Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN POST APPENDIKTOMI H+1 PADA Ny.

T DI RUANG
ASOKA RSUD AMBARAWA

Disusun oleh :

Meilani Wulandari (1908062)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

TAHUN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T DENGAN
APPENDIKSITIS

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari Rabu, 23 Oktober 2019, Jam 14.30 di Ruang Asoka
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa secara autoanamnesa.

1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Ny. T
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Meijing 2/6 Gondoriyo Jambu
No RM : 011452-2011
Tanggal masuk : 20 Oktober 2019 Jam : 09.33 WIB
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir :-
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Meijing 2/6 Gondoriyo Jambu
Hubungan dengan klien : Suami
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi. O : nyeri timbul saat memiringkan
badan, P : Nyeri karena insisi, Q : Seperti disayat, R : Perut kanan bawah, S : 4, T : Hilang
timbul, U : Mengganggu aktivitas, V : Nyeri hilang dan aktivitas tidak terganggu.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan nyeri perut dengan skala 4, lemas sejak ± 1 hari yang lalu
dengan keadaan umum composmentis. Kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD
Ambarawa. Saat dilakukan pemeriksaan TTV di IGD hasilnya adalah TD: 100/60 mmHg,
N:96 x/mnt, S:36,8 C, RR: 20 x/mnt, SpO2: 97%. Pasien terpasang infus RL 20 tpm dan
diberikan terapi ondansetron 1 amp. Setelah itu pasien dipindahkan di ruang Asoka pada
tanggal 20 Oktober 2019, di ruang asoka hasil pemeriksaan TTV pasien menjadi TD:
100/70 mmHg, N: 85 x/mnt, S: 36,2 C, SpO2: 99%, dan RR: 18 x/mnt. Saat di ruang
Asoka pada saat pengkajian tanggal 23 Oktober 2019 keadaan umum pasien
composmentis, aktivitas terbatas dan dibantu perawat ataupun keluarga. Pasien tampak
lemas, mual (+), sakit kepala terus menerus (+), terdapat luka post appendiktomi H+1
tertutup verband steril, ekspresi wajah pasien meringis kesakitan. Pasien terpasang infus
RL 20 tpm. Hasil pemeriksaan TTV pada pasien yaitu TD:120/70 mmHg, N: 102
x/menit, S: 35,4 C, RR: 21 x/menit, SpO2: 95%.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit, belum pernah menjalani
operasi sebelumnya, pasien tidak punya riwayat alergi, pasien tidak memiliki penyakit
keturunan seperti DM dan hipertensi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan kalau di keluarganya ada memiliki riwayat penyakit
keturunan, seperti hipertensi dan DM.
5. Genogram

