Anda di halaman 1dari 9

Latihan Hukum Pajak

*Yang Berwarna Merah ialah Soal UTS 2011

1. Kenapa pengenaan pajak di Indonesia harus dilaksanakan berdasarkan Undang-


Undang? Jelaskan apa dasar hukumnya dan pajak apa saja yang dikenakan oleh
pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak, dan dimana diaturnya?
 Pajak harus dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang didasarkan pada ketentuan
pasal 23 A UUD 1945, yang berbunyi bahwa:
“Pajak dan pungutan lainnya yang bersifat memaksa harus didasarkan pada Undang-
Undang”
Sementara itu alasan mengapa pajak harus dengan Peraturan Perundang-undangan
ialah:
- Perintah Undang-Undang Dasar 1945
- Pajak tidak memberi reward bagi wajib pajak
- Agar rakyat patuh membayar pajak
- Agar pemerintah tidak sewenang-wenang
- Agar jelas subjek dan objek pajak.

Pajak yang dikenakan oleh pemerintah pusat antara lain ialah PPn, PPh, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materei

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Pajak dan apa saja legal characternya!
Jelaskan juga beberapa asas penting dalam Hukum Pajak di Indonesia! (Cek Hal 9)
 Hukum pajak ialah seluruh peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan
internasional, traktat dan lain-lain yang dikenakan pemerintah untuk mengenakan
pajak. Dengan mengatur tentang subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, besaran
pajak, serta apa saja hak dan kewajiban wajib pajak.
Legal character hukum pajak ialah hukum publik, karena mengatur hubungan hukum
antara Negara dengan rakyatnya dalam rangka pengumpulan pajak.
Berikut ini ialah beberapa asas yang terdapat pada hukum pajak:
- Asas Kepastian Hukum
- Asas Equity and Equity, yakni pajak tidak pilih kasih, melainkan harus adil, tidak
diskriminatif, sama rata, dan dikenakan sesuai kemampuan (equity).
- Asas Certainty
- Asas Convinience of Payment, yakni pajak sebaiknya dikenakan pada saat yang
tepat. Agar timbul kenyamanan.
- Asas Simplicity, yakni peraturan pajak harus sederhana penerapannya, agar
orang awam mudah mengerti dan tidak menimbulkan multi tafsir.
- Asas Yuridis, yakni pajak dapat memberikan kepastian hukum
- Asas Legalitas, yakni pajak dapat memberikan kepastian hukum
- Asas Ekonomis, ini merupakan asas terpenting dari hukum pajak. Yang mana
berarti pada dasarnya pengenaan pajak tidak boleh mengganggu perekonomian.
- Asas Finansial, yakni pajak dikenakan untuk sebesar-besarnya pemasukan Negara
(fungsi budjeter)

3. Jelaskan mengenai fungsi pajak!


 Menurut Prof. Adriani, fungsi dari pajak ialah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara.
Namun pada dasarnya fungsi pajak dibagi menjadi 3, yaitu:
- Fungsi Budjeter
Ini merupakan fungsi utama dari pajak, yakni untuk mengisi APBN
- Fungsi Reguleren
Pajak juga memiliki fungsi mengatur (reguleren).Ini bertujuan agar pemerintah
dapat melaksanakan berbagai program non-pajak.

Selain dua fungsi diatas, pajak juga memiliki Fungsi Redistribusi, yaitu pajak sebagai
sumber pemasukan (income) Negara disebarkan kembali kepada rakyat.

4. Apa yang dimaksud dengan pajak pusat dan pajak daerah?


 Pajak pusat ialah pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat. Penggunaan pajak
pusat ini bisa untuk kebutuhan pemerintah pusat yang dalam hal ini berskala
nasional, maupun disebarkan kepada daerah.
Sementara pajak daerah ialah pajak yang dipungut oleh daerah, dikelola dan menjadi
sumber penerimaan daerah.

5. Jelaskan mengenai pajak dilihat dari sudut administrasi perpajakan!


 Pajak dilihat dari sudut administratif perpajakan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
- Pajak Langsung
Yaitu pajak pajak yang dikenakan pada wajib pajak, dan ditanggung sendiri oleh
wajib pajak tersebut. Pajak ini tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh
pajak jenis ini ialah Pajak Penghasilan
- Pajak Tidak Langsung
Dalam pajak jenis ini, pihak yang dibebani pajak dan yang bertanggung jawab
membayar pajak bukanlah pihak yang sama (berbeda). Maka pajak ini dapat
dilimpahkan kepada pihak lain. Pajak tidak langsung ini biasanya dikenakan untuk
memudahkan pengenaan pajak.Contoh pajak jenis ini ialah Pajak Pertambahan
Nilai.

6. Pajak dapat dilihat dari sifatnya, jelaskan mengenai hal ini!


 Pajak dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua, yaitu:
- Pajak Yang Bersifat Persoonlek
Pajak jenis ini dalam pengenaannya memperhatikan keadaan wajib pajak.Biasa
juga disebut pajak perseorangan.Contoh pajak jenis ini ialah Pajak Penghasilan
Perorangan (PPh Perorangan).
- Pajak Yang Bersifat Zaklek (Kebendaan)
Didalam jenis ini, pengenaan pajak tidak perlu memperhatikan kondisi dari wajib
pajak.Biasanya dalam jenis ini, pengenaan pajak sudah inklusif (beserta) didalam
harga barang.Contoh pajak jenis ini ialah Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak
Pertambahan Nilai.

7. Jelaskan mengenai pajak subjektif dan pajak objektif!


 Didalam pajak subjektif, hal pertama yang diperhatikan saat akan mengenakan pajak
ialah apakah orang tersebut subjek pajak atau bukan. Setelahnya, baru dilihat apa
saja objek pajak yang dapat dikenakan pada orang tersebut. Contoh bentuk ini ialah
pengenaan pajak pada seorang Duta Besar, dimana pada dasarnya mereka ialah
orang yang dikecualikan sebagai subjek pajak. Namun jika ternyata dia bekerja dan
memperoleh penghasilan dari Indonesia, maka dia akan terkena pajak.
Sementara itu didalam pajak objektif, yang pertama dilihat ialah apakah ada objek
yang dapat dikenakan pajak.Jika ada, maka dapat langsung dikenakan pajak.

8. Apa saja ciri-ciri pajak?


 Berikut ini ialah ciri-ciri pajak:
- Yang boleh mengenakan hanyalah Negara
- Dapat dipaksakan
- Diatur oleh Undang-Undang
- Tidak Kontra Prestasi
- Digunakan untuk menjalankan pemerintahan

9. Jelaskan mengenai Landasan Teori mengapa harus ada pajak!


 Pengenaan pajak dilandasi oleh beberapa teori berikut ini:
- Teori Asuransi
Rakyat membayar premi, karena ada yang dipertanggungjawabkan kepada
Negara, yakni kepentingan-kepentingan rakyat.Namun teori ini dianggap tidak
cocok karena berarti yang tidak membayar premi (pajak), maka tidak
mendapatkan apa-apa.
- Teori Kepentingan
Menurut teori ini, rakyat mempertaruhkan kepentingan-kepentingannya kepada
Negara.Maka Negara memiliki hak untuk memungut pajak.
- Teori Gaya (Daya) Pikul
Menurut teori ini, pengenaan pajak harus memperhatikan keadilan. Maksudnya
ialah memperhatikan kemampuan (gaya pikul) wajib pajak.
- Teori Gaya (Daya) Beli
Menurut teori ini, ketika Negara mengenakan pajak, maka sama dengan
mengambil sebagian daya beli masyarakat. Setelah itu dikumpulkan dalam
bentuk penerimaan pajak.Dan selanjutnya digunakan untuk pembiayaan Negara,
dan kemudian disebarkan lagi ke masyarakat.Oleh karenanya teori ini sering juga
disebut dengan teori pompa air.
- Teori Bakti
Teori ini diawali oleh teori adanya Negara, yakni ketika Negara dibentuk oleh
masyarakat/rakyat, ada perjanjian antara Negara dan rakyat.Maka setelah ada
tujuan, muncul hak dan kewajiban.Oleh karenanya Negara berhak untuk
mengenakan pajak.

Indonesia menganut Teori Bakti untuk menyusun UU Pajak Nasional.Selain itu,


Indonesia juga menganut teori daya pikul dan teori daya beli.

10. Jelaskan bagaimana hubungan Hukum Pajak dengan Hukum Perdata, Hukum Pidana,
dan Hukum TUN!
 Hukum pajak terdiri dari berbagai macam rumpun hukum. Oleh karenanya meski
hukum pajak menganut asas simplicity, namun tetap merupakan jenis hukum yang
cukup sulit untuk dimengerti. Berikut ini ialah kaitan antara hukum pajak dengan
hukum pidana, perdata dan tata usaha Negara:
- Hukum Pajak dan Hukum Pidana
Unsur pidana perlu disertakan didalam hukum pajak berupa pidana pajak.Hal ini
agar pengenaan pajak dapat dipaksakan, yakni melalui paksaan yuridis.Tujuan
dari hal ini ialah agar fungsi budjeter aman.
- Hukum Pajak dengan Hukum Perdata
Hukum pajak memiliki otonomi untuk mengatur hukumnya sendiri.Maka hukum
pajak dapat mengambil sesuatu istilah dalam hukum perdata dengan definisi
sendiri.Oleh karenanya hubungan diantara keduanya ialah hukum perdata
sebagai lex generalis dan hukum pajak sebagai lex specialis.
- Hukum Pajak dengan Hukum Tata Usaha Negara
Hubungan diantara keduanya ialah hukum pajak merupakan lex specialis dari
Hukum Tata Usaha Negara.

11. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan self assessment di Indonesia?
Jelaskan apa yang dimaksud dengan sel-assesment, dan diatur dimana? (Hal. 58)
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi keberhasilan Self Assessment System di
Indonesia, antara lain:
- Peraturan pajak
- Pembinaan wajib pajak
- Pelayanan
- Kesadaran dan kejujuran wajib pajak
- Perekonomian
- Pengawasan dan law enforcement
Self Assessment System sendiri ialah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
kewenangan kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
Self Asessment ini diatur didalam pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) UU KUP.

12. Jelaskan mengenai dasar pengenaan pajak, mana yang dianut oleh Indonesia?
Sebutkan dasar hukumnya!
 Terdapat tiga dasar pengenaan pajak, yaitu:
- Official Assessment System
Yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan kepada
pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
- Self Assessment System
Yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
- With Holding System
Yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Indonesia pada prinsipnya sesuai ketentuan pasal 12 ayat (1) dan (2) KUP
menggunakan Self-Assessment System.Namun pada realitanya Indonesia
menggunakan ketiganya dalam penggunaan terbatas.

13. Apa saja kewajiban-kewajiban wajib Pajak yang harus dilaksanakan dalam rangka self
assessment tersebut? Sebagai Notaris, apa saja pajak yang terkait dengan profesi
saudara? Jelaskan! (Hal. 13)
 Berikut ini ialah kewajiban Wajib Pajak dalam self-assesment sytem:
- Memiliki NPWP/PKP (Pengusaha Kena Pajak) (Pasal 2)
- Melaksanakan Pembukuan/Pencatatan bagi pekerjaan bebas (Pasal 28)
- Hitung/Setor (Pasal 9-10)
- SPT (Pasal 3 – 8)
- Pemeriksaan Pajak (Pasal 29)

Notaris termasuk didalam kategori pekerjaan bebas, oleh karenanya memiliki


kewajiban untuk melakukan pembukuan. Meski demikian terdapat pengecualian
apabila seornang wajib pajak perorangan, dalam hal ini yang termasuk dalam
pekerjaan bebas, yang dalam 1 tahun omzetnya tidak lebih dari Rp. 48 Milyar, maka
boleh untuk tidak melakukan pembukuan, melainkan dapat menggunakan pedoman
penghitungan netto.

Namun meski demikian, karena terkait dengan kategori pekerjaan bebas.Maka pajak
yang dikenakan kepada profesi notaris ialah Pajak Penghasilan dan Pajak
Pertambahan Nilai.Yang mana pajak penghasilan ini berarah kepada jumlah
penghasilan yang diperoleh oleh notaris pada setiap tahunnya.Dan pajak
pertambahan nilai ini mencakup pada pajak jasa yang dilakukan oleh notaris yang
pada akhirnya dibebankan kepada klien.

14. Dari sejumlah hak yang dipunyai Wajib Pajak, ada 2 hak yang difatnya sangat
mendasar, apa saja hak-hak tersebut? Jelaskan, dan kenapa hak itu dianggap sebagai
hak yang sangat mendasar?
 Diantara seluruh hak yang dimiliki oleh wajib pajak, yang paling mendasar ialah hak
untuk meminta refund dan hak untuk mendapat penjelasan.
Hal ini karena pajak diatur didalam undang-undang, sehingga terdapat kekuatan
mengikat.Oleh karenanya wajib pajak diharuskan untuk membayar pajak sesuai
aturannya.Oleh karenanya wajib pajak berhak untuk mengajukan keberatan dan
meminta refund.

15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pajak, diatur dimana? Apa sebab pajak itu dapat
dipaksakan? Bagaimana bentuk-bentuk atau cara pemaksaannya dalam hukum pajak
di Indonesia?
 Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalansecara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dasar hukum pengertian tersebut ialah pasal 1 angka 1 UU KUP.
Sementara pajak dapat dipaksakan ialah karena bertujuan untuk mengamankan
fungsi dari pajak itu sendiri, yakni sebagai fungsi budjeter.

16. Jelaskan apa yang dimaksud dengan SPT, apa fungsinya dan bagaimana akibat atau
sanksinya apabila saudara sebagai notaris melanggar atau tidak melaksanakan
kewajiban memasukan SPT PPn saudara! Dimana diaturnya?
 SPT atau Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak, dan/atau bukan
objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan. Pengertian ini diatur didalam pasal 1 angka 11 UU KUP.
Surat pemberitahuan ini sendiri dibagi menjadi dua, yakni:
- SPT Masa, yakni surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak. Yang mana batas
pengisiannya ialah tanggal 20 pada setiap bulan.
- SPT Tahunan, yakni surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian
tahun pajak. Yang mana batas pengisian SPT jenis ini terbagi menjadi dua, yakni
bagi orang pribadi yaitu setiap akhir Maret pada setiap tahunnya. Dan bagi badan
yakni pada akhir April pada setiap tahunnya.

Dalam kasus Notaris tidak melaksanakan kewajibannya untuk melaporkan SPT PPn
maka dia akan dikenakan denda sebesar Rp. 500.000, -, sesuai pengaturan pasal 7
ayat (1) KUP.

Sanksi lainnya:

SPT Masa Selain PPn: Rp. 100.000,-

SPT Tahunan: Rp. 1.000.000,- untuk badan dan Rp. 100.000,- untuk orang pribadi

17. Hal-hal apa sajakah yang menyebabkan timbulnya hutang pajak dan hapusnya hutang
pajak? Jelaskan!
 Hukum pajak merupakan hukum publik. Maka mengatur hubungan pemerintah
dengan rakyat. Oleh karenanya hutang pajak timbul karena undang-undang. Hutang
pajak ini timbul ketika:
- Telah memenuhi persyaratan-persyaratan didalam Undang-Undang. (Formil)
- Telah ada penetapan resmi oleh pemerintah. Pemberitahuan itu memakai Surat
Pemberitahuan Pajak. (Formil)

Sementara itu mengenai hapusnya kewajiban wajib pajak, yakni ketika:

- Setelah terjadinya pelunasan hutang pajak


- Daluarsa (Verjaaring)
- Pembebasan, yang mana hal ini terjadi melalui putusan pengadilan
- Penghapusan
- Kempensasi, yakni dalam hal ini terjadi perjumpaan hutang antara wajib pajak
dan Negara.

18. Jelaskan mengenai berbagai jenis stelsel dasar penetapan pajak, Indonesia menganut
yang mana?
 Ada beberapa jenis stelsel dasar pengenaan pajak, yaitu:
- Stelsel Riil
Dalam stelsel ini pemungutan pajak didasarkan atas keadaan atau penghasilan
yang nyata, yakni penghasilan yang diterima/diperoleh sebenarnya dalam tahun
pajak yang bersangkutan.
- Stelsel Fiktif
Didalam stelsel ini, pemungutan pajak didasarkan pada suatu fiksi hukum atau
anggapan tertentu, oleh karenanya ini merupakan cara untuk menetapkan pajak
kedepan.
- Stelses Campuran
Ini merupakan kombinasi antara stelsel fiktif dan stelsel riil.Dimana dalam stelsel
ini, wajib pajak telah membayar terlebih dahulu (diawal tahun) berdasarkan
sistem anggapan/fiktif. Kemudian dihitung oleh kantor pajak, dan wajib pajak
memiliki hak untuk mengangsur pembayaran pajaknya. Pada akhir tahun, akan
dilakukan penghitungan kembali apakah ada kelebihan atau kekurangan bayar.

