Anda di halaman 1dari 17

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Di Indonesia penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan. Penyakit infeksi


tersebut dapat dalam berbagai bentuk dan dapat dibagi berdasarkan jenis mikroorganisme
penyebab dan cara infeksinya, sehingga dikenal beberapa bentuk infeksi termasuk infeksi
bakterial, infeksi virus, infeksi jamur dan infeksi parasit.
Infeksi adalah suatu proses dimana mikroorganisme yang patogen atau parasit memasuki
tubuh host, mengadakan invasi, lalu berkembang biak didalam tubuh host dan
menimbulkan penyakit.
Mikroorganisme yang dapat menginfeksi dan menimbulkan penyakit adalah
mikroorganisme yang mempunyai daya patogenitas yang tinggi, daya invasi yang tinggi
sehingga dapat berkembang biak dan menyebar ke dalam tubuh host, serta mempunyai
daya pertahanan dan daya hindar yang baik terhadap serangan sel tubuh host.
Timbulnya infeksi akan menyebabkan respons imun baik spesifik maupun non-spasifik.
Imunitas non-spesifik dapat berupa barier fisik, kimia dan fagositosis. Sedangkan respons
imun spesifik akan melibatkan sel limfosit B dan T.
Panyakit infeksi merupakan masalah utama untuk diatasi di Indonesia, selain masih
banyak jenis infeksi yang belum dapat diatasi, timbul pula masalah baru yaitu penyakit
degeneratif. Dalam pembelajaran pada modul ini difokuskan pada efek mikroorganisme
terhadap timbulnya berbagai penyakit infeksi, pengobatannya, bagaimana peranan sistem
imun dalam menanggulangi infeksi tersebut serta kharakteristik respons imun yang
terjadi pada setiap jenis penyebab infeksi dan infestasi cacing tersebut.

1.2.TUJUAN UMUM
Tujuan umum pendidikan di FK-Unbrah adalah untuk mendidik mahasiswa melalui
serangkaian pengalaman belajar agar mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku professional sebagai dokter umum, untuk pelayanan kesehatan primair dengan
menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga dan mempunyai tanggung jawab yang
berlandaskan etik , moral dan professionalisme., dan ke 7 kompetensi dalam KBK.

1
Tujuan modul ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang memadai sehingga
mahasiswa dapat menguasai dan menjelaskan tentang terjadinya respons imun bila di
invasi oleh mikroorganisme dan parasit sebagai penyebab infeksi serta mengenal obat-
obat anti infeksi dan obat anti parasit.

1.3. Metoda PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN.

Dalam menerapkan kurikulum berbasis kompetensi ,proses pembelajaran mahasiswa


dapat dibagi dalam beberapa tahap .

Tahap Pertama : Untuk sekedar tahu ( Knows)


Tahap ini adalah tahap proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan-orientasi
yang menjadi dasar setiap kompetensi.
Berbagai metoda untuk mendapatkan pengetahuan/ orientasi ini dapat diterapkan seperti
kuliah, tugas baca, tugas menulis, diskusi kelompok, presentasi dalam pleno, membuat
laporan dalam log-book dan lain-lain. Tetapi dengan paradigma baru dimana mahasiswa
ditempatkan sebagai subjek dan diharapkan belajar aktif, untuk menjamin kemampuan
belajar sepanjang hayat dikemudian hari, maka pada tahap ini haruslah diusahakan untuk
menerapkan sebanyak mungkin metoda yang mengaktifkan mahasiswa atau dengan pola
Student Centre Learning ( SCL).

Tahap kedua : (Know how ).


Tahap proses pembelajara ini bertujuan untuk memberikan keterampilan menerapkan
ilmu pengetahuan pada masalah klinik, biasanya masalah klinik yang sering dihadapi
dikemudian hari setelah jadi dokter.
Pada tahap ini metoda belajar berdasarkan masalah merupakan metoda yang dianjurkan.
Dengan metoda ini mahasiswa mencari ilmu yang relevan dengan masalah yang
dihadapinya. Pada tahap akhir dari PBL mahasiswa dilatihkan utk langsung menerapkan
ilmu yag didapatnya pada masalah klinik yang diberikan.