: Laki-laki : Perkawinan

: Perempuan : Keturunan

: Tinggal bersama : Pasien

C. REVIEW of SISTEM (ROS)


Keadaan Umum : Klien nampak lemah
Kesadaran : Composmentis
Skala Koma Gaslgow : Verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata: 4
TB/BB : 48 Kg / 159 cm
Tanda-Tanda Vital : TD:120/70 mmHg, N: 102 x/menit, S: 35,4 C, RR: 21 x/menit,
SpO2: 95%.
1. Sistem Pernafasan
Gejala (Subyektif)
a. Dispnea : Tidak ada
b. Riwayat Penyakit Pernapasan : Tidak ada
c. Pemajanan Terhadap Udara Berbahaya : Klien mengatakan tidak ada
d. Kebiasaan Merokok : Tidak ada
e. Batuk : Tidak ada
f. Sputum : Tidak ada
g. Penggunaan Alat Bantu : Tidak ada
h. Lain-Lain : Tidak ada
Tanda (Obyektif)
a. Inspeksi
 Kelainan tulang belakang : Tidak ada kelainan tulang belakang
 Warna kulit : Tidak ada tanda sianosis
 Lesi pada dinding dada : Tidak terdapat lesi pada dinding dada
 Terdapat luka post operasi : Ada luka post operasi appendiktomi H+1
tertutup verband steril
 Terpasang WSD : Tidak terpasang WSD
 Clubbing finger : Tidak ada kelainan pada jari
 Dada : Simetris atara kiri dan kanan
 Pergerakan dada : Pergerakan dada pasien simetris
 Frekuensi dan irama pernafasan : 21x/menit, dan irama Vesikuler
 Pola nafas : Normal
 Irama nafas : Teratur
 Retraksi : Tidak ada retraksi dinding dada
 Cuping hidung : Tidak ada cuping hidung
 Penggunaan otot bantu pernafasan : Tidak ada
b. Palpasi
 Taktil fremitus : Normal
 Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
 Masa abnormal : Tidak ada
 Ekspansi paru : Simetris
c. Perkusi : Sonor
d. Auskultasi
 Suara nafas : Suara nafas vesikuler
 Friction rub : Tidak ada
2. Sistem Kardiovaskuler
Gejala (Subyektif)
a. Palpitasi : Tidak ada
b. Nyeri dada : Tidak ada nyeri dada
c. Riwayat pemakaian obat jantung : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
Tanda (Obyektif)
a. Inspeksi
 Sklera : Tidak ikterik
 Konjungtiva : Tidak anemis
 Ictus cordis : Tidak terlihat
 Pulsasi katup : Tidak terlihat
 Lain-lain : Tidak ada
b. Palpasi
 Heart rate
Frekuensi : 102x/menit
Ciri denyutan : Normal
Irama : Teratur
Isi nadi : Kuat
 Arteri karotis : Teraba
 Ictus cordis : Teraba
 JVP :-
 CVP :-
 Ekstremitas : Tidak ada edema
 Kulit : Teraba dingin
 Capilary Refill : < 3 detik
c. Perkusi
 Bunyi perkusi jantung : Redup
 Batas jantung : Normal
 Lain-lain : Tidak ada
d. Auskultasi
 Bunyi jantung I, II : Teratur
 Gallop : Tidak ada bunyi galop
 Murmur/Bising Jantung : Tidak ada bising jantung
 Derajat murmur : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
3. Sistem Gastrointestinal
Data (Subyektif)
a. Diit biasa (tipe) : Jumlah makan per hari : 3 kali sehari porsi
Makan tidak dihabiskan
b. Pola diit : Makan terakhir : Jam 12.00 WIB
c. Nafsu/selera makan : Teratur, tidak habis 1 porsi, Mual (-)
d. Nyeri ulu hati : Ada
e. Alergi makanan : Tidak memiliki alergi makanan
f. Masalah mengunyah/menelan : Tidak ada masalah mengunyah/menelan
g. Pola BAB : Tidak lancar
h. Kesulitan BAB: Konstipasi : Semenjak dirawat pernah BAB
i. Penggunaan laksantif : Tidak ada
j. BAB terakhir : Tadi siang jam 14.00
k. Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat pendarahan
l. Riwayat inkontinensia alvi : Tidak ada riwayat inkontinensia alvi
m. Riwayat hemoroid : Tidak memiliki riwayat hemoroid
n. Lain-lain : Tidak ada
Tanda (Obyektif)
a. Kondisi mulut : Gigi lengkap
Mukosa mulut : Normal, tidak ada ulkus
Lidah : Normal, sebagai indra perasa
b. Antropometri
Berat badan : 48 Kg
Tinggi badan : 159 cm
IMT : 28 Berat badan berlebihan
LILA :-
c. Biochemical (Hasil pemeriksaan Lab penunjang nutrisi)
Hb : 11.6
Albumin :-
Protein : Tidak ada
Lainya :-
d. Clinical appearance (penampilan klinik) : -
e. Diet (gangguan/kebiasaan pola makan), mual, muntah, makanan sebelumya. Jelaskan !
Pasien mengatakan tidak ada makanan yang harus dihindari, kebiasaan makan
pasien semenjak sakit nafsu makan berkurang, porsi makan hanya habis setengah.
f. Inspeksi : Tidak ada kelainan pada mulut
g. Auskultasi
 Bising usus : 10 x/menit
 Pengkajian pristaltik : Normal
h. Palpasi :
 Nyeri tekan, kuadran : Ada nyeri tekan dikuadran IV
 Edema : Tidak ada edema
 Tugor kulit : Cepat kembali
 Lain-lain : Tidak ada
i. Perkusi : Thympani
j. Hemoroid : Tidak terkaji
4. Sistem Perkemihan
Gejala (subyektif)
a. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak mempunyai riwayat penyakit ginjal
b. Riwayat penggunaan diuretic : Ada pernggunakan deuretic
c. Rasa nyeri/rasa terbakar saat kencing : Tidak ada rasa nyeri
d. Kesulitan BAK : Tidak ada kesulita BAK
Tanda (Oyektif)
a. Pola BAK
 Dorongan : Tidak ada
 Frekuensi : ±6x/hari
 Retensi : Tidak ada retensi urine
b. Perubahan kandung kemih : Tidak ada perubahan kandung kemih
Distensi kandung kemih : Tidak ada penekanan kandung kemih
