Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Instalasi Listrik


Instalasi litrik adalah perlatan rangkaian listrik yang dirangkai sedemikian rupa
yang menghubungkan komponen satu dengan yang lainnya dalam ruang tertentu untuk
tujuan tertentu. Instalasi listrik memiliki dua tipe intalasi, penerangan dan intlasasi.
a. Instalasi listrik penerangan
Instalasi listrik penerangan adalah suatu rangkaian beberapa komponen listrik
dari sumber ke beban yang saling berhubungan satu sama lainnya secara listrik, yang
terletak pada suatu tempat atau ruangan tertentu. Instalasi ini berupa titik cahaya
sehingga terbentuklah suatu sistem yang mempunyai fungsi. Adapun fungsi dari sistem
ini adalah untuk penerangan. Suatu instalasi penerangan dapat berfungsi dengan baik
dan aman haruslah memenuhi syarat pemilihan pengaman dan penghantar.
b. Instalasi listrik tenaga
Instalasi listrik tenaga adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik
untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis, contohnya
penginstalasian motor pompa.
2.1.1. Gambar Instalasi Motor

Gambar 2.1. Rangkaian Instalasi Motor


(Sumber: http://akhdanazizan.com/rangkaian-star-delta)

4
5

Keterangan:
A: Fuse D: Over Load
B: MCB E: Panjang penghantar
C: Kendali M: Motor listrik 3 Fasa

2.2. Teori Sistem Starting


2.2.1. Starting DOL (Direct On Line)
Starting ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil. Pada cara ini motor
dapat diasut pada tegangan saluran penuh dengan menggunakan penstart saluran yang
dilengkapi dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan kopel start
yang lebih besar mengingat kopel motor induksi berbanding lurus dengan kuadrat
tegangan yang dikenakan. Kelemahan starting cara ini adalah dapat menghasilkan arus
start yang besar, karena itulah hanya digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.

(a) Rangkaian kendali (b) Rangkaian daya


(Sumber: http://akhdanazizan.com/rangkaian-star-delta)
Gambar 2.2 Rangkaian Starting Langsung Pada Saluaran Atau Direct On Line (DOL) [2]

Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada saat tombol start S2 ditekan
arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – K1. Kontaktor megnetik 1 (K1) bekerja, kontak
bantu K1 (NO) menutup dan motor terhubung pada saluran. Untuk selanjutnya, arus
akan mengalir melalui F2 – S1 – Kontak bantu K1 – K1. Sistem start DOL ini hanya
bisa di aplikasikan pada motor yang memiliki daya di bawah 5 kw.
6

2.2.2. Sistem Starting Star–delta (Pengasutan Y-Δ)


Pada pengasutan ini selama periode start lilitan motor akan berada dalam
hubungan bintang dan setelah selang waktu tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan
delta. Dengan cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja
dibandingkan bila motor langsung terhubung delta. Gambar berikut memperlihatkan
rangkaian daya dan rangkaian kendali pengasutan start – delta.

(a) Rangkaian Daya (b) Rangkaian Kendali


Gambar 2.3 Diagram Rangkaian Start Motor Star/Bintang – Delta/Segitiga

(Sumber: http://akhdanazizan.com/rangkaian-star-delta)
Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh tegangan 220 Volt. Cara
kerjanya: jika tombol start S2 ditekan, arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 –menuju ke
kontaktor timer (K1T) secara bersamaan anak kontak K1 (NO) akan menutum menjadi
(NC) berpungsi sebagai pengunci agar K1 tetap bekerja, dan secara bersamaan juga arus
mengelir melalui anak kontak (NC) K1T menuju anak kontak (NC) K3 yang akan
mensuplai magnetik kontaktor K2 dengan kerja ini motor akan terhasut bintang. Selang
berapa detik kemudian / waktu yang ditentukan, anak kontak timer KT1 akan merubah
(NC) menjadi (NO), (NO) menjadi (NC) dikarnakan bekerjanya timer pada K1T yang
mengakibatkan berhentinya K2 bekerjan. Kemudian arus akan berpindah mengalir
menuju anak kontak timer (NO) kemudian mengalir kemagnetik kontaktor K3 yang
mengakibatkan motor terhasut Delta. Tombal S1 digunakan untuk melepaskan motor
dari sumber tegangan.
7

2.2.3. Ketentuan Sistem Starting Menurut Van Harten

Gambar 2.4 Cara Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa


(sumber: Van Harten)
2.3. Penghantar
Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang
bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik yang lain.
Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar.
Kabel ialah penghantar logam yang dilindungi dengan isolasi. Bila jumlah
penghantar logam tadi lebih dari satu maka keseluruhan kabel yang berisolasi tadi
dilengkapi lagi dengan selubung pelindung. Contohnya kabel listrik yang dipakai di
rumah. Bila kabel tersebut “dikupas” maka akan kelihatan sebuah selubung (biasanya
berwarna putih) yang membungkus beberapa inti kabel yang terisolasi (2 atau 3 inti)
dimana masing-masing inti memiliki warna isolasi yang berbeda.
Kawat penghantar ialah penghantar yang berinti tunggal juga logam tetapi tidak
diberi isolasi. Contohnya ialah kawat grounding pada instalasi penangkal petir atau
kawat penghantar pada sistem transmisi listrik tegangan menengah dan tinggi milik
PLN.
Dan penghantar memiliki beberapa jenis yaitu: Kabel Listrik (NYA, NYAF,
NYM, NYY, NYFGBY).
2.4. Jenis-Jenis Penghantar
2.4.1. Kawat NYA
NYA adalah N= kawat inti tembaga, Y= isolasi PVC, A= kawat tuggal. kawat
NYA biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi
rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi
PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah,
kuning, biru dan hitam. Kawat tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena
harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat,
tidak tahan air dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kawat harus
8

dipasang dalam pipa jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi
sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung
oleh orang [4]

Gambar 2.5 Kawat NYA


(Sumber: http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-kabel-listrik.html)
2.4.2 Kawat BC
Kawat BC (bare conductor) adalah kawat tembaga yang pada umumnya
digunakan sebagai kabel grounding dan termasuk jenis kawat penghantar penurunan
dari sistem instalasi penangkal petir. Karakteristik kawet BC ialah tidak memiliki
isolator (telanjang). Jadi jenis kawat ini hanya terdiri dari inti kawat saja yang disebut
bare core. Kawat BC sering digunakan pada penghantar penurunan instalasi penangkal
petir jenis runcing / konvensional. Hanya saja seperti diketahui bahwa kawat BC tidak
memiliki isolator pelindung, sehingga dikhawatirkan terjadi induksi dan loncatan arus
pada material konduktor.

Gambar 2.6 Kawat BC (bare conductor)


(Sumber: http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-kabel-listrik.html)
2.4.3. Kabel NYAF
NYAF adalah N= kabel inti tembaga, Y= isolasi PVC, A= kabel tunggal, F=
penghantar kawat halus (Serabut). Kabel NYAF mempunyai isolator tebal dari bahan
PVC. Kabel ini cukup lentur karena di dalamanya terdiri dari kabel serabut yang
disusun per kelompok. Kabel NYAF digunakan untuk instalasi perangkat-perangkat
elektronik dan listrik yang membutuhkan fleksibilitas tinggi. Contoh penggunaan kabel
9

ini dapat dilihat pada panel kontrol telekomunikasi, inverter, Sentral Telepon Digital,
Battery, dan Panel Transmisi.

Menurut PUIL 2000 – (5.2.1) Kabel fleksibel digunakan untuk disain portebel, jika
tidak terpasang di tempat membutuhkan tingkatan proteksi tinggi tidak diperlukan
dilemkapi pengaman proteksi.

Gambar 2.7 Kabel NYAF


(Sumber: http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-kabel-listrik.html)
2.4.4. Kabel NYM
NYM adalah N= kabel inti tembaga, Y= isolasi PVC, M= inti kabel lebih dari
satu. Kabel NYM digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem
tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna
putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi
dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih
mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam

Gambar 2.8 Kabel NYM


(Sumber: http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-kabel-listrik.html)
2.4.5. KABEL NYY
NYY adalah N= kabel inti tembaga, Y= isolasi PVC, Y= selubung luar isolasi
PVC. Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan untuk
10

kabel tenaga pada industri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah, dengan syarat
diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis. Perlindungannya
bisa berupa pipa atau pasir dan diatasnya diberi batu . Pada prinsipnya susunan NYY ini
sama dengan susunan NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luarnya serta jenis PVC
yang digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel tegangan rendah
tegangan nominalnya 0,6/1 kV dimana maksudnya yaitu :
0,6 kV : Tegangan nominal terhadap tanah.
1,0 kV : Tegangan nominal antar penghantar.
Penggunaan utama NYY sebagai kabel tenaga adalah untuk instalasi industri di
dalam gedung maupun di alam terbuka, di saluran kabel dan dalam papan hubung bagi,
apabila diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis. NYY dapat juga ditanam di
dalam tanah asalkan diberi perlindungan secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan mekanis.

Menurut PUIL 2000 – (7.15) kabel tanah, kabel NYY adalah kabel tenaga di dalam
ruang, saluran kabel, dan di alam terbuka, untuk mesin tenaga, lemari penghubung,
instalasi industri bila diharap kan tidak terjadi kerusakan mekanis.

Gambar 2.9 Kabel NYY


(Sumber: http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-kabel-listrik.html)
2.4.6. Kabel NYFGbY
NYFGbY adalah N= kabel inti tembaga, Y= isolasi PVC, F= pelindung kawat
baja pipih, Gb= dililit plat baja, Y= isolasi PVC. Kabel NYFGbY adalah jenis kabel
listrik yang sangat kuat karena dilapisi beberapa pelindung sekaligus yakni isolator PVC
warna hitam dan logam di bagian dalam. Kabel ini cukup keras dan tidak lentur dan
biasa dipakai untuk instalasi bawah tanah, didalam ruangan, didalam saluran-saluran,
dan di tempat-tempat terbuka yang membutuhkan perlindungan ekstra.
11

Gambar 2.10 Kabel NYFGBY


(Sumber: http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-kabel-listrik.html)

2.4.7. Kabel HRC (hight resitan conduktor)


Kabel ini cocok untuk saluran kabel, berbaring di dalam ruangan, dan saluran dll,
kabel tersebut tidak tahan kuat mekanik force. XLPE Isolasi memiliki ketahanan korosi
kimia yang sangat baik, tetapi juga memiliki sifat tahan api dan penyerapan air non.

Gambar 2.11 Kabel HRC (hight resitan conduktor)

(Sumber: http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-kabel-listrik.html)

2.4.8. KHA Penghantar


Penentuan KHA (Kuat Hantar Arus) penghantar dapat ditentukan dengan
persamaan:

menentukan arus nominal pada KHA


masing-masing
= In x 125%beban dengan persamaan sebagai
berikut:
-unutk beban 3 fasa

-untuk beban 1 fasa In = P/ 3.V.

In = P/V.
12

-dimana:
In : arus nominal
P : daya motor
V : tegangan input
: faktor daya

Tabel 2.1 KHA terus menerus untuk kabel tanah berinti tunggal, berpenghantar
tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, dipasang pada sistem a.s. dengan
tegangan kerja maksimum 1,8 kV; serta untuk kabel tanah berinti dua, tiga
dan empat berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC
yang dipasang pada sistem a.b. fase tiga dengan tegangan pengenal
0,6/1 kV (1,2 kV), pada suhu keliling 30 °C.

Tabel 2.1

(Sumber: PUIL 2000)

Tabel 2.2 KHA terus menerus yang diperbolehkan untuk kabel instalasi
berisolasi dan berselubung PVC, serta kabel fleksibel dengan tegangan
13

pengenal 230/400 (300) volt dan 300/500 (400) volt pada suhu keliling
30 °C, dengan suhu penghantar maksimum 70 °C

Tabel 2.2

(Sumber: PUIL 2000)


2.5. Peralatan Pengaman
2.5.1. MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB adalah alat pengaman arus listrik dari beban lebih dan hubung singkat.
MCB akan secara otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus yang
melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut. Arus
nominal yang terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A
dan lain sebagainya.
Ada dua jenis MCB, MCB satu fasa dan MCB tiga fasa. Dimana MCB satu fasa
difungsikan sebagai pengaman instalasi listrik untuk satu fasa. memiliki dua terminal,
satu input dan satu output. Sedangkan MCB tiga fasa difungsikan untuk pengaman
instalasi listrik tig fasa, memiliki enam terminal,tiga terminal input dan tiga terminal
ouput.
Beberapa manfaat (fungsi MCB) adalah sebagai berikut Ini:
1. Pengaman hubung singkat
14

Fungsi proteksi ini akan bekerja bila terjadi korsleting atau hubung singkat arus
listrik. Terjadinya korsleting akan menimbulkan arus listrik yang sangat besar dan
mengalir dalam sistem instalasi listrik rumah.
Bagian MCB yang mendeteksi adalah bagian magnetic trip yang berupa solenoid
(bentuknya seperti coil/lilitan), dimana besarnya arus listrik yang mengalir akan
menimbulkan gaya tarik magnet di solenoid yang menarik switch pemutus aliran listrik.
Sistem kerjanya cepat, karena bertujuan menghindari kerusakan pada peralatan listrik.
2. Pengaman beban lebih
Fungsi ini akan bekerja bila MCB mendeteksi arus listrik yang melebihi rating-
nya. Misalnya, suatu MCB mempunyai rating arus listrik 6A tetapi arus listrik aktual
yang mengalir melalui MCB tersebut ternyata 7A, maka MCB akan trip dengan delay
waktu yang cukup lama sejak MCB ini mendeteksi arus lebih tersebut.
Bagian di dalam MCB yang menjalankan tugas ini adalah sebuah strip bimetal.
Arus listrik yang melewati bimetal ini akan membuat bagian ini menjadi panas dan
memuai atau mungkin melengkung. Semakin besar arus listrik maka bimetal akan
semakin panas dan memuai dimana pada akhirnya akan memerintahkan switch mekanis
MCB memutus arus listrik dan switch akan pindah ke posisi “OFF”.
3. Sebagai sakelar utama
Dapat difungsikan sebagai saklar utama, dikarnakan MCB dapat dikendalikan
secara manual yang bertujuan untuk memudahkan suatu pekerjaan / perbaikan jika
terjadi problem dalam sebuah instalasi.

Gambar 2.12 MCB (Miniature Circuit Breaker)


(Sumber: https://www.habetec.com/MCB-Miniature-Circuit-Breaker.html?o=default)

Tabel 2.3 Nilai pengenal atau setelan tertinggi gawai


proteksi sirkit motor terhadap hubung pendek
Tabel 2.3
15

(sumber: PUIL 2000)


2.5.2. MCCB (Moulded Cese Circuit Breker)
MCCB memiliki fungsi yang sama dengan MCB karena dapat mengamankan arus
listrik dari beban lebih atau hubung singkat. Yang membedakan MCCB dan MCB
adalah memiliki rating arus 100A sampai 2000A, dan mempunyai kemampuan pemutus
arus yang dapat diatur sesuai dengan batas beban yang diinginkan dari 10 kA sampai
dengan 200kA. MCCB juga dikususkan untuk rengkaian berbasis 3 fasa seperti pada
PHB dan sistim kontrol listrik 3 fasa.

Gambar 2.13 MCCB (Moulded Cese Circuit Breker)


(Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/mccb-15134497497.html)

2.6. Pengaman Terhadap Arus Bocor


2.6.1. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
ELCB adalah pemutus yang peka terhadap arus sisa, yang dapat memutus
penghantar netral secara otomatis dalam waktu tertentu. Apabila arus sisi yang timbul
akibat terjadi kegagalan isolasi melebihi nilai tertentu, sehingga tercagahlah tegangan
16

sentuh yang terlalu tinggi. Desain fisik ELCB dengan satu fasa, dengan kawat fasa dan
netral diputus bersama dengan arus bocor 50 mA.
Memiliki karakteristik dilengkapi dengan tombol reset, jika ditekan tombol reset
maka ELCB akan bekerja memutus rangkaian off. ELCB harus di on kan kembali
dengan menekan/menaikkan tombol on ke atas. Untuk pemakaian daya yang besar
dipilih arus sisa dengan rating lebih besar dari 30 mA, misalnya 300 mA atau 500 mA.

Gambar 2.14 ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)

(Sumber: http://ezmediantara.co.id/article/8/pengertian-fungsi-dan-cara-kerja-elcb-earth-
leakage-circuit-breaker.html)

Pemilihan pengamanan terhadah arus bocor dapat menggunakan ELCB (Earth


Leakage Circuit Breaker) dengan menentukan rating kontak induk bisa dipakai dengan
persamaan pengaman pemutus sirkit.
Menurut PUIL 2000 pasal 8.23 Penggunaan gawai proteksi arus sisa terhadap kolam
rendamam , dengan arus operasi sisa pengenal tidak lebih dari 30 mA, dikenal sebagai
proteksi tambahan dari kejut listrik dalam pelayanan normal, dalam hal kegagalan
tindakan proteksi lainnya atau karena kecerobohan pemakai.
2.7. Peralatan Kontrol
2.7.1. Kontaktor
kontaktor adalah kontak yang digerakkan dengan gaya kemagnetan/elektro
magnetic. Pada kontaktor ini ada yang disebut dengan koil yang berisi lilitan tembaga
sebagai penghasil medan magnet. Cara kerja kontaktor ini adalah apabila koil tersebut
dihubungkan dengan sumber tegangan maka akan terjadi induksi magnet yang akan
menarik setiap kontak (platina) yang terdapat pada kontaktor itu sendiri. Kontaktor
memiliki 2 kotak, kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama berfungsi sebagai
penghubung terminal motor dengan sumber tegangan. Kontak utama memiliki kontak
yang lebih besar dan berada pada posisi tengah. Sedangkan kontak bantu berfungsi
sebagai bagian dari rangkaian control atau pengendali. Diantara fungsinya adalah
17

sebagai pengunci, sebagai kontak ke lampu indicator dan sebagainya. Kontak bantu
memiliki pelat konduktor yang lebih kecil dibandingkan dengan pelat untuk kontak
utama, Kontak kontaktor juga memiliki tipe NO (normally open) maupun NC
( normally closed). Artinya kontak NO yang pada posisi koil tidak diberi tegangan tidak
terhubung/tertutup akan tertarik menjadi terhubung menjadi NC begitu pula kontak NC
adalah kebalikannya menjadi NO. Pada umumnya kontak NO dan kontak NC itu diberi
simbol dengan angka-angka dan posisi angka-angka tersebut standard internasional.
-Kontak utama NO biasanya dengan angka 1,2;3,4;5,6
Nomor 1,3,5 berfungsi sebagai suplay menuju motor
Nomor 2,4,6 berfungsi sebagai output suplay menuju motor
-kontak bantu NO biasanya angka belakangnya 3 untuk bagian atas kontak dan angka 4
untuk bagian bawah kontak.
Contohnya: 13,14; 23,24
-kontak bantu NC biasanya angka belakangnya 1 untuk bagian atas kontak dan angka 2
untuk bagian bawah kontak.
Contohnya: 11,12; 21,22

Gambar 2.15 Kontaktor


(sumber: http://www.listrik-praktis.com Instalasi-dasar-kontaktor-pemula.html)

2.7.2. Overload
Over load relay adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti
halnya MCB pengaman beban lebih dan hubung singkat ada yang bekerja cepat dan ada
yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali arus nominal motor,
sehingga apa bila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamanan akan
putus setiap motor dijalankan. Overload relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan
bekerja sesuai dengan arus yang mengalir semakin tinggi kenaikan temperature yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga
motor akan berhnti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu fasa dan ada juga jenis tiga
fasa. Setiap fasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna
18

untuk memutuskan semua fasa apabila terjadi beban lebih. Pemutus bimetal satu fasa
bisa digunakan untuk pengaman beban lebih untuk motor berdaya kecil.
Overload atau disebut dengan thermal relay atau thermal overload relay (TOR)
adalah komponen pada instalasi tenaga listrik yang berfungsi sebagai pengaman
instalasi terhadap beban lebih. Cara kerja overload adalah dengan memanfaatkan pelat
bimetal yang akan memutus jika terjadi arus listrik melampui batas kapasitasnya.
Prinsip kerja ini hampir sama dengan cara kerja pada MCB untuk mengamankan arus
lebih yang mengalir pada instalasi penerangan maupun tenaga ( motor ).

Gambar 2.16 Overload


(Sumber: https://akhdanazizan.com/setting-thermal-overload-relay/)
Fungsi dan cara kerja Overload
Jika terjadi beban lebih pada motor maka arus akan meningkat dan memutus bimetal.
Maka kontak NO dan NC pada overload juga bekerja. Kontak NC digunakan untuk
memutus rangkaian control yang mengendalikan Magnatic contactor. Dengan
terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang mengendalikan rangkaian utama maka
motor akan berhenti bekerja. Sedangkan kontak NO dapat dihubungkan dengan lampu
indicator terjadinya beban lebih pada rangkaian.
Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan
ekonomis, yaitu:
1. Pelindung beban lebih / Overload.
2. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance.
3. Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.
Karakteristik TOR antara lain:
1. Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal kontaktor magnit.
2. Full automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus yang
dikehendaki untuk digunakan.
19

3. Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada dibagian
depan.
4. Indikator trip.

2.8. Water heater


Water heater adalah alat yang digunakan untuk memanaskan air yang
menggunakan energi sebagai sumber pemanas.

Gambar 2.17 Water Heater

(Sumber: http://projectmedias.blogspot.co.id/2018/12/water-heater-pengertian-dan-
jenisnya.html)

Di bawah ini saya akan mengupas sedikit tipe-tipe water heater yang beredar di
masyarakat saat ini.

1. Water Heater Listrik ( Electric Water Heater )


Seperti namanya water heater ini menggunakan listrik sebagai energi utama untuk
memanaskan air. Electric Water Heater terdiri dari 2 ( dua ) tipe yaitu:
 Instan Electric Water Heater.
 Water Heater Listrik dengan Penampungan.

2. Solar Water Heater (SWH)


Solar Water Heater adalah pemanas air yang memanfaatkan energi matahari yang
gratis. Air dingin yang mengalir langsung dipanaskan matahari di kolektor lalu
disimpan di tangki sampai akhirnya dipergunakan.
20

Solar Water Heater terbagi 2 yaitu sistem pasif dan aktif. Sistem pasif cenderung untuk
kapasitas kecil buat rumah tangga sedangkan yang aktif biasanya untuk kapasitas besar
seperti hotel, rumah sakit dan lain-lain.

3. Air Conditioning Water Heater (ACWH)


Pemanas air jenis ini adalah dengan memanfaatkan panas freon dari AC yang
biasanya dibuang. Freon yang panas dialirkan ke Heat Exchanger yang akan
memanaskan air di tangki penampungan.

4. Heat Pump Water Heater


Heat Pump Water Heater cara kerjanya tidak berbeda dengan ACWH, hanya saja
di Heat Pump semua sudah menjadi satu kesatuan yang didesain untuk air
panas, sedangkan ACWH memanfaatkan AC yang sudah ada, sehingga harus kita
modifikasi untuk bisa di salurkan ke tangki penampungan.

5. Gas Water Heater


Pemanas air ini menggunakan gas (baik gas elpiji ataupun gas alam) sebagai
sumber energi untuk memanaskan air. Caranya dengan pembakaran seperti kompor gas.
Pipa yang dalamnya mengalir air dingin langsung dipanasi, sehingga air yang keluar
langsung panas tanpa perlu ditampung terlebih dahulu.

6. Solar Rubber Pool Heating


Pemanas air ini didesain untuk kolam renang dengan memanfaatkan panas
matahari. cara kerjanya hampir sama dengan solar water heater, hanya untuk kolektor
atau penangkap panas menggunakan panel karet (polymer) yang tahan terhadap chlor
atau zat kimia kolam renang. sistem pemanasan ini tidak menggunakan tangki
penampungan, justru kolam renang itu sendirilah sebagai tangki penampungan dan
disirkulasi langsung.

2.9. Heat pump

Heat Pump adalah pemanas air yang menggunakan suhu freon yang sangat tinggi
pada saat keluar dari kompresor untuk pemanaskan air. Prinsip Kerja Heat Pump adalah
udara luar dihisap masuk oleh kipas yang berada di unit heat pump (udara luar yang
semakin panas maka kinerja heat pump semakin efisien). Udara luar yang panas ini
diserap dan akan memanaskan refrigerant ramah lingkungan yang berada di dalam
evaporator, selanjutnya melalui kompresor, refrigerant yang telah panas tersebut di
21

tekan sehingga panas akan bertambah kemudian panas tersebut langsung disirkulasikan
ke Heat Exchanger dimana jalur air yang akan dipanaskan melalui Heat Exchanger.

Gambar 2.18 Heat Pump


(Sumber: http://waterheateraceh.blogspot.com/2017/10/heat-pump-water-heater-aceh.html)

2.10. Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media permipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk
(suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis
(kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi
hambatan yang ada sepanjang pengaliran.

Gambar 2.19 pompa

(Sumber: https://pompakolamrenang.id/blog/ mesin-pompa-kolam-renang-hayward-terbaru/)

2.11. Water Cooler


Pada dasarnya prinsip kerja pendingin air atau air-cooled sama seperti sistem
pendingin yang lain seperti AC dimana terdiri dari beberapa komponen utama yaitu
evaporator, kondensor, kompresor serta alat ekspansi. Pada evaporator dan kondensor
terjadi pertukaran kalor. Pada air-cooled terdapat air sebagai refrigeran sekunder untuk
22

mengambil kalor dari bahan yang sedang didinginkan ke evaporator. Air ini akan
mengalami perubahan suhu bila menyerap kalor dan membebaskannya di evaporator.
Secara umum prinsip kerjanya adalah sebagai berikut. Refrigeran didalam
kompresor dikompresikan kemudian dialirkan ke kondensor. Refrigeran yang mengalir
ke kondensor mempunyai tekanan dan temperatur yang tinggi. Di kondensor refrigeran
didinginkan oleh udara luar disekitar kondensor sehingga terjadi perubahan fase dari
uap menjadi cair. Kemudian refrigeran mengalir menuju pipa kapiler dan terjadi
penurunan tekanan. Setelah keluar dari pipa kapiler, refrigeran masuk ke dalam
evaporator.
Di dalam evaporator refrigeran mulai menguap, hal ini disebabkan karena terjadi
penurunan tekanan yang mengakibatkan titik didih refrigeran menjadi lebih rendah
sehingga refrigeran menguap. Dalam evaporator terjadi perubahan fase refrigeran dari
cair menjadi uap. Pada evaporator ini terjadi perpindahan kalor yang bersuhu rendah,
dimana air didinginkan oleh refrigeran. Kemudian refrigeran dalam bentuk uap
tersebut dialirkan ke kompresor kembali.
Di dalam evaporator, air sebagai bahan pendingin sekunder yang telah
didinginkan sampai temperatur tertentu kemudian dialirkan oleh sebuah pompa menuju
koil-koil pendingin dalam ruangan. Air ini akan bersirkulasi terus menerus selama
sistem pendingin bekerja.

Gambar 2.20water cooler


(Sumber: https://fjb.m.kaskus.co.id/product/52133b/custom-made-chiller)

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    DWI ANTARA
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    DWI ANTARA
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    DWI ANTARA
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    DWI ANTARA
    Belum ada peringkat