Tutor:
Ni Made Merta, S.Pd. M.Pd.
Disusun Oleh:
I Made Asta Wibawa NIM: 859008486
I Wayan Mardana NIM: 859011017
I Wayan Gede Yuda Ariyawan NIM: 859009192
I Komang Sudiantara NIM: 859009368
I Made Adi Wiadnyana NIM: 859009572
Rasa Angayubagia kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas waranugraha-Nya “ kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Pengembangan Tes Hasil Belajar” ini tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami banyak
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terutama kami sampaikan terima kasih kepada tutor mata kuliah Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran di SD Ibu Ni Made Merta, S.Pd. M.Pd.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Pengembangan Tes Hasil Belajar
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi khususnya bagi kami dan umumnya bagi
para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa keunggulan dan kelemahan tes?
2. Bagaimana mengembangkan tes?
3. Bagaimana perencanaan tes?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari tes.
2. Untuk mengetahui cara mengembangkan tes.
3. Untuk mengetahui merencanakan tes.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tes Objektif
Keunggulan:
Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, penerapan).
Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
sehingga semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP
dapat diukur ketercapaiannya.
Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten
karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
Informasi yang diperoleh lebih kaya.
Kelemahan:
Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.
Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga membutuhkan
waktu lebih lama.
Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan
menerka.
Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya
sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh
penulis soal.
Upaya untuk meminimalkan kelemahan:
o Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan penulis
harus berorientasi pada kisi-kisi soal.
o Menguasai materi dengan baik dan latihan terus menerus hingga betul-betul mahir.
o Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang
telah ditentukan dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi empat atau
lima.
o Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat diatasi
dengan menggunakan tes uraian.
2. Tes Uraian
Keunggulan:
Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.
Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat
diukur dengan tes objektif.
Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada waktu
yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif.
Kelemahan:
Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
Sukar memeriksa jawaban siswa.
Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena
beberapa hal, di antaranya:
o Adanya hallo effect.
o Adanya efek bawaan (carry over effect).
o Efek urutan pemeriksaan ( order effect).
o Pengaruh penggunaan bahasa.
o Pengaruh tulisan tangan.
Upaya untuk meminimalkan kelemahan :
Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah
membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes uraian terbatas)
Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa
hasil ujian tanpa nama.
Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:
- Gunakan tes uraian terbatas.
- Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa.
- Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua.
- Lakukan uji coba pemeriksaan.
Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama
peserta tes.
Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban
soal nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2
jugauntuk keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir.
Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa
lelah dalam memeriksa.
B. Mengembangkan Tes
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
1. Tes Objektif
Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:
a. Tes benar salah / true false item
Fungsi:
Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan
mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau
opini.
Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Keunggulan:
Mudah dikonstruksikan.
Dapat menanyakan banyak sampel materi.
Mudah penskoran.
Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
Kelemahan:
o Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%.
o Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
yang sederhana yaitu aspek ingatan.
Kelemahan:
Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
C. Perencanaan Tes
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi
inilah yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan
apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara
keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan
waktu tes yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir
yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada
banyaknya butir soal yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Ragam soal yang akan digunakan.
Proses berpikir yang ingin diukur.
Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan
diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan
kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita
gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi yang
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi
pedoman dalam menulis setiap butir soal.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, Adi, dik. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.