Bab 12 Pengukuran Medan Magnet PDF
Bab 12 Pengukuran Medan Magnet PDF
EP6071
PENGUKURAN MEDAN MAGNET
Disusun oleh:
Erwin Yusuf
NIM : 23211047
PROGRAM MAGISTER
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2012
EP6071 – Pengukuran & Instrumentasi pada Sistem Tenaga Pegukuran Medan Magnet
Buku Perkuliahan Daftar Tabel
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Garis garis medan magnet (a) Bumi, (b) Magnet Batang dan (c) kawat yang
dialiri oleh arus .......................................................................................1
Gambar 1.3 Batang magnet menghasilkan medan magnet berupa vektor yang memiliki
besaran dan arah .....................................................................................3
Gambar 1.4 Sensor kumparan induksi (a) inti udara (b) inti ferromagnetic .................5
Gambar 1.6 Sensor arus listrik Koil Rogowski yang memanfaatkan medan magnet ........6
Gambar 1.13 Pengkondisian sinyal magnetometer fluxgate dengan umpan balik ........ 11
Gambar 1.15 Josephson juction dan kurva arus pada tegangan nol ........................ 12
1.1 Pendahuluan
Medan magnet telah ada sejak bumi ini diciptakan. Keberadaan medan magnet telah
disadari oleh bangsa Yunani lebih dari 2000 tahun lalu, melalui sejenis batuan tertentu
(sekarang disebut magnetit) dapat menarik potongan besi. Pada abad ke-12 terdapat
acuan tertulis penggunaan medan magnet sebagai alat navigasi. Setiap magnet
bagaimanapun bentuknya selalu memiliki dua kutub, ktub utara dan kutub selatan. Gaya
terbesar yang dikerahkan oleh magnet terdapat di kedua kutub ini.
Pada tahun 1600, William Gilbert menemukan bahwa bumi sendiri merupakan magnet
alami dengan kutub magnet yang berada didekat kutub utara dan kutub selatan. Medan
magnet juga dapat ditemukan pada magnet permanen, kawat yang dialiri oleh arus,
elektron atau muatan yang berputar dan lain-lain. Medan magnet di sekitar magnet
permanen atau konduktor listrik dapat divisualisasikan sebagai kumpulan garis fluks
magnetik; garis gaya yang ada dalam materi yang sedang mengalami pengaruh yang
magnetizing.
(a) (b)
(c)
Gambar 1.1 Garis garis medan magnet (a) Bumi, (b) Magnet Batang dan (c) kawat yang dialiri oleh arus
Tidak seperti cahaya, yang berjalan jauh dari sumbernya tanpa batas, garis fluks
magnetik akhirnya harus kembali ke sumbernya. Jadi semua sumber magnetik yang
dikatakan memiliki dua kutub. Garis fluks dikatakan berasal dari kutub "utara" dan
kembali ke kutub "selatan“. Kuat medan magnet dinyatakan dalam satuan Tesla (T) atau
microtesla (μT). Unit lain, yang umumnya digunakan adalah Gauss (G) atau milligauss
(mg), di mana 1 T adalah setara 10.000 G (atau 1 μT = 10 mG).
Sensor medan magnet telah membantu manusia didalam menganalisis dan mengontrol
ribuan fungsi berpuluh tahun lamanya. Pesawat terbang dapat terbang dengan aman
dengan adanya bantuan dari sensor medan magnet. Komputer dapat mengetahui sisa
jumlah memori dengan bantuan sensor magnet. Sensor magnet juga dapat membantu
kegiatan produksi di pabrik supaya peralatan produksi dapat bekerja lebih presisi
dengan biaya murah.
Kuat medan magnet dapat diukur dengan menggunakan berbagai macam teknologi.
Disetiap teknologi pengukuran mempunyai sifat tersendiri berdasarkan kemampuan
pengukurannya. Berdasarkan gambar 1.2, Sensor medan magnet dibagi dua berdasarkan
kepekaan pengukuran dimana magnetometer lebih peka untuk mengukur medan rendah
dan gausmeter lebih peka untuk mengukur medan tinggi. Pada pengukuran medan
magnet rendah (magnetometer) terdapat dua tipe sensor yaitu tipe sensor berdasarkan
komponen vektor dan sensor berdasarkan besaran skalar.
Kepakaan atau karakteristik dari masing-masing sensor itu sendiri dapat dilihat pada
tabel 1.1. berikut. Dimana, sensor magnet mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak
semua sensor dapat digunakan untuk mengukur suatu medan magnet tertentu. Hal ini
tergantung dari kemampuan pengukuran, resolusi, dan bandwidth. Sehingga, ada
baiknya sebelum melakukan pengukuran objek ukur diketahui terlebih dahulu.
