Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2088 – 5369

HUBUNGAN PENAMBAHAN ROSSELA (HIBISCUS SABDARIFFA L) DENGAN


SIFAT FISIK DAN KIMIA SERBUK SARI BUAH JERUK KALAMANSI SEBAGAI
MINUMAN

CORRELATION BETWEEN ADDED ROSSELA (HIBISCUS SABDARIFFA L) TO


PHYSICAL AND CHEMICAL PROPERTIES OF KALAMANSI FRUIT ORANGE
POWDER AS A DRINK

Kurnia Harlina Dewi, Zulman Efendi dan Ida Apri Yanti


Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Jl. W.R. Supratman, Kandanglimun, Bengkulu, Indonesia
E-mail: Kurnia_hd@Unib.ac.id / nia_unib@yahoo.com

ABSTRACT

The product development effort based on kalamansi aims to extend the shelf life, make the product
more durable and increase the added value and fulfill the consumer demand for the practicality in the
use. The purpose of this study was Determine the effect of rossela addition to physical and chemical
characteristics, determine the effect of rossela addition to organoleptic characteristics. The research
design used in this study was Completely Randomized Design (RAL) with treatment of percentage of
dry rosella powder: 0%, 2.5%, and 5%, in which each treatment was repeated three repetitions so that
nine treatment units were obtained. Parameters observed in water content, solubility rate, pH and
organoleptic (flavor, aroma, color). The results showed that the greater percentage of rosella
addition, water content, solubility rate and vitamin C were higher, following the equation y = 0,188x
+ 3,7733 for water content, Y = 6,4x + 37,767 for soluble time . Each addition of rosella occurs a
decrease in pH following the equation Y = -0.086x + 4.215. While vitamin C levels follow the
equation Y = 5,514x + 16,818. The panelist's preference for the product is good; evidenced by the
three tests (aroma, flavor and color) have the highest level of addition of 5% rosella addition. The
higher the rosella addition rate ratio the panelist prefers. The panelist's favorite level is at an average
of 3 which is quite like.
Key words : added rosella, powder drink

ABSTRAK

Upaya pengembangan produk berbasis kalamansi bertujuan memperpanjang umur simpan, menjadikan
produk lebih awet dan peningkatan nilai tambah serta memenuhi permintaan konsumen akan
kepraktisan dalam penggunaan. TujuanpenelitianiniadalahMenentukan pengaruh penambahan rossela
terhadap karakteristik fisik dan kimia, menentukan pengaruh penambahan rossela terhadap
karakteristik organoleptik. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuanpersentase penambahan serbuk rosella kering :0%,
2,5%, dan 5%, dimana setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali pengulangan, sehingga di peroleh
sembilan unit perlakuan. Parameter yang diamatidalam adalah kadar air, kecepatan larut, pH dan
organoleptik (rasa, aroma, warna). Hasil penelitian diperoleh bahwa semakin besar persentase
penambahan rosella, maka kadar air, kecepatan larut dan vitamin C semakin tinggi, masing-
masingmengikutipersamaan y = 0,188x + 3,7733untuk kadar air, Y = 6,4x + 37,767 untuk kecepatan
waktu larut. Setiap penambahan rosella terjadi penurunan pH mengikuti persamaan Y = -0,086x +
4,215. Sedangkan kadar Vitamin C mengikuti persamaan Y = 5,514x + 16,818 . Tingkat kesukaan
panelis terhadap produk cukup baik; dibuktikan dengan pada ketiga uji (aroma, rasa dan warna)
memiliki tingkat kesukaan tertinggi penambahan rosella 5%. Semakin naik tingkat persentase
K. H. Dewi, Z. Efendi dan I. A. Yanti

penambahan rosella maka panelis lebih menyukai. Tingkat kesukaan panelis berada pada rata-rata
angka 3 yaitu cukup suka
Kata kunci :Penambahan rosella, minuman serbuk