2
Tahap ketiga ( Shows).
Tahap ini bertujuan untuk penerapan keterampilan pada simulasi atau Laboratorium
Keterampilan klinik ( Skills Lab ). Berbagai prosedur yang merupakan bagian dari
kompetensi mahasiswa dilatihkan di Skills lab. Pada tahap ini setiap kompetensi masih
dinilai secara terpisah dan belum terintegrasi.

Tahap keempat(does).
Tahap pembelajaran untuk pelatihan penerapan pada pasien yang riil atau penerapan
kompetensi secara utuh termasuk penerapan hal-hal yang berhubungan dengan etik dan
moral.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi mahasiswa secara komprehensif.
Untuk setiap tahap pembelajaran diterapkan metoda belajar mengajar yang sesuai dengan
tahap pendidikan dan sasaran pembelajaran modul dalam rangka pencapaian kompetensi.
Metoda pembelajaran tergantung pada tujuan, tahap, dan sarana yang tersedia untuk tiap-
tiap modul. Berbagai metoda dapat digunakan termasuk :
1. Kuliah
2. tutorial
3. Praktikum di laboratorium
4. Praktikum di Skills Lab.
5. Diskusi pleno
6. Latihan pada pasien
7. Pengalaman belajar lapangan.
8. pengalaman belajar di Rumah Sakit/ klinik.
Metoda yang dipilih senantiasa menempatkan mahasiswa menjadi subjek dan
meransang pembelajaran aktif.

BAB II : LINGKUP BAHASAN & POKOK BAHASAN

Modul Infeksi & Imunitas dengan beban 6 sks diberikan dalam bentuk Kuliah,
Praktikum dan Tutorial.
2.1.Tutorial dilakukan dengan 6 trigger selama 6 minggu.
Beban sks untuk tutorial diperhitungkan sebanyak 6 x ¼ sks = 1 ½ sks

3
2.2. Praktikum
Dalam modul ini ilmu parasitologi dan mikrobilogi dilaksanakan sebahagiannya
dengan praktikum dengan beban:
- Parasitologi : 6 x 2 jam = 12 jam
- Mikrobiologi : 6 x 2 jam = 12 jam
Beban sks ke 2 praktikum disimpulkan sebanyak = 1/2 sks.

2.3. Kuliah dilakukan dengan beban 6 sks – 1 ½ sks - 1/2 sks = 4 sks
Kuliah dengan 4 sks berarti 4 x 16 jam = 64 jam
Kuliah yang diberikan adalah dalam bentuk tatap muka sebanyak 32 x 2 jam pertemuan,
selama 6 minggu , terjadwal dalam daftar pelajaran Sem IV.
Kuliah ini dibagi dalam Lingkup Bahasan, Pokok Bahasan, dosen pengampu dan beban
jam masing-masing.
2.4. Bagian yang terkait dalam integrasi perkuliahan adalah :
(A). Imunologi Klink : dengan beban 8 x 2 jam dengan perincian sbb :
- Pendahulun ½ x2jam (AM)
- Imunologi transplantasi 1x2jam (AM)
- Imunologi tumor 1x2jam (AM)
- Kurang Gizi dan Fungsi Imun ½ x 2 jam ( AM)
- Imunitas pada Usia Lanjut ½ x 2 jam (AM).
- imunisasi ½ x 2 jam (AM)
-----------------------------------------------------------------
- Reaksi Anafilaktik ½ x2jam ( Sofina)
- Outoimunitas dan penyakit outoimun 1x2jam ( Sofina)
- Steroid dan Respons imun ½ x 2 jam ( Sofina )
- Penyakit Defisiensi imun 1/2 x 2 jam ( Sofina )
- Imunitas dan Infeksi 1 x 2 jam ( Sofina ).
: :
Buku Rujukan :
#. Imunologi, Essential Immunology, Ivan Roitt,Alih bahasa, Widya
Medika,2002.

4
#.Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, Siti Boedina Kresno,
Penerbit FK-UI,2003.
# Imunologi Klinik, Prof.Subowo, dr.,MSc.,PhD., Penerbit Angkasa Bandung,
1993.
#McConnell I, Munro A, Waldmann H (1979 ? ‘ The Immune System :
course on the molecular and cellular basis of immunity “ Blackwell
Scientific Publication :London, Melbourne..
#Roitt I (2003) “ Imunologi: Essential Immunology , Terjemahan oleh Dr
Alida Harahap dkk : Wydya Medika, Jakarta.
# Subowo (1993) “ Imunologi Klinik “, Penerbit Angkasa , Bandung
# Samik Wahab, and Madarina Julia (2002). “Sistem Imun & Penyakit
Imun “ Wydia Medika, Jakarta.

(B). Farmakologi : dengan beban 8 x 2 jam. :


- Pendahuluan 1x2jam
- gol. Sulfonamide 1x2jam
- gol penicillin 2x2jam
- obat-obat tbc 2x2jam
- anti fungi 1x2jam
- anti virus 1x2jam

Buku Rujukan :
- Dasar Farmakologi Terapi, Goodman dan Gilman, edisi 10, Vol 2, Penerbit EGC.
- Farmakologi Dasar dan Klinik, Bertram, Kabung edisi VI, Penerbit EGC.

5
(C). Parasitologi dengan beban 8 x 2 jam
- grup protozoa 2x2jam (Tim Par)
- rhizopoda
- Ciliata
- Flagellata
- sporozoa
- grup nematoda 2x2 jam (Tim Par)
- nematoda usus
- nematoda jaringan
- Trematoda 2x2 jam (Tim Par)
- Trematoda darah, usus dan jaringan
- imunoparasitologi 1x2 jam (Tim Par)
- Entomologi 1x2 jam (Tim Par)
Buku Rujukan
- Parasitologi Kedokteran, Kumpulan Kuliah FKUI , Srisasi Gandahusada, Balai Penerbit
FKUI, 2002
Atlas Parasitologi Kedokteran, Juni Prianto LA dkk, PT Gramedia Jakarta , 2003
Parasitologi Kedokteran, Protozoologi, Helmintologi dan Entomologi, Rosdiana Safar,
Padang 2003.

(D). Mikrobiologi dengan beban 8 x 2 jam


- Sejarah mikrobiologi 2x2jam
- morfologi bakteri
- struktur dan fungsi bakteri
- Fisiologi dan pertumbuhan bakteri
- sterilisasi dan desinfeksi

- Flora normal & infeksi nasokomial 2x2jam


-ekologi mikroorganisme
- flora normal kulit, sal.nafas,genital

6
- kriteriaa infeksi nasokomial

- Virus 2x2jam
-Strutur dan sifat virus
-Patogenesa infeksi virus
-Infeksi virus
- Jamur 2x2jam
-Struktur, morfologi dan karakteristik jamur
-Infeksi jamur
Daftar Rujukan
-Joklik WK et al (1992).” Zinsser Microbiology “ 20th ed. Appleton & lange, California.
-Ryan KJ.(1994).”Sherris medical microbiology” 3th ed, Prentice Hall International Inc,
USA.
-Ballows A(1991). “Manual of clinical Microbiolagy” 5th ed, ASM, Washinton DC.
-Salver AA and Whitt DD (1994).” Bacterial pathogenesis “ ASM press, Washinton DC.
Schaecter M et al (1993).” Mechanism of microbial disease. 2 nd ed, Williams & Wilkins
Tokyo.

BAB III : METODA PENGAJARAN


Modul Infeksi & Imunitas diberikan beban sebanyak 6 sks, dan dilaksanakan selama 6
minggu, mulai dari Minggu I sampai ke Minggu VI.
Metoda pengajaran berbasis PBL parsial,bersifat pembelajaran aktif, mandiri, dan
terintegrasi mengikuti strategi pembelajaran SCL ( student centre learning )..
Dengan konsep pentahapan :
- Orientasi
- Latihan
- Evaluasi

3.1.Tahap Orientasi.
Diberikan dalam bentuk :

7
Kuliah dan atau kuliah interaktif, tentang dasar-dasar Ilmu Infeksi & Imunitas yang
terintegrasi horizontal dan vertikal. Kuliah diberikan selama 6 minggu yang sudah
dijadwalkan dalam daftar pelajaran Sem IV.

3.2. Tahap Latihan


Meningkatkan kemampuannya dalam ilmu pengetahuan tentang
ilmu Infeksi & Imunitas : dengan metoda PBL partial :Melalui diskusi kelompok
kecil yaitu DK I ( Diskusi Kelompok pertama ) biasanya hari Senen , dan DK II ( Diskusi
Kelompok kedua ) , biasanya hari kamis ,yang terdiri dari 10-12 orang mahasiswa
perkelompok, dan setiap jadwal diskusi biasanya lebih kurang 2 jam per kegiatan
,dilaksanakan selama 6 minggu. dengan 1 pemicu/ trigger per minggu. Setiap
pelaksanaan DK I ataupun DKII , selalu harus dipimpin oleh seorang fasilitator.
Presentasi hasil diskusi tutorial dilaksanakan saat Pleno, biasanya dijadwalkan
hari Sabtu, dengan waktu 2 jam/ pleno, dan ditampilkan 5 grup untuk presentasi dan 5
grup lainnya yang telah tampil minggu sebelumnya sebagai tim penanya kecuali pada
plena minggu pertama maka penanya langsung dimintakan kesediaan secara spontan dari
grup yang hadir.
Diskusi Kelompok I dilakukan hari Senen selama 2 jam, bila ada hari libur pada
hari Senen maka harus diganti pada hari esoknya.
Sedangkan Diskusi kelompok II dilaksanakan pada hari Kamis selama 2 jam pula.
Hari Sabtunya diikuti dengan pleno selama 2 jam. Pleno dihadiri oleh para pakar yang
sebahagian besar merupakan pemberi kuliah dan semua termasuk ketua dan anggota
perancang modul Infeksi & Imunitas.
Proses tutorial dilakukan selama 6 minggu dan dengan 6 trigger pula
Setiap mahasiswa harus membuat laporan kegiatan tutorial dalam Log Book.
Dan laporan hasil pleno dalam bentuk soft copy dan dipresentasikan pada saat pleno.

3.3. Evaluasi proses Tutorial dan dan Log Book.


Setelah selesai 6 minggu maka evaluasi terhadap proses tutorial dilakukan
pada minggu terakhir termasuk dalam penilaian adalah kehadiran, disiplin, sharing,
dominasi dan juga dinilai hasil laporan dalam Log Book.

8
Penilaian proses tutorial dan laporan dalam Log Book dilakukan langsung oleh fasilitator
pada minggu terakhir setiap modul dengan menggunakan formulir penilaian khusus yang
telah disediakan.
Penilaian terhadap kelengkapan dan substansi dari Log Book.
Penilaian terhadap fasilitator adalah pada minggu terakhir sebelum UTS dan sebelum
UAS atau 2 x per semester.
Nilai akhir Tutorial = ( proses tutorial) + ( Log Book ) + ( pleno ) / 3
Nilai akhir tutorial ini diserahkan kepada MEU untuk dianalisa dan digabung nilainya
nanti dengan hasil ujian Teori serta praktikum sesuai dengan bobotnya.

BAB IV. TUGAS DAN LATIHAN

Diskusi Kelompok dan Pleno


Mahasiswa dibagi dalam 20 kelompok kecil dengan jumlah anggota masing-masing
kelompok 10-12 orang.
Tiap kelompok diberi 1 pemicu atau trigger setiap minggu, dan didiskusikan pada hari
Senen dan Kamis serta hari sabtunya dilakukan pleno. Modul Infeksi & Imunitas
dilaksanakan selama 6 minggu dengan 6 trigger pula. Metoda yang dipakai adalah
metoda PBL parsial dengan 7 langkah/ step. Tiap mahasiswa ditugaskan membuat catatan
hasil diskusi dengan 7 step tersebut dalam log-book.
Laporan / makalah lengkap ditulis dalam log book, harus menunjukkan langkah-langkah
PBL serta hasil diskusi, yang menyatakan mahasiswa telah mencapai tujuan belajar
( learning objective), paling sedikit seperti yang tertulis dalam tujuan pembelajaran dan
lingkup bahasan.
Dalam laporan / makalah dilampirkan daftar acuan. Bila diambil dari internet
dicantumkan website-nya.

V. EVALUASI AKHIR

5.1.E valuasi Ujian Teori Modul Infeksi & Imunitas.

9
Untuk Modul Infeksi & Imunitas ujian Teorinya dilaksanakan pada saat jadwal UTS, atau
setelah minggu ke IX. .
Ujian Teori bisa dalam bentuk : - MCQs
- Essay terstruktur
Pedoman umum terhadap jumlah soal yang diujikan kira-kira 4 soal per jam tatap muka.
Untuk Modul Infeksi & Imunitas karena bebannya 4 sks atau 64 jam tatap muka maka
jumlah soalnya maksimal 60 x 4 = 240 soal. Dan dapat diberi ujian 1,2, atau 3 kali ujian
supaya tidak terlalu memberatkan mahasiswa.

5.2. Evaluasi proses tutorial dan Log Book.


Evaluasi akhir proses tutorial dilakukan pada minggu terakhir termasuk dalam penilaian
adalah kehadiran, disiplin, sharing, dominasi .
Evaluasi akhir laporan dalam Log Book dilakukan juga akhir jadwal modul , termasuk
yang dinilai, kerapian, substansi , disiplin membuat laporan dll. .:
Evaluasi proses tutorial dan laporan dalam Log Book dilakukan langsung oleh fasilitator
dengan menggunakan formulir penilaian khusus
Evaluasi proses pelaksanaan pleno ,yang diadakan biasanya tiap hariSabtu ,dilaksanakan
oleh tim pleno dan yang dinilai hanya terbatas pada disiplin kehadiran.
Nilai tutorial (TUT)= ( proses tutorial) + ( Log Book) + ( pleno ) / 3..

5.3. Nilai akhir modul


Setelah pelaksanaan tutorial selama 6 minggu, ujiannya dilaksanakan sebagai
berikut :
1. Ujian teori dilaksanakan serentak pada jadwal UTS.
2. Beban ujian teori diberi bobot 4 SKS
Beban tutorial (TUT) = proses tutorial + Log Book+ pleno diberi bobot 1 ½
SKS
Bebani Praktikum diberi bobot ½ sks.
Perbandingan bobot adalah :

10
(K) kuliah : (TUT) tutorial : (P) praktikum = 4 : 1 ½ : 1/2 = 8 : 3 : 1.
3. Nilai akhir modul Infeksi & Imunitas adalah :
Nilai Akhir Modul = {( K ) x 8 + (TUT) x 3 + (P) x 1 } / 12

BAB VI : TRIGGER / PEMICU

TRIGGER 1 : Oki yang cengeng !

Ibu oki datang ke Puskesmas membawa anaknya yang berwajah pucat seperti kurang
tidur. Ibu muda tersebut memperlihatkan kepada dokter kotak berisi benda sebesar ampas
kelapa yang didapat dari anus anaknya. Dari inspeksi terlihat Oki lesu, agak pucat, kuku
kurang bersih dan sepertinya kurang terawat.
Dari anamnesa ternyata Oki suka menangis malam dan cengeng. Sambil menggaruk-
garuk anusnya. Ternyata Oki juga punya kebiasaan tidak suka mencuci tangan sebelum
makan.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan terhadap benda yang
dibawa oleh ibu tersebut ternyata Oki menderita oxyuriasis.
Dokter memberi obat dan menjelaskan cara pemakaiannya. Dokter memberi penyuluhan
tentang budaya hidup sehat, rumah tangga yang bersih agar penyakit ini tidak kambuh
dan tidak menular. Dokter juga menjelaskan kepada ibu Oki tentang gangguan daya tahan
tubuh (imunitas) bila sering terifeksi dan menderita Oxyuriasis.
Bagaimana anda menjelaskan tentang penyakit Oki, gangguan imunits yang terjadi serta
penatalaksanaan penyakitnya ?

11
LEARNNG OBJECTIVE
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan :
1. Penyebaran oxyuris vermicularis
2. Morfologi Oxyuris vermicularis
3. Siklus hidup dan cara infeksi
4. Gejala klinis dan cara diagnosa
5. Terapi dan profilaksis oxyuris vermicularis
6. Mekanisme pertahanan tubuh.
7. Obat-obat untuk terapi ataupun pencegahan.

TRIGGER 2 : Sindi yang gelisah !

Sindi seorang ibu rumah tangga berusia 32 tahun menggunakan kontrasepsi


hormonal sudah beberapa tahun. Akhir-akhir ini ia mengeluh adanya rasa gatal pada
vagina dengan duh genital berwarna kuning kehijauan dan berbusa. Keluhan lain yang
dirasakannya adalah nyeri pada vagina, iritasi, rasa terbakar dan disuria.
Ia datang ke Rumah Sakit untuk berobat lalu dokter melakukan pemeriksaan
fisik pada genitalia dan terlihat eritema pada vagina, vulva dan serviks yang disebut
strawberry cervix. Pemeriksaan secara mikroskopis didapatkan hasil adanya sel ragi
( yeast) dan parasit yang berbentuk buah pear dengan beberapa flagella dan membrane
undulasi. Dokter mengatakan pada Sindi bahwa ia terinfeksi jamur sejenis candida dan
parasit. Penyakit ini akan menjadi berat bila terjadi penurunan daya tahan tubuh
(imunitas) , selanjutnya dokter memberikan pengobatan serta edukasi kepada Sindi.

12
LEARNING OBJECTIVE

Mahasisw mampu memahami dan menjelaskan :


1. Etiologi Kandidiasis dan Trikomoniasis
2. Karakteristik atau morfologi jamur (Candida albican) dan Trichomonas vaginalis
3. Sifat-sifat Candida
4. Faktor predisposisi infeksi Candida
5. Patogenesa dan gambaran klinis Candidiasis dan Trikomoniasis
6. Diagnosa dan Differensial Diagnosa Candidiasis dan Trikomoniasis
7. Mekanisme dan sel sistem imun yang berperan pada candidiasis dan
Trikomoniasis
8. Pengobatan dan pencegahan Candidiasis dan Trikomoniasis
TRIGGER 3 : Andi dengan kaki gajah

Pasien Andi. Datang ke Puskesmas dengan keluhan edema pada kedua kakinya , kaki nya
besar dan bertambah besar berangsur-angsur. Sejak +/- 10 tahun yang lalu dan sampai
sekarang alat kelaminnya juga membesar dan edema. Setelah di anamnesa ternyata Andi
bertempat tinggal didaerah endemis filariasis. Untuk menegakkan diagnosa perlu
diketahui periodesitasnya. Dokter menjelaskan penularan penyakit ini adalah dengan
melalui gigitan vektornya dan memberikan pengobatan yang tepat akan dapat mengobati
penyakit ini.

13
Learning Objective :

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang ::


1. Definisi periodesitas dan klassifikasinya
2. Spesies nematoda jaringan
3. Vektor yang berperanan dan siklus hidup pada tubuh nyamuk
4. Morfologi cacing dan siklus hidup
5. Gejala klinis dan cara mendiagnosanya
6. Jenis obat yang tepat untuk membunuh filariasis
7. Bagaimana sifat farkologis dari obat tersebut.
8. Sistem imunitasnya bagaimana ?

TRIGGER 4 : Dedi yang lemas!

Dedi murid SD usia 7 th sudah beberapa hari tidak masuk sekolah , karena mengalami
demam sejak 5 hr yang lalu. Ia sudah diberi obat demam namun panasnya tetap tinggi.
Kemudian Dedi dibawa ibunya ke UGD RS Siti Rahmah. Dari pemeriksan Dedi
didapatkan hiperpireksia, ptekie hampir diseluruh tubuh, Dokter menganjurkan Dedi
dirawat karena infeksi virus, diduga kena DHFselanjutnya dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Di kota Padang saat itu diberitakan dibeberapa desa terjadi wabah penyakit
DHF. Bagaimana saudara menjelaskan penyakit yang diderita Dedi, system imunitas apa
yang terutama terkena dan bagaimana pengobatan, pencegahan dan perawatannya..

LEARNING OBJECTIVE

14
Mahasisw mampu memahami dan menjelaskan :
1. Karakteristik virus
2. Karakteristik virus dengue
3. Apa hospes perantaranya
4. Bagaimana penularan DHF
5. Bagaimana patogenesa terjadinya DHF
6. Bagiamana diagnosa DHF ( anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang )
7. Penatalaksanaan DHF
8. Obat yang diperlukan pada DHF
9. Patogenesa gangguan imunitas pasien DHF

TRIGGER 5 : Aldi dengan feses bercacing

Aldi seorang Balita yang tinggal didaerah yang hygiene dan sanitasinya jelek, sering
mengeluhkan nyeri abdomen kepada ibunya. Tadi pagi Aldi BAB di pekarangan
belakang rumahnya dan keluar cacing.
Kemudian Aldi dibawa berobat ke Puskesmas oleh ibunya sambil membawa cacing tadi
untuk diperlihatkan kepada dokter di Puskesmas.
Setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium dokter menjelaskan
Aldi menderita ascariasis. Dokter juga menjelaskan kenapa perkembangan berat badan
Aldi tidak sesuai dengan umurnya karena terjadinya malabsorbsi dan kalau tidak cepat
diobati akan terjadi komplikasi lainnya termasuk gangguan imunitas tubuh, dan bisa jatuh
ke penyakit malnutrisi berat seperti kwashiorkor dan sangat sukar diobati. Selain diberi
obat ,dokter juga memberikan penyuluhan untuk pencegahan penyakit ini.Gangguan
imunitas apa serta bagaimana penatalaksanaannya..

15
Learning Objective;

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang


1. Distribusi geografis dan epidemiologi Ascaris lumbricoides
2. Hospes dan habitat Askaris lumbricoides
3. Morfologi dan siklus hidup
4. Gejala klinis dan patologi ascariasis
5. Cara infeksi dan diagnosis ascariasis
6. Preventif ascariasis
7. Obat-obat yang biasa diberikan untuk membunuh cacing
8. Mekanisme imunitas tubuh yang terjadi

TRIGGER 6 : Senja Kelabu

Ifo kelas 3 SD mendapat hiperpireksia sejak 1 minggu yll, demamnya remitten dan
terutama sore sampai malam hari. Selain itu ifo juga mengalami mual-mual dan nyeri
perut. Ibunya membawa berobat ke RSI Siti Rahmah dengan hasil pemeriksaan
ditemukan “ coated tongue “ rose spot pada abdomen dan hepatomegali.
Dokter menganjurkan pemeriksaan haematologi rutin dan tes Widal.
Hasil pemeriksaan labor ditemukan : Hb 12 g /dl , leukosit 3200 /uL. LED : 13 mm / jam.
Diferensial count 0/3/6/57/30/4. Tes Widal ditemukan titer 0 : 1 /320 , titer H : 1/ 160,
Titer VI / 160. Dokter menerangkan bahwa Ifo mungkin terkena Demam typhoid dan
untuk dirawat, bedrest, konsumsi antibiotik dan diet thypoid, dokter juga menjelaksan
bahwa penyakit ini dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Bagaimana anda menjelaskan tentang penyakit Ifo.

LEARNING OBJECTIVE

16
Mahasisw mampu memahami dan menjelaskan :
1. Definisi, etiologi dan epidemiologi demam tyfoid.
2. Patogenesa demam typhoi
3. Syarat dan waktu yang tepat untuk pemeriksaan cultur darah, feses.
4. Interpretasi uji serologi Widal
5. Diagnosa demam typhoid
6. Penatalaksanaan demam typhoid
7. Obat-obatan paaada deman typhoid
8. Peran sistem imun pada demam typhoid.

17

Anda mungkin juga menyukai