Data Pap 2019
Data Pap 2019
1. Pelayanan atau asuhan pasien resiko tinggi dan penyediaan pelayanan resiko tinggi diberikan
berdasar atas panduan praktik klinis dan peraturan perundang-undangan
a.Dilakukan identifikasi pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko tinggi sesuai dengan populasi pasiennya
serta penetapan resiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien resiko tinggi dan pelayanan
resiko tinggi.
b.Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien resiko tinggi.
c. Pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien resiko tinggi dicatat dalam rekam medis.
d. Pengembangan pelayanan pasien resiko tinggi dimasukkan kedalam program peningkatan mutu Rumah
Sakit.
e. Kelompok pasien yang beresiko atau pelayanan yang beresiko tinggi agar tepat dan efektif dalam
mengurangi resiko. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko:
Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasadengan anak atau keadaan
khusus lain.
Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif.
Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
Persyaratan pemantauan pasien.
Kompetensi atau keterampilan yang khusus staf yang terlibat dalam proses asuhan.
Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
Pengobatan resiko tinggi lainnya antara lain kcl pekat, heparin, meylon dan sebagainya.
6. Asuhan pasien dengan alat bantu hidup dasar (ventilator) atau pasien koma
a. Identifikasi kebutuhan pasien dengan peralatan bantuan hidup dasar atau yang koma dilakukan oleh
tenaga medis yang kompeten.
b. Rumah Sakit Umum Daerah tidak memberikan pelayanan Ruang NICU dan ICU.
c. Bila pasien IGD yang menggunakan alat bantu hidup dasar (ventilator) selama 1 x 24 jam tidak mendapat
Rujukan maka pasien akan transit ke Unit Perawatan Kritis (High Care Unit) untuk pasien anak dan
dewasa sampai pasien mendapatkan Rumah Sakit Tujuan / Rujukan yang dituju dan dijelaskan juga
kemungkinan adanya penurunan kondisi pasien sampai yang terburuk yaitu kematian.
d. Pelayanan Unit Perawatan Kritis (High Care Unit) bagi pasien anak dan dewasa dengan kondisi respirasi,
hemodinamik dan kesadaran yang stabil, masih memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi
ketat.
e. Bila pasien bayi baru lahir atau usia 0 – 28 hari yang membutuhkan Bubble CPAPakan menjalani
perawatan di Unit Perawatan Kritis (Perinatologi).
f. Pelayanan unit Perinatologi untuk bayi usia 0 – 28 hari yang tidak memerlukan alat bantu napas
(ventilator), hanya butuh observasi ketat.
g. Rumah Sakit menetapkan persetujuan masuk ruangan (informed consent), kriteria pasien masuk dan
keluar Unit Perawatan Kritis yang meliputi Ruang High Care Unit (HCU) dan Perinatologi.
h. Pemantauan kondisi pasien yang dirawat di Unit Perawatan Kritis (High Care Unit)dilakukan 24 jam terus-
menerus dan dicatat dalam formulir observasi High Care Unit (HCU) serta formulir catatan terintegrasi.
i. Pemantauan harus dilakukan dengan ketat oleh petugas yang kompeten dan terlatih.
j. Petugas yang bekerja di Unit Perawatan Kritis harus memiliki sertifikat pelatihan khusus untuk ruang
intensif.
k. Bila Rumah Sakit tidak mampu melakukan asuhan pasien agar diberitahukan kepada keluarga pasien
dan dirujuk ke Rumah Sakit yang mampu melakukan asuhan pasien tersebut.
l. Pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup dasar dan pasien koma meliputi setiap hasil
asessmen, rencana asuhan pasien, pemantauan dan tindakan yang akan diberikan pada pasien koma
dan atau pasien dengan alat bantu hidup harus dicacat dengan lengkap, akurat dan benar dalam berkas
rekam medis.
7. Asuhan pasien penyakit menular dan penurunan daya tahan (immuno– suppressed)
a. Asuhan pasien dengan penyakit menular
1) Identifikasi kebutuhan asuhan pasien dan resiko penularan akibat dari penyakit atau akibat obat-obatan
yang diberikan.
2) Pelayanan pasien penyakit menular seperti TB, HIV AIDS, Difteri dan penyakit menular lainnya dilakukan
di ruang rawat inap khusus / isolasi.
3) Pemantauan dilakukan 24 jam terus-menerus oleh petugas yang kompeten dan terlatih.
4) Petugas yang memberikan pelayanan dan melakukan perawatan pada pasien di ruang rawat inap khusus
/ isolasi menggunakan alat pelindung diri / APD sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
5) Staf dilatih dalam memberikan pelayanan asuhan pasien penyakit menular.
6) Bila fasilitas tidak memungkinkan untuk melakukan asuhan pasien tersebut agar diberitahukan kepada
pasien dan keluarga untuk dirujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas yang sesuai kebutuhan dan mampu
memberikan asuhan kepada pasien tersebut.
7) Pelaksanaan asuhan pasien dengan penyakit menular dicatat dalam rekam medis pasien.
b. Asuhan pasien yang daya tahan tubuhnya diturunkan (Immuno-suppressed)
1) Rumah Sakit tidak memberikan pelayanan immuno-supressed.
2) Untuk Pelayanan Immuno-supressed, Rumah Sakit akan melakukan Rujukan Ke Rumah Sakit yang
memiliki fasilitas yang menunjang proses pengobatan dan perawatan pasien dengan immuno-
suppressed.
11. Asuhan pada pasien yang mendapat Kemoterapi dan terapi lain yang beresiko tinggi
a. Rumah Sakit tidak memberikan pelayanan Kemoterapi dan pelayanan lain yang beresiko tinggi seperti
terapi hiperbarik, pelayanan radiologi intervensi.
b. Pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi atau pengobatan resiko tinggi lain diarahkan oleh kebijakan
dan prosedur yang sesuai.
c. Bila fasilitas Rumah Sakit tidak memungkinkan untuk melakukan asuhan pada pasien dengan pelayanan
lain yang beresiko tinggi seperti terapi hiperbarik atau pelayanan radiologi intervensi agar diberitahukan
kepada pasien dan keluarga untuk dirujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas yang sesuai
kebutuhan asuhan pasien tersebut.
d. Untuk Pelayanan Kemoterapi, Rumah Sakit akan melakukan Rujukan Ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas Pelayanan Kemoterapi.
Panduan Pelayanan Resiko Tinggi di Rumah Sakit
Posted on April 27, 2017by Healthcare and Hospital Consultant (IKKESINDO Batch 4)
BAB 1
DEFINISI
PENGERTIAN
Pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa,
risiko bahaya pengobatan, potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik dari obat beresiko tinggi.
TUJUAN
Pelayanan pada pasien beresiko tinggi berorientasi untuk dapat secara optimal memberikan pelayanan
dan perawatan pasien dengan menggunakan sumber daya, obat-obatan dan peralatan sesuai standard an
pedoman yang berlaku. Panduan ini disusun dalam rangka penyelenggaraaan pelayanan pasien berisiko
tinggi yang berkualitas dan mengedepankan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit.
BAB III
RUANG LINGKUP PELAYANAN
Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi antara lain
BAB III
TATA LAKSANA
Tata laksana perlindungan terhadap pasien usia lanjut dan gangguan kesadaran:
PENUTUP
Demikian Buku Panduan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini disusun untuk dapat digunakan sebagai
pedoman dan pegangan seluruh karyawan rumah sakit.
Penyusunan Buku Buku Panduan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini adalah langkah awal suatu proses
yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam penerapannya
untuk mencapai tujuan.