Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DAN LAPORAN HASIL TERAPI BERMAIN


DIBANGSAL ANAK RUANG SITI MUKMIN
INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT IBNU SINA PADANG PANJANG

Tugas Kelompok Stase Keperawatan Anak II

Disusun Oleh :
Sindy Aulia
Sisi yulia putrid
Vischa Yolanda
Yana Pirtana
Yolla Tresia
Selly Oktaviani
Niara wisty

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI


SUMBAR BUKITTINGGI
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI
BERMAIN PADA ANAK DIRUMAH SAKIT
IBNU SINA PADANG PANJANG

A. Latar Belakang

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan


pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol, dan
akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya
akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis,
teriak, memukul, menendang, tidak kooperatif atau menolak tindakan
keperawatan yang diberiakan.
Salah satunya upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan
pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan
bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, dan sosial sehingga bermain merupakan media
yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa saja yang dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak
hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan
anak.

C. Tujuan Khusus
1. Mengembangkan kreatifitas Anak.
2. Mengembangkan daya imajinasi Anak.
3. Mengembangkan kepercayaan diri Anak.
4. Menumbuhkan sportivitas Anak.
5. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan Anak
Hospitalisasi.
D. Pelaksanaan Kegiatan

a. Topik : Terapi Bermain


b. Sasaran : Anak yang berada di Ruangan Zaal Anak Siti
Mukmin.( Umur 8 s/d 11 tahun ).
No Nama Anak Usia Diagnosa Ket Bisa /
Tidak
Bermain
1. An. T 11 Tahun Tfa + Low Bisa
Intake
2. An. R 10 Tahun Kdk Bisa

c. Metode : Bermain bersama


d. Media/alat :Ludo dan Congklak.
e. Waktu : Sabtu, 27 april 2019 selama 35 menit (08.00-
08.35 WIB )
f. tempat : Ruangan Siti Mukmin ( zaal anak ).
g. Setting tempat (Gambar/Denah Ruangan) :
h. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Ketua Kelompok, CI Ruangan, PA.
1. Leader :1.Sindy Aulia
2.Yolla Tresia
3.Yana Pirtana

2. Co-Leader :1.Niara Wisty.


2.Vischa Yolanda

3. Fasilitator :1.Selly Oktaviani.


2.Sisi Yulia Putri

4. Observer : Sisi Yulia Putri

Pembagian Tugas :
1. Peran Leader
Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
Sindy dan Yolla, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan

2. Peran Co Leader
Mengidentifikasi issue penting dalam proses Terapi Bermain.
Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang
akan datang
Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya

3. Peran Fasilitator
Mempertahankan kehadiran peserta
Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok

4. Peran Observer
Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi.
i. Strategi pelaksanaan

No Waktu Terapy / Kegiatan Anak Keterangan


Keperawatan
5 Menit Pembukaan :
 Co-Leader Menjawab
membuka dan salam
mengucapkan
salam Mendengarkan
 Memperkenalkan Mendengarkan
diri dan Anggota.
 Memperkenalkan Mendengarkan
pembimbing. dan saling
 Memperkenalkan berkenalan
anak satu persatu Mendengarkan
dan anak saling Mendengarkan
berkenalan dengan
temannya
 Kontrak waktu
dengan anak
 Mempersilahkan
Leader

25 Menit Kegiatan bermain : Mendengarkan


 Leader
menjelaskan cara Menjawab
permainan pertanyaan
 Menanyakan pada Menerima
anak, anak mau permainan
bermain atau tidak
 Menbagikan Bermain
permainan Bermain
Mengungkapkan
 Leader ,co-leader, perasaan
dan Fasilitator
memotivasi anak
 Fasilitator
mengobservasi
anak
 Menanyakan
perasaan anak

5 Menit Penutup : Selesai bermain


 Leader
Menghentikan Mengungkapkan
permainan perasaan
 Menanyakan Mendengarkan
perasaan anak
Senang
 Menyampaikan
hasil permainan
 Memberikan Senang
hadiah pada anak
yang cepat
menyelesaikan
gambarnya dan Mengungkapkan
bagus perasaan
 Membagikan Mendengarkan
souvenir/kenang- Menjawab
kenangan pada salam
semua anak yang
bermain
 Menanyakan
perasaan anak

 Co-leader
menutup acara
 Mengucapkan
salam

Evaluasi
A. Evaluasi struktur yang diharapkan
1. Alat-alat yang akan digunakan lengkap
2. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.

 Evaluasi proses yang diharapkan


1. Terapi dapat berjalan dengan lancar
2. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
3. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
4. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya

C. Evaluasi hasil yang diharapkan


1. Anak dapat mengikuti kegiatan Terapi Bermain dengan baik
2. Anak merasa senang
3. Anak tidak takut lagi dengan perawat ataupun dokter.
4.Orang tua dapat mendampingi kegiatan Terapi Bermain pada anak sampai
selesai
5. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain.

MATERI TERAPI BERMAIN


A. KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembangnya berbagai keterampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

B. MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati atau menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
c. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk
aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

C. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle,
boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi
ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak
pasir, bola, tali, dll.

D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN

1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.


2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

BENTUK- BENTUK PERMAINAN


Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, menggambar,menyusun
puzzlei, mengarang, dan pemecahan masalah.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan


kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak, dimana dalam bermain anak
akan menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, serta cara
menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain. Bermain bagi anak adalah suatu
kebutuhan selayaknya bekerja pada orang dewasa, oleh sebab itu bermain di
rumah sangat diperlukan guna untuk mengatasi adanya dampak hospitalisasi yang
diasakan oleh anak. Dengan bermain, anak tetap dapat melanjutkan tumbuh
kembangnya tanpa terhambat oleh adanya dampak hospitalisasi tersebut.

B. Saran

1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi
poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor
keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan
trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan
khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus
melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
LAMPIRAN TERAPI BERMAIN
Tanggal, 27/04/19
Jam, 08 s/d 08,35 WIB
Ruang Siti Mukmin (Zaal Anak).

Anda mungkin juga menyukai