DAFTAR PUSTAKA
rongga mulut di mana di dalamnya didapatkan jaringan keratin dalam bentuk yang
besar (Neville, 2007). Browne, Forssell dan Sainio berpendapat lain, bahwa kista
jenis dentigerous, radikuler, dan residual masuk dalam kategori keratokista, akan
tetapi dinyatakan bahwa walaupun dapat terjadi keratinisasi yang metaplastik pada
dinding suatu kista radikuler atau residual, dinding kista tersebut sebenarnya tetap
sel-sel basal epitel rongga mulut sekitar 60% dan 40% sisanya berasal dari
pertumbuhan reduced enamel dental follicle (Sudiono, 2003). Kista ini lebih
di sekitar gigi yang tidak erupsi. Kista ini dapat tumbuh dengan ukuran besar dan
kecenderungan rekuren yang tinggi, sekitar 30% - 60%, hampir sama dengan
dari epitel odontogenik. Kista keratosis odontogenik dapat terjadi selama proses
pembentukan gigi belum sempurna, yaitu pada tahap bell stage. Kista keratosis
odontogenik dapat berasal dari proliferasi sel basal dari epitel mulut. Terdapat
Dari hasil penelitian terlihat bahwa ada dua sumber epitel tempat asal kista
keratosis odontogenik, yaitu pertama, lamina dentis pada rahang atas maupun rahang
bawah atau sisa-sisanya sebelum pembentukan gigi sempurna dan kedua adalah
proliferasi sel basal dari epitel mukosa mulut yang menutupinya (Neville, 2007).
2. Lapisan sel basal yang terdiri atas sel-sel berbentuk kolumner atau kuboid
pada gambaran radiografi saja, tidak tampak secara klinis. Odontogenik keratokista
besar mungkin dapat menyebabkan pembengkakan, dan drainase pada daerah kista.
Pada kasus yang ekstrem, bahkan kista yang sangat besar bisa tanpa rasa sakit
(Rensburg, 2003).
pergerakan sendi TMJ. Pada saat kista membesar dapat menyebabkan malposisi gigi,
ekspansi tulang rahang dan resorpsi akar gigi serta pada kasus yang cukup ekstrem
gambaran klinis kista - kista lainnya di rongga mulut, sehingga tidak dapat di jadikan
sebagai petunjuk diagnosis. Walaupun gambaran radiografi dapat memberikan
gambaran yang jelas adanya odontogenik keratokista, namun untuk diagnosis pasti
dan lesi multilocular. Pada gambaran radiogarafi, paling sering muncul dalam bentuk
radioopak yang sangat tipis. Pada lesi lobulated dan lesi multilocular, adanya tulang
maksila lebih kecil ukurannya dari pada pada mandibula. Ketika membesar, kista ini
atau sel-sel basal epitel rongga mulut (60%) dan sisanya berasal dari
dentigerous tumbuh dari dental follicle pada gigi yang tidak erupsi atau gigi
yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sehingga kista ini selalu di jumpai
tidak mudah rekuren. Kista ini dilapisi oleh lapisan kalsifikasi, berbeda
berkalsifikasi lebih sering terjadi pada wanita (Sudiono, 2003). Pada awal
Gambar 9 : Odontogenik berkalsifikasi pada maksila disertai gigi kaninus kiri atas
impaksi. Adanya gambaran radiolusen dan radiopak didalam luen kista
G. Penatalaksanaan Odontogenek Keratokista
Odontogenik keratokista merupakan jenis kista yang paling agresif dan mudah
rekuren yang tinggi dari odontogenik keratokista, maka setelah tindakan enukleasi
Rekurensi dapat timbul akibat adanya dinding kita yang masih melekat pada
jaringan mukosa, terutama pada regio molar ketiga rahang bawah, sering terdapat
perlekatan yang kuat antara kista dan jaringan mukosa di atasnya, maka sebaiknya
dilakukan juga eksisi pada mukosa tempat perlekatannya dengan jarigan ikat untuk
spongiosa dan tidak banyak berekspansi ke arah tulang korteks (pogrel, 2003).
Pada kasus odontogenik keratokista yang telah meluas, di mana telah terjadi
perforasi pada tepi atau margin mandibula, maka perawatannya adalah melakukan
kurun waktu 5 tahun pertama setelah operasi dan diikuti dengan pemeriksaan
KESIMPULAN
histopatologis yang khas yaitu epitelnya parakeratotik dengan sel basal tersusun
seperti pagar atau kuboid yang memperlihatkan gambaran jelas parakeratotik dan
lamina atau sel-sel basal epitel rongga mulut sekitar 60% dan 40% sisanya berasal
Pada gambaran radiografi kista ini dapat muncul sebagai lesi unilocular, lesi
lobulated dan lesi multilocular. Kista ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
wanita dan sering tumbuh di mandibula terutama di bagian posterior mandibula. Pada
odontogenik keratokista yang kecil biasanya asimptomatik dan hanya tampak pada
gambaran radiografi saja. Pada odontogenik keratokista yang lebih besar biasanya
Pada kasus yang ekstrem, bahkan kista yang besar bisa tanpa rasa sakit. Kista
ini merupakan jenis kista yang paling agresif dan mudah rekuren. Prinsip terapi
dari kista ini, maka setelah tindakan enukleasi harus selalu disertai dengan tindakan
594-597
Practice. 2000
129
White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology Principles and Interpretation. Fifth
Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. Oral Pathology Clinical Pathology