Anda di halaman 1dari 53

KATEKESE UMAT

1
KATEKESE
PADA UMUMNYA

2
Katekese menjadi bagian penting dari
Gereja. Katekese merupakan pewartaan
yang diarahkan untuk umat yang telah
mengimani Kristus.

Secara umum, Katekese dipahami


sebagai 1) pewartaan sabda Allah, 2)
pendidikan umat beriman dan 3)
pengembangan Gereja.

3
KATEKESE MEWARTAKAN SABDA ALLAH

Katekese adalah memberitakan sabda


Allah, mewartakan Kristus dengan
harapan akan terjadi perpaduan secara
integral antara iman dan hidup manusia.
Sabda Allah adalah suatu intervensi ilahi
yang berkuasa dan berbelas kasih, di
mana ALlah mewartakan diri-Nya dan
rencananya untuk persekutuan dan
keselamatan umat manusia. Untuk
menyambut intervensi tersebut, katekese
menjadi alat dan media Gereja.
4
Sabda Allah tidak lain adalah Yesus
Kristus yang telah menjelma. Dalam
Yesus Kristus, sabda Allah dikonkretkan
kepada manusia dan rencana
penyelamatan serta pembebasan manusia
direalitasikan.

Karena itu katekese juga bisa diartikan


mewartakan Yesus Kristus dan mengajak
persekutuan priabdi dengan sang sabda
tersebut. Katekese mengantar atau
menjadi suatu inisiasi menuju pertemuan
pribadi dengan Kristus.
5
Dalam katekese itu bukan hanya ajaran
Kristus yang disampaikan tetapi juga
komunikasi misteri Allah yang hidup.

Dengan demikian katekese itu


mempertemukan manusia dengan
Pribadi yang hidup dalam kepenuhan
kemanusiaan dan ke-Allah-an yang tidak
lain adalah Juru Selamat.

6
Katekese menjadi suatu usaha saling
menolong terus menerus dari setiap
orang untuk mengartikan dan mendalami
hidup pribadi maupun bersama menurut
pola Kristus menuju hidup kristiani yang
dewasa penuh.

Katekese lalu sangat kristosentris. Misteri


Kristus menjiwai seluruh isi katekese.
Segala unsur katekese haruslah mengacu
pada Putra Allah yang menjelma.

7
Katekese mewartakan kabar gembira.
Katekese memberikan keterangan atau
tafsiran akan sabda Allah agar sabda
Allah memberi arti bagi hidup dan
merintis jalan-jalan baru bagi manusia.
Sabda Allah dibiarkan menafsirkan dan
menerangi eksistensi manusia. Sabda
Allah berdaya mengubah dan
membebaskan.
Katekese menjadi pelayanan sabda atau
menjadi suatu pertolongan bagi manusia
untuk keluar dari dirinya dan bersedia
menerima sapaan dan tawaran Allah.
8
Katekese harus menerangi dengan sabda
Allah situasi manusia dan peristiwa-
peristiwa hidupnya untuk
memperlihatkan di dalamnya kehadiran
dan ketidakhadiran Allah. Dalam konteks
ini, katekese diharapkan memahami
kemelaratan dan pengharapan manusia
dewasa ini u n t u k m e n ya j i k a n
kemungkinan pembebasan total dalam
Yesus Kristus.

9
KATEKESE MENDIDIK UNTUK BERIMAN

Katekese dipahami juga sebagai pendidikan


dalam iman, bina iman, pengajaran iman
yang teratur dan kian berkembang melalui
proses yang terus menerus menuju
kedewasaan iman.
Katekese dihubungkan dengan pembinaan
anak-anak, kaum muda dan orang dewasa
dalam iman yang mencakup penyampaian
ajaran kristen, yang diberikan secara
organis, sistematis untuk mengantar orang
masuk dalam kepenuhan hidup kristen.

