Anda di halaman 1dari 3

ahirnya Hukum Kepler

Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentris, tidak semua orang
setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori
matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576,
Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian
disana sampai kemudian ia pindah ke Praha pada tahun 1596.

Di Praha, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan
asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang
ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan berbentuk elips
dengan Matahari berada di titik fokus elips itu.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu ;

1. Planet bergerak dalam orbit elips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3. Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata
dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of The
Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang
merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi Copernicus, De
Revolutionibus Orbium Coelestium.

Apa itu Elips?


Elips merupakan tempat kedudukan dari titik-titik yang jumlah jaraknya ke titik fokus adalah tetap.

Gambar 1: Titik Fokus Elips


a = setengah sumbu besar (semimajor axis)
b = setengah sumbu kecil (semiminor axis)
ae = jarak titik focus ke pusat elips
Pada Elips d1+d2 adalah tetap
Jadi dimanapun sebuah titik di lintasan elips jaraknya akan selalu tetap yakni:

d1 + d2 = tetap = 2a

Irisan kerucut. Kredit: sun.za


Orbit suatu benda mengitari benda lain dalam orbit Kepler tidak hanya berupa elips, tetapi secara
umum orbit itu berupa irisan kerucut yaitu :

 Berbentuk lingkaran: e = 0
 Berbentuk elips: 0 < e < 1
 Berbentuk parabola: e = 1
 Berbentuk hiperbola: e > 1
e adalah nilai eksentrisitas irisan kerucut yang juga dikenal sebagai eksntrisitas sebuah orbit.
Eksentrisitas merupakan parameter orbit untuk menentukan bentuk sebuah orbit dan seberapa besar
dia mengalami perubahan dari bentuk lingkaran dengan nilai merentang dari 0 – 1 untuk menentukan
bentuk lintasan orbit sebuah benda.
Kondisi lingkaran dengan e=0 adalah kondisi yang sangat ideal, yang berlaku pada sistem dua-benda
tak terganggu, (hanya meninjau interaksi dua benda saja), dengan massa yang berada di pusat
sistem jauh lebih dominan dibanding massa yang mengitarinya (dengan kata lain, massa pusat
sistem tepat berada di pusat lingkaran).

Baca juga: Menebak Hujan Meteor dan Aurora dari Komet Siding-Spring di
Mars

Akan tetapi kenyataannya, ada lebih dari dua obyek yang memiliki massa yang berinteraksi pada
sistem, seperti Tata Surya, walaupun massa Matahari adalah 99% massa dari seluruh sistem Tata
Surya, akan tetapi tidak serta merta pengaruh gaya gravitasi massa planet bisa saling mengabaikan.
Oleh karena itu pusat massa sistem tidaklah berada tepat pada pusat massa Matahari, dan demikian
juga planet-planet tidak bergerak dengan e = 0, akan tetapi dengan eksentrisitas yang sedikit lebih
besar dari nol, artinya cenderung mengikuti gerak elips, sebagaimana yang telah teramati selama ini.

Pericenter & Apocenter


Dalam lintasan orbit berbentuk elips, tentu ada titik terjauh (apocenter) dan titik terdekat (pericenter).

Pada orbit elips ini, kecepatan tertinggi dicapai saat objek berada di pericenter dan kecepatan
terendah dicapai saat objek berada di apocenter. Orbit seperti ini mengikuti Hukum Kepler.

Hukum Kepler adalah manifestasi dari Hukum Newton mengenai gerak benda di bawah pengaruh
gravitasi, untuk kasus spesifik yaitu orbit elips. Akselerasi yaitu perubahan kecepatan yang dialami
sebuah objek bergantung pada besarnya gaya gravitasi yang dialami objek tersebut. Besarnya gaya
gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara objek.

Saat sebuah planet bergerak mendekati Matahari, ia akan merasakan gaya gravitasi yang semakin
besar dan oleh karena itu ia mengalami percepatan dan kecepatannya meningkat. Planet tersebut
memperoleh tambahan energi kinetik yaitu energi yang muncul karena pergerakan suatu objek.

Saat mencapai perihelion (titik terdekat dari Matahari), gabungan antara kecepatan maksimum planet
dan tarikan gaya gravitasi menuju Matahari melontarkan kembali planet tersebut menjauhi Matahari.
Meskipun bergerak menjauhi Matahari, tarikan gaya gravitasi dari Matahari masih akan dirasakan dan
planet akan mengalami perlambatan. Saat ketika planet mencapai aphelion adalah saat ketika planet
tersebut kembali bergerak mendekati Matahari. Dengan demikian siklus ini berulang kembali.

Untuk kasus planet di bintang lain, bentuk orbitnya juga berupa elips dan para ilmuwan bisa
mengetahui bentuk orbitnya dari nilai eksentrisitas si planet.(
https://langitselatan.com/2013/02/19/mengapa-orbit-planet-berbentuk-eli)

____

Anda mungkin juga menyukai