PENDAHULUAN sekarang serbuk instan buah-buahan yang


beredar dipasaran tidak menggunakan
Jeruk kalamansi dirancang sebagai bahan alami namun menggunakan bahan
model perdana dari program OVOP (One sintetik (Aspartam, pewarna, perisa buah
Village One Product) pada Januari 2011 sintetik), kandungan buah didalamnya
oleh pemerintah Provinsi Bengkulu hanya sebesar 0,01%.Mun’im dkk (2008)
(Ahmad, 2011). Dalam upaya menambahkan, bentuk sediaan produk
meningkatkan nilai tambah jeruk makanan yang mudah diterima oleh
kalamansi diolah menjadi sirup, yang masyarakat, menampilkan suatu
disosialisasikan Badan Penelitian dan kepraktisan selain parameter kualitas yang
Pengembangan (Balitbang) dan Statistik tetap harus terpenuhi.
daerah (Stada) provinsi Bengkulu jeruk Buah-buahan lokal, termasuk
kalamansi menjadi produk khas buah kalamansi sangat berpeluang menjadi
andalan yang banyak diminati oleh minuman serbuk sari buah. Dengan cara
wisatawan yang berkunjung di kota instan, tentu produknya menjadi lebih awet
Bengkulu (Aditya, 2014). karena kadar airnya menjadi rendah, serta
Berbagai olahan produk berbasis praktis bagi konsumennya (Ardina,2014).
kalamansi banyak diteliti untuk mendorong Puspitasari, (2007) berpendapat produk
program pemerintah tersebut dalam upaya minuman serbuk instan sudah banyak
diversifikasi produk, menjadi permen diperdagangkan. Dengan demikian
kalamansi (Hutagalung, 2015), selai diharapkan dapat meningkatkan minat
kalamansi (Situngkir, 2016), minuman sari masyarakat dalam mengkonsumsi produk
buah (Ariestini, 2016) dan sirup kalamansi makanan dari bahan alam. Minuman dalam
(Samosir, 2016). Industri pengolahan bentuk instan dapat dikonsumsi tanpa
kalamansi menjadi sirup, menghasilkan harus merebus ataupun menyeduh dengan
hasil samping yang dikaji pemanfaatanya air panas karena serbuk instan bersifat
sebagai sumber minyak atsiri dengan mudah larut dalam air (Usmiati dkk, 2005).
berbagai metode pemisahan minyak atsiri. Minuman serbuk instan mempunyai
Upaya pengembangan produk berbasis beberapa kelebihan dibandingkan dengan
kalamansi bertujuan memperpanjang umur produk dalam bentuk cairan, diantaranya
simpan, menjadikan produklebih awetdan dalam hal kestabilan produk dan
peningkatan nilai tambah. Tuntutan kemudahan distribusi (Naibaho dkk, 2015).
konsumen akan kepraktisan dalam Kandungan vitamin C pada produk
penggunaan, menjadikan pengolahan khususnya serbuk buah-buahan menjadi
serbuk sari buah banyak diminati. salah satu penilaian yang penting
Serbuksari buah adalah sari buah yang (Kamsiati, 2006).Konsentrasi vitamin C
dibuat dari berbagai jenis buah-buahan yang terdapat pada serbuk markisa adalah
dengan penambahan beberapa bahan 14,40 mg/gram (Susanti dan Widya, 2014).
menjadi serbuk/bubuk yang tinggal Pada penelitian lain Rusi (2013), bubuk
diseduh air dan siap disajikan.Flavour instan campuran sari buah terung pirus
buah-buahan buatan/sintetik seringkali kandungan vitamin C 11,09
mendominasi dalam pembuatan minuman mg/gram.Strategi produk serbuk buah
serbuk (Kurniawati, 2010) yang dapat dengan kandungan vitamin C yang cukup
memberikan efek kurang baik bagi tinggi pada minuman serbuk instan dari
konsumen. Permasalahan yang terjadi campuran sari buah pepino dan sari buah

64 | Jurnal Agroindustri, Vol. 7 No. 2, Nopember 2017: 63-71


HUBUNGAN PENAMBAHAN ROSSELA (HIBISCUS SABDARIFFA L)

terung pirus sangat baik dikonsumsi yaitu bagi masyarakat dan dapat
14,19 mg/gram. Hal lain yang menjadi menumbuhkembangkan agoindustri baru
berbeda dari serbuk buah ini menghasilkan berbasis kalamansi. Oleh karena itu, perlu
warna merah (Yohana, 2016). Bunga diteliti pengaruh penambahan rossela
rosella juga merupakan salah satu yang terhadap karakteristik fisik, kimia dan
memiliki zat warna merah alami (Maryani organoleptik.
dan Kristiana, 2005).
Kajian pembuatan serbuk sari buah METODE PENELITIAN
lain sudah banyak diteliti, tetapi pada
pembuatan serbuk sari buah kalamansi Alat yang digunakan selama
belum dilakukan. Penggunaan bahan penelitian, yaitu: Erlenmeyer, Hairdryer,
tambahan untuk memperbaiki warna desikator, beker glass oven, timbangan
produk berbasis kalamansi juga perlu analitik, botol sampel, ayakan dengan
dikaji. Salah satu bahan yang digunakan mesh 80, blender, pH meter, buret, gelas
untuk memberikan warna merah alami piala (pirex), labu ukur, gelas ukur, pipet
adalah bunga rosella. Warna merah pada tetes, cawan porselen, kertas saring, wadah
bunga rosella ini yang disebut antosianin. plastik, stopwatch, alumunium foil,tabung
Antosianin yang terdapat pada bunga reaksi.
rosella merupakan kelompok zat warna Bahan yang digunakan selama
berwarna kemerahan yang larut dalam air penelitian, yaitu: buah jeruk kalamansi
dan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna yang matang, gula pasir, dekstrin, serbuk
makanan dan minuman. Rosella juga rosella kering, aquades, larutan buffer,
mengandung vitamin C, kalsium, dan larutan iod, indikator kanji, dan air
sebagai antioksidan (Arelano, 2004). mineral.
DiungkapkanYuariski dan Suherman Rancangan penelitian yang digunakan
(2012)pada bunga rosella terdapat vitamin dalam penelitian ini adalah Rancangan
C, vitamin D, vitamin B1 dan vitamin B2. Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan
Vitamin C pada bunga rosella sangat tinggi persentase penambahan serbuk rosella
yaitu 260-280 mg/100 gram. kering 0%, 2,5%, dan 5%.. Penelitian ini
Rusi (2013) menggunakan bahan dilakukan dengan tiga kali pengulangan,
alami untuk keseluruhan bahan pada sehingga di peroleh 9 sampel. Tabel
penelitiannya yaitu sari buah terung pirus rancangan penelitian dapat dilihat pada
(50%) dan sari buah markisa (50%), hal ini lampiran 2.
juga dilakukan oleh Yohana (2016), ia Dalam penelitian perlu dilakukan
menggunakan sari pepino sebesar 25% dan beberapa persiapan baik alat maupun
sari terung pirus sebesar 75%. Meski bahan yang akan digunakan selama
demikian tidak semua menggunakan bahan penelitian. Untuk alat-alat yang digunakan
alami seperti yang dilakukan oleh Mulyani harus dalam keadaan bersih, dan steril.
(2014) yaitu menggunakanpenambahan
dekstrin 15% pada bubuk sari buah Penelitian Pendahuluan
markisa. Penambahan gula juga sangat Penelitian pendahuluan ini dilaksanakan
mempengaruhi hasil dari serbuk sari buah di Laboratorium Teknologi Industri
tomat (Kamsiati, 2006). Pertanian universitas Bengkulu. Penelitian
Produk-produk kreatif dalam upaya pendahuluan ini dilakukan untuk
diversifikasi produk berbasis kalamansi mendapatkan serbuk rosella. Bunga rosella
dengan penambahan rosella perlu yang kering diperolah dari CV. Harapan
dilakukan penelitian, sehingga diperoleh Jaya Medan. Kemudian dilakukan
hasil penelitian berupa teknologi pengecilan ukuran hingga halus
pengolahan tepat guna yang bermanfaat menyerupai serbuk, setelah menjadi serbuk

Jurnal Agroindustri, Vol. 7 No. 2, Nopember 2017: 63-71 | 65


K. H. Dewi, Z. Efendi dan I. A. Yanti

diayak dengan ayakan mesh 80 agar Pengukuran pH


didapat ukuran yang seragam. Analisa pH dilakukan dengan
menggunakan alat pH meter. pH meter
Pembuatan Serbuk Kalamansi yang akan di gunakan dalam penelitian ini
Pada proses pembuatan serbuk adalah pH meter dengan merk La Motte
kalamansi dengan persentase penambahan dengan model pH Plus Direct. Timbang
rosella, buah jeruk kalamansi disortasi, sampel sebanyak 5 gram kemudian
setelah itu buah dengan nutu baik dan telah larutkan dengan 5 ml larutan aquades.
matang diperas dan didapat sari Ukur pH permen dengan menggunakan pH
buah.Selanjutnya sari buah ditimbang meter yang sudah disediakan. Kemudian
dengan berat 30 gram. Lalu sari buah yang catat pH yang telah dihasilkan.
telah ditimbang dicampur dengan 5 gram
dekstrin, 60 gram gula pasir dan rosella Pengukuran Vitamin C
dengan persentase 0%, 2,5% dan 5% . Bahan ditimbang sebanyak 10 g.
Setelah itu dilakukan proses pengeringan Masukan bahan tersebut ke dalam labu
dengan menggunakan hairdryer selama 50 ukur 100 ml lalu diencerkan dengan
menit. Bahan yang telah dikeringkan akan aquades sampai tanda batas, kemudian
menjadi granula kalamansi dengan disaring dengan menggunakan kertas
peanambahan rosella.Lalu granula saring. Filtrat yang diperoleh sebanyak 25
kalamansi diblender selama 5 menit, ml dimasukan ke dalam erlemeyer, setelah
kemudian dihasilkan serbuk kalamansi itu tambahkan 1 ml larutan kanji 1 %,
dengan penambahan rosella. kemudian dititrasi dengan larutan iod 0,01
N sampai timbul warna biru. Setiap 1 ml
Pengukuran Kadar Air 0,01 N iod ekuivalen dengan 0,88 mg asam
Timbang contoh/sampel yang telah askorbat. Vitamin C di hitung dengan
dihaluskan sebanyak 5 gram, kemudian rumus (Sudarmadji dkk,1989) :
timbang berat wadah. Keringkan bahan
Mg asam askorbat / 100 g bahan
dalam oven pada suhu 100 - 105°C selama = ml Iod 0,01 N x 0,88 x pengenceran x 100
3 – 5 jam tergantung dengan berat Berat contoh
bahannya. Kemudian dinginkan dalam
desikator dan timbang. Perlakuan ini Analisis Data
diulangi sampai tercapai berat konstan. Data yang diperoleh dianalisa dengan
Pengurangan berat merupakan banyaknya plotting yang dilanjutkan dengan
air dalam bahan. Perhitungan kadar air mendapatkan persamaan hubungan
dilakukan dengan menggunakan rumus perlakuan terhadap pengamatan (kadar air,
(Sudarmadji dkk, 1997) kecepatan waktu larut, pH dan kadar
Vitamin C). Jika memperlihatkan
keragaman, dilakukan pengujian analisis
varian (ANAVA) satu arah untuk
pengujian sifat fisik dan kimia. Hasil yang
Pengukuran Kecepatan Waktu Larut
diperoleh dilanjutkan dengan uji lanjut
Timbang 5 g sampel kemudian
Duncans Mulitiple Range Test (DMRT)
larutkan dalam 100 ml air kemudian hitung
pada taraf signifikan 5 %..
kecepatan larut serbuk dengan
menggunakan stopwatch dan dicatat
berapa lama waktu sampai sampel benar
benar terlarut penuh dalam air (Sari, 2009).

66 | Jurnal Agroindustri, Vol. 7 No. 2, Nopember 2017: 63-71


HUBUNGAN PENAMBAHAN ROSSELA (HIBISCUS SABDARIFFA L)

HASIL DAN PEMBAHASAN disebabkan karna serbuk rosella yang


digunakan sebagai faktornya memiliki
Kadar Air kandungan kadar air. Dalam setiap bahan
Hasil analisa kandungan air dapat kering masih terdapat kandungan kadar air
menjadi bahan informasi dan acuan dalam meskipun hanya sedikit. Dan karna hal
melakukan penanganan pasca penen secara inilah yang menyebabkan faktor perbedaan
tepat sehingga dapat menghasilkan produk persentase penambahan rosella berbeda
olahan yang berkualitas tinggi. Analisa sangat nyata atau signifikan.
kadar air yang diperoleh dari peneltian Penelitian yang telah dilakukan oleh
pembuatan serbuk kalamansi dengan Yohana (2016) rata-rata kadar air serbuk
penambahan rosella dapat dilihat pada instan pepino dan terung pirus berkisar
Gambar 1 : antara 4,12 % sampai 4,89 %. Ini
menunjukkan hasil gambar di atas tidak
5 jauh berbeda dari hasil penelitian yang
4,67c
kadar air (%)

4 a
4,33b telah dihasilkan. Dijelaskan Dwijayanti
3,73
3
Y = 0,188x + 3,7733
(2009), hasil analisis kandungan vitamin C
2 R² = 0,9751 minuman effervescent rata-rata 34,77
1 (mg/100 g). Kandungan vitamin C ini
0 cukup tinggi karena adanya penambahan
0.0 2.0 4.0 6.0 kadar vitamin C selain dari kandungan
Rasio Penambahan Rosella (%) jeruk lemon.Winarno (2002) menyatakan
bahwakadar air merupakan parameter yang
Gambar 1. Hubungan penambahan rosella sangat penting bagi produk kering karena
terhadap kadar air keberadaaan air dalam produk bisa
menyebabkan penurunan mutu produk.
Dari gambar1 dapat diartikan bahwa
kadar air yang terdapat pada penambahan Kecepatan Waktu Larut
rosella dari 0-5 % menunjukan angka 3,73- Kecepatan waktu larut memperlihatkan
4,67%. Kadar air pada penambahan 0 % bahwa semakin tinggi persentase rosella
yaitu 3,73% merupakan hasil terendah yang ditambahkan, semakin lama waktu
pada ke-3 persentase penambahan rosella. melarut yang diperlukan untuk melarutkan
Kadar air yang dihasilkan dari ketiganya serbuk kalamansi sebagai minuman.
memenuhi syarat standar mutu serbuk Hubungan peningkatan waktu larut
minuman tradisional menurut Standar terhadap serbuk kalamnsi dengan berbagai
Nasional Indonesia 01-4320-1996 yaitu persentasen rosella disajikan di Gambar 2.
maksimal 5%. Peningkatan kadar air yang
disebabkan peningkatan persentase 80
Waktu Larut (detik)

penambahan rosella mengikuti persamaan


60
y = 0,188x + 3,7733, semakin meningkat
penambahan rosella, semakin meningkat 40 Y = 6,4x + 37,767
R² = 0,9825
kadar air pada serbuk minuman yang 20
diperoleh.
Hasil uji ANAVA dan uji lanjut 0
Duncan Multy Range Test (DMRT) 0 1 2 3 4 5 6
menunjukkan kadar air terendah ada pada Rasio Penambahan Rosella (%)
persentase 0 gram. Kadar air pada serbuk
buah ini berbeda nyata dengan persentase Gambar 2. Hubungan penambahan rosella
2,5 gram. Begitu juga kadar air dengan terhadap kecepatan larut
penambahan rosella 5 gram. Hal ini

Jurnal Agroindustri, Vol. 7 No. 2, Nopember 2017: 63-71 | 67


K. H. Dewi, Z. Efendi dan I. A. Yanti

Dari gambar 2terlihat bahwa semakin Dari Gambar 3 terlihat bahawa


banyak persentase penambahan rosella, semakin banyak rosella yang digunakan,
menunjukan hasil semakin lama waktu semakin rendah pH serbuk sari buah
yangdibutuhkan untuk melarutkan serbuah Kalamansi, dengan menikuti persamaan y
buah kalamansi, dimana setiap persentase = -0,086x + 4,215. Menurut Muchtadi
penambahan memerlukan waktu larut yang (1992), pH adalah salah satu indikator
sangat berbeda nyata.Hal ini disebabkan yang penting dalam prinsip pengawetan
karna faktor perlakuan dengan bahan pangan. pH itu sendiri merupakan
ditambahkannya serbuk rosella. Serbuk derajat keasaman yang digunakan untuk
rosella ini sendiri sedikit lebih banyak menyatakan tingkat keasaman atau
mengikat air dari sari buah kalamansi. kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Kandungan kadar air yang lebih tinggi Skala pH bukanlah skal absolut, skala pH
pada serbuk menyebabkan susahnya bersifat relatif terhadap sekumpulan
produk ini untuk larut dalam air. Lamanya larutan standar yang pH-nya ditentukan
waktu larut ini juga disebabkan tersisanya berdasarkan persetujuan internasional.
serbuk rosella pada air bagian bawah yang Semakin asam suatu larutan maka derajat
membentuk gumpalan yang kecil dan keasaman atau pH-nya makin kecil.
membuat waktu pengadukan cukup lama. Penelitian yang telah dilakukan oleh
Yohana (2016) menyatakan Produk serbuk
pH Serbuk Kalamansi sari buah pepino dan terung pirus
Tingkat keasaman serbuk minuman menunjukan pH 4,4, ini karena terung
instan dapat dilihat dari nilai pH. Semakin pirus memiliki kadar asam yang cukup
rendah nilai pH maka semakin asam tinggi dibandingkan buah pepino.Gambar
serbuk minuman instan tersebut. PH di atas menunjukan bahwa penambahan
tertinggi persentase 0 gram 4,23 dan pH dengan persentase 0 % dan 2,5 % tidak
terendah pada persentase 5 gram 3,8. berbeda nyata. Sebaliknya pada persentase
Penambahan rosella memberikan nilai pH 5% menunjukan hasil berbeda nyata yang
menurun cukup drastis karena serbuk cukup signifikan.. Keadaan ini dikarenakan
kalamansi dan rosella sama-sama memiliki rosella memiliki sifat asam yang
nilai pH rendah. Hubungan penambahan menyebabkan turunnya pH.
rosella terhadap perubahan pH dapat
dilihat pada gambar berikut : Vitamin C Serbuk Kalamansi
Vitamin C merupakan salah satu
parameter pengamatan yang sangat
4 4,23a 3,97a 3,8b penting. Hal tersebut dikarenakan bahan
3 Y = -0,086x + 4,215
baku yang digunakan mempunyai
kandungan vitamin C yang tinggi.
pH

2 R² = 0,9856
Ditambah lagi bahan pendamping juga
1 memiliki kandungan vitamin C yang
tinggi.
0
Dari gambar dapat dijelaskan bahwa
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
rata-rata vitamin C untuk persentase 0
Penambahan Rosella (%)
gram, 2,5 gram dan 5 gram yaitu 16,72
mg/100 gram, 30 mg/100 gram dan 44,29
mg/100 gram. Vitamin C pada persentase 0
Gambar 3. Hubungan Penambahan Rosella gram memiliki vitamin terkecil yaitu 16,72
terhadap pH gram dan kandugan vitamin tertinggi ada
pada persentase 5 gram. Hasil uji ANAVA
dilanjutkan dengan uji Duncan Multy

68 | Jurnal Agroindustri, Vol. 7 No. 2, Nopember 2017: 63-71


HUBUNGAN PENAMBAHAN ROSSELA (HIBISCUS SABDARIFFA L)

Range Test (DMRT) pada taraf 5% sangat 2014). Kandungan vitamin C yang terdapat
berbeda nyata. Kandungan vitamin C yang pada serbuk kalamansi tanpa tambahan
terdapat pada persentase 0 gram rosella tidak jauh berbeda dengan
menyatakan berbeda nyata dengan kandungan serbuk markisa dengan
kandungan vitamin C pada persentase 2,5 perlakuan konsentrasi Tween 80dan suhu
gram. Pada persentase 5 gram juga berbeda 500C.
nyata dengan persentase 0 gram dan 2,5
gram. Hasil ini dikarenakan nilai rata-rata KESIMPULAN
yang didapat jauh berbeda satu sama
lain.Hal ini menandakan bahwa semakin Berdasarkan hasil penelitian yang
tinggi persentase rosella maka semakin telah dilaksanakan maka dapat diambil
tinggi pula kandungan vitamin C. Karena kesimpulan sebagai berikut:
Khasiat bunga rosela tidak terlepas dari 1. Semakin besar persentase penambahan
komposisi kimia dalam kelopak bunga rosella pada proses pembuatan serbuk
rosela. kalamansi maka sifat fisik kadar air
dengan persamaan Y = 0,188x + 3,7733
50 (R² = 0,9751) dan kecepatan waktu larut
40 semakin meningkat dengan persamaanY
= 6,4x + 37,767 (R² = 0,9825)
Vitamin C

30
Y = 5,514x + 16,818 2. Semakin besar persentase penambahan
20 R² = 0,9998 rosella pada proses pembuatan serbuk
10 kalamansi maka sifat kimia (pH), terjadi
penurunan pH serbuk minuman dengan
0
persamaan Y = -0,086x + 4,215 (R² =
0 1 2 3 4 5 6
0,9856) dan peningkatan kadar vitamin
Penambahan Rosella (%)
C dengan persamaan Y = 5,514x +
16,818 (R² = 0,9998)
Gambar 4. Kadar Vitamin C Serbuk
Kalamannsi dengan
Penambahan Rosella
DAFTAR PUSTAKA
Komposisi kimia dalam kelopak Aditya. 2014. Sosialisasi Balitbang dan
bunga rosela adalah campuran asam sitrat Stada Provinsi Bengkulu, Jeruk
dan asam malat 13%, antosianin Kalamansi Potensial bagi Bengkulu
(Gossipetin dan hibiscin 2 %, vitamin C 14 (Online), http://bengkulu
mg/100 g, beta karoten 285/100 g, serat 2,5 ekspress.com/sosialisasibalitbang-
% (Maryani dan Kristiana, 2005).Rerata dan-stada-provinsi-bengkulu-jeruk-
kadar vitamin C tertinggi terdapat pada kalamansi-potensial-bagi bengkulu
perlakuan suhu pengeringan 50oC dan /Bengkulu Ekspres, Diakses 27 Juli
konsentrasi Tween 80 0.1% yaitu sebesar 2016.
14.40 (mg/100g). Tujuan penambahan Ahmad, D. 2011. Bengkulu dimata Kita.
Tween 80 adalah sebagai pembentuk busa. Bengkulu.
Makin besar konsentrasi Tween 80 dalam http://www.press.com.pdf. Diakses
campuran mengakibatkan koefisien 21 Juni 2016
perpindahan panas meningkat. Hasil Alfian, R. dan H. Susanti. 2012. Penetapan
penelitian menunjukkan bahwa semakin Kadar Fenolik Total Ekstrak
banyak konsentrasi Tween 80 Metanol Kelopak Bunga Rosella
mengakibatkan semakin menurunnya kadar Merah (Hibiscus Sabdariffa Linn)
vitamin C pada serbuk markisa (Susanti, Dengan Variasi Tempat Tumbuh

Jurnal Agroindustri, Vol. 7 No. 2, Nopember 2017: 63-71 | 69


K. H. Dewi, Z. Efendi dan I. A. Yanti

Secara Spektrofotometri. Jurnal esculentum Mill.) dengan Metode


Ilmiah Kefarmasian, 2(1):: 73 - 80 “Foam-Mat Drying” Jurnal
Ardina, M. 2014. Pengaruh Perbandingan Teknologi Pertanian, 7(2): 113-119
Ekstrak Nanas Dan Sawi Serta Kurniawati, N. 2010. Sehat dan Cantik
Konsentrasi Dekstrin Terhadap Alami Berkat Khasiat Aneka Buah.
Mutu Minuman Bubuk Instan Sawi Penerbit Qanita. Bandung.
Hijau. Jurnal. Rekayasa Pangan dan Maryani dan Kristiana. (2005). Khasiat dan
Pert. 2(1): 2014 Manfaat Rosela. Agromedia
Arelano, H.A., S. Flores-Romero, M.A. Pustaka. Jakrta:
Chávez-Soto, J. Tortoriello 2004. Moeksin, R. dan H.P.S. Ronald. 2009.
Effectivencess and tolerability of a Pengaruh Kondisi, Perlakuan Dan
standardizided extract from Berat Sampel Terhadap Ekstraksi
hibiscus sabdariffa in patients with Antosianin Dari Kelopak Bunga
mild to moderate hypertention: a Rosela Dengan Pelarut Aquadest
controlled and randomized clinical Dan Etanol. Jurnal.Teknik Kimia,
trial. Phytomedicine 11: 375-382 16 (4):
Ariestini, A. 2016. Kajian Penambahan Muchtadi, T.R. 1992. Ilmu Pengetahuan
Natrium Benzoat dan Teknik Bahan Pangan. Departemen
Pasteurisasi Terhadap Mutu Pendidikan Kebudaayaan.
Minuman Sari Buah Jeruk Direktorat Jendral Pendidikan
Kalamasi Selama Penyimpanan. Tinggi Pusat Antar Universitas
Skripsi. Universitas Bengkulu. Pangan dan Gizi. Institut Pertanian
Bengkulu Bogor: Bogor.
Bangun, N.H. 2009. Pengaruh Konsentrasi Mulyani, T., Yulistiani dan M. Nopriyanti.
Gula Dan Campuran Sari Buah 2014. Pembuatan Bubuk Sari Buah
(Markisa, Wortel Dan Jeruk) Markisa Dengan Metode “Foam-
Terhadap Mutu Serbuk Minuman Mat Drying”.Jurnal. Rekapangan 8
Penyegar. Skripsi. Universitas Mun’im, A., E. Hanani dan A. Mandasari.
Sumatera Utara. Sumatera Utara. 2008. Pembuatan Teh Herbal
Bernita,V. 2016. Modifikasi Bahan Baku Campuran Kelopak Bunga Rosella
Permen Kalamansi Dengan Variasi (Hibiscus Sabdariffa) Dan Herba
Persentase Penambahan Buah Naga Seledri (Apium Graveolens).
Merah. Skripsi. Universitas Majalah Ilmu Kefarmasian, V(1):
Bengkulu. Bengkulu 47–54
Dwijayanti, R. 2009. Pemanfaatan Natrium Naibaho, L. Triani, I. Suhaidi, S. Ginting.
Alginat Sebagai Fortifikasi Serat 2015. Pengaruh Suhu Pengeringan
Dalam Pembuatan MinumanSerbuk Dan Konsentrasi Dekstrin Terhadap
Effervescent Bercitarasa Jeruk Mutu Minuman Instan Bit Merah.
Lemon. Skripsi. Fakultas Perikanan Jurnal. Rekayasa Pangan dan Pert.
dan Ilmu Kelautan:Institut 3(2): 2015
Pertanian Bogor. Puspitasari, I. 2007. Formulasi Sediaan
Hutagalung, F. 2015. Pemanfaatan Hasil Granul Effervescent Sari Buah
Samping Industri Kalamansi Mengkudu (Morindacitrifolia) Rasa
Menjadi Permen dengan Variasi Gula Asam Sebagai Food
Waktu Pemanasan dan Jenis Gula. Suplement. Majalah Farmasi
Skripsi. Universitas Bengkulu. Indonesia 16(2): 76-80
Bengkulu Rusi, W. 2013. Pembuatan Bubuk Instan
Kamsiati, E. 2006. Pembuatan Bubuk Sari Campuran Sari Buah Terung Pirus
Buah Tomat (Licopersicon (Cyphomandra betacea Cav.

70 | Jurnal Agroindustri, Vol. 7 No. 2, Nopember 2017: 63-71


HUBUNGAN PENAMBAHAN ROSSELA (HIBISCUS SABDARIFFA L)

Sendtner) dan Markisa (Fassflora Susanti, Y.I. dan W.D.R. Putri 2014.
edulis var falvicarva) Dengan Pembuatan Minuman Serbuk
Metode Foam-Mat Drying. Skripsi. Markisa Merah (Passiflora Edulis
Universitas Andalas. Padang. F. Edulis Sims) (Kajian
Sari, R.W.S. 2009. Pengaruh Konsentrasi Konsentrasi Tween 80 Dan Suhu
Pektin dan Perbandingan Campuran Pengeringan). Jurnal Pangan dan
Sari Buah Markisa Dengan Nenas Agroindustri 2(3):170-179
Terhadap Mutu Serbuk Minuman Usmiati, S., D. Setyaningsih, E.Y.
Penyegar. Skripsi. Universitas Purwani, S. Yuliani, O.G. Maria.
Sumatera Utara. Medan. 2005. Karakteristik serbuk labu
Setyaningsih, D.A., A. Apriyantono dan kuning (Cucurbita Moschata).
M.P. Sari. 2010. Analisis Sensori Jurnal Teknologi dan Industri
untuk Industri Pangan dan Agro. Pangan. 9(2):157-167.
IPB Press: Bogor Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan
Situngkir, L.N. 2016. Pembuatan Selai Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama:
Kalamansi dengan Penambahan Jakarta
Buah Naga dan Pektin. Skripsi. Yohana, R. 2016. Karakteristik Fisiko
Universitas Bengkulu. Bengkulu Kimia Dan Organoleptik Minuman
Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Serbuk Instan Dari Campuran Sari
Organoleptik Untuk Industri Buah Pepino (Solanum Muricatum,
Pangan dan Hasil Pertanian. Aiton.) Dan Sari Buah Terung Pirus
Bratara Karya Aksara. Jakarta: (Cyphomandra Betacea, Sent.).
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. Skripsi. Universitas Andalas.
1989. Prosedur Analisis Bahan Padang
Makanan dan Pertanian. Penerbit Yuariski, O. dan Suherman 2012.
Liberty. Yogyakarta Pengeringan Bunga Rosella
Sudarmadji, S., B. Haryono., dan Suhardi. (Hibiscus Sabdariffa) Menggunakan
1997. Prosedur Analisis Bahan Pengering Rak Udara Resirkulasi.
Makanan dan Pertanian Jilid 2. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
Penerbit Liberty. Yogyakarta. 1(1): 65-72

Jurnal Agroindustri, Vol. 7 No. 2, Nopember 2017: 63-71 | 71

Anda mungkin juga menyukai