Anda di halaman 1dari 3

PANCASILA

“PENYIMPANGAN NILAI NILAI PANCASILA PADA PERISTIWA G30S PKI DAN PROSES
PERALIHAN KEKUASAAN DARI SOEKARNO KE SOEHARTO”

LING SILVA DEVI (L02119107)

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
PENYIMPANGAN NILAI NILAI PANCASILA PADA PERISTIWA G30S PKI

 PKI berkeinginan mengubah ideologi pancasila menjadi paham komunis


 PKI dengan sangat kejam membunuh para ulama, santri dan orang orang
yang dianggap menentangnya
 PKI berusaha memecah belah persatuan i ndonesia dengan
menghembuskan propaganda kebohongan
 PKI menculik dan membunuh perwira angkatan darat di daerah lubang
buaya

PROSES PERALIHAN KEKUASAAN DARI SOEKARNO KE SOEHARTO

Setelah dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret, maka Letnan Jenderal


Soeharto menitik beratkan pada usaha stabilitas nasional. Usaha
stabilitas nasional, baik stabilitas politik maupun ekonomi sengat
diperlukan. Hal ini merupakan modal penting dalam usaha
pembangunan nasional.

Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966


Untuk itu, maka pada tanggal 20 Juni-5 Juli 1966 di adakan Sidang Umum MPRS.
Sidang ini dimaksudkan untuk menentukan langkah-langkah yang tepat, guna
menciptakan stabilitas nasional. Sebagai langkah stabilitas dalam bidang politik.
MPRS mengeluarkan Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966 tentang Pemilihan Umum.
Menurut ketetapan itu, pemilihan umum diselenggarakan selambat-lambatnya pada
tanggal 5 Juli 1968.

Kemudian untuk lebih memantapkan kehidupan politik dan sekaligus memperbaiki


bidang ekonomi. MPRS juga mengeluarkan Ketetapan MPRS No.XIII/MPRS/1966
tentang pembentukan Kabinet Ampera sebagai pengganti Kabinet Dwikora. Kabinet
ini untuk memenuhi dan melaksanakan Trikora.

Pembentukan Kabinet Ampera


Tugas membentuk Kabinet Ampera ini dipercayakan kepada Letnan Jenderal
Soeharto. Tugas Kabinet Ampera adalah menciptakan stabilitas politik dan ekonomi.
Program-programnya antara lain memperbaiki kehidupan rakyat terutama bidang
sandang dan pangan.

Serta akan melaksanakan pemilihan umum pada tahun 1968. Disamping itu semua,
juga diusahakan pembenahan dibidang ketatanegaraan, disesuaikan dengan UUD
1945. Pemerintah daerah diberikan otonomi seluas-luasnya. Dengan demikian
tercipta suatu stabilitas politik dan ekonomi secara merata.

Tahun berikutnya yakni pada tanggal 7-12 Maret 1967 diadakan Sidang Istimewa
MPRS. Dalam sidang ini diputuskan antara lain, adanya Ketetapan MPRS Nomor
XXXIV/MPRS/1967 tentang peninjauan kembali Ketetapan MPRS No.I/MPRS/1960
tentang manifesto Politik sebagai Garis-Gars Besar Haluan Negara.

Dan keputusan yang sangat penting lagi adalah pengalihan kekuasaan dari Presiden
Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto. Dikeluarkanlah ketetapan MPRS No.
XXXIII/MPRS/1967 tentang Pengangkatan Jenderal Soeharto sebagai pejabat
Presiden RI. Ia dilantik pada tanggal 12 Maret 1967.

Selanjutnya khusus yang merupakan usaha di bidang ekonomi dan keuangan negara
serta pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Di samping itu juga memperbaiki sarana
dan prasarana ekonomi, misalnya memperbaiki jalan, pabrik-pabrik yang rusak,
menentukan kebijaksanaan ekonomi yang sesuai. Peranan koperasi mulai
mendapatkan perhatian.
Sumber : www.neraca.co.id
https://www.sejarah-negara.com

Anda mungkin juga menyukai