Kopling pada sepeda motor bertugas sebagai penghubung dan pemutus tenaga dari Poros
Engkol ke transmisi (gigi perseneling). Untuk kopling yang biasa dipakai di Indonesia
menurut cara kerjanya ada 2, yaitu kopling manual dan kopling otomatis. Dan pada umumnya
kopling motor di Indonesia memakai tipe basah dan memakai sistem plat ganda/majemuk
yang berarti plat kopling terendam oli dan memakai banyak plat kopling.
Kopling manual cara kerjanya dilakukan oleh pengendara pada saat handle kopling
ditarik kopling terputus dan pada saat handle kopling dilepas kopling terhubung.
Kopling manual cara kerjanya diatur oleh sebuah tuas yang biasa disebut dengan handle
kopling, dengan cara menarik handle kopling bila handle kopling bebas (tidak ditarik) maka
plat tekan dan plat gesek dipijit oleh piringan penekan (cluth pressure palte) dengan bantuan
pegas kopling sehingga tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.
Sedangkan bila handle kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan
menarik alat pembebas kopling, alat pembebas ini akan menekan batang tekan (pushrod).
Pudhrod ini akan mendorong piringan penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas
kopling akibatnya plat gesek dan plat tekan akan saling merenggang dan putaran rumah
kopling tidak diteruskan pada poros utama.
c. Cara Kerja Kopling Otomatis (Kopling sentrifugal)
Cara kerja pada kopling otomatis sebenarnya sama saja cuma pengoperasiannya tidak
ditarik kabel kopling maupun ditekan cairan hidrolik. Tetapi mengandalkan kommponen
kopling sentrifugal yang bekerja mengikuti kecepatan putaran mesin.
Cara kerjanya pada saat putaran mesin rendah (stasioner), gaya sentrifugal dan kampas
kopling, pemberat menjadi kecil sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan
tertarik ke arah poros engkol, akibatnya rumah kopling yang berkaitan dengan gigi pertama
penggerak menjadi bebas terhadap poros engkol.
Saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kanvas
kopling mencapai rumah kopling di mana gayanya lebih besar dari gaya tarik pengembali.
Rumah kopling ikut berputar dan meneruskan ke tenaga gigi pertama yang digerakkan.
Sedangkan kopling kedua ditempatkan bersama primary driven gear pada poros center
(countershaft) dan berhubungan langsung dengan mekanisme pemindah gigi
transmisi/persnelling. Pada saat gigi persnelling dipindahkan oleh pedal pemindah gigi,
kopling kedua dibebaskan oleh pergerakan poros pemindah gigi (gear shifting shaft).
Kopling terhubung dan terlepas dengan menggunakan gaya sentrifugal, yang timbul
karena gaya dari poros engkol. Saat kecepatan mesin rendah maka kopling secara otomatis
terputus dan pada saat kecepatan mesin tinggi kopling terhubung. Tipe kopling in banyak
dipakai pada sepeda motor bebek dan skuter.
B. Komponen Transmisi Manual Sepeda Motor
Pada transmisi sepeda motor, ada dua kelompok komponen yakni bagian gear box dan
mekanisme perpindahan gigi. Untuk bagian gear box, memiliki komponen sama seperti
transmisi mobil namun pada mekanisme perpindahan giginya, jauh berbeda. Selengkapnya
simak saja :
1. input shaft
Poros input adalah sebuah batang besi berbentuk silinder yang terletak pada poros
kopling motor. Fungsi dari poros input adalah untuk menangkap putaran dari kopling untuk
disalurkan ke gear set didalam transmisi.
2. Input gear
Gear adalah roda gigi yang terletak dan menempel pada poros input. Fungsinya sebagai
drive gear atau gigi pemutar yang menggerakan roda gigi counter. Input gear umumnya
memiliki bentuk yang lebih kecil dari counter gear agar proses perbandingan gigi bisa lebih
besar.
3. Output shaft
Poros output adalah batang besi berbentuk silinder yang terletak dibelakang input shaft.
Meski terletak dibelakang input gear, namun poros ini tidak terpaut dengan poros input.
Sehingga kecepatan putar input shaft tidak mempengaruhi kecepatan putar output shaft.
4. Output gear
Sama halnya dengan input gear, output gear juga berperan sebagai driven gear yang
berfungsi memutar rantai agar motor bisa bergerak. Gigi output ini umumnya terletak
dibagian luar dari gear box karena terhubung dengan rantai motor.
5. Speed gear
Speed gear adalah gigi independet yang terletak di sepanjang output gear. Mengapa
dikatakan indipenden, karena roda gigi ini tidak terpaut dengan poros output. Sehingga meski
speed gear berputar poros output tidak akan berputar.
A. Bagian Mekanisme Perpindahan Gigi
1. Tuas transmisi
Tuas transmisi rasanya sudah tahu semua bahwa fungsinya adalah sebagai input yang
digunakan pengendara motor untuk mengatur percepatan transmisi. Tuas transmisi pada
motor, umumnya berbentuk sangat simple karena hanya bergerak naik dan turun
2. Selector Arm
Selector arm adalah lengan yang terletak setelah tuas transmisi, lengan ini akan
bergerak setelah anda menekan atau mengungkit tuas transmisi. Bentuk dari arm ini, memiliki
dua pengait yang terletak dibagian atas dan bawah. fungsi pengait ini adalah untuk
menggerakan selector drum.
3. Overshift arm
Lengan ini terletak berseberangan dengan selector arm, fungsinya untuk mencegah agar
putaran selector drum tidak berlebihan. Overshift arm juga terhubung dengan tuas transmisi
sehingga ketika anda menekan tuas transmisi, maka dua lengan ini sama-sama bergerak ke
atas.
4. Arm return spring
Seusai menekan tuas transmisi, maka tuas akan kembali ke posisi semula. Begitu pula
dengan selector arm dan overshift arm, dua komponen ini akan kembali ke posisinya. Agar
tidak terjadi pembalikan putaran selector drum, maka dua lengan ini memiliki kemampuan
retrain atau mengembang.
Bentuk luar arm yang landai membuat lengan ini mengembang secara otomatis saat bergerak
kembali. Dan arm return spring berfungsi untuk mengembalikan posisi lengan saat
mengembang.
5. Selector pin
Selector pin adalah sebuah batang kecil yang terletak diujung selector drum. Fungsinya
sebagai media untuk memutar selector drum, saat tuas transmisi digerakan maka selector arm
akan mendorong bagian ini agar selector berputar.
C .Final Drive (Penggerak Akhir) Sepeda Motor
Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang memindahkan
tenaga mesin ke roda belakang. Final drive juga berfungsi sebagai gigi pereduksi untuk
mengurangi putaran dan menaikkan momen (tenaga ). Biasanya perbandingan gigi reduksinya
berkisar antara 2,5 sampai 3 berbanding 1 (2,5 atau 3 putaran dari transmisi akan menjadi 1
putaran pada roda).
1. Enggine sprocket
2. Lockwasher
3. Retaining nut
4. Real wheel sprocket
5. Chain
6. Lockwashers
7. Retaining bolts
Final drive pada sepeda motor sebagai bagian terpisah dari transmisi/persnelling,
terkecuali scooter dengan transmisi CVT. Final drive dapat dilakukan dengan menggunakan
rantai dan gigi sproket, sabuk dan puli, atau sistem poros penggerak. Jenis rantai dan sproket
adalah jenis yang paling umum digunakan pada sepeda motor.
Final drive jenis poros penggerak (drive shaft) biasanya digunakan untuk sepeda motor
model touring. Jenis ini cukup kuat, lebih terjaga kebersihannya dan perawatan rutinnya
hanya saat penggantian oli. Namun demikian final drive jenis ini cukup berat dan biaya
pembuatannya mahal. (lihat pada gambar 2). Sedangkan final drive jenis sabuk dan puli
hanya dipakai pada beberapa sepeda motor saja, khususnya generasi awal sepeda motor,
dimana power atau tenaga yang dihasilkan masih banyak yang rendah, sehingga penggunaan
jenis sabuk dan puli masih efektif.
1. nggine pulley
2. Lockwasher
3. Retaining bolts
4. Belt
5. Real wheel pulley
6. Belt guides
7. Retaining nuts
Jenis final drive jenis sabuk dan puli (belt and pulley) dapat kita jumpai pada motor matic.
DAFTAR PUSTAKA
Muchta, Amrie. “Cara Kerja Transmisi Otomatis Sepeda Motor”. autoexpose.org. 1 Agustus
2018
<https://www.autoexpose.org/2018/01/cara-kerja-transmisi-otomatis-motor.html>
Sandi, Arif. “Final Drive Penggerak Akhir Sepeda Motor”. totalotomotif.com. 19 September
2018
<https://totalotomotif.com/final-drive-penggerak-akhir-sepeda-motor/>