Anda di halaman 1dari 16

WAWASAN NUSANTARA

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :
Kelompok 02
1. Aulia Irina Septiani (183060040)
2. Nadhifa Nurani Amalia (183060050)
3. Mohammad Fahmy Adam (183060045)
4. Zidan Rizky Akbar (183060051)
5. Azmal Garnida Apriansyach (183060057)
6. Yhossy Buge Mahrezeki (183060061)
7. Zulfa Mulia Fatimah (183060063)
8. Satria Farel Muhammad (183060072)
9. Alex Wijaya (183060074)
10.Hamzah Raflyanto (173060018)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2018
“BAB II WAWASAN NUSANTARA”

A. Wawasan Nasional Suatu Bangsa


Dalam suatu bangsa terdapat perbedaan dalam hubungan dengan sesama dan
dalam cara melihat serta memahami sesuatu,perbedaaan inilah yang disebut
keanekaragaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keanekaragaman
tersebut memerlukan perekat agar bangsa yang bersangkutan dapat bersatu
memelihara keutuhan negaranya.
Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional untuk
menyelenggarakan kehidupannya .Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin
kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa.
Kata”Wawasan”itu sendiri berasal dari wawas (bahasa jawa) yang artinya melihat
atau memandang.Dengan penambahan akhiran “an” kata ini secara harfiah berarti
cara penglihatan atau cara pandangan.Wawasan harus mampu memberi inspirasi pada
suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan
oleh lingkungan dalam mengejar kejayaan.
Dengan demikian wawasan nasional adalah cara pandangan suatu bangsa yang
telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba
terhubung.
.
B. Teori-teori Kekuasaan
1.Paham-paham Kekuasaan
a. Paham Machiavelli (Abad XVII)

Menurut Machiavelli dalambukunyatentangpolitikdenganjudul (inggris) “ThePrince”


sebuah Negara akanbertahanapabilamenerapkandalil-dalilberikut:

1). Segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan

2).Politik adu domba “devide et impera” adalah sah

3). Yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.

b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (Abad XVIII)


Kaisar Napoleon, berpendapat bahwa kekuatan politik harus didampingi oleh kekuatan
logistik dan ekonomi nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi sosial
budaya barupa ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Paham Jendral Clausewitz (Abad XVIII)


Dalam bukunya “VomKriege” (TentaraPerang), Clausewitz berpendapat bahwa
perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya, perangsah-sah saja untuk
mencapa itu juannasional suatu bangsa.

d. PahamFeurbachdan Hegel

Paham materialisme Feurbach dan teorisintesis Hegel menimbulkan dua aliran besar Barat
yang berkembang di dunia, yaitu kapitalisme dan komunisme.Yang pada saat itu
berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu Negara adalah seberapa besar
surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas.Paham ini pula yang mendorong
Belanda menjajah Indonesia

e. Paham Lenin (XIX)

Lenin memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya perang adalah kelanjutan politik


dengan cara kekerasan dan baginya perang atau pertumpahan darah atau revolusi di
seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomunikasikan seluruh bangsa di dunia.

f. Paham Lucian W. Pyedan Sidney

Dalam buku “Political Culture and Political Development” mereka mengatakan:


Kemantapan suatu sistem politik dapat dicapai apabila sistem tersebut berakar pada
kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan.

2.Teori-Teori Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata “geo” atau bumi dan politik yang berarti kekuasaan yang
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif
kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.Berikut pandangan dari beberapa
pakar Geopolitik:

a. PandanganajaranFrederichRatzel

1) Pertumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan organisme yang


memerlukan ruang lingkup,melalui proses lahir,tumbuh,berkembang,mempertahankan
hidup, menyusut, mati.
2) Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati. Makin luas potensi ruang tersebut,
makin besar kemungkinan kelompok politik itu tumbuh
3) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam
4) Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber daya
alam.
b. Pandanganajaran Rudolf Kjellen

Esensi ajaran Kjellen adalah sebagai berikut:

1) Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup, yang memiliki intelektual.
2) Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang
geopolitik, ekonomi, politik, dankartopolitik (politikmemerintah)
3) Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar.
c. Pandanganajaran Karl Haushofer
Pandangan ini berkembang saat Jerman berada dibawah kekuasaan Adolf Hitler

1) Kekuatan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan imperium
maritim untuk menguasai pengawasan di laut.
2) Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, Asia
Barat (Jermandan Italia), serta Jepang di Asia Timur Raya.
3) Geopolitik adalah doktrin Negara. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik
dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup
d. PandanganAjaran Sir Halford Mackinder

Teori ahli Geopolitik ini menganut “Konsep Kekuatan”dan mencetuskan Wawasan


Benua. Yaitu, barang siapa dapat menguasai Daerah Jantung yaitu Eurasia dia akan dapat
menguasai “Pulau Dunia” yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Selanjutnya, barang siapa dapat
menguasai Pulau Dunia akhirnya dapat menguasai dunia.

e. PandanganAjaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahon

Mempunyai gagasan “Wawasan Bahari” kekuatan di lautan .Mengatakan, barang siapa


menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Yang akhirnya menguasai dunia,
karena telah menguasai “kekayaan dunia”

f. PandanganAjaran W. Mitchel, A. Saversky, GiulioDoubert, & John Frederick Charles


Fuller

Melahirkan teori “Wawasan Dirgantara” konsep kekuatan di udara.Kekuatan di udara


hendaknya memiliki daya yang dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan
melumpuhkan kekuatan lawan dengan menghancurkannya di kandangnya sendiri agar
lawan tidak mampu lagi menyerang.

g. Ajaran Nicholas J, Spykman

Ajaran ini menghasilkan teori yang dinamkan Teori Daerah B (rimland), yaitu teori
wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara.

C.Ajaran Wawasan Nusantara


Wawasan nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan
teori wawasan nasional secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh
paham kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia.
1. Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia
Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa : ideologi digunakan
sebagai landasan idiil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan
konstelasi geografi Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya.
Tujuannya agar bangsa indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di
tengah-tengah perkembangan dunia.
2. Geopolitik Indonesia
Pemahaman tentang kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan di Indonesia
didasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan damai serta di sesuaikan dengan
kondisi dan konstelasi geografi indonesia. Sedangkan pemahaman tentang negara
indonesia menganut paham negara kepulauan, yaitu paham yang dikembangkan dari asas
archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman archipelago di negara-negara
Barat pada umumnya.
3. Dasar Pemikiran Wawasan Nasional Indonesia
Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan
bangsa Indonesia yang berlandaskan falsafah pancasila dan oleh pandangan geopolitik
Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia.
Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran pembinaan dan
pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari:
a. Latar belakang pemikiran berdasarkan falsafah pancasila.
b. Latar belakang pemikiran aspek Kewilayan Nusantara .
c. Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya Bangsa Indonesia.
d. Latar belakang pemikiran aspek Kesejahteraan Bangsa Indonesia.
e.
D.Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara
1. Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila
o Sila Ketuhanan Yang Maha Esa,wawasan nasional yang dianut oleh bangsa Indonesia
yang menghendaki keutuhan dan kebersamaaan dengan tetap menghormati dan
memberikan kebebasan dalam menganut dan mengamalkan agama msing-masing.
o Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab,wawasan nasional yang dianut dan
dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang memberikan kebebasan dalam
mengekspresikan HAM dengan tetap mengingat dan menghormati hak orang lain
sehingga menumbuhkan toleransi dan kerja sama.
o Sila Persatuan Indonesia,wawasan kebangsaan/wawasan nasional yang dianut dan
dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang mengutamakan keutuhan bangsa dan negara
dengan tetap memperhatikan,menghormati,dan menampung kepentingan golongan,suku
bangsa maupun perorangan.
o Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan/
Perwakilan,wawasan nasional yang dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia
yang melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan tetap menghargai dan
menghormati perbedaan pendapat.
o Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,wawasan nasional yang dianut
dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang memberikan kebebasan untuk mencapai
kesejahteraan setinggi-tingginya bagi setiap orang dengan memperhatikan keadilan bagi
daerah penghasil daerah lain.
Dari uraian di atas tampak bahwa wawasan kebangsaan atau wawasan nasional yang
dianut dan dikembangkan oleh bangasa Indonesia merupakan pancaran dari Pancasila
sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.Karena itu,wawasan nasional Indonesia
menghendaki terciptanya persatuan dan kesatuan tanpa menghilangkan ciri,sifat,dan
karakter dari kebinekaan unsur-unsur pembentuk bangsa (suku bangsa,etnis,golongan,
serta daerah itu sendiri).
2. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara
Secara kontektual geografi Indonesia mengandung keunggulan dan
kelemahan/kerawanan.Karena itu,kondisi dan konstelasi geografi ini harus dicermati
secara utuh menyeluruh dalam perumusan kebijakan politik yang disebut Geopolitik
Indonesia.Dengan kata lain setiap perumusan kebijakan nasional harus memiliki
wawasan kewilayahan atau ruang hidup bangsa yang diatue oleh politik
ketatanegaraan.Karena itu,Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia
yang memeperlihatkan dan mepertimbangkan kondisi dan konstelasi geografis Indonesia
mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan dan kekompakan wilayah,tetap dihargainya
dan dijaga ciri,karakter serta kemampuan (keunggulan dan kelemahan) masing-masing
daerah,dan diupayakannya pemamfaatan nilai lebih dari geografis indonesia.
3. Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya
Budaya atau Kebudayaan dalam arti etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan
oleh kekuatan budi manusia.Karena manusia tidak hanya bekerja dengan kekuatan
budinya,melainkan juga dengan perasaan,imajinasi,dan kehendaknya, menjadi lebih
lengkap jika kebudayaan diungkapkan sebagai cita,rasa,dan karsa (budi,perasaan,dan
kehendak). Dari tinjauan sosial budaya tersebut,pada akhirnya dipahami bahwa proses
sosial dalam keseluruhan upaya menjaga persatuan nasional sangat membutuhkan
kesamaan persepsi di antara segenap masyarakat tentang eksistensi budaya yang sangat
beragam namun memiliki semangat untuk membina kehidupan bersama secara
harmonis.Dengan adanya kesamaan persepsi mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa,dan mengurangi atau dapat menghilangkan pengaruh negatif dari faktor-faktor
yang dapat menimbulkan disintegritas bangsa.
4. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejarahan
Sejak terwujudnya kesatuan wilayah Republik Indonesia itu kata Nusantara resmi mulai
digunakan dalam Istilah “Konsepsi Nusantara” sebagai nama dari Deklarasi Djuanda
Kata Nusantara itu sendiri berasal dari kata “Nusa” yang berarti Pulau dan “Antara” Jadi
artinya adalah pulau-pulau yang terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) serta
dua samudra ( Pasifik dan Hindia ).Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menginginkan terulangnya
perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia yang akan melemahkan
perjuangan dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional
sebagai hasil kesepakatan bersama agar bangsa Indonesia setara dengan bangsa lain.

E.Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional


1. Pengantar Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam rangka menerapkan Wawasan Nusantara, sebaiknya kita pahami dahulu
mengenai pengertian, ajaran dasar, hakikat, asas, kedudukan, fungsi, serta tujuan dari
Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara ini mencakup kehidupan politik, ekonomi, social
budaya, dan pertahanan keamanan yangharus tercermin pada pola piker, pola sikap, dan
pola tindak yang senantiasa mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
2. Pengertian Wawasan Nusantara
Rumusan pengertian berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang
falsafah Pancasila, latar belakang aspek kewilayahan, aspek sosial budaya, dan
aspekkesejarahan yang sampai saat ini berkembang sebagai berikut:
1. Berdasarkan Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN
“Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumpber pada
Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
2. Pengertian menurut Prof. Dr. Wan Usman (Ketua Program S-2 PKN-UI)
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
3. Menurut Kelompok Kerja LEMHANNAS (Lembaga Pertahanan Nasional) 1999
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenaia diri
dan lingkungan yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”

F.Ajaran Dasar Wawasan Nusantara


1. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk,untuk itu pembinaan dan penyelenggaraan
tata kehidupan bangsa dan negara Indonesia disusun atas dasar hubungan timbal balik
antara falsafah, cita-cita dan tujuan nasional. Gagasan untuk menjamin persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan tersebut merupakan cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya, yang dikenal dengan istilah Wawasan Kebangsaan atau
Wawasan Nasional Indonesia dan diberi nama Wawasan Nusantara, disingkat
"Wasantara."
2.Landasan Idiil: Pancasila
Pada hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian, keselarasan,
persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kebersamaan dan kearifan dalam membina
kehidupan nasional. Perpaduan nilai-nilai tersebut mampu mewadahi seluruh aspirasi
bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia sudah
seharusnya dan telah dijadikan landasan idiil Wawasan Nusantara.
3.Landasan Konstitusional: UUD 1945
UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bangsa Indonesia bersepakat bahwa
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dan berkedaulatan rakyat.
Karena itu, negara mengatasi segala paham golongan, kelompok, dan perseorangan
serta menghendaki persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek dan dimensi
kehidupan nasional.Dengan dernikian, UUD 1945 sudah seharusnya menjadi landasan
konstitusional dari Wawasan Nusantara.

G.Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara


1.Wadah (Contour)
Wadah kehidupan berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang
memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan
dan wujud infrastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat
adalah berbagai lembaga dalam wujud infrastruktut politik.
2.Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Untuk menciptakan hal tersebut,
bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kebhinnekaan. Isi menyangkut dua hal yang esensial, yaitu:
a) Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta capaian cita-cita dan
tujuan nasional.
b) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua spek kehidupan
nasional.
3.Tata Laku (Conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi dari wadah dan isi, yang terdiri dari tata laku
bathiniah dan lahiriah. Tata laku bathiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan
mentalitas yang baik ari bangsa Indonesia. Sedangkan tata laku lahiriah tercermin
dalam tindakan, perbuatan dan perilaku bangsa Indonesia. Kedua hal tersebut akan
mencerminkan identitas jati diri bangsa dan kepribadian bangsa.

H.Hakikat Wawasan Nusantara


Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertiannya yaitu
cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dlam lingkup nusantara demi kepentingan
nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga Negara dan aparatur Negara harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan
negara Indonesia.

I.Asas Wawasan Nusantara


Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang
harusdipatuhi,ditaati,dipelihara dan diciptakan demi tetap taat dan setianya
komponenpembentuk bangsa indonesia terhadap kesepakatan bersama.Asas Wawasan
terdiri dari:
 Kepentingan (Tujuan yang Sama)
Misalnya kehidupan dalam negeri bangsa Indonesia mendapat tekanan dan paksaan
baik secara halus maupun kasar dengan cara adu domba dan pecah-belah bangsa
dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup.Sementara
tujuan yang sama adalah tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik dari
pada sebelumnya.
 Keadilan
Berarti kesesuaian pembagia hasil dengan andil, jerih payah usaha, dan kegiatan baik
orang perorang, golongan, kelompok, maupun daerah.
 Kejujuran
Berarti keberanian berfikir, berkata, dan bertindak sesuai realita atau ketentuan itu
pahit dan kurang enak didengar.
 Solidaritas
Berarti diperlukannya rasa setia kawan,mau memberi dan berkorban bagi orang lain
tanpa meninggal ciri dan karakter budaya masing-masing.
 Kerjasama
Berarti adanya koordinasi saling pengetian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga
kerja kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok yang lebih besar,dapat
tercapai demi terciptanya sinergi yang lebih baik.
 Kesetiaan terhadap Kesepakatan
Sangatlah pentingdan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan
dalam kebinekaan.Jika kesetian terhadap kesepakatan bersama ini goyah apalagi
ambruk dapat dipastikan bahwa persatuan dan kesatuandalam kebhinnekaan bangsa
Indonesia akan hancur berantakan.Ini artinya hilangnya Negara Kesatuan Indonesia.

J.Arah Pandang
Arah Pandang Wawasan Nusantara dengan latar belakang Budaya,Sejarah,
serta kondisi dan konstelasi geografi serta memperhatikan perkembanganlingkungan
perkembanga lingkungan strategis, maka arah pandang wawasannusantara meliputi:
1. Arah Pandang ke Dalam
Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi
sedinimungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa
danmengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan.
Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap
aspekkehidupan nasional baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
2. Arah Pandang ke Luar
Bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus
berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional. Ditujukan demi
terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serbaberubah maupun
kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertibandunia
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi,dan keadilan sosial, sertakerja
sama dan saling hormat menghormati.

K.Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara


1.Kedudukan
a. Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai wawasan nasional yang kebenarannya
diyakini oleh seluruh rakyat Indonesia agar tidak muncul penyimpangan dan/atau
penyesatan yang menghalangi tercapainya cita-cita serta tujuan nasional.
b. Kedudukanwawasan Nusantara dalam paradigma nasional:
o Berlandasarkan pada Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa dan negara
Indonesia
o Berlandaskan pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara
o Wawasan Nusantara dalam rupa visi nasional
o Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional

2.Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai rambu-rambu, dorongan, motivasi, dan pedoman
bagi seluruh komponen bangsa dalam menentukan perbuatan, tindakan, keputusan, dan
kebijaksaan bagi seluruh komponen bangsa, mulai dari penyelenggaran negara hingga
seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3.Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan rasa cinta tanah air yang tinggi dalam hati
seluruh rakyat Indonesia di setiap aspek kehidupan sehingga seluruh rakyat dapat
mementingkan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan kelompok, tanpa
menghilangkan identitas mereka.

