Anda di halaman 1dari 8

JIHAD LBM 5 SGD 2 SKN

1. Apa tujuan dan manfaat HIPERKES?


Manfaat
a. meningkatkan dan memelihara kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani,
rohani maupun sosial, pada pekerja dalam semua jabatan;
b. mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh keadaan kerja
mereka,
c. melindungi pekerja dalam pekerjaan mereka terhadap bahaya yang dihasilkan oleh
faktor yang merugikankesehatan;
d. menempatkan dan melestarikan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
sesuai dengan faal badannya dan rohaninya atau secara ringkas : menyesuaikan
pekerjaan itu terhadap manusia dan tiap-tiap orang terhadap jabatannya.

Budiono, A.M.S., 2005. “Bunga Rampai Hiperkes dan KK”. Semarang :


UNDIP
g, Indan, “Ilmu Kesehatan Masyarakat”, 2000

Tujuan

 Agar masyarakat pekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri, petani, nelayan, pekerja2
bebas dsb) dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental dan
sosialnya.
 Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya2 pengotoran oleh bahan2 yang
berasal dari perusahaan.
 Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan masyarakat konsumennya.
 Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan meningkat dan dengan demikian
akan meningkatkan pula produksi perusahaan.

Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip


Dasar”.Jakarta : Rineka Cipta

2. Apa saja ruang lingkup dari HIPERKES?

Ilmu hiperkes dalam arti kata yang luas meliputi banyak bidang llmu lain, termasuk :
(a) Ilmu kedokteran kerja (Occupational medicine).
(b) Ilmu higene perusahaan (Industrial hygiene).
(c) Ilmu keracunan perusahaan (Industrial toxicology).
(d) Ilmu faal kerja dan lingkungan (Work and environmental physiology).
(e) llmu jiwa perusahaan (Industrial psychology).
(f) Ilmu perawatan perusahaan (Industrial nursing).
(g) Ilmu keselamatan kerja (Occupational safety).

Sebetulnya terjemahan yang tepat untuk occupational health ialah "kesehatan kerja", tetapi
para ahli teknik (insi-nyur) lalu mengira bahwa ini adalah bidangnya para ahlimedik
(dokter) saja. Mereka tidak merasa ikut terlibat didalamnya. Oleh karena itu ditambah "
higene perusahaan ",sebab dalam bidang higene ini para ahli teknik menyadari bahwa
mereka ikut terlibat. Dewasa ini istilah "hiperkes"sudah diterima, meskipun yang dimaksud
dengan hiperkes itusebenarnya
occupational health.
Higene perusahaan adalah bidangnya ahli teknik (insinyur)dan sasarannya adalah
lingkungan kerja. Cara kerja ahli higene perusahaan itu bersifat teknis. Kesehatan kerja
adalah bidang-nya ahli kesehatan (dokter) dan sasarannyapun adalah pekerja.Cara kerja
mereka bersifat medik. Penggabungan kedua istilah"higene perusahaan" dan "kesehatan
kerja" menjadi suatukesatuan, berarti bahwa ahli teknik dan medik harus bekerjasama
seerat-eratnya untuk mengsukseskan maksud tujuannya.Ilmu kedokteran kerja ialah suatu
keahlian (spesialisasi)yang baru dalam llmu kedokteran, dan di Amerlka Serlkat baru diakui
sebagai keahlian dalam tahun 1955. Ilmu ini dalamarti kata yang luas terdiri atas berbagai
jurusan, termasuk :
(a) Ilmu kedokteran perusahaan (Industrial medicine).
(b) Ilmu kedokteran pertanian (Agricultural medicine).
(c) Ilmu kedokteran penerbangan (Aviation medicine).
(d) Ilmu kedokteran angkasa luar (Aerospace medicine).
(e) llmu kedokteran nuklir (Nuclear or Atomic medicine).
(f) Ilmu Kedokteran dibawah air (Underwater or submarinemedicine).
(g) llmu kedokteran olah raga (Sports medicine).
lni menggambarkan bahwa pekerja itu mempunyai lapangankerja yang luas sekali, yaitu di
perindustrian, pertanian, penerbangan, angkasa luar, nuklir, bawah air, olah raga
dansebagainya dengan berbagai macam masalah kesehatan. Masa-lah kesehatan ini
dapat berupa gangguan kesehatan, penyakitdan kecelakaan akibat kerja, dan semuanya
dapat mengurangi produktivitas dan efisiensi kerja

3. Apa saja program-program pada HIPERKES?

 Pencegahan dan pemberantasan penyakit2 dan kecelakaan2 akibat kerja.


 Pemeliharan dan peningkatan kesehatan kerja.
 Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktivitas tenaga
manusia.
 Pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja.
 Pemeliharaan dan peningkatan higiene dan sanitasi perusahaan pada umumnya
seperti kebersihan ruangan2, cara pembuangan sampah/ sisa2 pengolahan dsb.
 Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari
pengotoran oleh bahan2 dari perusahaan yang bersangkutan.
 Perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya2 yang mungkin
ditimbulkan oleh hasil2 produksi perusahaan.
Entjang, Indan, “Ilmu Kesehatan Masyarakat”, 2000

4. Apa tujuan dan aplikasi dari ergonomi?


TUJUAN
Tujuan

 Memaksimalkan efisiensi karyawan.


 Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
 Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman, dan bersemangat.
 Memaksimalkan bentuk (performance) kerja yang meyakinkan.
(ERGONOMI MANUSIA, PERALATAN DAN LINGKUNGAN, Dr. Gempur
Santoso, Drs., M.Kes)
Bagaimana mengatur kerja agar tenaga kerja dapat melakukan pekerjaannya dengan
rasa aman, selamat, efisien , efektif dan produktif , disamping juga rasa ”nyaman”
serta terhindar dari bahaya yang mungkin timbul ditempat kerja.
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005
 Menciptakan suatu kombinasi yang serasi antara sub sistem peralatan kerja
dengan manusia sebagai tenaga kerja.
 Mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja (meningkatkan
produktivitas kerja.)
 Untuk mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan
kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja
 Untuk Menganalisis dan mengkaji faktor manusia dan peralatan kerja atau mesin
dalam kaitannya dengan sistem produksi.
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

5. Apa saja ruang lingkup dari ergonomi?


 Ergonomi Fisik
o Berkaitandgnanatomitubuhmanusia,
anthropometri,Karakteristikfisiologi,Biomekanikayg berhubungan dengan
aktifitas fisik
 Ergonomi Kognitif
o Berkaitandgnproses mental manusia, termasuk di dalamnya :persepsi,
ingatandanreaksisbgakibatdari interaksimanusiaterhadap
pemakaianelemensistem
 Ergonomi Organisasi
o Berkaitandengan optimasi sistemsosioteknik,mencakupstrukturorganisasi,
kebijakan dan proses.
 Ergonomi Lingkungan
o Berkaitanpencahayaan, kebisingan, temperature, getarandll.

Skill lab Sistem Kesehatan Nasional fk unissula 2014


Secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan. tentang bagaimana melakukan
kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Dewasa ini batasan ergonomi adalah ilmu
penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia,
sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Dari
batasan ini terlihat bahwa ergonomi tersebut terdiri dari dua sub sistem, yakni: sub sistem
peralatan kerja, dan sub sistem manusia. Sub sistem manusia terdiri: psikolog, latar
belakang sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tujuan dan ergonomi ini adalah untuk
menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan
manusia sebagai tenaga kerja.

Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip


Dasar”.Jakarta : Rineka Cipta
6. Apa saja metode-metode ergonomi?
1. Diagnosis  saat wawancara, inspeksi tempat kerja, penilaian fisik dari pekerja,
dan pengukuran
2. Treatment  dapat diberi sesuai dengan diagnosis
3. Follow up  evaluasi secara subjektif maupun objektif

- Diberi pelatihan atau arahan


- Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman agar produktif

7. Apa saja tujuan, manfaat dan sasaran dari K3?


TUJUAN

Tujuan K3 :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan kecelakaan akibat kerja
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
3. Perawatan dan mcmpetinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja
5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya
pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut
6. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-
produk perusahaan
Notoatmodjo, S, Prof. 2003. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar”. Jakarta
: Rineka Cipta

MANFAAT

a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisiensi kerja


(meningkatkan produksi kerja )
b. Mengurangi beban kerja karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan
kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja
( IKM Prinsip- prinsip dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

SASARAN
8. Apa yang dimaksud dengan PAK dan apa saja macamnya?
PAK  penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosial yang kuat
dengan pekerjaan, pada umunya terdiri dari agen penyebab, harus ada hubungan
sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di tempat kerja.

MACAM-MACAM PAK
- PAK dari golongan fisik  akibat dari suara, radiasi, suhu dan tekanan
- PAK dari golongan kimia  gas, debu dan uap dan bagian farma
- PAK dari golongan infeksi  bibit penyakit
- PAK dari golongan psiklogis dan mental psikologis  berkaitan dengan
lingkungan kerja

9. Apa saja pelaporan PAK?


- Dilakukan secara berjenjang dengan surveilan kesehatan bekerja
- Diambil dari strata kesehatan terbawah
- Dari dinas kesehatan dilanjutkan ke tingkat provinsi
- Akan diteruskan kemenkes melalui dirjen kesehatan masyarakat
- Mengenai pembiayaan  bpjs

Macam-macam pelaporan PAK??

10. Apa saja bentuk perlindungan kesehatan?

Undang-undang nomor 1 tahun 1970


Keselamatan Kerja.
“agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja mendapat
perlindungan atas keselamatannya, dan setiap sumber-sumber produksi dapat dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien sehingga akan meningkatkan produksi dan produktifitas
kerja”

PerMen Tenaga Kerja no Per-01/MEN/1979


Pelayanan Kesehatan Kerja.
– Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaannya.
– Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
– Meningkatkan kesehatan badan, kesehatan mental, dan kemampuan fisik tenaga kerja.
– Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita
sakit.