10
Katekese dipahami juga sebagai
pendidikan dalam iman, bina iman,
pengajaran iman yang teratur dan kian
berkembang melalui proses yang terus
menerus menuju kedewasaan iman.
Katekese dihubungkan dengan pembinaan
anak-anak, kaum muda dan orang dewasa
dalam iman yang mencakup penyampaian
ajaran kristen, yang diberikan secara
organis, sistematis untuk mengantar orang
masuk dalam kepenuhan hidup kristen.

11
Katekese bersifat instrumental demi terciptanya
pertemuan antara pribadi manusia dan
tawaran Allah yang menolong perkembangan
dan pendewasaan iman secara bertahap.

Iman yang dewasa adalah iman yang


bertumbuh selaras dengan tiga komponen
sikap: kognitif, afektif dan operatif.

12
Iman yang dewasa secara kognitif berarti iman
yang didukung oleh pengetahuan yang
mendalam, mampu membedakan antara yang
esensial (tetap) dan aksiendtal (tambahan), dan
bisa bersifat kritis dan autokritik.

Iman yang dewasa secara afektif berarti iman


yang melandasi perasaan dan sikap.

Iman yang bersifat operatif berarti iman yang


dinamis, aktif, terealisasikan dalam tindakan
nyata dan terintergrasi dengan hidup, akal budi
dan tingkah laku.

13
RANGKUMAN

Pada umumnya, Katekese bersifat


doktrinal, kristosentris, searah dari
seorang pembimbing di mana umat
sebagai pendengar. Katekis menjadi
guru, sumber informasi. Sumber katekese
adalah sabda Tuhan dan ajaran-ajaran
Gereja.

14
KATEKESE DI INDONESIA:

KATEKESE UMAT

15
PKKI I
Tanggal 29 Juni -5 Juli 1977
di Wisma Syalom Sindanglaya-Jawa Barat:
MENCARI ARAH KATEKESE DI INDONESIA

16
Menanggapi katekese yang berkembang yang
cenderung satu arah dari pemimpin kepada
umat, peranan hierarki bersama petugas
pastoral sangat menonjol dan tak terdengar
peranan umat. Katekese sekolah sangat
menonjol dan modelnya terbawa ke luar
sekolah.
Peserta PKKI mulai menggagas sebuah
katekese yang melibatkan seluruh umat,
yakni katekese oleh umat, dari umat dan
untuk umat, yang melibatkan seluruh umat

17
PKKI II
tanggal 29 Juni -5 Juli 1980
di Klender Jakarta:
Katekese Umat.

18
Enam butir rumusan Katekese Umat

1. Pengertian: Katekese Umat adalah


komunikasi iman atau tukar pengalaman
iman antar anggota jemaat. Tekanannya
adalah penghayatan iman meski
pengetahuan iman tidak dilupakan.
2. Isi: Dalam KU, orang bersaksi tentang
imannya akan Yesus Kristus. Yesus tampil
s e b a g a i p o l a h i d u p ya n g m e n j a d i
mendasari penghayatan iman Gereja

19
3. Peserta: Yang berkatekese adalah umat
yang secara pribadi memilih Kristus dan
secara bebas berkumpul untuk leibh
memahami Kristus dan menjadikannya
sebagai pola hidup pribadi dan pola hidup
bersama.
4. Pemimpin: Pemimpin katekese bertindak
sebagai pengarah, pelancar atau fasilitator.
Ia pelayan yang menciptakan suasana
komunikatif, membangkitkan gairah supaya
para peserta berani berbicara secara
terbuka.

20
5. Kedudukan peserta: Katekese Umat adalah
komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dalam
iman yang sederajat, yang saling bersaksi tentang
iman mereka. Mereka saling berdialog secara
terbuka, ditandai dengan sikap saling menghargai
dan saling mendengarkan.
6. Tujuan: Supaya dalam terang Injil, peserta semakin
meresapi arti pengalaman sehari-hari dan bertobat
kepada Allah. Dengan demikian semakin sempurna
beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan
hidup kristiani dikukuhkan, makin bersatu dalam
Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan
tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja
semesta; sehingga sanggup memberi kesaksian
tentang Kristus dalam hidup di tengah masyarakat.

21
PKKI III
tanggal 29 Januari-5 Februari 1984
di Pacet Jawa Timur:
PENGEMBANGAN KETRAMPILAN
PEMBINA KATEKESE UMAT

22
Pemimpin Katekese Umat

1. Pemimpin KU adalah seorang yang mampu


dan rela untuk menjalankan KU dalam
kelompok basis baik secara teritorial
maupun kategorial.
2. Seorang pembina KU adalah seorang
fasilitator dan bukan guru. Ia memfasilitasi
dan mengarahkan pertemuan agar terjadi
komunikasi iman diantara peserta serta
menunjukkan point-point pokok yang bisa
menjadi bahan pengolahan hidup.

23
3. Pemimpin KU hendaknya seorang pribadi
beriman katolik yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman mengenai
pengetahuan dan tradisi kristiani, serta
memiliki jiwa pelayanan.
4. Ia rela untuk mendampingi, membimbing
kelompok untuk melaksanakan KU.
5. Ia juga mampu menghargai setiap peserta
KU yang memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing.

24
Ketrampilan Pemimpin Katekese Umat
1. K e t r a m p i l a n b e r k o m u n i k a s i :
mengungkapkan diri, berbicara,
mendengarkan; menciptakan suasana yang
memudahkan peserta mengungkapkan diri
2. Ketrampilan berefleksi: menemukan nilai-
nilai manusiawi dari pengalaman sehari-
hari; menemukan nilai-nilai kristiani dari
KS, Ajaran Gereja dan Tradisi Gereja;
memadukan nilai-nilai kristiani dengan
nilai manusiawi dalam pengalaman hidup
sehari-hari
25
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM PEMBINAAN
PEMBINA KU
1. Proses penyadaran pengalaman hidup
adalah proses melihat pengalaman sehari-
hari dengan jujur. Mereka perlu dilatih
untuk melihat dan mengalami
pengalamannya sendiri, tanpa rasa takut
dan malu.
2. Proses penyadaran Kitab Suci dan Tradisi
Gereja. Pengalaman sehari-hari diangkat
ke pengalaman iman, dimana memadukan
pengalaman diri dengan KS. Artinya orang
diajak menyadari campur tangan Tuhan
dalam pengalaman manusiawinya.
26
3. Penyadaran komunikasi dengan tradisi
kristiani. Yang dimaksud tradisi kristiani
adalah ajaran Gereja dalam arti luas
menyangkut tradisi, spiritualitas, liturgi dan
segala praktek hidup Gereja yang
menampakkan iman akan KRistus. Hidup
sehari-hari perlu diselaraskan dengan
ajaran Gereja tersebut.
4. Penyadaran arah pembaruan hidup dan
keterlibatan dalam masyarakata sebagai
tanda pertobatan. Untuk itu perlu
perencanaan konkret dan realistik.
27
PKKI IV
tanggal 24-28 Oktober 1988
di Denpasar Bali:
IMAN YANG TERLIBAT DALAM
MASYARAKAT

28
EVALUASI KATEKESE UMAT

1. Katekese Umat menawarkan katekese yang lebih


cocok dengan karakteristik orang Indonesia,
melibatkan aspek afektif umat;
2. KU sungguh katekese dari umat, oleh umat dan
untuk umat. umat terlibat, berani berbicara/
berkomunikasi
3. KU membantu umat berbicara tentang hidup nyata
dalam terang Injil

29
4. Namun katekese umat belum merata. Ada yang
umat belum berperan aktif untuk berbagi
pengalaman imannya sehingga belum terjadi tukar
pengalaman. Ketrampilan pembina masih terbatas.
Waktu berkatekese didominasi oleh orang tertentu
atau pemimpin katekese. Akhirnya katekese umat
tidak jauh berbeda dengan katekese sekolah
5. Para pemimpin katekese belum mampu berperan
sebagai fasilitator yang menghidupkan dinamika
katekese umat.
6. Tema yang diolah masih seputar ajaran dan tradisi
Gereja. Katekese belum mengangkat pengalaman
hidup sehari-hari sebagai medan pengalaman
iman.

