Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
ISNA ALIMA
1901076033
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat
serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan
diakhirat kepada umat manusia.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG………………………………………………………….1
RUMUSAN MASLAH…………………………………………………………1
TUJUAN PEMBAHASAN……………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
KEHIDUPAN SEHARI-HARI………………………………………………….2
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. T. Ramli
2. Thomas Lickona
3. John W. Santrock
4. Elkind
5.Suryanto
Sejak 14 abad yang lalu atau sejak pertama Al-Qur’an diturunkan, Islam telah
memberikan konsep-konsep Tentang pendidikan karakter.Salah satu ayat yang
menerangkan tentang pendidikan karakter adalah Q.S Luqman ayat 12-24, yang dimana
pada surah ini menjelaskan tentang dimana seorang ayah berkata kepada anaknya
“ wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesunggunya
mempersekutukan (Allah) kezaliman yang besar ,
Dari surah tersebut jelas sudah menerangkan bahwa pentingnya seoraang ayah
mrmperhatikan pendidikan anakknya, bagaimana mendidik anak secara islami,dan
perintah mentaati kedua orang tua selama isinya bukan maksiat kepada Allah Swt.
Implikasi dari makna hikmah bagi figur pendidik adalah bahwa seorang
pendidik selain senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan akademiknya, ia
pun berupaya menselaraskan dengan amalannya. Sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitabul ‘ilmi bab
Al-Igtibat fil ‘ilmi wal hihmah.
Secara filosofisnya pendidikan karakter merupakan kajian ilmu yang
paling rasional dan aktual karena membahas tentang tingkah laku manusia yang
tidak tertinggal oleh perubahan zaman. Selain itu pendidikan karakter memiliki
landasan normatif, menurut Hamdani Hamid & Beni Ahmad Saebani antara lain:
Berasal dari ajaran Agama Islam, yaitu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, berlaku
pula untuk ajaran agama lainnya yang banyak dianut manusia. Adat kebiasaan
atau norma budaya. Pandangan-pandangan filsafat yang menjadi pandangan
hidup dan asas perjuangan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Norma hukum
yang telah diundangkan oleh Negara berbentuk konstitusi, undang-undang, dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang bersifat memaksa dan mengikat
akhlak manusia.
(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menghukum saya telah sesat, pasti saya
akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti saya
akan datangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka.
Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (al-A’raf:
16—17)
Karena itu, setan menempuh banyak jalan untuk menyesatkan manusia. Sekian
banyak manusia terjerembab ke jurang nista, menempuh jalan-jalan sesat. Itulah
penyimpangan: saat manusia menyelisihi jalan Allah subhanahu wa ta’ala yang
lurus, menempuh jalan-jalan setan.
‘Dan sungguh inilah jalan yang lurus, maka ikutilah oleh kalian jalan yang lurus
itu’.” (HR. Ibnu Hibban. Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
menyatakan hasan dalam al-Misykah 1/59)
Maka dari itu, perilaku menyimpang bisa didefinisikan sebagai perilaku yang
menyelisihi jalan Allah subhanahu wa ta’ala yang lurus dan menempuh jalan lain
yang ekstrem (berperilaku berlebihan atau perilaku bermudahan), bisa dalam
perkara syahwat maupun syubhat (pemikiran rancu), meninggalkan yang wajib,
melakukan yang diharamkan, dan berbuat bid’ah. (Inhirafu asy-Syabab, Asbabuhu
wa Wasailu ‘Ilajihi, asy-Syaikh Dr. Sulaiman ar-Ruhaili, hlm.18—19)
Mengatasi pernyimpangan tersebut harus segera di rumuskan dengan hukum dan
peraturannya yang harus dijalankan masyarakat indonesia peraturan yang telah di
buat tidak hanya di buat tapi di jalankan dan dipakai. Supaya persimpangan moral
pada anak-anak tidak mengakibatkan anak -anak yang terjerumus pada kelamnya
dunia ini dengan cara memberikan pendidikan berkarakter secara islami.
Islam merupakan agama universal disegala waktu dan tempat yang mencangkup
berbagai aspek kehidupan manusia terutama dalam hal akhlak. Dalam Q.S Al-
Ahzab:21, dan Q.S. Al-Qalam: 4, Allah menjadikan keluhuran akhlak nabi
Muhammad Saw baik perkataan, perbuatan dan ketetapan beliau sebagai landasan
hukum bagi umat Islam setelah Al-Qur‟an. Yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini Berangkat dari keprihatinan penulis mengenai krisis
multidimensional yang dihadapi bangsa Indonesia terutama dalam problem moral,
yaitu dengan ditandai oleh banyaknya aktivitas sikap dan prilaku yang tidak
berkarakter seperti tawuran, fitnah didunia maya, korupsi, seks bebas dan lain
sebagainya. Membuat hati penulis tergerak untuk menyumbangkan ide/gagasan
dalam pendidikan karakter.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diuraikan masalah yang
teridentifikasi sebagai berikut:
1. Banyaknya masalah yang berkaitan dengan karakter negatif/problem
moral mulai dari lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2. Perkembangan zaman yang semakin cepat dengan ditandai oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, harus diimbangi oleh
pendidikan karakter.
3. Para konseptor pendidikan melupakan keimanan sebagai inti dari
sumber karakter maka dari itu perlu adanya Pendidikan Karakter dalam
Perspektif Islam
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah penulis memaparkan hasil penelitian tentang pendidikan karakter
dalam perspektif Islam maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai yang ada dalam karakter Islam adalah berdasarkan kajian
dari ruang lingkup karakter Islam yang bersumber dari Al-qur‟an dan
hadits. Nilainilai karakter Islam senantiasa relevan dalam tantangan
zaman karena nilainilai islam bersifat universal yang dapat diterima oleh
seluruh manusia di segala waktu dan tempat. Untuk mewujudkan
individu yang berkarakter Islami yaitu dengan cara memahami ajaran
agama Islam dengan baik dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter
Islam dalam kehidupan sehariharinya. 2. Untuk mengimplementasikan
pembelajaran di sekolah terdapat dua cara yaitu pendidikan karakter
yang terkait dengan pembelajaran itu sendiri seperti Pendidikan Agama
Islam dan PKn sedangkan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan
pembelajaran lainnya seperti Sejarah, IPA, IPS, Matematika, dan lain-
lain. a. Dalam pengimplementasian pendidikan karakter secara
terintegrasi dengan pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 196 1) Perencanaan Dalam
tahap ini guru dituntut untuk merancang perencanaan pembelajaran agar
bermuatan karakter dengan cara menganalisis SK/KD, pengembangan
silabus, penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter. guru juga diharuskan untuk lebih
cermat lagi dalam memunculkan nilai-nilai karakter. 2) Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini guru harus merancang
langkahlangkah pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik aktif
dalam proses mulai dari pendahuluan, inti, hingga penutup.
3.2 Saran
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan, kami memiliki beberapa
saran yang ingin disampaikan, antara lain:
a) Masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan tentang materi “
Pendidikan karakter berbasis islam” agar tidak menimbulkan
penyimpangan moral di peradaban selanjutnya.
b) Pembaca tidak harus menjadikan makalah ini sebagai number
utama, karena kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini baik isi materi maupun cara penulisannya.
DAFTAR PUSTAKA
PT Bumi Aksara.
Bumi Aksara.
Nata, Abuddin, 1997, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logo Wacana Ilmu.