Memahami prinsip medan magnet alami sangat penting untuk dapat memahami teknik
pengukuran medan magnet. Pada suatu magnet batang, medan magnet dihasilkan
berupa besaran vektor yang memiliki besaran (magnitude) dan arah. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.3.
Gambar 1.3 Batang magnet menghasilkan medan magnet berupa vektor yang memiliki besaran dan arah
Apabila medan magnet tersebut diukur pada titik jarak seperti yang terlihat pada
gambar 1.3, dapat digambarkan dengan persamaan berikut:
( ⃗⃗ ̂ )̂ ⃗⃗
⃗
Dimana ̂ adalah unit vaktor disepanjang r, r adalah jarak antara sumber magnet
dengan titik pengukuran dan ⃗⃗ adalah momen dipole magnetik. Intensitas atau kuat
objek magnetisasi tergantung pada kerapatan distribusi momen. Intensitas ini biasa
disebut magnetisasi M yang dirumuskan sebagai berikut:
⃗⃗
⃗⃗
Seperti pada medan magnet, magnetisasi juga merupakan besaran vektor. Magnetisasi
merupakan sifat dari suatu material yang dapat meningkat apabila mendapat induksi
dari medan magnet luar (eksternal).
Selain medan magnet, terdapat juga vektor magnet yang lain yaitu vektor induksi
magnet ⃗ atau rapat flux medan magnet. Besaran rapat flux berbanding lurus dengan
vektor medan magnet ⃗ dengan faktor kali seperti yang dirumuskan pada persamaan
berikut:
⃗ ⃗
Adapun hubungan antara vektor medan magnet, induksi magnet dan magnetisasi
dirumuskan pada persamaan berikut:
⃗ (⃗ ⃗⃗ )
Sehingga, vektor induksi dan medan magnet tidak selalu memiliki arah yang sama. Pada
suatu bahan yang memiliki sifat magnet anisotropic bisa menyebabkan kedua vektor ini
berbeda arah. Vektor magnetisasi bisa terdiri dari magnet permanen dan hasil induksi.
Dimana, magnet permanen tidak bergantung pada kehadiran medan luar (eksternal).
Sedangkan vektor magnetisasi induksi bergantung pada medan magnet luar dan hanya
akan ada bila ada medan induksi.
Tabel 1.2 Perbandingan sensor medan magnet
Sensor kumparan induksi (search coil sensor, pickup coil sensor, magnetic antenna)
adalah salah satu sensor magnetik tertua dan terkenal. Kumparan induksi , yang
merupakan salah satu perangkat paling sederhana penginderaan medan magnet.
Merupakan fungsi transfer ( ⃗ ) hasil dari hukum Faraday tentang induksi. Dimana
bila ada suatu flux magnet yang melewati suatu koil akan menghasilkan tegangan
yang proposional (berbanding lurus) dengan perubahan flux.
Gambar 1.4 Sensor kumparan induksi (a) inti udara (b) inti ferromagnetic
Persamaan diatas adalah persamaan untuk koil inti udara, sedangkan persamaan faraday
untuk antena rod dengan inti feromagnetik adalah sebagai berikut:
Inti udara antena loop terdiri dari sebuah loop lingkaran atau persegi panjang yang
berisi satu atau lebih dari lilitan kawat dan tidak ada inti magnetik. Diameter lingkaran
biasanya jauh lebih besar dari dimensi penampang lilitan. Kepekaan antena loop
melingkar dengan diameter dalam lilitan d dan penampang persegi panjang adalah
sekitar:
[ ( ) ( ) ]
Salah satu contoh dari antena loop udara adalah Rogowski Coil merupakan alat ukur arus
yang memanfaatkan medan magnet yang timbul pada konduktor yang dialiri oleh arus.
Medan magnet H di konversikan kedalam bentuk arus kembali oleh lilitan toroid.
Rogowski Coil terdiri dari kawat tanpa isolasi yang diletakkan di dalam inti non-
magnetik (relative permittivity, μr = 1). Belitan diletakkan di sekitar konduktor yang
arusnya akan diukur. Untuk mendapatkan sensor arus yang baik, Rogowski Coil harus
memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
Posisi relatif konduktor (belitan) primer di dalam belitan harus tidak mempengaruhi
keluaran
Pengaruh konduktor yang berdekatan dan membawa arus tinggi terhadap keluaran
belitan harus seminimal mungkin
Gambar 1.6 Sensor arus listrik Koil Rogowski yang memanfaatkan medan magnet
kelemahan dalam menanggapi kuat medan magnet dapat nonlinier dan menambahkan
noise pada inti.
Gambar 1.7 merupakan gambar dari rod antenna. Merupakan bentuk solenoid dengan
inti magnet. Inti dari antena batang ini bisa berbentik lingkaran maupun persegi empat.
Bahan yang digunakan sebagai inti adalah; ferrite, nikel iron alloy, amorphous metal
glass alloy, atau material lainnya yang mempunyai permiabilitas relatif tinggi.
Kumparan bisa langsung dililitkan langsung ke inti atau kepada selubung dimana inti
dimasukan. Isolasi terkadang dipasang diantara lapisan kumparan untuk mengurangi
distribusi kapasitansi. Perisai elektrostatik biasanya dipasang disekitar kumparan untuk
mengurangi gangguan medan listrik pada sinyal.
Sensitivitas dari kumparan induksi ini tergantung pada permiabilitas dari material inti,
luas kumparan,jumlah lilitan, dan perubahan jumlah flux magnet yang masuk ke
kumparan. Berikut adalah permiabilitas material yang biasa digunakan untuk mengukur
medan magnet.
Tabel 1.3 Sifat magnet core dari berbagai material
Amplitudo dari penguat-arus, sinyal kumparan induksi akan sebanding dengan kuat
medan dan tidak terpegaruh dengan frekuensi saat diluar frekuensi sudut L/R. Untuk
alasan ini, konfigurasi penguat arus sangat cocok untuk broadband pengukuran kekuatan
medan magnet. Konfigurasi penguat arus meminimalkan distorsi intermodulasi dalam
gulungan induksi dengan inti magnet. Arus yang mengalir melalui kumparan
menghasilkan medan magnet yang menentang medan lingkungan. Hal ini membuat
medan bersih dalam inti mendekati nol dan di daerah linier dari kurva B-H.
Magnetometer induksi penguat-arus berbasis koil telah dibangun yang memiliki respon
frekuensi datar dari 10 Hz sampai lebih dari 200 kHz.
Bila ada medan magnet luar maka salah satu kumparan akan mengalami flux magnet
yang lebih besar dari yang lainnya, tetapi dalam setengah gelombang berikutnya
kumparan yang mengalami flux magnet tambahan berganti dengan kumparan kedua.
Sehingga pada saat yang sama kedua kumparan mempunyai pulsa yang berbeda, dan
keluaran dari kumparan sekunder merupakan pulsa tegangan yang berasal dari selisih
flux yang ditimbulkan kumparan primer. Tinggi pulsa sebanding dengan medan magnet
luar yang mempengaruhinya.
Ketika arus sinusoidal diterapkan pada salah satu kumparan, akan memagnetisasi
kumparan. Selanjutnya menyebabkan saturasi magnetisasi pada masing-masing setengah
siklus. Karena mengalami hysterisis, fluk magnetik yang melewati inti akan menelusuri
loop melawan intensitas medan magnet. Perubahan kerapatan flux akan dirasakan oleh
kumparan kedua. Saat inti akan saturasi, reluktansi inti ke medan magnet ekternal
diukur naik, membuat medan magnet kurang aktraktif untuk melewati inti. Sensitivitas
dari sensor ini tergantung pada kurva hysterisisnya.
Sinyal dari fluxgate adalah amplitudo-dimodulasi menekan pembawa sinyal yang sinkron
dengan sinyal eksitasi harmonik kedua. Pada magnetometer sederhana daya rendah,
sinyal ini dikonversi ke base band menggunakan demodulator sinkron, disaring, dan
disajikan sebagai hasil akhir. Keakuratan magnetometer yang menggunakan arsitektur
loop terbuka dibatasi oleh linieritas kurva magnetisasi inti dan sekitar 5% untuk aplikasi
bidang bumi (60 mT). Bidang eksitasi fluxgate magnetometer bergantian menggerakkan
inti menjadi saturasi positif atau negatif, menyebabkan permeabilitas efektif inti untuk
beralih antara 1 dan nilai besar dua kali setiap siklus.
Pengkondisian sinyal magnetometer fluxgate dengan umpan balik lebih presisi dan stabil
dibandingkan menggunakan pengolahan sinyal open loop. Pada pengkondisian sinyal ini
sebagai sumber eksitasi menggunakan rangkaian flip-flop yang menghasilkan arus
eksitasi pada kumparan eksitasi. Sensor keluaran AC diperkuat, didemodulasi serentak,
dan disaring. Sebuah medan magnet yang nulls bidang lingkungan pada sensor diproduksi
dengan menghubungkan Rf resistor antara output dan sinyal kumparan.
