Anda di halaman 1dari 3

Jenis Malpraktik

1. Malpraktik Medik (medical malpractice)

John.D.Blum merumuskan: Malpraktik medik merupakan bentuk kelalaian professional yang


menyebabkan terjadinya luka berat pada pasien / penggugat sebagai akibat langsung dari
perbuatan ataupun pembiaran oleh dokter/terguguat.

Sedangkan rumusan yang berlaku di dunia kedokteran adalah Professional misconduct or


lack of ordinary skill in the performance of professional act, a practitioner is liable for demage
or injuries caused by malpractice. (Malpraktek adalah perbuatan yang tidak benar dari suatu
profesi atau kurangnya kemampuan dasar dalam melaksanakan pekerjaan. Seorang dokter
bertanggung jawab atas terjadinya kerugian atau luka yang disebabkan karena malpraktik),
sedangkan junus hanafiah merumuskan malpraktik medik adalah kelalaian seorang dokter
untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim
dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut lingkungan yang
sama.

1. Malpraktik Etik (ethical malpractice)

Malpraktik etik adalah tindakan dokter yang bertentangan dengan etika kedokteran,
sebagaimana yang diatur dalam kode etik kedokteran Indonesia yang merupakan
seperangkat standar etika, prinsip, aturan, norma yang berlaku untuk dokter.

2. Malpraktik Yuridis (juridical malpractice)

Malpraktik yuridik adalah pelanggaran ataupun kelalaian dalam pelaksanaan profesi


kedokteran yang melanggar ketentuan hukum positif yang berlaku. Malpraktik Yuridik
meliputi:

A. Malpraktik Perdata (civil malpractice)

Malpraktik perdata terjadi jika dokter tidak melakukan kewajiban (ingkar janji) yaitu
tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati. Tindakan dokter yang
dapat dikatagorikan sebagai melpraktik perdata antara lain :
1. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan
2. Melakukan apa yang disepakati dilakukan tapi tidak sempurna
3. Melakukan apa yang disepakati tetapi terlambat
4. Melakukan apa yang menurut kesepakatan tidak seharusnya dilakukan

Dalam kasus atau gugatan adanya civil malpractice pembuktianya dapat dilakukan
dengan dua cara yakni :

Cara langsung
Oleh Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai tolak ukur adanya 4 D yakni :
a. Duty (kewajiban)
Dalam hubungan perjanjian tenaga dokter dengan pasien, dokter haruslah bertindak
berdasarkan:
1. Adanya indikasi medis
2. Bertindak secara hati-hati dan teliti
3. Bekerja sesuai standar profesi
4. Sudah ada informed consent.

b. Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban)

Jika seorang dokter melakukan tindakan menyimpang dari apa yang seharusnya atau
tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard profesinya, maka
dokter dapat dipersalahkan.
c. Direct Cause (hubungan sebab akibat yang nyata)
d. Damage (kerugian)
yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan
kesehatan / kedokteran yang diberikan oleh pemberi layanan.

Cara tidak langsung


Cara tidak langsung merupakan cara pembuktian yang mudah bagi pasien, yakni
dengan mengajukan fakta-fakta yang diderita olehnya sebagai hasil layanan perawatan
(doktrin res ipsa loquitur). Doktrin res ipsa loquitur dapat diterapkan apabila fakta-fakta
yang ada memenuhi kriteria:
a. Fakta tidak mungkin ada/terjadi apabila dokter tidak lalai
b. Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab dokter
c. Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari pasien dengan perkataan lain tidak ada
contributory negligence.

B. Malpraktik Pidana (criminal malpractice)

Malpraktik pidana terjadi, jika perbuatan yang dilakukan maupun tidak dilakukan
memenuhi rumusan undang-undang hukum pidana. Perbuatan tersebut dapat berupa
perbuatan positif (melakukan sesuatu) maupun negative (tidak melakukan sesuatu) yang
merupakan perbuatan tercela (actus reus), dilakukan dengan sikap batin yang slah (mens
rea) berupa kesengajaan atau kelalauian. Contoh malpraktik pidana dengan sengaja adalah
:

1. Melakukan aborsi tanpa tindakan medik


2. Mengungkapkan rahasia kedi\okteran dengan sengaja
3. Tidak memberikan pertolongan kepada seseorang yang dalam keadaan darurat
4. Membuat surat keterangan dokter yang isinya tidak benar
5. Membuat visum et repertum tidak benar
6. Memberikan keterangan yang tidak benar di pengadilan dalan kapasitasnya sebagai ahli.
Contoh malpraktik pidana karena kelalaian:
a. Kurang hati-hati sehingga menyebabkan gunting tertinggal diperut
b. Kurang hati-hati sehingga menyebabkan pasien luka berat atau meninggal
c. Malpraktik Administrasi Negara (administrative malpractice)
Administrative malpractice (Misfeasance)
Malpraktik administrasi terjadi jika dokter menjalankan profesinya tidak mengindahkan
ketentuan-ketentuan hukum administrasi Negara. Misalnya:
1. Menjalankan praktik kedokteran tanpa ijin
2. Menjalankan praktik kedokteran tidak sesuai dengan kewenangannya
3. Melakukan praktik kedokteran dengan ijin yang sudah kadalwarsa.
4. Tidak membuat rekam medik.

Bentuk Informed Consent


1. Implied Constructive Consent (Keadaan Biasa)

Tindakan yang biasa dilakukan, telah diketahui, telah dimengerti oleh masyarakat umum, sehingga
tidak perlu lagi dibuat tertulis. Misalnya pengambilan darah untuk laboratorium, suntikan, atau
hecting luka terbuka.

2. Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat Darurat)

Bila pasien dalam kondiri gawat darurat sedangkan dokter perlu melakukan tindakan segera untuk
menyelematkan nyawa pasien sementara pasien dan keluarganya tidak bisa membuat persetujuan
segera. Seperti kasus sesak nafas, henti nafas, henti jantung.

3. Expressed Consent (Bisa Lisan/Tertulis Bersifat Khusus)

Persetujuan yang dinyatakan baik lisan ataupun tertulis, bila yang akan dilakukan melebihi
prosedur pemeriksaan atau tindakan biasa. Misalnya pemeriksaan vaginal, pencabutan kuku,
tindakan pembedahan/operasi, ataupun pengobatan/tindakan invasive.

Anda mungkin juga menyukai