I. LATAR BELAKANG
Suatu kota yang baik harus memiliki satu kesatuan sistem organisasi yang mampu
mengakomodasi kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi, budaya, memiliki citra fisik maupun non
fisik yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancang secara terpadu. Selain itu
penyediaan infrastruktur prioritas di kota besar sampai dengan metropolitan harus menjadi
prioritas utama dalam pemenuhan fasilitas umum untuk masyarakat dan lingkungannya, salah
satu fasilitas utama dalam penyediaan infrastruktur prioritas kota adalah bangunan sarana dan
prasarana air limbah/ sanitasi domestik.
Pembangunan sarana dan prasarana Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) pada dekade ini
semakin meningkat khususnya dalam era desentralisasi dan otonomi daerah. Penyediaan
akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat menjadi salah satu prioritas pemerintah pusat
dalam kurun tahun 2015-2019. utama gusarana dan prasarana dan metrrkembangan
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dewasa ini semakin kompleks baik dari
segi intensitas, teknologi, kebutuhan prasarana dan sarana, maupun lingkungannya.
Hampir setengah dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan
sehingga kebutuhan akan layanan pengelolaan air limbah yang aman bertumbuh dengan
cepat. Mengingat mayoritas rumah tangga dan fasilitas bisnis didaerah perkotaan di Indonesia
menggunakan tangki septik untuk pembuangan air limbahnya dan umumnya menggunakan
water-flush toilet. Oleh karena itu World Health Organization (WHO) mendefinisikan pada
setiap kota perlu menjamin tersedianya sistem pengumpulan dan pembuangan air limbah dan
lumpur tinja yang aman.
Penyelenggaraan SPAL khususnya di Kota Tangerang Selatan akan menjadi salah satu
prioritas pembangunan daerah yang merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.
B. TUJUAN
Tujuan dari pekerjaan jasa konsultansi survei kajian lahan Instalasi Pengelolaan Limbah
Tinja (IPLT) Kota Tangerang Selatan ini adalah sebagai acuan Pejabat yang ditunjuk dan
atau Stakeholder Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan SPAL Kota Tangerang
Selatan untuk melaksanakan pengadaan tanah dan merupakan persyaratan untuk
mengajukan permohonan penetapan lokasi pada tahap persiapan pengadaan tanah oleh
Walikota.
C. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersedianya kajian lahan IPLT Kota Tangerang Selatan
melalui survei-survei dan analisa yang lebih detail di wilayah studi dan sesuai dengan
persyaratan dokumen dan peraturan perencanaan pengadaan tanah baik Nasional,
Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
Serta menguraikan kegunaan yang akan diperoleh oleh masyarakat umum dari rencana
pembangunan untuk kepentingan umum.
B. NILAI PEKERJAAN
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini sudah tercantum didalam Belanja Langsung APBD Kota
Tangerang Selatan TA.2019 dengan perkiraan biaya tercantum Rp 75.00.000,- (Tujuh
Puluh Lima Juta Rupiah) termasuk pajak dan keuntungan.
D. LOKASI PEKERJAAN
Sesuai dengan dokumen Pra FS (Pra Feasibility Study) pengelolaan air limbah Kota
Tangerang Selatan pada TA.2018 didapatkan lokasi pekerjaan untuk modul ke-1 berada di
Kelurahan Babakan Kota Tangerang Selatan (berbatasan dengan area TPU Babakan) yang
merupakan milik pihak swasta yaitu Subur Progress, Puri Serpong dan Dokter Genasa.
Pekerjaan jasa konsultansi survei kajian lahan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT)
Kota Tangerang Selatan didasarkan pada:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3046);
3. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan
di Provinsi Banten (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 188,
Tambahan Lembar Negara republik Indonesia Nomor1935);
4. Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No. 04 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah;
6. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 39 Tahun 2018 tentang Standar Belanja
Tahun Anggaran 2019; dan
7. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 54 Tahun 2018 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran
2019.
Untuk tercapainya hasil yang optimal, dalam Pekerjaan jasa konsultansi survei kajian lahan
Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) Kota Tangerang Selatan dibutuhkan beberapa
tenaga personil diantaranya:
1. Tenaga Ahli (SKA 502) : Ahli Muda – 1 Orang (Minimal S1 Teknik Planologi/Perencanaan
Wilayah dan Pengalaman Minimal 2 Tahun);
2. Tenaga Ahli (SKA): Ahli Muda – 1 Orang (Minimal S1 Teknik Planologi/Geografi/Geodesi
dan Pengalaman Minimal 1 Tahun); dan
3. Tenaga Pendukung : Operator Komputer/ Administrasi - 1 Orang (Minimal SMA/ SMK
dan Pengalaman Minimal 1 Tahun).
TAHAP 4: Finalisasi.
Tahap finalisasi ini terdiri dari:
1. Konsultasi dengan tim teknis;
2. Pembahasan dengan pemberi tugas dan instansi terkait;
3. Perbaikan laporan, verifikasi dan serah terima (dari tim penyusun ke satker); dan
4. Pengesahan hasil pekerjaan jasa konsultansi survei kajian lahan Instalasi Pengelolaan
Limbah Tinja (IPLT) Kota Tangerang Selatan (dokumen perencanaan pengadaan tanah).
Selain itu laporan ini juga dilengkapi dengan harddisk 1 TB sebanyak 1 (satu) buah.
VII. PENUTUP
Segala sesuatu yang belum diatur dalam kerangka acuan kerja ini akan ditentukan kemudian.
Tangerang Selatan, 18 Februari 2019
FERDAUS, ST, M. Si
Pembina (IV/a)
NIP. 19780302 200002 1 001