c. Karakteristik urine
 Warna : Kekuningan
 Jumlah : Tidak terkaji
 Bau : Khas urin
5. Sistem Persyarafan
Gejala (subyektif)
a. Rasa ingin pingsan atau pusing : Ada rasa pusing
b. Kesemutan,/kebas/kelemahan : tidak ada rasa kebas daerah ekstremitas
c. Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan saat menelan
d. Gejala sisa stroke : Tidak memiliki riwayat stroke
e. Kejang : Tidak ada riwayat kejang
f. Status postical : Tidak ada
6. Sistem Immune
Gejala (subyektif)
Riwayat Imunisasi : Pasien mengatakan pernah imunisasi tetapi tidak tau imunisasi yang
dilalukan.
7. Sistem Reproduksi
Gejala (Subyektif)
a. Rabas penis : Tidak terkaji
b. Gangguan prostat : Tidak terkaji
c. Sirkumsisi :-
d. Vasektomi : Tidak terkaji
e. Melakukan pemeriksaan sendiri : Tidak ada
f. Payudara/testis : Normal
g. Pemeriksaan prostat terakhir : Tidak terkaji
h. Lain-lain : Tidak ada
8. Sistem Muskuloskeletal
Gejala (Subyektif)
a. Riwayat cidera kecelakaan : Tidak ada
b. Fraktur/dislokasi : Tidak pernah mengalami farktur/dislokasi
c. Atritis/sendi tak stabil : Tidak ada masalah persendian
d. Masalah punggung : Tidak mempunyai masalah punggung
e. Riwayat penggunaan kortikosteroid : Tidak ada penggunaan kortikosteroid
f. Lain-lain : Tidak ada
Tanda (Obyektif)
a. Masa/tonus otot : Tidak ada masa/tonus otot
b. Postur : Normal
c. Tremor : Tidak memiliki riwayat tremor
d. Rentang gerak : Tidak ada
e. Kekuatan : 5 5
5 5
f. Deformitas : Tidak nampak kelainan pada tangan
g. Kelainan fungsi : Tidak ada kelainan fungsi otot
h. Bengkak : Tidak ada pembengkakan
i. Kekakuan : Tidak ada kekakuan
j. Infeksi : Tidak mempunyai riwayat infeksi
k. Instabilitas ligament : Tidak ada
l. Lain-lain : Pola aktivitas
9. System Endokrin
Gejala (Subyektif)
a. Poliuria : Tidak ada poliuria
b. Polidipsia : Tidak ada polidipsia
c. Polifagia : Tidak ada polifagia
d. Susah tidur : Saat sakit ada gangguan tidur
e. Sering merasa lemah : Saat sakit terasa lemah
f. Mudah lelah : Klien mengatakan saat sakit mudah lelah
g. Emosi labil : Tidak ada
h. Gangguan pengelihatan (mata kabur) : Tidak ada
i. Sering luka : Klien jarang luka
j. Riwayat penggunaan kortikosteroid jangka panjang : Tidak ada
k. Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga : Penyakit HT dan DM
l. Riwayat trauma kepala : Tidak ada
m. Riwayat pengangkatan kelenjar tyroid : Tidak ada
n. Riwayat defisiensi iodin : Tidak ada
o. Lain-lain : Tidak ada
Tanda (Obyektif)
a. Keterlambatan pubertas : Tidak ada
b. Tubuh sangat pendek : Tubuhnya tidak pendek
c. Luka sulit sembuh : Tidak ada riwayat luka sulit sembuh
d. Peningkatan suhu tubuh : Suhu tubuh dalam batas normal 36,0 °C
e. Penurunan berat badan : Tidak terkaji
f. Tremor : Tidak ada riwayat tremor
g. Berjerawat banyak : Tidak ada jerawat
h. Moon face : Tidak ada, bentuk wajah normal
i. Buffalo hump (punuk) : Tidak memiliki punuk
j. Striae pada abdomen : Tidak ada striae
k. Edema : Tidak ada edema
l. Lain-lain : Tidak ada
10. System Integumen
Gejala (Subyektif)
a. Riwayat gangguan kulit : Tidak ada riwayat gangguan kulit
b. Keluhan klien : Tidak ada keluhan tentang masalah kulit
c. Lain-lain : Tidak ada
Tanda (Obyektif)
a. Penampilan lesi kulit : Tidak ada lesi pada kulit
b. Abnormalisasi kuku : Kuku tampak normal
c. Abnormalitas Rambut : Distribusi rambut dalam rentang normal
d. Penyebaran/Kualitas rambut : kualitas rambut baik
e. Diaforesis : Tidak ada
f. Laserasi : Tidak ada
g. Ulserasi : Tidak ada
h. Ekimosis : Tidak ada memar pada kulit
i. Luka bakar (Derajat/persen) : Tidak ada riwayat luka bakar
j. Drainase : Tidak ada
k. Ruam kulit primer
 Makula : Tidak ada
 Eritema : Tidak ada
 Papula : Tidak ada
 Nodula : Tidak ada
 Vesikula : Tidak ada
 Bula : Tidak ada
 Pustula : Tidak ada
 Urtika : Tidak ada
l. Ruam kulit sekunder
 Skuama : Tidak ada
 Krusta : Tidak ada
 Erosi : Tidak ada
 Ekskoriasi : Tidak ada
 Ulkus : Tidak ada
 Rhagaden : Tidak ada
 Parut : Tidak ada
 Keloid : Tidak ada
 Abses : Tidak ada
 Likenifikasi : Tidak ada
 Guma : Tidak ada
 Hiperpigmentasi : Tidak ada
m. Lain-lain : Tidak ada
11. Sistem Sensori
Pasien tidak ada gangguan penglihatan
12. Sistem Hematologi
Gejala (Subjektif)
a. Riwayat kesehatan keluarga (anemia, perdarahan) : Tidak ada riwayat
anemia/perdarahan pada keluarga.
b. Riwayat kesehatan klien : Klien tidak pernah memiliki masalah kesehatan yang
berhubungan dengan hematologi
c. Lain-lain : Tidak ada
Tanda (Obyektif)
a. Jenis golongan darah :-
b. Tanda-tanda infeksi : Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Perdarahan : Tidak nampak pendarahan
d. Warna kulit : Warna kulit kuning langsat
e. Dispneu : Pasien tidak sesak
D. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 20 Oktober 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

