Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MODUL 2

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR


EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah


Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran di SD

Tutor:
Ni Made Merta, S.Pd. M.Pd.

Disusun Oleh:
I Made Asta Wibawa NIM: 859008486
I Wayan Mardana NIM: 859011017
I Wayan Gede Yuda Ariyawan NIM: 859009192
I Komang Sudiantara NIM: 859009368
I Made Adi Wiadnyana NIM: 859009572

Program Studi : S1 PGSD Masukan Sarjana


Pokjar / Kelas : Gianyar / G2
Masa Registrasi : 2019.1

UNIT PROGRAM BELAJAR


UNIVERSITAS TERBUKA
2019
KATA PENGANTAR

Rasa Angayubagia kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas waranugraha-Nya “ kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Pengembangan Tes Hasil Belajar” ini tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami banyak
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terutama kami sampaikan terima kasih kepada tutor mata kuliah Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran di SD Ibu Ni Made Merta, S.Pd. M.Pd.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Pengembangan Tes Hasil Belajar
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi khususnya bagi kami dan umumnya bagi
para pembaca.

Gianyar, 5 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... ii


Daftar Isi ………................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ………....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Keunggulan dan Kelemahan Tes ….……...….……...….……... 2
B. Mengembangkan Tes ……...….……...….……...….……...….…. 4
C. Perencanaan tes ….……...….……...….……...….……...….…… 7
BAB III PENUTUP ….……...….……...….……...….……...….… 8
DAFTAR PUSTAKA …..................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menilai pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok seorang guru sebagai
konsekuensi logis dari pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang telah disusun tiap awal
semester. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengambil keputusan tentang keberhasilan siswa
dalam mencapai kompetensi yang telah di tetapkan.
Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur.
Jika kompetensi yang akan dicapai lebih dominan dalam ranah kognitif maka tes merupakan
alat ukur yang tepat. Tetapi jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam ranah afektif
dan psikomotor maka tes bukan alat ukur yang valid. Alat ukur yang valid untuk mencapai
kompetensi tersebut adalah non-tes, misalnya skala sikap, asesmen kinerja dan portofolio.
Untuk dapat mengembangkan tes yang baik ada beberapa langkah yang harus diikuti
yaitu harus memahami bagaimana cara menulis tes baik sesuai dengan tata cara atau kaidah
yang telah ditentukan, membuat perencanaan tes dan menulis butir soal berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa keunggulan dan kelemahan tes?
2. Bagaimana mengembangkan tes?
3. Bagaimana perencanaan tes?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari tes.
2. Untuk mengetahui cara mengembangkan tes.
3. Untuk mengetahui merencanakan tes.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keunggulan Dan Kelemahan Tes


Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan
diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan
kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita
gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.

1. Tes Objektif
 Keunggulan:
 Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, penerapan).
 Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
sehingga semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP
dapat diukur ketercapaiannya.
 Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten
karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
 Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
 Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
 Informasi yang diperoleh lebih kaya.

 Kelemahan:
 Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.
 Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga membutuhkan
waktu lebih lama.
 Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan
menerka.
 Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya
sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh
penulis soal.
 Upaya untuk meminimalkan kelemahan:
o Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan penulis
harus berorientasi pada kisi-kisi soal.
o Menguasai materi dengan baik dan latihan terus menerus hingga betul-betul mahir.
o Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang
telah ditentukan dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi empat atau
lima.
o Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat diatasi
dengan menggunakan tes uraian.

2. Tes Uraian
 Keunggulan:
 Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.
 Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat
diukur dengan tes objektif.
 Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada waktu
yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
 Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif.

 Kelemahan:
 Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
 Sukar memeriksa jawaban siswa.

 Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena
beberapa hal, di antaranya:
o Adanya hallo effect.
o Adanya efek bawaan (carry over effect).
o Efek urutan pemeriksaan ( order effect).
o Pengaruh penggunaan bahasa.
o Pengaruh tulisan tangan.
 Upaya untuk meminimalkan kelemahan :
 Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah
membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes uraian terbatas)
 Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa
hasil ujian tanpa nama.
 Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:
- Gunakan tes uraian terbatas.
- Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa.
- Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua.
- Lakukan uji coba pemeriksaan.
 Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama
peserta tes.
 Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban
soal nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2
jugauntuk keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir.
 Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa
lelah dalam memeriksa.

B. Mengembangkan Tes
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.

1. Tes Objektif
Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:
a. Tes benar salah / true false item
 Fungsi:
 Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan
mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
 Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau
opini.
 Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.

 Keunggulan:
 Mudah dikonstruksikan.
 Dapat menanyakan banyak sampel materi.
 Mudah penskoran.
 Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.

 Kelemahan:
o Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%.
o Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
yang sederhana yaitu aspek ingatan.

b. Tes menjodohkan / matching exercise


Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal/premis
dan kolom kedua adalah jawaban / respons.
 Keunggulan:
 Mudah dibuat
 Mudah penskorannya
 Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada siswa.

 Kelemahan:
 Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.

c. Tes pilihan ganda / multiple choice


 Ragam tes pilihan ganda :
 Melengkapi pilihan ( ragam A)
Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban
 Hubungan antar hal (ragam B)
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan
dengan kata sebab.
 Analisis kasus (ragam C)
 Ganda kompleks (ragam D)
 Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )
Mengkonstruksi tes objektif yang baik adalah sebagai berikut:
a. Saran dalam mengkonstruksi tes B-S
 Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan
yang membingungkan/ bermakna ganda.
 Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur
kompetensi.
 Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.
 Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
 Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
 Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimat.
 Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
b. Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan
o Pernyataan pernyataan di bawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari
pernyataan yang homogen.
o Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
o Penulisan kalimat pada respons hendaknya lebih pendek dari premis.
o Jika jawaban pada respons berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
o Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons pada halaman yang sama.
c. Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
 Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.
 Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
 Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
 Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek
kalimat dan pengecoh menarik untuk dipilih.
 Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
 Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
 Hindari penggunaan ungkapan negatif dalam penulisan soal.
 Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban
salah.
 Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
 Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
 Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.
2. Tes Uraian
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu:
 Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
 Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
 Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
 Gunakan tes uraian terbatas.
 Usahakan pertanyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
 Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
 Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
 Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
 Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal
dengan benar.
2. Pedoman penskoran:
 Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka
jawaban tersebut harus ditulis.
 Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
 Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
 Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
 Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang
lain.

C. Perencanaan Tes
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi
inilah yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan
apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara
keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan
waktu tes yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir
yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada
banyaknya butir soal yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:
 Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
 Ragam soal yang akan digunakan.
 Proses berpikir yang ingin diukur.
 Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan
diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan
kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita
gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi yang
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi
pedoman dalam menulis setiap butir soal.
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Adi, dik. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai