Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


TROMBOSITOPENIA

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Citra Dwiyanasari 108218003
2. Hikmah Setiani 108218011
3. Darnoto
4. Wasis Sugiartono 108218017

PRODI : S1 KEPERAWATAN NON REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga makalah KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH tentang “TROMBOSITOPENIA”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi nilai mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Yth :

1. Bpk.Ahmad Subandi, M.Kep., Sp.Kep.An selaku ketua STIKES AL-


IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
2. Ibu Liliek Wijayanti, S.Kep., M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
3. Orang tua saya yang telah membantu baik moral maupun materi
4. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari
guru mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik di masa yang akan datang.

Cilacap , 30 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................2
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................3
1. Pengertian Trombositpenia .....................................................................3
2. Penyebab Trombositpenia .......................................................................4
3. Tanda dan Gejala Trombositpenia ..........................................................4
4. Patofisiologi Trombositpenia ..................................................................5
5. Pathways Trombositpenia .......................................................................5
6. Komplikasi Trombositpenia ....................................................................5
7. Pemeriksaan Penunjang Trombositpenia ................................................5
8. Penatalaksanaan Trombositpenia ............................................................6
9. Konsep Dasar Asuhan Keperwatan Trombositpenia ..............................7
BAB 3 : PENUTUP ...........................................................................................16
A. Kesimpulan .............................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Trombosit atau platelet sangat penting untuk menjaga hemostasis tubuh.
Adanya abnormalitas pada vaskuler, trombosit, koagulasi, atau fibrinolisis
akan menggangu hemostasis sistem vaskuler yang mengakibatkan
perdarahan abnormal/gangguan perdarahan (Sheerwood,2001).
Penegakkan diagnosis tentang penyebab utama gangguan perdarahan
amat penting dan hal ini dibutuhkan ketelitian yang cermat, efektif, dan
efisien dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium yang semata-mata untuk menghindari kesalahan diagnosis.
Apapun penyebab gangguan perdarahan, ternyata memberikan gambaran
klinis yang hampir sama. Maka dari itu, hampir semua kasus gangguan
perdarahan membutuhkan pemeriksaan yang lanjut demi demi tegaknya
diagnosis penyakit tersebut (Candrasoma,2005).

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya adalah :
1. Apa pengertian Trombositpenia ?
2. Apa saja tanda dan gejala Trombositpenia ?
3. Bagaimana patofisiologi Trombositpenia ?
4. Bagaimana pathways Trombositpenia ?
5. Apa saja komplikasi Trombositpenia ?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari Trombositpenia ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Trombositpenia ?
8. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan Trombositpenia ?

1
C. TUJUAN
Adapun tujuannya adalah mahasiswa mampu :
1. Mengetahui pengertian Trombositpenia
2. Mengetahui tanda dan gejala Trombositpenia
3. Mengetahui patofisiologi Trombositpenia
4. Mengetahui pathways Trombositpenia
5. Mengetahui komplikasi Trombositpenia
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik dari Trombositpenia
7. Mengetahui penatalaksanaan dari Trombositpenia
8. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan Trombositpenia

2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
TROMBOSITOPENIA

A. Pengertian
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari
100.000/mm3 dalam sirkulasi darah. Darah biasanya mengandung sekitar
150.000-350.000 trombosit/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun
biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari
10.000/mL.
Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah sel-sel keping darah
(trombosit) di dalam tubuh (darah) karena suatu hal. biasanya disebabkan
oleh kanker dll.

B. Penyebab
1. Penyakit kanker tertentu, seperti kanker darah dan limfoma. Kedua jenis
kanker ini akan merusak sumsum tulang belakang, sehingga
menurunkan produksi trombosit
2. Kelainan darah, contohnya anemia plastik. Pada penyakit ini, sumsum
tulang akan berhenti menghasilkan sel-sel darah baru, termasuk
trombosit
3. Konsumsi alkohol berlebih. Konsumsi alkohol berlebih akan
menurunkan produksi trombosit di sumsum tulang belakang
4. Proses kemoterapi atau radioterapi. Kedua jenis terapi ini mampu
menghancurkan sel puncak yang nantinya akan berkembang menjadi
trombosit
5. Kontak dengan bahan kimia. Kontak langsung odalan jangka waktu
panjang dengan bahan kimia seperti pestisida dan arsenik akan berakibat
pada menurunnya kecepatan produksi trombosit di sumsum tulang
belakang.
6. Infeksi virus, seperti HIV, cacar air dan hepatitis C. Infeksi oleh virus-
virus tersebut akan menurunkan produksi trombosit

