T DI RUANG
ASOKA RSUD AMBARAWA
Disusun oleh :
TAHUN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T DENGAN
APPENDIKSITIS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari Rabu, 23 Oktober 2019, Jam 14.30 di Ruang Asoka
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa secara autoanamnesa.
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Ny. T
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Meijing 2/6 Gondoriyo Jambu
No RM : 011452-2011
Tanggal masuk : 20 Oktober 2019 Jam : 09.33 WIB
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir :-
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Meijing 2/6 Gondoriyo Jambu
Hubungan dengan klien : Suami
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi. O : nyeri timbul saat memiringkan
badan, P : Nyeri karena insisi, Q : Seperti disayat, R : Perut kanan bawah, S : 4, T : Hilang
timbul, U : Mengganggu aktivitas, V : Nyeri hilang dan aktivitas tidak terganggu.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan nyeri perut dengan skala 4, lemas sejak ± 1 hari yang lalu
dengan keadaan umum composmentis. Kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD
Ambarawa. Saat dilakukan pemeriksaan TTV di IGD hasilnya adalah TD: 100/60 mmHg,
N:96 x/mnt, S:36,8 C, RR: 20 x/mnt, SpO2: 97%. Pasien terpasang infus RL 20 tpm dan
diberikan terapi ondansetron 1 amp. Setelah itu pasien dipindahkan di ruang Asoka pada
tanggal 20 Oktober 2019, di ruang asoka hasil pemeriksaan TTV pasien menjadi TD:
100/70 mmHg, N: 85 x/mnt, S: 36,2 C, SpO2: 99%, dan RR: 18 x/mnt. Saat di ruang
Asoka pada saat pengkajian tanggal 23 Oktober 2019 keadaan umum pasien
composmentis, aktivitas terbatas dan dibantu perawat ataupun keluarga. Pasien tampak
lemas, mual (+), sakit kepala terus menerus (+), terdapat luka post appendiktomi H+1
tertutup verband steril, ekspresi wajah pasien meringis kesakitan. Pasien terpasang infus
RL 20 tpm. Hasil pemeriksaan TTV pada pasien yaitu TD:120/70 mmHg, N: 102
x/menit, S: 35,4 C, RR: 21 x/menit, SpO2: 95%.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit, belum pernah menjalani
operasi sebelumnya, pasien tidak punya riwayat alergi, pasien tidak memiliki penyakit
keturunan seperti DM dan hipertensi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan kalau di keluarganya ada memiliki riwayat penyakit
keturunan, seperti hipertensi dan DM.
5. Genogram
: Laki-laki : Perkawinan
: Perempuan : Keturunan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
SEROLOGI
Jenis Injeksi 06.00 14.00 19.00 06.00 18.00 22.00 06.00 14.00 22.00
07.00 22.00 07.00
1. Viccilin 3x150 + + + + + + + + +
0
2. Keterolac 3x1 gr + + + + + + + + +
Jenis Oral
1. Ciflon 3x1
+ + + + + + + + +
mg
Jenis Lain
1. Infus 20tpm
Tutofusin + + + + + + +
+ +
3. Tanda-Tanda Vital
Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
DO:
Tampak luka post usus buntu
H+1 tertutup verband steril dan
tidak rembes
S = 35,4 C
3. DS : Pasien mengatakan telah menjalani Prosedur invasif Resiko tinggi infeksi
operasi usus buntu pembedahan
DO:
Luka post usus buntu H+1
tertutup verband steril dan tidak
rembes
Leukosit : 14.6 ribu
S = 35,4 C
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan pembedahan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pembedahan.
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tujuan Dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
DP
Mengajarkan
II, 09.00 DS : pasien mengatakan ngerti
pasien dan
III tentang tanda dan gejala infeksi
keluarga
yang diajarkan.
mengenai tanda
DO : pasien tampak kooperatif
dan gejala infeksi
II 09.30 Memantau DS : - Meilani
karakteristik DO : terdapat luka operasi usus
luka, termasuk buntu H+1 tertutup verband steril,
drainase, warna, tidak ada rembesan darah dan pus
ukuran dan bau pada balutan, tidak ada perubahan
warna kulit pada sekitar luka, tidak
ada aroma tak sedap, luka bersih
I
10.00 Mengkaji status DS:
nyeri (lokasi, O : nyeri timbul saat
memiringkan badan
skala, intersitas,
P : Nyeri karena insisi
waktu timbulnya Q : Seperti disayat
nyeri) R : Perut kanan bawah
S:6
T : Hilang timbul
U : Mengganggu aktivitas
V : Nyeri hilang dan
aktivitas tidak terganggu
DO: Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband steril.
II
11.00 Berkolaborasi DS : pasien mengatakan porsi
dengan ahli gizi makan hanya habis setengah
pemberian diet
TKTP DO : pasien mendapatkan diet Meilani
tinggi kalori tinggi protein, tampak
makan tidak dihabiskan.
Mengajarkan
II, 09.00 DS : pasien mengatakan ngerti
pasien dan
III tentang tanda dan gejala infeksi
keluarga
yang diajarkan.
mengenai tanda
DO : pasien tampak kooperatif
dan gejala infeksi
Memantau
II 09.30 DS : -
karakteristik
DO : terdapat luka operasi usus
luka, termasuk
buntu H+1 tertutup verband steril,
drainase, warna,
tidak ada rembesan darah dan pus
ukuran dan bau
pada balutan, tidak ada perubahan
warna kulit pada sekitar luka, tidak
ada aroma tak sedap, luka bersih
Mengkaji status
I DS:
10.00
nyeri (lokasi,
O : nyeri timbul saat
skala, intersitas, memiringkan badan
waktu timbulnya P : Nyeri karena insisi
Q : Seperti disayat
nyeri) R : Perut kanan bawah
S:5
T : Hilang timbul
U : Mengganggu aktivitas
V : Nyeri hilang dan
aktivitas tidak terganggu
DO: Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband steril.
I 10.30 Memonitor DS : Pasien mengatakan nyeri di Meilani
keadaan umum bagian luka operasi usus buntu.
pasien DO:
Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband
steril.
Pasien nampak meringis
kesakitan.
II
11.00 Berkolaborasi DS : pasien mengatakan porsi
dengan ahli gizi makan hanya habis setengah
pemberian diet DO : pasien mendapatkan diet
TKTP tinggi kalori tinggi protein, tampak
makan tidak dihabiskan.
Mengajarkan
II, 09.00 DS : pasien mengatakan ngerti
pasien dan
III tentang tanda dan gejala infeksi
keluarga
yang diajarkan.
mengenai tanda
DO : pasien tampak kooperatif.
dan gejala infeksi
Memantau
II 09.30 DS : -
karakteristik
DO : terdapat luka operasi usus
luka, termasuk
buntu H+1 tertutup verband steril,
drainase, warna,
tidak ada rembesan darah dan pus
ukuran dan bau
pada balutan, tidak ada perubahan
warna kulit pada sekitar luka, tidak
ada aroma tak sedap, luka bersih.
I 10.00 Mengkaji status DS: Meilani
nyeri (lokasi, O : nyeri timbul saat
skala, intersitas, memiringkan badan
P : Nyeri karena insisi
waktu timbulnya Q : Seperti disayat
nyeri) R : Perut kanan bawah
S:3
T : Hilang timbul
U : Mengganggu aktivitas
V : Nyeri hilang dan
aktivitas tidak terganggu
DO: Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband steril.
I
10.30 Memonitor DS : Pasien mengatakan nyeri
keadaan umum berkurang di bagian luka operasi
pasien usus buntu.
DO:
Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband
steril.
Pasien nampak meringis
kesakitan.
11.00
II Berkolaborasi DS : pasien mengatakan porsi
dengan ahli gizi makan hanya habis setengah
pemberian diet DO : pasien mendapatkan diet
TKTP tinggi kalori tinggi protein, tampak
makan tidak dihabiskan.
13.00
I, II, Memonitor TTV DS : Pasien mengatakan bersedia
III
untuk di TTV.
DO :
TD : 120/80 mmHg Meilani
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 36,70C
RR : 23x/menit
SpO2 : 97%
I. CATATAN PERKEMBANGAN