L.Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara


Yaitu menjadi pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka
menghadapi, menyikapi, menangani berbagai permasalahan menyangkut kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh dalam bidang.

1. Politik, menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis.

2. Ekonomi, menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan


peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata

3. Sosial-Budaya, menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui dan


menerima serta menghormati segala bentuk perbedaan (kebhinekaan) sebagai kenyataan
yang hidup disekitarnya dan sekaligus sebagai karunia Tuhan.
4. Han-Kam,menumbuh kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang lebih
lanjut akan membentuk sikap belanegara pada setiap warga Negara Indonesia

M.Pemasyarakatan/Sosialisasi Wawasan Nusantara


Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Menurut sifat / cara penyampaiannya, yang dapat dilaksanakan sebagai berikut :
a.Langsung, yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka.
b.Tidak Langsung, yang terdiri dari media elektronik, media cetak.
2. Menurut metode penyampaiannya yang berupa :
a.Keteladanan, melalui metode penularan keteladanan dalam sikap prilaku kehidupan
sehari-hari kepada lingkungannya, terutama dengan memberikan contoh-contoh
berpikir, bersikap dan bertindak mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan atau golongan, sehingga timbul semangat kebangsaan yang
selalu cinta tanah air .
b.Edukasi, yakni melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan formal
ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan
karier dan semua setara dan bidan profesi, penataraan atau kursus-
kursus,dansebagainya. Sedangkan pendidikan informal dapat dilaksanakan di
lingkungan rumah / keluarga, di lingkungan permukiman, pekerjaan, dan organisasi
kemasyarakatan.
c.Komunikasi, tujuan yang ingin dicapai adalah tercapainya hubungan komunikatif
secara baik yang akan mampu menciptakan iklim saling menghargai, menghormati,
mengawas diri, dan tegang rasa sehingga tercipta kesatuan bahasa dan tujuan tentang
Wawasan Nusantara .
d.Integrasi, tujuannya adalah terjalinnya persatuan dan kesatuan.

N.Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara


1. Pemberdayaan Masyarakat
Kondisi Nasional.
Pembangunan Nasional secara menyeluruh belum merata, sehingga
masih ada beberapa daerah yang tertinggal pembangunannya sehingga
menimbulkan keterbelakangan aspek kehidupannya. Kondisi tersebut
menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat.
Apabila kondisi ini berlarut-larut,masyarakat di beberapa daerah
tertinggal akan berubah pola pikir, pola sikap, dan pola tindaknya, mengingat
mereka sudah tidak bere daya dalam aspek kehidupannya. Ha1 ini merupakan
ancaman bagi tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat, perlu ada prioritas utama
pembangunan daerah tertinggal agar masyarakat dapat bere peran dan
berpartisipasi aktif dalampembangunan di seluruh aspek kehidupan, yang
pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UURI)
Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
Pesan Global Paradox dan kondisi nasional mengenai pemberdayaan
rnasyarakat di atas dapat rnenjadi tantangan Wawasan Nusantara.
Pemberdayaan untuk kepentingan ralcyat banyak perlu mendapat priori utama
mengingat tas Wawasan Nusantara memiliki makna persatuan dan kesatuan
dalam kebinekaan untuk lebih mempererat kesatuan bangsa.
2. Dunia Tanpa Batas
Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknoloi)
Perkembangan global saat ini sangat maju dengan pesat. Dengan
perkembangan IPTEK yang sangat modern, ldiususnya di bidan teknologi
informasi, komunikasi, dan transportasi, dunia seakaneakan sudah menyatu
menjadi kampung sedunia.
Dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas negara. Kondisi yang
demikian bere dampak pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dan dapat mempengaruhi pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak seluruh masyarakat Indonesia.
Keterbatasan kualitas SDM Indonesia di bidang IPTEK merupakan
tantangan serius, mengingat penguasaan IPTEK merupakan nilai tambah
untuk berdaya. saing di percaturan global.
3. Era Baru Kapitalisme
Era baru kapitalisme tidak terlepas dari globalisasi, di mana negara-
negara kapitalis, yaitu negara-negara maju berusaha mempertahankan
eksistensinya di bidang ekonomi dengan menekan negara-negara berkembang
melalui isu global yang mencakup demokratisasi, HAM (Hak Asasi Manusia),
dan lingkungan hidup.
Strategi baru yang ditegaskan oleh Lester Thurow pada dasarnya telah
tertuang dalam nilai-nilai faisafah bangsa Indonesia, yaitu Pancasila yang
mengamanatkan kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang antara individu,
masyarakat, bangsa, serta semesta dan penciptanya.
Dari uraian di atas tampak bahwa kapitalisme yang semula
dipraktikkan untuk keuntungan diri sendiri kemudian berkembang menjadi
strategi baru guna mempertahankan paham kapitalisme di era globalisasi
dengan menekan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, melalui isu
global. Hal ini sangat perlu diwaspadai karena merupakan tantangan bagi
Wawasan Nusantara.
4. Kesadaran Warga Negara
Pandangan Bangsa Indonesia tentang Hak dan Kewajiban.
Bangsa Indonesia melihat hak tidak terlepas dari kewajiban. Manusia
donesia, baik sebagai warga negara maupun sebagai warga masyarakat,
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban
dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu
kesatuan. Tiap hak mengandung kewajiban dan demikian pula sebaliknya.
Kedua-duanya merupalcan dua sisi dari satu mata uang yang sama. Negara
kepulauan Indonesia yang menganut paham Negara Kesatuan menempatkan
kewajiban di muka. Kepentingan umum masyarakat, bangsa, dan negara harus
lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi atau golongan.

Kesadaran Bela Negara


Pada waktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan, Indonesia
menunjukkan kesadaran bela negara yang optimal, di mana seluruh rakyat
bersatu padu berjuang tanpa mengenal perbedaan.

O.Prospek Implementasi Wawasan Nusantara


1.Global Paradox. Memberikan pesan bahwa negara harus mampu memberikan peranan
sebesar-besarnya kepada rakyatnya.
2. Borderless World dan The End Of Nation State. Mengatakan bahwa batas wilayah geografi
negara relatif tetap, tetapi kekuatan ekonomi dan budaya global akan menembus batas
tersebut. Selanjutnya pemerintah daerah perlu diberi peranan yang lebih berarti.
3. Lester Thurow dalam bukunya The future Of Capitalism. Memberikan gambaran bahwa
strategi baru kapitalisme adalah mengupayakan keseimbangan antara kepentingan
individu atau kelompok dengan masyarakat banyak serta antara negara maju dengan
negara berkembang.
4. Hezel Handerson dalam bukunya Building Win Win World. Mengatakan bahwa perlu ada
perubahan nuansa perang ekonomi menjadi masyarakat dunia yang lebih bekerjasama,
memanfaatkan teknologi yang bersih lingkungan serta pemerintahan yang demokratis.
5. Ian Marison dalam bukunya The Second Curve. Dijelaskan bahwa dalam era baru timbul
adanya peranan yang lebih besar dari pasar, peranan konsumen dan teknologi baru yang
mengantar terwujudnya masyarakat itu.

P.Keberhasilan Implementasi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara perlu menjadi pola yang melandasi cara berfikir,bersikap dan
bertindak dalam rangka menghadapi,menyikapi,dan menangani permasalahan kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara yang berorientasi kepada kepentingan rakyat dan
keutuhan bangsa,dalam kehidupan politik,ekonomi,sosial budaya dan pertahanan keamanan
serta dalam upaya menghadapi tantangan-tantangan dewasa ini.Karena itu,setiap warga
negara Idonesia perlu memiliki kesadaran untuk:
1. Mengerti,Memahani,Menghayati hak dan kewajiban warga negara serta hubungan
warga negara dengan negara,sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia yang cinta
tanah air berdasarkan Pancasila,UUD 1945,dan Wawasan Nusantara.
2. Mengerti,Memahami,Menghayati bahwa didalam menyelenggarakan kehidupannya
negara memerlukan Konsepsi Wawasan Nusantara,sehingga sadar sebagai warga
negara yang memiliki Wawasan Nusantara guan mencapai cita-cita dan tujuan
nasional.
Untuk mengetuk hati setiap warga negara Indonesia agar sadar bermasyarakat,berbangsa,
dan bernegara,diperlukan pendekatan dengan program yang teratur,terjadwal dan terarah.hal
ini akan mewujudkan kenerhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara.Dengan demikian
Wawasan Nusantara terimplementasi dalam kehidupan nasional guna mewujudkan
Ketahanan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai