Anda di halaman 1dari 12

SISTEM MANAJEMEN

Disusun oleh: kelompok 3


Elisa wana indrajat
Hartatk
Ahmad rofik’i
Misbahul munir
Agus budi S
Yahya urias benu
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tugas mata kuliah Sistem manajemen yang berjudul “sentralisasi obat” adalah
merupakan salah satu syarat untuk dapat lulus dalam mata kuliah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yunus Adi Wijaya.S.Kep.,Ns selaku dosen mata
kuliah Sistem manajemen yang telah memberikan pedoman dalam pembuatan makalah ini. Penulis
juga tdak lupa mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu, penulis
sangat diharapkan kritk dan saran yang membangun dari para pembaca, demi
kesempurnaan makalah ini dan tugas-tugas berikutnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.


Jombang, 25 Oktober 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan
mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah
dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan
obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat.
Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien,
tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap.
Sentralisasi obat di ruang Irna 2 dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan oleh petugas ditempat
khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal pemberian, sedangkan obat oral diberikan
kepada pasien/keluarganya dan perawat hanya memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari
dokter diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah mendapatkan obatnya
diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas,
kelompok 2 berencana akan mensosialikan dan melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat
injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optmal merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tdak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi
tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh
penderita tdak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan
organ tubuh atau tmbulnya efek samping obat yang tdak diharapkan. Selain itu penggunaan obat
yang tdak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan
suatu cara yang sistemats sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan
pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari,
pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal
tersebut, untuk lebih mengoptmalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang Irna 2, kami
akan melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil
pengelolaan sentralisasi obat.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat Ruang Irna 2 dan mahasiswa dalam menerapkan
pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T dan 1 W ( tepat pasien, tepat
obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping
obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan.

b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawat Ruang Irna 2 dan
mahasiswa dalam mengelola sentralisasi obat

c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang irna 2 dalam penggunaan obat sesuai dengan
program terapi..

d. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan.

e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat.

C. Manfaat

1. Bagi Klien

a. Tercapainya kepuasan klien yang optmal terhadap pelayanan keperawatan

b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat


2. Bagi perawat

a. Tercapainya kepuasan kerja yang optmal

b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien

c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.

3. Bagi insttusi

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat

b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat ( Nursalam, 2007 )

B. Tujuan Pengelolaan Obat

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi

Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi.

1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.

2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah dengan mutu
yang terjamin memiliki efektfitas dan keamanan yang sama.

3. Meresapkan obat sebelum diagnosis past dibuat “ hanya untuk mencoba “.

4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan

5. Memberikan obat kepada pasien yang tdak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa
untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas
kadarluarsa.

7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tdak aktf.

8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.

9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai
berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 )

C. Teknik Pengelolaan Oabat ( Sentralisasi )

Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.

2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat

3. Penerimaan obat.

a. Oabat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambi;l oleh
keluargadiserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat

b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan ( bila perlu ) dalam
kartu control, dan diketahui ( ditandatangani ) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan
habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).

c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu
sediaan obat.

d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat ( Nusalam 2007 )

4. Pembagaian obat

a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian obat.

b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatkan alur yang
tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.

c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan
efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi,
pantau efeksamping pada psie.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setap pagi oleh kepala ruangan atau petugas yang
ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat – obatan yang hamper habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep ( jika masih perlu dilanjutkan )
kepada dokter penanggung jawab pasien ( Nurussalam, 2007 )

5. Penambahan obat baru

a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur pemberian oabat,
maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam
kartu sedian obat.

b. Pada pemberian obat yang bersifat tdak rutn ( sewaktu saja ) maka dokumentasi hanya dilakukan
pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus
obat ( Nursalam, 2007 )

6. Obat Khusus

a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur
pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang cukup besar atau hanya diberikan dalam
waktu tertentu / sewaktu saja.

b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer.

c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian,
efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan
kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian
obat ( Nursalam, 2007)

Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara – cara
berikut ini:

1. Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek
samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf:

2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan didinding :

3. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;

4. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setap minggu pada
waktu pertemuan staf:

5. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana diperpustakaan ( Mc Mahon, 1999 )
Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat ( Nursalam, 2002 )
7. Menyimpan persediaan obat

a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis etket dan alamat
pesien. Penyimpanan stok ( persediaan ) yang teratur dengan baik merupakan bagaian pentng dari
manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu
persedian.

b. System kartu persediaan

Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan untuk menggantkan buku besar
persediaan, kartu ini berfungsi sepert buku besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan
menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan dalam
buku besar persediaan, masing – masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi
dalam system kartu persediaan, masing – masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.

c. Lemari obat

Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin. Periksa
persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar.

D. PERAN

1. Kepala Ruangan

a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tndakan malpraktek.

b. Memotvasi klien untuk mematuhi program terapi.

c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.

2. Katim

a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.

b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.

c. Melakukan tndakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.


3. Anggota Tim

Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.

E. Pelaksanaan

Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu pertama sampai dengan minggu kedua selama
mahasiswa praktek di ruang anak. Ruangan yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat adalah
ruang nurse staton dan ruang perawatan. Metode yang digunakan adalah ODD (One Day Dose),
dengan melibatkan depo farmasi ruangan.

F. Instrumen

1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat

2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki\

3. Tanda bukt serah terima obat dari farmasi

4. Format pemberian obat oral dan injeksi

G. Mekanisme Kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan 1. katm mengucapkan salam dan 10 Nurse Katm


melaporkan kegiatan sentralisasi menit Station
kepada Karu

2. Karu menanyakan persiapan


sentralisasi obat oral dan injeksi Karu

3. Katm menyebutkan hal-hal yang


sudah disiapkan
Katm
4. Karu memeriksa kelengkapan
administrasi sentralisasi obat
(meliput : informed consent, Karu
formulir pemberian obat oral dan
injeksi, lembar serah terima obat)

Pelaksanaan5. Katm menerima obat dari depo Nurse Katm


farmasi, dengan model one day station
dose.
6. Katm melakukan pencatatan
pada format penerimaan obat oral
Nurse Katm
dan injeksi, yang meliput :
station
a. Identtas pasien

b. Nama obat, dosis dan cara


pemberiannya

c. Jumlah obat yang diterima dari


farmasi

d. Jam dan nama penerima obat

7. Katm dan anggota tm


menjelaskan informed consent
Bed
sentralisasi obat Katm, anggota tm
pasien
8. Katm dan anggota tm
Menyiapkan kartu serah terima Katm, anggota tm
obat oral.

9. Katm memberikan penjelasan Bed


pada pasien dan keluarga pasien Katm dan anggota

mengenai nama obat yang akan tm

diberikan, manfaat, dosis, cara


pemberian, efek samping dan
kontra-indikasinya. Bed
pasien Anggota tm
10. Katm dan anggota tm
memberikan obat oral kepada
pesien sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan.
Anggota tm
11. Anggota tm memberikan obat
kepada pasien dengan melibatkan Bed
keluarga. pasien
Anggota tm
12. Kemudian anggota tm
menandatangani format
pemberian obat oral maupun
injeksi serta mengobservasi efek Bed
samping dari obat yang telah pasien
diberikan.
13. Karu mengecek kembali keleng- Karu,katm,anggota
kapan pendokumentasian sen- tm
Nurse
tralisasi obat
station

Nurse
station

H.

Anda mungkin juga menyukai