HEMATOLOGI

Darah Lengkap

Hemoglobin 11.6 11.7-15.5 g/dl

Lekosit 14.6 3.6-11.0 Ribu

Eritrosit 3.70 3.8-5.2 Juta

Hematokrit 33.0 35-47 %

Trombosit 157 150-400 Ribu


MCV 89.2 82-98 fL

MCH 31.2 27-32 Pg

MCHC 35.0 32-27 g/dl

RDW 13.5 10-16 %

MPV 8.5 7-11 mikro

Limfosit 0.95 1.0-4.5 103/mikro

Monosit 0.76 0.2-1.0 103/mikro

Eosinofil 0.04 0.04-0.8 103/mikro

Basofil 0.06 0-0.2 103/mikro

Neutrofil 12.76 1.8-7.5 103/mikro

Limfosit % 6.5 25-40 %

Monosit % 5.2 2-8 %

Eosinofil % 0.3 2-4 %

Basofil % 0.4 0-1 %

Neitrofil % 87.6 50-70 %

PCT 0.167 0.2-0.5 %

PDW 8.6 10-18 %

PPT 10.5 9.3-11.4 detik

INR 1.01 detik

APTT 36.7 24.5-32.8 detik


KIMIA KLINIK

GLUKOSA 122 74-106 mg/dL


SEWAKTU

SGOT 18 0-35 U/L

SGPT 21 0-35 IU/L

UREUM 25 10-50 mg/dL

Kreatinin 0.90 0.45-0.75 mg/dL

SEROLOGI

HbsAg Non Reaktif Non Reaktif -


2. Terapi Medikasi
Tanggal dan Waktu

No Nama Obat Dosis Tgl : 23/10/2019 Tgl : 24/10/2019 Tgl : 25/10/2019

Pagi Siang Mlm Pagi Siang Mlm Pagi Siang Mlm

Jenis Injeksi 06.00 14.00 19.00 06.00 18.00 22.00 06.00 14.00 22.00
07.00 22.00 07.00
1. Viccilin 3x150 + + + + + + + + +
0

2. Keterolac 3x1 gr + + + + + + + + +

Jenis Oral

1. Ciflon 3x1
+ + + + + + + + +
mg

Jenis Lain

1. Infus 20tpm
Tutofusin + + + + + + +
+ +

3. Tanda-Tanda Vital
Tanggal dan Waktu Pemeriksaan

Jenis Tgl : 23/10/2019 Tgl : 24/10/2019 Tgl : 25/10/2019


No
Pemeriksaan
Pagi Siang Mlm Pagi Siang Mlm Pagi Siang Mlm

1. Tekanan 120/70 - - 110/70 110/70 - 120/80 - -


Darah mmHg mmHg mmHg mmHg
2. Nadi 102x/ - - 68x/ 66x/ - 80x/ - -
menit Menit Menit Menit
3. Suhu 35,40C - - 36,50C 36,60C - 36,70C - -

4. Pernapasan 23x/ - - 19x/ 23x/ - 23x/ - -


menit menit menit menit
E. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1. DS: Agen cidera Nyeri akut
 Klien mengeluh sakit pada perut fisik
kanan bawah
 O : nyeri timbul saat
memiringkan badan
 P : Nyeri karena insisi
 Q : Seperti disayat
 R : Perut kanan bawah
 S:4
 T : Hilang timbul
 U : Mengganggu aktivitas
 V : Nyeri hilang dan aktivitas
tidak terganggu
DO:
 Ekspresi wajah klien meringis
kesakitan
 Skala nyeri 4
 TTV:
TD : 120/70 mmHg
N : 102 x/menit
S : 35,4 C
RR : 21 x/menit
SpO2 : 95%.
2. DS : Pasien mengatakan telah menjalani Pembedahan Kerusakan integritas
operasi usus buntu jaringan

DO:
 Tampak luka post usus buntu
H+1 tertutup verband steril dan
tidak rembes
 S = 35,4 C
3. DS : Pasien mengatakan telah menjalani Prosedur invasif Resiko tinggi infeksi
operasi usus buntu pembedahan

DO:
 Luka post usus buntu H+1
tertutup verband steril dan tidak
rembes
 Leukosit : 14.6 ribu
 S = 35,4 C

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan pembedahan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pembedahan.

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tujuan Dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
DP

I Setelah dilakukan tindakan NIC: Managemen Nyeri


keperawatan selama 3 x 24 jam,  Lakukan pengkajian nyeri
diharapkan tingkat nyeri berkurang / komprehensif yang meliputi : lokasi,
hilang. durasi, karakteristik, frekuensi,
NOC: intensitas, factor pencetus, sesuai
 Pain level dengan usia dan tingkat perkembangan.
 Pain control  Evaluasi pengalaman nyeri dimasa lalu
 Comfort level yang meliputi riwayat nyeri kronik
Kriteria hasil : individu atau keluarga atau nyeri yang
 Pasien mengungkapkan nyeri menyebabkan ketidakmampuan
dibagian post op berkurang.  Monitor keadaan umum.
 Skala nyeri dalam batas normal  Pantau TTV.
(0-1).  Ajarkan tehnik relaksasi napas dalam.
 Pasien menunjukkan rasa NIC : Pemberian Analgesik
nyaman dan rileks.  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas
 TTV pasien dalam batas normal. dan keparahan nyeri sebelum mengobati
pasien
 Pilih analgesik atau kombinasi
analgesik yang sesuai ketika lebih dari
satu diberikan
 Dokumentasikan respon terhadap
analgesik dan adanya efek samping
II Setelah dilakukan tindakan NIC : Perawatan Luka
keperawatan selama 3x24 jam  Monitor karakteristik luka, termasuk
kerusakan integritas jaringan teratasi: drainase, warna, ukuran dan bau.
NOC :  Bersihkan dengan NaCl atau pembersih
 Tissue Integrity : Skin and non toksik.
Mucous Membranes  Lakukan dressing sesuai dengan tipe
 Wound Healing : Primary luka.
Intention  Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
Kriteria Hasil : tanda dan gejala infeksi.
 Temprature kulit sekitar luka  Dokumentasikan lokasi, ukuran
dalam rentang normal penampilan luka.
 Perfusi jaringan adekuat Vital Sign Monitoring
 Integritas kulit membaik  Monitor tekanan darah, nadi, temprature
 Tepi luka sesuai dengan dan pernafasan dengan tepat.
perkiraan  Monitor pola nafas abnormal.
 Tidak terdapat edema pada luka  Monitor warna kulit, suhu dan
kelembaban.
III Setelah dilakukan tindakan NIC : Risk Control
keperawatan selama 3x24 jam Resiko
 Jaga kulit agar tetap bersih dan kering.
tinggi infeksi teratasi :
 Ajarkan pada keluarga tentang luka dan
NOC : perawatan luka.

 Immune Status  Monitor TTV.