30
PEMIKIRAN BARU
1. Dirasakan perlunya katekese yang membantu umat
untuk lebih berani mewujudkan iman di tengah
masyarakat. Katekese tidak hanya terarah pada
pertobatan pribadi (PKKI I-IV) tetapi juga
pertobatan yang membawa rasa tanggung jawab
sosial dan berimbas pada transformasi sosial.
2. Untuk maksud itu, perlu katekese umat yang
menumbuhkan sikap peka dan kritis terhadap
masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, budaya,
pendidikan, kelestarian alam, modernisasi dll.
3. Untuk mendukung katekese ini dibutuhkan
analisa sosial.

31
PKKI V
tanggal 22-30 September 1992
di Wisma Caringin Bogor;
MEMBINA IMAN YANG TERLIBAT
DALAM MASYARAKAT

32
Iman perlu ditempatkan dalam pergumulan
hidup manusia dalam konteks hidupnya yang
konkret. Iman memanggil orang untuk terlibat
dan bertindak. Katekese melihat masyarakat
dalam dimensi keselamatan, dimana Gereja
turut bertanggung jawab mewujudkan
dimensi keselamatan itu dengan
menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah
seperti yang telah dimaklumkan Yesus:
keadilan, damai, persaudaran, solidaritas dan
cinta kasih.
Untuk memahami persoalan yang lebih
obyektif, diperlukan ANALISA SOSIAL.
33
Dua hal yang perlu dilakukan yaitu pertama,
melihat dan memahami masalah-masalah
sosial secara mendalam dan meluas lewat
analisa sosial. Kedua, melihat dan mendalami
persoalan dalam terang Kitab Suci.

34
PKKI VI
tanggal 1-10 Agustus 1996
di Wisma Samadi
MENGGALAKKAN KARYA KATEKESE DI
INDONESIA

35
Buah Pemikiran yang dihasilkan:
Katekese diarahkan untuk membangun Jemaat
dengan Orientasi Kerajaan Allah.

36
1. Jemaat yang bersandar pada Allah, Bapa semua
umat manusia
2. Karena semua orang adalan anak ALlah, sikap
saling menghormati dan memperlakukan sebagai
sesama yang sederajat adalah penting
3. Sikap penghormatan itu diwujudkan dengan
pengabdian pada dunia yang dilandasi dengan
nilai-nilai KA
4. Nilai-nilai KA ditumbuhkan melalui dialog,
kerjasama dengan semua yang berkehendak baik
5. Dalam mengembangkan nilai-nilai KA dibutuhkan
ketabahan dan pertobatan terus menerus

37
Untuk mengembangkan KU yang diarahkan untuk
membantu umat membangun hidup yang berorientasi
kepada Kerajaan Allah, ada dua hal yang diperlukan:
1. Analisa Sosial untuk memetakan persoalan secara
lebih obyektif
2. Kitab Suci untuk menempatkan hasil analisa sosial
dalam perspektif iman. Kitab Suci menjadi kunci
untuk menafsir situasi.

38
PKKI VII
tanggal 24-30 Juni 2000
di Sawiran - Jawa Timur
KATEKESE UMAT DAN KELOMPOK BASIS
GEREJAWI

39
1. Untuk mengembangkan Katekese Umat, diperlukan
komunitas jemaat yang menjalankannya. KBG
menjadi tempat yang strategis melaksanakan
Katekese Umat.
2. Katekese Umat mengantar umat membangun
komunitas, saling mengenal secara mendalan
termasuk suka dukanya. KU menjadi satu peristiwa
umat bercommunio yang sesungguhnya, dimana
ada relasi/interaksi antar anggota sederajat serta
kesediaan untuk berbagi demi mewujudkan
solidaritas terhadap sesamanya yang sedang
mengalami keprihatinan.

40
PKKI VIII
tanggal 22-28 Februari 2004
di Wisma Misericordia Malang
MENUJU GEREJA YANG BERDIMENSI
KEMASYARAKTAN

41
1. Katekese Umat di tengah KGB beragam praksisnya:
ada yang masih berkutat dalam urusan kegerejaan
(kerohanian)
2. Katekese Umat mengantar umat KBG mewujudkan
Gereja yang berdimensi kemasyarakatan: Sosial-
Politik, Sosial-Ekonomi.
3. Katekese Umat dalam KBG mesti menyentuh tema-
tema sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan. KU
tidak membatasi pada tahap informatif dan
konsientisasi tetapi juga sampai pada praksis dan
aksi.

42
Kitab Suci, Ajaran
Internal:
Tradisi Gereja Bersatu dengan Kristus dan bersaksi
tentang Kristus di dalam Jemaat dan
masyarakat

KBG KATEKESE UMAT


Eksternal:
Beriman yang terlibat dan
memasyarakat mewujudkan nilai-
nilai Kerajaan Allah
Analisa Sosial

43
KISI-KISI KATEKESE UMAT I

1. Pe n g e r t i a n E va n g e l i s a s i d a n k a t e k e s e d a n
perbedaannya
2. Pengertian katekese Umat
3. Enam butir katekese umat dari PKKI II
4. Siapakah pemimpin KU
5. Model-Model kepemimpinan?
6. Ketrampilan Pemimpin KU
7. Unsur-unsur dalam pembinaan Pemimpin KU
8. Penilaian dan saranmu terhadap pemandu dan umat
yang hadir dalam sarasehan lingkugan?

44
.
PROSES KATEKESE

45
.
SHARED CHRISTIAN PRAXIS

46
Shared Christian Praxis (SCP) diperkenalkan oleh
Thomas Groome (pendidik iman dari Amerika)
sebagai sebuah pendekatan pendidikan iman kristiani.
SCP dilihat sebagai cara kerja dalam suatu kelompok
untuk bersama-sama berbicara merefleksiap apa yang
ada di sekitar mereka. Dialog dan refleksi itu diterangi
oleh tradisi dan visi kristiani sampai penghasilkan
suatu gerakan bersama untuk meningkatkan
penghayatan iman.

47
48
TAHAP-TAHAP SCP

1. Focusing (memilih tema yang akan diolah bersama)


2. Naming (mendeskripsikan persoalan yang mau
diolah), bisa dari video, gambar, tulisan, dll
3. Reflecting (mendalami dan menghubungkan
dengan nilai, iman, sikap) agar bisa kritis terhadap
persoalan yang ada.
4. The Christian story and vision (mengisahkan kitab
suci) yang hendak diolah
5. Integrating (menghubungkan naming, reflecting
dengan kitab suci dan tradisi Gereja.
6. Responding (menanggapi untuk ditindaklanjuti
sebagai gerakan personal atau gerakan bersama)

49
50
51
.
PROSES KATEKESE UMAT

52
1. Mengamati dan menyadari suatu fenomena dalam
masyarakat yang diangkat menjadi tema dalam KU
a. KU berangkat dari situasi konkret masyarakat
b. Situasi itu hendaknya didalami, dianalisis supaya dapat dipahami
secara menyeluruh
c. Dibangun suatu kepedulian dengan masalah-masalah yang ada
2. Menyadari dan merefleksikan situasi yang telah dianalisis
dalam terang sabda Allah.
a. Umat diajak mendengarkan Allah yang hic et nunc bersabda
kepada mereka di tengah masalah yang sedang dihadapi
b. Menemukan dan memahami kepedulian Allah terhadap masalah
yang ada, meresapkan pandangan dan sikap Allah sampai merasa
tertantang untuk memikirkan arti keselamatan yang bisa
diwujudkan
3. Memikirkan dan merencanakan aksi untuk bertindak
a. Setelah menganalisa situasi, merefleksikan dengan terang sabda
Allah, merencanakan tindakan perbaikan keadaan.
b. Allah bisa saja menegur dan mengajak kita bertobat, atau bisa juga
menginspirasi dan meneguhkan kita untuk bertindak.
c. Karena itu dalam KU penting ada rencana-rencana aksi dan
membulatkan tekad untuk bertindak.
53

Anda mungkin juga menyukai