Disusun Oleh :
Sindy Aulia
Sisi yulia putrid
Vischa Yolanda
Yana Pirtana
Yolla Tresia
Selly Oktaviani
Niara wisty
A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak
hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan
anak.
C. Tujuan Khusus
1. Mengembangkan kreatifitas Anak.
2. Mengembangkan daya imajinasi Anak.
3. Mengembangkan kepercayaan diri Anak.
4. Menumbuhkan sportivitas Anak.
5. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan Anak
Hospitalisasi.
D. Pelaksanaan Kegiatan
Pembagian Tugas :
1. Peran Leader
Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
Sindy dan Yolla, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
2. Peran Co Leader
Mengidentifikasi issue penting dalam proses Terapi Bermain.
Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang
akan datang
Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
3. Peran Fasilitator
Mempertahankan kehadiran peserta
Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
4. Peran Observer
Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi.
i. Strategi pelaksanaan
Co-leader
menutup acara
Mengucapkan
salam
Evaluasi
A. Evaluasi struktur yang diharapkan
1. Alat-alat yang akan digunakan lengkap
2. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
B. MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati atau menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
c. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk
aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi
poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor
keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan
trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan
khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus
melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
LAMPIRAN TERAPI BERMAIN
Tanggal, 27/04/19
Jam, 08 s/d 08,35 WIB
Ruang Siti Mukmin (Zaal Anak).