 Knowledge : Infection control  Lakukan teknik perawatan luka dengan
 Risk control steril.
Kriteria Hasil : NIC : Infection control

 Menunjukkan terjadinya proses  Ajarkan pasien mengenai teknik


penyembuhan luka mencuci tangan dengan tepat
 Terbebas dari tanda dan gejala  Pastikan teknik perawatan luka yang
infeksi
tepat
 Kolaborasi ahli gizi pemberian diet
TKTP, vitamin.
 Berikan terapi antibiotik yang seesuai
 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
tanda dan gejala infeksi.
 Ajarkan pasien dan anggota keluarga
mengenai bagaimana menghindari
infeksi
H. CATATAN KEPERAWATAN

NO HARI, TGL IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD


DP DAN JAM
I,III Selasa, 23  Memberikan DS : pasien mengatakan nyeri di Meilani
Oktober 2019 terapi obat daerah luka pos appendiktomi.
07.30 melalui IV DO : obat masuk melalui IV bolus,
Injeksi Viccilin tidak ada tanda-tanda alergi
3x1500 terhadap obat
Injeksi Keterolac
3x1 gr

II,III 08.00  Melakukan DS : pasien bersedian dilakukan


teknik perawatan perawatan luka.
luka dengan steril DO : luka operasi usus buntu H+1
tertutup verband steril. tidak ada
rembesan darah dan pus pada
balutan, tidak ada perubahan warna
kulit pada sekitar luka, tidak ada
aroma tak sedap, luka bersih

I 08.30  Mengajarkan DS : pasien mengatakan bersedia


teknik relaksasi diajarkan teknik relaksasi
napas dalam DO : pasien tampak kooperatif dan
dapat melakukan teknik relaksasi
nafas dalam

 Mengajarkan
II, 09.00 DS : pasien mengatakan ngerti
pasien dan
III tentang tanda dan gejala infeksi
keluarga
yang diajarkan.
mengenai tanda
DO : pasien tampak kooperatif
dan gejala infeksi
II 09.30  Memantau DS : - Meilani
karakteristik DO : terdapat luka operasi usus
luka, termasuk buntu H+1 tertutup verband steril,
drainase, warna, tidak ada rembesan darah dan pus
ukuran dan bau pada balutan, tidak ada perubahan
warna kulit pada sekitar luka, tidak
ada aroma tak sedap, luka bersih

I
10.00  Mengkaji status DS:
nyeri (lokasi,  O : nyeri timbul saat
memiringkan badan
skala, intersitas,
 P : Nyeri karena insisi
waktu timbulnya  Q : Seperti disayat
nyeri)  R : Perut kanan bawah
 S:6
 T : Hilang timbul
 U : Mengganggu aktivitas
 V : Nyeri hilang dan
aktivitas tidak terganggu
DO: Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband steril.

I 10.30  Memonitor DS : Pasien mengatakan nyeri di


keadaan umum bagian luka operasi usus buntu.
pasien DO:
 Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband
steril.
 Pasien nampak meringis
kesakitan.

II
11.00  Berkolaborasi DS : pasien mengatakan porsi
dengan ahli gizi makan hanya habis setengah
pemberian diet
TKTP DO : pasien mendapatkan diet Meilani
tinggi kalori tinggi protein, tampak
makan tidak dihabiskan.

I, II, 13.00  Memonitor TTV DS : Pasien mengatakan bersedia


III untuk di TTV.
DO : Hasil lab leukosit : 14.6 ribu
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 102
 Suhu : 35,40C
 RR : 23
 SpO2 : 98%
I,III Rabu, 24  Memberikan DS : pasien mengatakan nyeri di Meilani
Oktober 2019 terapi obat daerah luka pos appendiktomi.
07.30 melalui IV DO : obat masuk melalui IV bolus,
Injeksi Viccilin tidak ada tanda-tanda alergi
3x1500 terhadap obat
Injeksi Keterolac
3x1 gr

II,III 08.00  Melakukan DS : pasien bersedian dilakukan


teknik perawatan perawatan luka.
luka dengan steril DO : luka operasi usus buntu H+1
tertutup verband steril. tidak ada
rembesan darah dan pus pada
balutan, tidak ada perubahan warna
kulit pada sekitar luka, tidak ada
aroma tak sedap, luka bersih
I 08.30  Mengajarkan DS : pasien mengatakan bersedia Meilani
teknik relaksasi diajarkan teknik relaksasi
napas dalam DO : pasien tampak kooperatif dan
dapat melakukan teknik relaksasi
nafas dalam

 Mengajarkan
II, 09.00 DS : pasien mengatakan ngerti
pasien dan
III tentang tanda dan gejala infeksi
keluarga
yang diajarkan.
mengenai tanda
DO : pasien tampak kooperatif
dan gejala infeksi

 Memantau
II 09.30 DS : -
karakteristik
DO : terdapat luka operasi usus
luka, termasuk
buntu H+1 tertutup verband steril,
drainase, warna,
tidak ada rembesan darah dan pus
ukuran dan bau
pada balutan, tidak ada perubahan
warna kulit pada sekitar luka, tidak
ada aroma tak sedap, luka bersih