3
7. Infeksi bakteri dalam darah atau yang disebut bakteremia. Bakteremia
akan meningkatkan proses penghancuran trombosit sehat dalam darah
akan menurun.
8. Obat-obat tertentu, misalnya heparin, kina, atau obat antikejang.
Beberapa jenis obat akan mengecoh sistem kekebalan tubuh, hingga
akhirnya menyerang trombosit yang asih sehat. Akibatnya, jumlah
trombosit dalam darah akan menurun.
9. Kondisi autoimun, contohnya lupus, rheumatoid arthritis, dan ITP. Pada
kondisi tersebut, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel-sel yang
sehat, termasuk trombosit.

C. Tanda dan gejala


Trombositopenia terkadang tidak menunjukkan gejala apapun. Apabila
ada, gejala utamanya adalah perdarahan. Indikasi tersebut dapat terjadi di
luar maupun di dalam tubuh dan terkadang sulit dihentikan. Gejala- gejala
lain yang mungkin menyertai trombositopenia bisa berupa :
1. Kelelahan
2. Darah pada urine atau tinja
3. Menstruasi dengan volume darah yang berlebihan
4. Memar-memar pada tubuh
5. Bintik-bintik merah keunguan pada kulit, terutama bagian kaki
6. Pembengkakan pada limpa
7. Sakit kuning

D. Patofisiologi
Fungsi trombosit dapat berubah (trombositopati) melalui berbagai cara
yang mengakibatkan semakin lamanya perdarahan. Obat-obat seperti
aspirin, indometasin, fenilbutazon menghambat agregasi dan reaksi
pelepasan trombosit, dengan demikian menyebabkan perdarahan yang
memanjang walaupun jumlah trombosit normal. Pengaruh aspirin tunggal
dapat berlangsung selama 7 hari hingga 10 hari.
Protein plasma, seperti yang ditemukan pada makroglobulinemia dan

4
myeloma multiple menyelubungi trombosit, mengganggu adhesi trombosit,
retraksi bekuan, dan polimerasi fibrin.

E. Pathways

F. Komplikasi
1. Syock hipovolemik
2. Penurunan curah jantung
3. Purpura, ekimosis, dan petekie

G. Pemeriksaan Diagnostik
Penurunan produksi trombosit, dibuktikan dengan aspirasi dan biopsy
sumsum tulang, dijumpai pada segala kondisi yang mengganggu atau
menghambat fungsi sumsum tulang. Kondisi ini meliputi anemia aplastik,
mielofibrosis (penggantian unsur-unsur sumsum tulang dengan jaringan

5
fibrosa), leukimia akut, dan karsinoma metastatik lain yang mengganti
unsur-unsur sumsum tulang normal.
1. Pemeriksaan hapusan darah. Pada pemeriksaan ini, darah akan
diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini digunakan untuk
melihat struktur dan kondisi sel-sel di dalam darah.
2. Pemeriksaan sumsum tulang belakang. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk melihat jumlah serta kondisi sel darah yang ada di dalam sumsum
tulang.

H. Penatalaksanaan
Tidak semua penderita trombositopenia membutuhkan penanganan
khusus. Kondisi trombositopenia yang ringan cenderung tidak
menimbulkan gejala dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun, lain halnya dengan penderita trombositopenia yang parah atau
kronis. Metode pengobatan yang akan mereka jalani tergantung pada 2 hal,
yaitu penyebab dan tingkat keparahan kondisi. Pengobatan trombositopenia
seperti ini bisa dilakukan dengan:
1. Mengatasi penyebab dasar terjadinya trombositopenia. Jika
tombositopenia disebabkan oleh efek samping suatu obat, maka
penderita harus berhenti meminum atau mengganti obat yang memicu
kondisi ini.
2. Penggunaan kortikosteroid agar sistem kekebalan tubuh berhenti
menyerang dan menghancurkan trombosit.
3. Transfusi darah, khususnya untuk kondisi darurat.
4. Penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan jumlah trombosit
penderita.
5. Operasi pengangkatan organ limpa. Langkah ini akan dianjurkan ketika
penanganan lain terbukti tidak efektif.
Di samping penanganan medis, penderita juga dapat mengambil langkah-
langkah sederhana agar kondisinya tidak semakin parah sekaligus terhindar
dari komplikasi. Di antaranya adalah dengan:
1. Menggunakan sikat gigi yang lembut agar gusi tidak berdarah.

6
2. Menjauhi aktivitas yang bisa memicu luka atau cedera, misalnya
olahraga berat seperti futsal.
3. Berhati-hati saat menggunakan obat-obatan bebas. Ada beberapa jenis
obat yang bisa memengaruhi kinerja trombosit, misalnya ibuprofen.
4. Berhenti mengonsumsi minuman keras. Kandungan alkohol dapat
menghambat produksi trombosit dalam tubuh serta memperparah
perdarahan.

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Keluhan utama :
Memar, bintik-bintik pada kulit, keluarnya darah pada hidung dan
perdarahan pada gusi gigi.
b. Riwayat penyakit sekarangang ditandai dengan
Klien mengalami trombositopenia yg ditandai dengan Memar,
bintik-bintik pada kulit, keluarnya darah pada hidung dan
perdarahan pada gusi gigi.
c. Riwayat penyakit dahulu
HIV AIDS yang mungkin diturunkan dari orang tua klien.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pihak keluarga mengalami HIV AIDS, kelainan hematologi.
e. Riwayat lingkungan
Kondisi lingkungan kurang baik atau kumuh karena penyakit ini
bias disebabkan oleh virus atau bakteri seperti rubella, rubiola dan
paksinasi dengan virus aktif.
1) Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah
20.000.
2) Tanda-tanda perdarahan.
a) Petekie terjadi spontan.
b) Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.
c) Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran
pernafasan.

7
d) Menoragie.
e) Hematuria.
f) Perdarahan gastrointestinal.
3) Aktivitas / istirahat.
a) Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum, Toleransi
terhadap latihan rendah.
b) Tanda : Takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas
/ istirahat., Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
4) Sirkulasi.
a) Gejala : Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya
perdarahan GI kronis, menstruasi berat, Palpitasi
(takikardia kompensasi).
b) Tanda : TD peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
5) Integritas ego.
a) Gejala : Keyakinan agama / budaya mempengaruhi
pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah.
b) Tanda : Depresi.
6) Eliminasi.
a) Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena,
diare, konstipasi.
b) Tanda : Distensi abdomen.
7) Makanan / cairan.
a) Gejala : Penurunan masukan diet, Mual dan muntah.
b) Tanda : Turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang
elastisitas.
8) Neurosensori.
a) Gejala : Sakit kepala, pusing, Kelemahan, penurunan
penglihatan.
b) Tanda : Epistaksis, Mental : tak mampu berespons (lambat
dan dangkal).
9) Nyeri / kenyamanan.
a) Gejala : Nyeri abdomen, sakit kepala.

8
b) Tanda : Takipnea, dispnea.
10) Pernafasan.
a) Gejala : Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.
b) Tanda : Takipnea, dispnea.
11) Keamanan
a) Gejala : Penyembuhan luka buruk sering infeksi,
transfuse darah sebelumnya.
b) Tanda : Petekie, ekimosis.
2. Diagnosa yang sering muncul
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake non adekuat
b. Intoleransi Aktivitas b.d anemia
c. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan Hb
d. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 b.d penurunan Hb
e. Gangguan integritas kulit b.d purpura
3. Intervensi keperawatan
Dx NOC NIC
keperawatan
Ketidakefekti Setelah dilakukan Nutrition Management
tindakan keperawatan a. Kaji adanya alergi
fan
selama ... diharapkan makan
kebutuhan Gangguan Nutrisi b. Kolaborasi dengan
Kurang dari ahli gizi untuk
nutrisi kurang
Kebutuhan menentukan jumlah
dari Tubuhdapat teratasi kalori dan nutrisi
dengan Status Nutrisi yang dibutuhkan
kebutuhan
dengan indikator: pasien
tubuh b.d I E c. Anjurkan pasien
Indikator
R R untuk meningkatkan
intake non
Asupan 5 protein dan vitamin C
adekuat Gizi d. Berikan substansi
Asupan 5 gula
Makanan e. Yakinkan diet yang
Asupan 5 dimakan
Cairan mengandung tinggi
Energi 5 serat untuk mencegah
Rasio 5 konstipasi
Berat f. Berikan makanan
yang terpilih