PerMen Tenaga Kerja no Per-02/MEN/1979


Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
– Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.
– Pemeriksaan kesehatan berkala
– Pemeriksaan kesehatan khusus.
Lainnya
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per -01/MEN/1976 tentang kewajiban
latihan Hiperkes bagi dokter perusahaan.
• Undang-undang nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagaan
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 03/MEN/1984 tentang mekanisme
pengawasan ketenagakerjaan.
11. Apa saja penanganan pertama kecelakaan di tempat kerja?

Penyakit-penyakit di Tempat Kerja yang Berkaitan dengan Ergonomi


Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi
medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :
1. Pemeriksaan sebelum bekerja Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban
kerjanya.
2. Pemeriksaan berkala Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.
3. Nasehat
Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan yang
sudah berumur.
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini
kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli
membedakan / membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
3. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan
berat gejalanya.
4. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme
melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas
ketahanan, akan tetapi beberapa hal di bawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak
seharusnya terjadi :
a. Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus
memadai dan tidak ada gangguan bising.
b. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat
makan siang.
c. Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
d. Tempo kegiatan tidak harus terus menerus.
e. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau
memungkinkan.
f. Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.
g. Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
h. Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
i. Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
Pekerja remaja
Wanita hamil dan menyusui
Pekerja yang telah berumur
Pekerja shift
Migrant.

j. Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat
addiktif lainnya perlu diawasi.
Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata
dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan
pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya.
Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan
masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya
kelelahan.
https://www.academia.edu/4028410/Perbandingan_Penilaian_Risiko_Ergonomi_dengan_
Metode_REBA_dan_QEC_Studi_Kasus_Pada_Kuli_Angkut_Terigu_Meity_Martaleo_Pr
ogram_Studi_Teknik_Industri_Fakultas_Teknologi_Industri_Universitas_Katolik_Parahy
angan

12. Apa perbedaan kesehatan kerja dan kesehatan masyarakat?


Kesehatan kerja Kesehatan masyarakat
Masyarakat kerja Masyarakat secara umum
Mengurus karyawan Mengurus masyarakat yang umum
Sebelum dan periodik Termasuk sulit atau rutin
Peningkatan produktivitas Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Dibiayai oleh perusahaan atau tenaga Pemerintah dan partisipasi masyarakat
kerja

13. Apa saja tugas dan kewajiban dokter di perusahaan?

Dokter hiperkes bersama dengan paramedisnya diharapkan mampu mendeteksi,


melakukan investigasi dalam rangka menegakkan diagnosis penyakit akibat
kerja, serta menganalisa dan mencegah sedini mungkin timbulnya kecelakaan
kerja  sehingga terciptanya suatu kondisi tempat / lingkungan kerja maupun
proses kerja yang lebih aman, efisien dan efektif serta sehat bagi setiap pekerja di
perusahaan. “
Dokter perusahaan adalah Setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas dan atau bertanggung jawab atas higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan
kerja(hiperkes)
TUGAS POKOK :
Memimpin dan menjalankan pelayanan kesehatan kerja sebagai perlindungan
kesehatan dan keselamatan kerja guna mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan
produktif optimal

PELAYANAN KESEHATAN KERJA


1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan sebelum
penempatan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus
dan menafsirkan serta menggunakan hasil pemeriksaan tsb.;
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap
tenaga kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan di-
maksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja serta membe-
rikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait
khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi air serta memberikan
nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait
khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
5. Melakukan pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan kerja serta
memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak
terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan;
6. Melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit
akibat kerja baik terhadap tenaga kerja individual maupun komunitas tenaga
kerja dan juga masyarakat yang ada kaitannya dengan perusahaan yang bersang-
kutan;
7. Melakukan atau memberikan nasehat kepada atau meminta pihak terkait untuk
melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) dan penyakit umum
serta penyakit akibat kerja;
8. Melakukan pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja serta komunitas tenaga
kerja dan latihan untuk petugas PPPK dan petugas kesehatan lainnya khusus-
nya di perusahaan yang bersangkutan;
9. Memberi nasehat aspek medis dan kesehatan mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi
serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja;
10. Membantu dari segi medis usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit
akibat kerja;
11. Melakukan dan atau memberi nasehat kepada dan atau meminta kepada pihak
yang bersangkutan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya;
12. Melakukan dan menafsirkan audit program atau sistem manajemen kesehatan/
kedokteran kerja di perusahaan.

KHUSUS
1. Membuat diagnosis penyakit akibat kerja(penyakit yang timbul karena hubungan
kerja) dan atau penyakit lain yang berkaitan dengan pekerjaan serta mengobati
dan atau melakukan tindakan-tindakan lain dalam keselamatan dan kesehatan
kerja(K3) yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama dengan spesi-
alis lain dan atau pihak lain;
2. Membuat diagnosis dan menilai kecacatan akibat kecelakaan kerja dan atau
penyakit akibat kerja yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama
dengan spesialis dan atau pihak lain;
3. Menilai dan menetapkan ada tidak adanya efek pekerjaan atau lingkungan kerja
terhadap kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan;
4. Menilai dan menetapkan batas sehat pemaparan kerja terhadap faktor dalam
pekerjaan atau lingkungan kerja bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
5. Menilai dan menetapkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
tenaga kerja yang bersangkutan;

Anda mungkin juga menyukai