mulai menjadi
masalah ketika manusia mulai bertempat tinggal menetap. Sampah merupakan
permasalahan karena keinginan untuk melihat keadaan yang besih ditempat tinggal
maupun ditempat lain. Dengan kondisi ini sampah diusahakan untuk membuang atau
memunahkan sampah. Proses pengolahan sampah dari zaman dulu xviii sampai dengan
zaman sekarang masih tetap sama yaitu: pembuangan, pembakaran, recycling, atau
pengurangan volume pemakaian bahan.
1. Sampah domestik yang terdiri dari sampah rumah tangga, bongkaran bangunan,
sanitasi dan sampah jalanan. Secara umum sampah jenis ini berasal dari perumahan
dan kompleks perdagangan.
2. Sampah dapat diklasifikasikan berdasar bentuknya yaitu:
a. Sampah anorganik/kering seperti logam, besi, kaleng, botol yang
tidak dapat mengalami pembusukan secara alami
b. Sampah organik/basah seperti sampah dapur, restoran, sisa makanan
yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
5
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada hari senin tanggal 20 November sampai 22 November
2017, yang bertempat di wilayah Pantai Zakat Bengkulu
1. Alat tulis
3. Hp (untuk foto)
3. Setelah masyarakat yang kita temui untuk menjadi responden bersedia kita lakukan
wawancara.
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Laki-laki 72% 15
2 Usia ( Tahun)
< 20 5% 1
20-29 20% 4
30-39 40% 8
40-49 30% 5
>50 10% 2
Jumlah
Kegiatan di Pantai
3 zakat
Nelayan 50% 10
Pedagang 30% 6
Wisata 20% 4
Jarak rumah ke pantai
4 zakat
<100 m 20% 4
100 - 200 m 35% 7
200-300 15% 3
300-400 10% 2
400-500 m 15% 5
>500 m 5% 1
No Kategori Skor
1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
7
4. 3 Jumlah Skor dari Responden
No Nama Jenis
Skor
Responden Kelamin
1 Wahyudi L 4
2 Gustiana P 5
3 Gilang L 5
4 Reni P 4
5 Fiko L 4
6 Evi P 4
7 Tarzimi L 5
8 Kartini P 4
9 Ridho L 4
10 Suhana P 4
11 Nurdin L 4
12 Dodi L 5
13 Reza L 4
14 Supri L 4
15 Dimas L 4
16 Andi L 5
17 Yusuf L 4
18 Baron L 5
19 Junaidi L 5
20 Jhon L 4
4.4 Pembahasan
Pantai zakat bengkulu dapat dijadikan tempat wisata keluarga. Pada pantai zakat
terdapat melimpahnya sampah di daerah perpantai, yang dapat menggangu ekositem pantai
zakat. Namun, perkembangan pembangunan wilayah perkotaan yang semakin berkembang
pesat menyebabkan masyarakat dapat merasakan dampak negatifnya, salah satunya adalah
kotornya tepi pantai dan laut yang ada di pantai zakat. Sampah banyak didominasi oleh
sampah plastik. Masyarakat menyayangkan keadaan wilayah pesisir Pantai zakat yang
terus mengalami penumpukan sampah. Dampak ini pun mempunyai sifat jangka pendek
dan jangka panjang yang dipengaruhi kondisi ekosistem dan masyarakat di sekitar. Banyak
nya masyarakat pesisir memberi persepsi sangat setuju pada tanggapan sampah merusak
ekosistem pantai zakat. Serta banyak sampah plastik dan sampah rumah tangga yang
terbawa oleh arus ombak dari hulu kehilir. Masyarakat menyadari bahwa tepi pantai yang
banyak nya sampah berserakat disebabkan pengunjung atau sampah yang terbawa oleh
laut. Pengetahuan masyarakat tentang lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang
8
bersih tidak ada sampah. Pembuangan sampah dilakukan dengan cara dibakar atau dibuang
ke sungai sehingga terbawa ke laut, karena mereka menganggap membuang sampah di
sungai sangat praktis dan tidak merepotkan. Hal ini dapat dilihat dari pendapat masyarakat,
bahwa meskipun kondisi sanitasi lingkungan pantai yang buruk, belum ada usaha
perbaikan yang pernah dilakukan, meskipun masyarakat merasa mencari mata pencarian
dipantai tersebut.
9
sedangkan pemerintah dapat membuat peraturan dan sanksi bagi masyarakat yang
membuang sampah dan limbah ke tepi di pantai zakat
10
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari 20 responden yang ada pengetahuan mereka tentang dampak sampah cukup
bagus, walaupun hanya sedikit yang jawabannya mendekati benar.
2. Persepsi masyarakat tentang keberadaan sampah pada pantai zakat Bengkulu ini dari
jawaban yang ada kebanyakan mereka menjawab bahwasanya adanya sampah yang
berserakan dikarenakan membuang sampah disungai yang bermuara di laut dan para
wisataan yang tidak akan adanya kesadaraan membuang pada tempat sampah.
5.2 Saran
Berdasarkan paparan di atas, ada beberapa saran yang penulis berikan, yaitu:
11
DAFTAR PUSTAKA
Abel, P.D., 1989. Water Pollutiort Biology. Halstod Press. A Division of John Wiley and
Sons, New York.
Dahuri, R., J. Rais., S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu., 1996. Pengelolaan Sumberdaya
Wilayah Pesisir dan ltrutan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta.
Hutagalung, 1990. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Status Pencemaran Laut di
Indonesia dan Teknik Pemantauannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi LIPI. Jakarta.
Nurjanah, dkk. 2005. Kandungan Mineral Dan Proksimat Kerang Darah (Anadara
Granosa) Yang Diambil Dari Kabupaten Boalemo Gorontalo. Buletin
Teknologi Hasil Perikanan. Vol 8 . (2). : 1-4.
Nybakken, & J.W. (1982). Biologi Laut : Suatu pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia.
Rahman. 2006. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada beberapa
Crustacea di Pantai Batakan dan Taksiung kabupaten Tanah Laut Kabupaten
Kalimantan Selatan. Bioscientie. 1(3) 93-101.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Ester M, editor. Jakarta (ID): Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
12
Siaka, 2008. Korelasi antara kedalama sedimen di Pelabuhan Benoa dan Konsentrasi
Logam Berat Pb dan Cu. Jurnal Kimia. 2(1) 61-70.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Ester M, editor. Jakarta (ID): Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Yenni, Y dkk. 2005. Kandungan Logam Berat Air Laut, Sedimen dan Daging Kerang
Darah (Anadara granosa) di Perairan Mentok dan Tanjung Jabung Timur.
Jurnal Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 12(1) 27-32.
13
DOKUMENTASI
14
15