Gambar 1.15 Josephson juction dan kurva arus pada tegangan nol
Gambar 1.15 mengilustrasikan struktur umum dari sebuah persimpangan Josephson dan
hubungan tegangan-arus (V-I). Dua superkonduktor (misalnya, niobium) yang dipisahkan
oleh sebuah lapisan isolasi sangat tipis (misalnya, oksida aluminium). Ketebalan lapisan
ini biasanya 1 nm. Ketika suhu persimpangan berkurang menjadi di bawah 4,2 K (-
269°C), superkonduktor arus akan mengalir dipersimpangan dengan 0 V di
persimpangan. Besarnya arus disebut Ic kritis adalah fungsi periodik dari fluks magnet
yang ada di persimpangan. Besarnya nilai-nilai fluks maksimum yang terjadi sama
dengan dimana merupakan salah satu fluks kuantum (2 FW), dan besar minimum
untuk nilai-nilai fluks yang terjadi sama dengan (n + 1 / 2) . Periode ini adalah salah
satu fluks kuantum. Fenomena ini disebut "efek Josephson DC" dan hanya salah satu
"efek Josephson". Magnetometer didasarkan pada Device superkonduktor Quantum
Interference (SQUID) saat inimerupakan instrumen yang paling sensitif yang tersedia
untuk mengukur kekuatan medan magnet.
Efek Hall adalah konsekuensi dari hukum gaya Lorentz, yang menyatakan bahwa apabila
muatan q bergerak, ketika ditindaklanjuti oleh medan induksi magnet B, akan
memberikan gaya bahwa F tegak lurus terhadap vektor medan dan vektor kecepatan v
muatan sebagaimana dinyatakan oleh persamaan berikut:
Perangkat efek Hall terdiri dari konduktor persegi panjang tipis atau semikonduktor
dengan dua pasang elektroda tegak lurus satu sama lain.
Material seperti Permalloy (nikel dan besi) dapat digunakan sebagai sensor mzgneto
resistansi (Anisotropic Magnetoresistance-AMR sensor). Selama fabrikasi sebuah elemen
resistor AMR, medan magnet diterapkan sepanjang panjangnya strip untuk menarik dan
membangun sumbu M. Arus i dilewatkan melalui film di 45° dari sumbu M atau
anisotropik. Sebuah medan magnet Ha yang diterapkan tegak lurus vektor magnetisasi M
menyebabkan vektor magnetisasi memutar dan mengubah magnetoresistance.
Perubahan resistansi AMR berbandinglurus dengan kuat medan magnet Ha
Proton adalah ion positif hidrogen (h+) terdapat banyak dalam air dan senyawa
hidrocarbon (hc). Proton yang punya medan magnet spin, ketika dikenai medan magnet
akan melakukan gerakan presisi. Frekuensi sudut presisi ini akan sebanding dengan kuat
medan magnet. Dengan cara ini medan magnet dapat diukur. Dengan tambahan teknik
akurasi maka medan magnetik dapat diukur oleh presisi proton.
menyebabkan garis spektrum dari atom terpecah menjadi satu set garis spektrum baru
yang jauh lebih dekat dari garis normal. Energi yang berhubungan dengan frekuensi
interval antara garis-garis hyperfine ini sebanding dengan besarnya medan diterapkan.
Tingkat energi mewakili keadaan energi dapat atom lakukan. Magnetometer optik
dipompa memanfaatkan karakteristik ini dengan optik merangsang atom untuk
menghasilkan kedudukan energi besar di salah satu garis spektral hyperfine dan
kemudian mengosongkannya dengan menggunakan medan magnetik RF.
Daftar Pustaka
[1] Coillot, Christophe and Paul Leroy, Induction Magnetometers Principle, Modeling
and Ways of Improvement, LPP Laboratory of Plasma Physics, France, 2008.
[3] Hurst, Randolph W., Electrical Testing & Measurement Handbook vol.7, The
Electricity Forum 2007.
[4] Lenz, James E., A Review of Magnetic Sensors, Proceedings of the IEEE, Vol. 78,
No. 6, June 1990
[5] Omega,, Instruction Manual, Model HHG-23, GAUSS / TESLA METER, Rev. - 06/98,
June 1998.
[7] Webster, John G., Electrical measurements, signal processing, and displays,
CRC, 2004.