Pada saat jaman penjajahan Belanda, Indonesia menganut Stelsel Campuran, namun
kini Indonesia menganut Stelsel Riil.

19. Jelaskan mengenai perlawanan pajak, baik secara aktif maupun pasif!
 Pajak pada dasarnya memiliki tujuan yang mulia bagi Negara. Namun karena tidak
ada timbal balik dari pajak, maka sering terjadi penghindaran-penghindaran pajak.
Yang mana dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Berikut penjelasannya:
- Perlawanan Aktif
Didalam perlawanan aktif, wajib pajak mengerti mengenai pajak namun ingin
mendapatkan keringanan pembayaran pajak. Perlawanan aktif ini dibagi menjadi
dua, yakni:
a. Tax Avidents
Ini merupakan upaya yang dengan sengaja dilakukan untuk bisa
mengindarkan/membayar sekecil mungkin kewajiban pajaknya dengan
caraloophole (mencari celah)/kelemahan undang-undang. Sehingga cara ini
tidak tergolong kriminal melainkan lebih bersifat planning (terencana).
b. Tax Evasion/Tax Fraud
Untuk bentuk ini, merupakan perlawanan aktif yang termasuk didalam
bentuk criminal murni.Contoh bentuk ini ialah mencantumkan omzet yang
tidak sesuai dengan omzet riil, yang mana masuk dalam kategori penipuan.
- Perlawanan Pasif
Didalam perlawanan pasif, wajib pajak tidak tahu ataupun mengerti mengenai
sistem pajak.Oleh karenanya dalam bentuk ini, biasanya wajib pajak melakukan
perlawanan tanpa sadar.

20. Pengenaan pajak tidak akan membuat bangkrut wajib pajak, jelaskan mengenai hal
ini!
 Pajak tidak akan membuat bangkrut wajib pajak, ini didasarkan pada pertimbangan:
- Dari sisi filosofis, pajak tidak boleh mendistorsi/mengganggu perekonomian dan
bisnis.
- Pajak dikenakan hanya saat seseorang memperoleh penghasilan, yang mana
dalam hal ini berarti memperoleh keuntungan.

21. Jelaskan mengenai syarat subjektif dan syarat objektif wajib pajak!
 Syarat Subjektif Wajib Pajak ialah telah memenuhi asas domisili, yang mana berarti
telah tinggal lebih dari 183 hari di Indonesia.
Sementara Syarat Objektif Wajib Pajak ialah telah memenuhi syarat subjektif dan
mempunyai penghasilan serta memiliki NPWP.

22. Sebutkan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat proses restitusi diajukan!
 Tahapan-tahapannya ialah sebagai berikut:
- Pembuktian adanya lebih bayar
- Dikeluarkan surat ketetapan pajak lebih bayar (SKPLB)
- Mengajukan permohonan pengembalian lebih bayar didasarkan pada SKPLB
Dalam hal ini wajib pajak memiliki 2 opsi, yakni dapat meminta kembali uang
tersebut secara tunai atau kelebihan bayar dipakai untuk membayar pajak-pajak
lainnya.

23. Jelaskan mengenai tahapan-tahapan dalam hal terjadi gugatan pajak!


 Pengadilan pajak bersifat pengadilan khusus. Oleh karenanya tidak sampai pada
tingkat kasasi, melainkan hanya sampai tingkat banding. Pertimbangan hal ini ialah
untuk mengamankan fungsi budjeter, maka penyelesaiannya haruslah cepat.
Wajib pajak memiliki hak untuk mengajukan keberatan. Dalam hal ini jangka waktu
pengajuan keberatan ialah 12 bulan, jika belum ada putusan maka diartikan bahwa
gugatan diterima. Namun apabila wajib pajak kalah pada tahap gugatan ini, maka dia
akan dikenakan denda sebesar 50%. Dalam masa ini wajib pajak dapat mengajukan
banding, apabila dia memutuskan untuk mengambil langkah tersebut, maka denda
tidak harus dibayarkan dahulu melainkan menunggu hasil putusan banding. Apabia
ternyata pada tahap banding wajib pajak kembali kalah, maka ia diharuskan
membayar denda sebesar 100%.
Setelah tahap banding, masih dibuka kesempatan bagi wajib pajak untuk mengambil
langkah peninjauan kembali.

Anda mungkin juga menyukai