Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
Rumah sakit umum daerah (RSUD) adalah institusi pelayanan kesehatan
yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit dituntut untuk selalu melakukan perubahan, agar pelayanan itu dapat
sesuai dengan harapan dan kebutuhan pelanggan yaitu masyarakat. Dalam
upaya meningkatkan pelayanan, CPNS harus mempunyai kemampuan untuk
mengidentifikasi dan berinovasi, membuat suatu kegiatan baru yang bisa
merubah atau memodifikasi kegiatan lama yang masih kurang optimal. Seperti
yang tertuang dalam keputusan menteri kesehatan republik indonesia no.
951/Menkes/SK/VI/2000 yaitu bahwa “tujuan pembangunan kesehatan adalah
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal”. Penulis
sebagai CPNS di RSUD Dr. Haryoto Lumajang, dan bertugas di Ruang
perinatologi juga dituntut dapat memberikan perubahan yang positif di
lingkungan kerja.
Berdasarkan pengalaman selama 2 bulan di ruang perinatologi, penulis
mengidentifikasi isu-isu yang beredar di ruangan saat ini. Salah satu Isu yang
ditemukan adalah penyimpanan ASI yang kurang efisien. Di ruang perinatologi,
pada kondisi tertentu bayi tidak dapat menyusui langsung dengan ibunya,
seperti ibu yang belum bisa mobilisasi dan bayi sakit yang harus dirawat diruang
intensif. Sebelum diberikan kepada bayi, ASI yang telah diperah biasanya akan
diangkut dari tempat ibu menuju ke ruang intensif atau ASI diperah di ruang
menyusui akan tetapi tidak langsung diberikan pada bayi, melainkan disimpan
terlebih dahulu di lemari pendingin yang ada di ruang Intensif.
Dalam penyimpanan ASI, terdapat beberapa pedoman, seperti pedoman
dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) tahun 2008 yang
menyatakan bahwa ASI dapat disimpan di suhu ruang (77 0F atau 250C) selama
6-8 jam, di refrigerator (390F atau 40C) selama 5 hari, dan di freezer yang
terpisah dengan refrigerator (00F atau -180C) selama 3-8 bulan (Bri Ziganti,
2010). Berdasarkan penelitian slutzah et al (2010) penyimpanan ASI di kulkas di
ruang NICU pada suhu 40C dapat bertahan selama 96 jam, mereka menyatakan
bahwa selama rentang waktu tersebut tidak merusak komponen ASI.
Sedangkan menurut petunjuk HMBANA (Human Milk Banking Association of
North America’s), merekomendasikan penyimpanan ASI di freezer dengan suhu
-200C atau kurang dapat bertahan selama 12 bulan. Dari pedoman tersebut,
2
dibutuhkan adanya alat pemantau suhu dan grafik pantau suhu sebagai monitor
suhu kulkas/ freezer penyimpan ASI. Namun, di ruang perinatologi masih belum
ada grafik pantau suhu.
Pemberian ASI yang berasal dari kulkas atau freezer pada bayi, harus
memperhatikan waktu perah ASI. Ada beberapa metode yang digunakan dalam
pemberian ASI perah pada bayi diantaranya FIFO (first in first out), LIFO (last in
first out) dan Win-Win (kombinasi FIFO dan LIFO). Metode FIFO (first in first out)
berarti ASI yang paling pertama disimpan di kulkas, akan terlebih dahulu di
keluarkan dan diberikan pada bayi. Metode ini cocok diterapkan di ruangan
intensif maupun ruang bayi biasa, karena kemungkinan ASI menjadi
basi/kadaluarsa kecil, karena rotasi ASI di freezer berjalan teratur. Sementara di
ruang perinatologi RSUD Dr. Haryoto, Ibu bayi seringkali menyimpan ASI
dikulkas ruangan tidak sesuai urutan tanggal pengambilan, sehingga pemberian
ASI pada bayi sakit pun tidak sesuai tanggal, yang mengakibatkan ASI dengan
tanggal terlama terbuang. Hal tersebut juga disebabkan oleh tingkat
pengetahuan ibu yang masih rendah dan kurangnya pengawasan dan
pendampingan oleh perawat. Oleh karena itu, peserta CPNS mengangkat
permasalahan dengan judul “Peningkatan Efisiensi Penyimpanan ASI melalui
pendekatan first in first out (FIFO) Di Ruang Perinatologi RSU Dr. Haryoto
Lumajang”.
3
1.2.2 Manfaat Aktualisasi
Manfaat dari penulisan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai
berikut :
1.2.2.1 Bagi Diri sendiri
1. Menciptakan dasar dan acuan sebagai PNS dalam melaksanakan
tupoksi sesuai dengan Prinsip ANEKA.
2. Meningkatkan kepedulian akan pentingnya efisiensi penyimpanan ASI
1.2.2.2 Bagi Institusi
1. Menumbuhkan sistem pelayanan yang terstandart dan prima dalam
mewujudkan tercapainya visi dan misi institusi, termasuk pelaporan
pelayanan.
2. Penyimpanan ASI yang efektif dan efisien sesuai standart
1.2.2.3 Bagi Negara
1. Melahirkan PNS baru yang berdaya saing dan berANEKA