 Mengkaji status
I DS:
10.00
nyeri (lokasi,
 O : nyeri timbul saat
skala, intersitas, memiringkan badan
waktu timbulnya  P : Nyeri karena insisi
 Q : Seperti disayat
nyeri)  R : Perut kanan bawah
 S:5
 T : Hilang timbul
 U : Mengganggu aktivitas
 V : Nyeri hilang dan
aktivitas tidak terganggu
DO: Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband steril.
I 10.30  Memonitor DS : Pasien mengatakan nyeri di Meilani
keadaan umum bagian luka operasi usus buntu.
pasien DO:
 Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband
steril.
 Pasien nampak meringis
kesakitan.

II
11.00  Berkolaborasi DS : pasien mengatakan porsi
dengan ahli gizi makan hanya habis setengah
pemberian diet DO : pasien mendapatkan diet
TKTP tinggi kalori tinggi protein, tampak
makan tidak dihabiskan.

13.00  Memonitor TTV DS : Pasien mengatakan bersedia


I, II, untuk di TTV.
III DO : Hasil lab leukosit : 14.6 ribu
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 68
 Suhu : 35,40C
 RR : 19
 SpO2 : 97%
I,III Kamis, 25  Memberikan DS : pasien mengatakan nyeri di Meilani
Oktober 2019 terapi obat daerah luka pos appendiktomi.
07.30 melalui IV DO : obat masuk melalui IV bolus,
Injeksi Viccilin tidak ada tanda-tanda alergi
3x1500 terhadap obat.
Injeksi Keterolac
3x1 gr
II,III 08.00  Melakukan DS : pasien bersedian dilakukan Meilani
teknik perawatan perawatan luka.
luka dengan steril DO : luka operasi usus buntu H+1
tertutup verband steril. tidak ada
rembesan darah dan pus pada
balutan, tidak ada perubahan warna
kulit pada sekitar luka, tidak ada
aroma tak sedap, luka bersih.

I 08.30  Mengajarkan DS : pasien mengatakan bersedia


teknik relaksasi diajarkan teknik relaksasi
napas dalam DO : pasien tampak kooperatif dan
dapat melakukan teknik relaksasi
nafas dalam.

 Mengajarkan
II, 09.00 DS : pasien mengatakan ngerti
pasien dan
III tentang tanda dan gejala infeksi
keluarga
yang diajarkan.
mengenai tanda
DO : pasien tampak kooperatif.
dan gejala infeksi

 Memantau
II 09.30 DS : -
karakteristik
DO : terdapat luka operasi usus
luka, termasuk
buntu H+1 tertutup verband steril,
drainase, warna,
tidak ada rembesan darah dan pus
ukuran dan bau
pada balutan, tidak ada perubahan
warna kulit pada sekitar luka, tidak
ada aroma tak sedap, luka bersih.
I 10.00  Mengkaji status DS: Meilani
nyeri (lokasi,  O : nyeri timbul saat
skala, intersitas, memiringkan badan
 P : Nyeri karena insisi
waktu timbulnya  Q : Seperti disayat
nyeri)  R : Perut kanan bawah
 S:3
 T : Hilang timbul
 U : Mengganggu aktivitas
 V : Nyeri hilang dan
aktivitas tidak terganggu
DO: Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband steril.

I
10.30  Memonitor DS : Pasien mengatakan nyeri
keadaan umum berkurang di bagian luka operasi
pasien usus buntu.
DO:
 Terdapat luka operasi usus
buntu H+1 tertutup verband
steril.
 Pasien nampak meringis
kesakitan.

11.00
II  Berkolaborasi DS : pasien mengatakan porsi
dengan ahli gizi makan hanya habis setengah
pemberian diet DO : pasien mendapatkan diet
TKTP tinggi kalori tinggi protein, tampak
makan tidak dihabiskan.

