Anda di halaman 1dari 7

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KONSULTAN PENGAWAS

2.1 Pengertian Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas ialah pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek untuk
melaksanakan proses desain. Pengawas dapat menuangkan ide atau gagasan dari owner
ke dalam gambar kerja serta perhitungan ataupun perkiraan yang terjadi pada tahap
desain.
Konsultan memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk melengkapi
pengetahuan dan keterampilan arsitek. Arsitek harus dapat mengkoordinasi dan
mengawasi semua aspek proses perancangan.

2.2 Persyaratan Konsultan Pengawas

Sesuai dengan keputusan yang tercantum pada KEPRES No. 29 Tahun 1984 untuk
disebut sebgai pihak konsultan Pengawas, maka harus memenuhi syarat-syarat
administratif dan teknik, ialah sebagai berikut :

2.2.1 Administratif.

a) Memiliki akte notaris yang berisi tentang kepemilikan modal, bentuk, badan hukum
suatu oraganisasi.
b) Memberikan surat izin usaha jasa konstruksi (SIUJK).
c) Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).
d) Terdaftar pada panitia pengadilan atau departemen kehakiman.
e) Terdaftar pada badan Pengawas atau pengawasan.
Untuk terdaftar pada DPU Propinsi Daerah Tingkat I (bidang Cipta Karya) suatu
konsultan harus mengisi formulir dan dokumen pendaftaran dengan lampiran-
lampiran:
a) Akte pendirian.
b) SIUJK.
c) NPWP.
d) Mempunyai referensi bank.
e) Bukti-bukti administrative.
f) Pimpinan perusahaan atau cabang.
g) Menyanggupi untuk bertanggung jawab kepada semua hasil Pengawasan itu
sendiri.

2.2.2 Syarat Teknis.

a) Memenuhi persyaratan tenaga-tenaga dalam bidang teknik pembangunan yang


dapat dibuktikan dalam ijazah keahlian, pengalaman, dan referensi dari ahli
perusahaan.
b) Memiliki nama perusahaan, persyaratan terdaftar pada Dirtjen Cipta Karya
tersebut, umumnya hanya untuk bangunan-bangunan swasta biasanya atas
kepercayaan pemberi tugas dan diperkuat dengan bukti :
- SIUJK.
- Referensi bank.
- Referensi pengalaman kerja.

2.3 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas adalah perusahaan atau lembaga yang memberikan jasa


dalam merencanakan suatu bangunan dalam bentuk faedah dalam penggunaannya
beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan pelaksanaan dalam bidang
administrasi maupun kerja dalam bidang teknik.
a) Konsultan Arsitektur
Adalah perusahaan atau lembaga yang memberikan jasa dalam bidang gambar
perncanaan yang meliputi bidang-bidang bangunan utilitas, publik, monumental,
perumahan, rencana induk kawasan rancangan grafis, rancangan interior, studi
kelayakan, rancangan lengkap.
b) Konsultan struktur
Adalah perusahaan atau lembaga yang memberikan jasa dalam bidang analisis
struktur suatu bangunan, seperti kekuatan beton berapa, kolom, pembesian, pondasi,
balok, atap, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Pengawasan kekuatan suatu
elemen. Konsultan ini mernacanakan perhitungan struktur seperti bangunan gedung,
jalan, jembatan, banjir, dan drainase, tanah dan geoteknik, bangunan srana dan
prasarana umum, bangunan industri.
c) Konsultan Mekanikal Elektrikal ( ME ).
Konsultan ME adalah perusahaan atau lembaga yang memberikan jasa dalam
bidang mekanikal dan elektrikal yang meliputi instalasi, plambing, pengatur suhu udara,
pengaman kebakaran, pengolahan limbah, transportasi vertikal, instalasi catu daya,
detector kebakaran, instalasi penerangan, pengaturan tata suara, akustik, sistem alarm.

2.4 Tanggung Jawab Konsultan Pengawas


Tanggung jawab konsultan pengawas secara umum adalah sebagai berikut:
1. Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara professional atas jasa Pengawasan yang
dilakukan sesuai ketentuan kode etik profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a) Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan/pelaksanaan
yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standard dan pedoman teknis yang
berlaku.
b) Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang
berlaku.
c) Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.
3. Penanggung jawab professional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai
suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional pengawasan yang
terlibat dalam proses pekerjaan tersebut.

2.4 Tanggung Jawab Konsultan Pengawas

Tanggung jawab konsultan pengawas secara umum adalah sebagai berikut:


1. Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara professional atas jasa Pengawasan yang
dilakukan sesuai ketentuan kode etik profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a) Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan/pelaksanaan
yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standard dan pedoman teknis yang
berlaku.
b) Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang
berlaku.
c) Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.
3. Penanggung jawab professional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai
suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional pengawasan yang
terlibat dalam proses pekerjaan tersebut.
2.5 H a k Dan Wewenang Konsultan Pengawas

Tugas dan Wewenang dari Konsultan atau Pengawas:


1. Mengkaji kebenaran dokumen kontrak sesuai dengan biaya waktu dan mutu.
2. Melakukan pengawasan dan mengendalikan pekerjaan sesuai dengan
dokumen kontrak antara lain: rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), gambar
desain dan detail-detail, rencana anggaran biaya, serta jadual.
3. Wajib melaporkan jalannya pekerjaan kepada pemilik dan menjaga
kepentingan-kepentingan pemilik akan kemungkinan yang merugikan akibat
kesalahan atau ketidaksempurnaan pelaksanaan.
4. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan
kemajuan pekerjaan.
5. Keputusan yang diambil oleh direksi lapangan sesuai dengan isi dan maksud
dari dokumen kontrak.
6. Memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh yang perlu
dipersiapkan oleh kontraktor.
7. Wajib melakukan peninjauan ke lapangan untuk memeriksa kesesuaian
pelaksanaan dengan gambar kerja, RKS dan segala perubahan yang ada dalam
dokumen kontrak.
8. Wajib memberitahukan perbaikan bila terdapat ketidak sesuaian
pelaksanaan dengan dokumen kontrak. Memeriksa contoh bahan bangunan yang
dibutuhkan dalam pelaksaan projek tersebut.
9. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan progres.

2.6 Lingkup Tugas Dan Proses Pekerjaan Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas bertugas sejak tahap persiapan proyek dan Pengawasan


sampai masa penyerahan pertama pekerjaan oleh kontraktor yang antara lain adalah :
1. Membantu mengelola proyek untuk melaksanakan pengadaan dokumen pelelangan
dan dokumen pelaksanaan atau konstruksi.
2. Memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan.
3. Memberi penjelasan pekerjaan terhadap persoalan-persoalan
Pengawasan yang timbul selama tahap konstruksi.
4. Melakukan pengawasan untuk proyek.
Lingkup tugas konsultan Pengawas juga berwenang membuat uraian pekerjaan dan
syarat-syaratnya serta membuat analisa dan Rancangan Anggaran Biaya ( RAB ) untuk proyek
yang direncanakannya, sebagai berikut:
1. Pekerjaan pokok adalah Pengawasan seperti pembuatan sketsa gagasan,
perancangan untuk mendapatkan izin membangun, rancangan pelaksanaan,
gambar-gambar detail, uraian dan syarat – syarat pekerjaan serta Rencana Anggaran
Biaya ( RAB ).
2. Pekerjaan pelengkap yaitu pekerjaan penunjang desain seperti pembuatan maket dan
lain – lain.
3. Pekerjaan khusus yaitu Pengawasan yang membutuhkan keahlian khusus di luar ilmu
arsitektur seperti perhitungan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, dan lain – lain.

2.7Proses Pengadaan Proyek Dan Badan-Badan Yang Terlibat

1. Proses Manajemen Pengadaan Proyek :


a) Pengadaan Pengawasan : menentukan apa yang harus mendapatkan dan kapan
harus mendapatkannya.
b) Permohonan Pengawasan : mendokumentasikan persyaratan produk dan
mengidentifikasi sumber-sumber potensial.
c) Permohonan : mendapatkan kutipan, tawaran .
d) penawaran, atau proposal yang sesuai .
e) Sumber seleksi: memilih vendor potensial.
f) Administrasi Kontrak : mengelola hubungan dengan vendor.
g) Kontrak close-out: penyelesaian dan pembayaran kontrak .
2. Badan-badan yang terlibat Dalam pembangunan proyek pihak-pihak
yang biasanya terlibat adalah:
a) Investor (owner) merupakan orang/perusahaan yang akan menanamkan
modal pertama kali pada proyek. Owner disini merupakan pihak yang memiliki ide
untuk membangun suatu proyek. Owner akan melakukan tinjauan mengenai
ide membuat suatu proyek untuk mengetahui seberapa lama investasi yang mereka
tanamkan mencapai BEP (Break Event Point) dan akan dibandingkan dengan
produk investasi lainnya yang lebih menjanjikan baik berupa produk perbankan,
obligasi (saham/reksadana) atau produk investasi lainnya.
b) Lenders merupakan orang/badan/perusahaan yang bekerja sama dengan
peminjamnya, menyuntikan modalnya dengan bunga yang disepakati. Lenders
biasanya adalah bank. Saat pengajuan pinjaman, lenders akan melihat cash flow
pengembalian pinjaman yang diajukan.
c) Asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjaminan,
dalam konteks ini merupakan pihak yang menjamin berlangsungnya proyek selama
proses pelaksanaan pembangunan.
Pihak asuransi akan melakukan ganti rugi bila terjadi kendala pada
proyek sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Sebagai gantinya, orang/badan
yang mengajukan asuransi harus membayar premi yang dibebankan.
d) Kontraktor merupakan pihak yang akan melaksanakan atau membangun
suatu proyek yang telah disetujui oleh pemilik modal (owner). Kontraktor dituntut
untuk melaksanakan proyek sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh owner.
e) Konsultan merupakan pihak yang dipekerjakan oleh owner sebagai perwakilan
owner saat pelaksanaan proyek berlangsung, baik sebagai Pengawas maupun
pengawas selama pelaksanaan proyek.
f) Konsultan FS merupakan pihak yang dipekerjakan oleh owner untuk membuat studi
kelayakan mengenai suatu rencana proyek konstruksi. Fungsi dari studi kelayakan
yang dibuat adalah untuk mengetahui apakah suatu rencana proyek tersebut layak
untuk dikerjakan atau tidak (go or not go).
g) Kompetitor merupakan pihak yang memiliki suatu kepentingan yang sama dan
pangsa pasar yang hampir serupa dari produk yang akan dihasilkan dari
pelaksanaan proyek. Kompetitor perlu dipetakan untuk mengetahui tingkat
persaingan dari produk yang akan dihasilkan. Kompetitor yang akan dianalisa adalah
resort yang memiliki fasilitas hampir serupa atau pangsa pasar yang sama di lokasi
yang berdekatan dengan proyek yang akan dibangun.
h) Regulator merupakan pihak yang membuat peraturan berkaitan dengan
pembangunan proyek ini, apakah sesuai dengan Pengawasan tata ruang wilayah
dan telah memenuhi studi kelayakan serta AMDAL.

2.8 Hubungan Antara Pemberi Tugas ( Owner) Dengan Konsultan

1. Hubungan dalam ikatan kontrak kerja.


2. Konsultan Pengawas arsitektur, landscape, dan QS menyerahkan hasil
Pengawasannya kepada pemilik proyek.
3. Hubungan antara pihak konsultan MK dengan konsultan Pengawas arsitektur,
landscape, dan QS juga merupakan hubungan konsultasi.
4. Pemilik proyek memberi imbalan jasa kepada konsultan Pengawas arsitektur.
Pemberi tugas atau pemilik proyek (owner) yang sekaligus menjabat sebagai konsultan
MK memberikan tanggung jawab Pengawasan konsep/desain awal arsitektur dan RAB kepada
konsultan Pengawas arsitektur, landscape, dan QS. Kemudian pihak Pengawas arsitektur,
landscape, dan QS mengajukan jasanya serta mendapat imbalan dari pihak pemberi tugas.
Hubungan ini diikat oleh suatu kontrak perjanjian yang disetujui oleh pihak pemberi tugas
dengan konsultan Pengawas (antara owner dengan konsultan Pengawas arsitektur, landscape,
dan QS).

Anda mungkin juga menyukai