9
Badan/Tin g. Ajarkan pasien
ggi Badan bagaimana membuat
Hidrasi 5 catatan makanan
harian
h. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
i. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
j. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Intoleransi Setelah dilakukan Terapi Aktivitas
tindakan keperawatan a. Kolaborasikan
Aktivitas b.d
selama ... jam dengan tenaga
anemia diharapkan Intoleransi rehabilitasi medik
Aktivitas dapat teratasi dalam merencanakan
dengan Daya Tahan program terapi yang
dengan indikator: tepat
Indikator I E b. Bantu klien untuk
R R mengidentifikasi
Melakuka 5 aktivitas yang
n aktivitas mampu dilakukan
rutin c. Bantu untuk memilih
Aktivitas 5 aktivitas konsisten
fisik yang sesuai dengan
Konsentra 5 kemampuan fisik,
si psikologi dan Social
Daya 5 d. Bantu untuk
tahan otot mengindentifikasi
Libido 5 dan mendapatkan
Pemulihan 5 sumber yang
energi diperlukan untuk
setelah aktivitas yang
istirahat diinginkan
Oksigen 5 e. Bantu untuk
darah mendapatkan alat
ketika bantuan aktivitas
beraktivita f. Bantu untuk
s mengidentifikasi
Hemoglob 5 aktivitas yang
in disukai
Hematokri 5 g. Bantu klien membuat
t jadwal latihan
Glukosa 5 diwaktu luang
darah

10
Serum 5 h. Sediakan penguatan
elektrolit positif bagi yang
darah aktif beraktivitas
Tenaga 5 i. Bantu pasien untuk
terkuras mengembangkan
Letargi 5 motivasi diri dan
kelelahan 5 penguatan
j. Monitor respons
fisik, emosi, Social
dan spiritual
Gangguan Setelah dilakukan Manajemen sensasi
tindakan keperawatan perifer
perfusi
selama ... diharapkan a. Monitor adanya
jaringan b.d Ketidakefektifan daerah tertentu yang
Perfusi Jaringan dapat hanya peka terhadap
penurunan
teratasi dengan panas/dingin/tajam/tu
Hb Circulation Status mpul
dengan indikator: b. Monitor adanya
I E paretas
Indikator
R R c. Instruksikan keluarga
Tekanan 5 untuk mengobservasi
darah kulit jika ada isi atau
sistole laserasi
Tekanan 5 d. Gunakan sarung
darah tangan untuk proteksi
diastole e. Batasi gerakan pada
Tekanan 5 kepala, leher dan
nadi punggung
Tekanan 5 f. Monitor kemampuan
vena BAB
sentral g. Kolaborasi
Tekanan 5 pemberian analgesik
baji paru h. Monitor adanya
Kekuatan 5 tromboplebitis
nadi i. Diskusikan mengenai
Saturasi 5 penyebab perubahan
oksigen sensasi
Perbedaan 5
oksigen
arteri vena
Capirally 5
refil
Output 5
urin
Hipotensi 5
ortotastik

11
Suara 5
nafas
tambahan
Edema 5
perifer
Asites 5
Kelelahan 5
Peningkat 5
an berat
badan
Wajah 5
pucat
Piting 5
edema
Mati rasa 5

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari
100.000/mm3 dalam sirkulasi darah. Darah biasanya mengandung sekitar
150.000-350.000 trombosit/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun
biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari
10.000/mL.
Penyebabnya Penyakit kanker tertentu, Kelainan darah, Konsumsi
alkohol berlebih, Proses kemoterapi atau radioterapi, Kontak dengan bahan
kimia, Infeksi virus, Infeksi bakteri dalam darah, Obat-obat tertentu dan
Kondisi autoimun. Trombositopenia terkadang tidak menunjukkan gejala
apapun. Apabila ada, gejala utamanya adalah perdarahan.
Komplikasi trombositopenia adalah Syock hipovolemik, Penurunan
curah jantung dan Purpura, ekimosis, dan petekie. Tidak semua penderita
trombositopenia membutuhkan penanganan khusus. Kondisi
trombositopenia yang ringan cenderung tidak menimbulkan gejala dan bisa
sembuh dengan sendirinya. Namun, lain halnya dengan penderita
trombositopenia yang parah atau kronis. Metode pengobatan yang akan
mereka jalani tergantung pada 2 hal, yaitu penyebab dan tingkat keparahan
kondisi.
Diagnosa yang sering muncul pada trombositopenia adalah
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake non
adekuat, Intoleransi Aktivitas b.d anemia, Gangguan perfusi jaringan b.d
penurunan Hb, Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 b.d penurunan Hb dan
Gangguan integritas kulit b.d purpura.

B. Saran
1. Diharapkan mahasiswa mampu membedakan jenis jenis
trombositopenia
2. Mahasiswa dapat membuat askep yang efektif

13
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.kalbemed.com dilihat 30 oktober 2018 jam 14.00


2. https://www.alodokter.com/trombositopenia dilihat 30 oktober 2018 jam
14.00
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Trombositopenia dilihat 30 oktober 2018 jam
14.00

14

Anda mungkin juga menyukai