13.00
I, II,  Memonitor TTV DS : Pasien mengatakan bersedia
III
untuk di TTV.
DO :
 TD : 120/80 mmHg Meilani
 Nadi : 80x/ menit
 Suhu : 36,70C
 RR : 23x/menit
 SpO2 : 97%

I. CATATAN PERKEMBANGAN

DP Hari/tgl, waktu Respon perkembangan TTD


I Selasa, 23 S: Pasien mengatakan nyeri diluka operasi usus Meilani
Oktober 2019 buntu.
Jam 14.00 O:
 O : nyeri timbul saat memiringkan badan
 P : Nyeri karena insisi
 Q : Seperti disayat
 R : Perut kanan bawah
 S:6
 T : Hilang timbul
 U : Mengganggu aktivitas
 V : Nyeri hilang dan aktivitas tidak
terganggu
TTV :
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 102
 Suhu : 35,40C
 RR : 23
 SpO2 : 98%
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P: lanjutkan tindakan pemberian analgesik, terkin
relaksasi nafas dalam, kaji nyeri, Keadaan Umum,
TTV.
II Jam 14.00 S: Pasien mengatakan nyeri diluka operasi usus Meilani
buntu.
O: Luka operasi usus buntu H+1 tertutup verband
steril, tidak ada rembesan darah dan pus pada
balutan, tidak ada perubahan warna kulit pada
sekitar luka, tidak ada aroma tak sedap, luka
bersih.
A: Masalah kerusakan integritas jaringan belum
teratasi.
P: lanjutkan tindakan perawatan luka, memantau
karakteristik luka, dan TTV.

III Jam 14.00 S: Pasien mengatakan nyeri diluka operasi usus


buntu.
O:
 Luka operasi usus buntu H+1 tertutup
verband steril, tidak ada rembesan darah
dan pus pada balutan, tidak ada perubahan
warna kulit pada sekitar luka, tidak ada
aroma tak sedap, luka bersih.
 Hasil lab leukosit : 14.6 ribu
 Suhu : 35,40C
A: Masalah resiko tinggi infeksi belum adekuat.
P: lanjutkan tindakan perawatan luka dan TTV.
I Rabu, 24 S: Pasien mengatakan nyeri diluka operasi usus Meilani
Oktober 2019 buntu.
Jam 14.00 O:
 O : nyeri timbul saat memiringkan badan
 P : Nyeri karena insisi
 Q : Seperti disayat
 R : Perut kanan bawah
 S:5
 T : Hilang timbul
 U : Mengganggu aktivitas Meilani
 V : Nyeri hilang dan aktivitas tidak
terganggu
TTV :
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 68x/menit
 Suhu : 35,40C
 RR : 19
 SpO2 : 97%
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P: lanjutkan tindakan pemberian analgesik, teknik
relaksasi nafas dalam, kaji nyeri, Keadaan Umum,
TTV.

II Jam 14.00 S: Pasien mengatakan nyeri diluka operasi usus


buntu.
O: Luka post appendiktomi H+1 tertutup verband
steril, tidak ada rembesan darah dan pus pada
balutan, tidak ada perubahan warna kulit pada
sekitar luka, tidak ada aroma tak sedap, luka
bersih.
A: Masalah kerusakan integritas jaringan belum
teratasi.
P: lanjutkan tindakan perawatan luka, memantau
karakteristik luka, dan TTV.

III Jam 14.00 S: Pasien mengatakan nyeri diluka operasi usus


buntu.
O:
 Luka post appendiktomi H+1 tertutup
verband steril, tidak ada rembesan darah
dan pus pada balutan, tidak ada perubahan
warna kulit pada sekitar luka, tidak ada
aroma tak sedap, luka bersih.
 Hasil lab leukosit : 14.6 ribu
 Suhu : 35,40C
A: Masalah resiko tinggi infeksi belum adekuat.
P: lanjutkan tindakan perawatan luka dan TTV.
I Kamis, 25 S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan Meilani
Oktober 2019 nyeri diluka operasi usus buntu.
Jam 14.00 O:
 Skala nyeri 1, pasien tampak nyaman
TTV :
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 80x/ menit
 Suhu : 36,70C
 RR : 23x/menit
 SpO2 : 97%
A: masalah nyeri akut sudah teratasi
P: hentikan intervensi.

II Jam 14.00 S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan


nyeri diluka operasi usus buntu.
O: Luka operasi usus buntu H+1 tertutup verband,
tidak ada rembesan darah dan pus pada balutan,
tidak ada perubahan warna kulit pada sekitar luka,
tidak ada aroma tak sedap, luka bersih.
A: Masalah kerusakan integritas jaringan sudah
teratasi.
P: hentikan intervensi.
III Jam 14.00 S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan Meilani
nyeri diluka operasi usus buntu.
O:
 Luka operasi usus buntu H+1 tertutup
verband, tidak ada rembesan darah dan pus
pada balutan, tidak ada perubahan warna
kulit pada sekitar luka, tidak ada aroma tak
sedap, luka bersih.
 Suhu : 36,70C
A: Masalah resiko tinggi infeksi sudah adekuat.
P: hentikan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai