Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Populasi mikroba di alam tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi


terdiri dari campuran berbagai macam sel. Populasi bakteri ini di dalam
laboratorium dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang
dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Pengamatan
sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan dan sebagainya dapat
dilakukan dengan pandangan biasa tanpa menggunakkan mikroskop, pengamatan
ini disebut pengamatan makroskopi. Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas,
bakteri perlu dibiakkan pada medium padat yaitu dengan cara isolasi bakteri.
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Cara isolasi bakteri dilakukan
dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode miring
(slant culture), dan metode tegak (stab culture).

Praktikum kali ini kami semua menggunakan medium NA (Nutrien Agar).


Dimana medium ini berfungsi sebagai tempat mikroba itu tumbuh.
Mikroorganisme yang dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari
bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada
banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus
mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor
lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik.

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan


sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna
dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu
cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat
sulit, sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati.
Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh
karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling
utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Mikroba sulit dilihat dengan
cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya.

Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai


mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga
kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna
memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yng
mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003) .

1.2 Tujuan

1. Mempelajari dan mempraktikkan isolasi bakteri

2. Mempelajari dan mempraktikkan pewarnaan gram bakteri

3. Mengidentifikasi bentuk dan ukuran pada bakteri


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau
lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh
biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus
menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi
terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila
bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan
prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan
tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan
mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari
kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).

Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir
dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah
teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip
yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu
species dapat dipisahkan (plezar, 2006)

Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari


bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada
banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus
mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor
lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle,
2007)

Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian


dalam identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada
media agar datar yaitu (Sutedjo dalam Sari, 2009) :

1. Ukuran

• Titik

• Kecil

• Sedang

• Besar
2. Warna koloni

Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di mana
sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa
pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-
bagian sel dengan teliti

3. Bentuk koloni

• Bundar

• Tidak beraturan

• Rhizoid (tersebar seperti akar)

4. Bentuk bagian tepi koloni (margin )

• Rata (entire)

• Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )

• Bergelombang (undulate )

• Bergerigi (serrate )

• Seperti filamen (filamentous)

Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan


mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-
sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan
warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan
sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna
pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal
suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan
pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di
antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan
diferensial (Pelczar & Chan, 2007).

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga


macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan
struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan
menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang
sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang
menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba
disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 2007).
Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram terbagi dua
golongan, yaitu: Gram positif , bila warna zat pewarna pertama (karbol gentian
violet) tetap bertahan, dengan demikian warna se bakteri tampak ungu tua; dan
Gram negatif, bila warna zat pewarna pertama tidak bertahan (luntur) kemudian
tercat oleh zat pewarna tandingannya, misal: air fuchsin, safranin, dan oleh zat
pewarna tandingan lainnya. (Razali, 1987)
Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu Gram positif dan Gram
negatif ialah setelah diberi zat pewarna fenomenanya ini, berhubungan dengan
struktur dan komposisi dinding sel. Perbedaan ketebalan antara kedua golongan
itu dapat merupakan hal yang penting; dinding sel bakteri Gram negatif pada
umumnnya lebih tipis dari yang dimiliki bakteri Gram positif. Presentasi
kandungan lipid bakteri Gram negatif lebih tinggi daripada Gram positif.
Kenyataannya dalam eksperimen pengecatan mennjukkan bahwa perlakuan
dengan alkohol mengeskstrak lipid, yang menyebabkan poisitas atau
permeabilitas dinding sel meningkat. Dengan demikian, kompleks karbol gentian
violet dan lugol dapat disari keluar dan bakteri Gram negatif terwarnakan.
Keterangan lain yang hampir sama juga mendasarkan pada perbedaan
permeabilitas antara kedua golongan bakteri itu, yaitu pada bakteri Gram negatif
kandungan peptidoglikan jauh lebih sedikit sehingga kerapatan jalinannya jauh
lebih sedikit daripada baktri gram posiif. Pori-pori dalam peptidoglikan bakteri
Gram negatif tetap masih cukup besar untuk dapat disari keluar kompleks karbol
gentian violet dan lugol. Selanjutnya, bila sel-sel Gram psitif diperlakukan dngan
lisozim untuk menyingkirkan dinding selnya, sisa strukturnya yang disebut
protoplas atau sel tanpa dinding akan tercatat juga oleh kompleks karbol gentian
violet dan lugol. Tetapi, sel ini mudah dihapuskan oleh alkohol. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa struktur dinding sel bakteri Gram positif itu yang menjadi
tempat tertahannya zat pewarna pertama yaitu karbol gentian violet. (Razali,
1987).
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen
selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen.
Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler
maupun pada pewarna. Terdapat tiga mcam metode pewarnaan yaitu pewarnaan
sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana
menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai serangkaian
larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan
yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri (Umsl, 2008).

Pewarnaan gram ditemukan pada tahun 1884 oleh seorang dokter


kebangsaan Denmark Christian Gram (membuat zat pewarna khusus) pewarna
tersebut merupakan pewarna differensial karena dapat membagi bakteri menjadi
dua kelompok fisiologi, yang akan memudahkan untuk identifikasi. Prosedur
pertama dari pewarnaan gram ini adalah memberi pewarna kristal violet, setelah 1
menit dibilas dan kemudian akan diberikan pewarna yodium, setelah satu menit
dibilas dan kemudian akan diberi laputan alkohol 95% selama 30 detik, kemudian
dibilas dan diberi pewarna safranin atau bismarck (untuk buta warna merah)
selama 1 menit. Zat pewarna kristal violet dan yodium akan membentuk senyawa
yang kompleks. Beberapa bakteri akan melepaskan zat pewarna dengan mudah
apabila dicuci dan beberapa bakteri yang lain zat pewarna akan bertahan
walaupun dicuci dengan alkohol 95%. Bakteri gram positif akan terwarna ungu
(kristal violet) dan bakteri gram negatif akan terwarna merah (safranin) (Umsl,
2008).

Pewarnaan terhadap bakteri yang paling sering dilakukan adalah


pewarnaan Gram dan Ziehl‐Nelsen. Pewarnaan tersebut untuk mengetahui
morfologi, struktur, dan karakteristik bakteri. Pewarnaan Gram dapat
mengidentifikasi penyakit infeksi. Prosedur pewarnaan Gram dimulai dengan
pemberian kristal violet, setelah itu ditambahkan larutan iodium maka semua
bakteri akan berwarna biru. Setelah itu ditambah alkohol. Bakteri Gram positif
membentuk kompleks Kristal iodine yang berwarna biru. Setelah di tambahkan
safranin, bakteri Gram positif akan berwarna ungu. Contoh bakteri Gram positif
adalah Streptococcus, Bacillus, Stapilococcus, Clostridia, Corynebacterium
dhypteriae, Peptococcus, Peptostreptococcus, dll. Sedangkan bakteri Gram negatif
akan terdekolorisasi oleh alcohol dan pemberian safranin akan memberikan warna
merah pada bakteri Gram negatif. Contoh bakteri Gram negative adalah Neisseria,
Klebesiella, Vellonella, Shigella, Salmonella, Hemophillus, dll (Cappuccino &
Sherman, 1983).

Proses pewarnaan gram ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi


atas dua kelompok berdasarkan pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Perbedaan ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan
bakteri. Reagen pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna
ini akan mewarnai dengan jelas. Reagen kedua disebut bahan pencuci warna
(decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi
dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak
akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat mengikat warna
dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila
warna tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil
akhir tetap warna dasar. Larutan yang biasa dipakai adalah ungu kristal, larutan
iodium, alkohol dan safranin (Tracy, 2005).

Teori Salton menjelaskan bahwa ada konsentrasi lipid yang tinggi pada
dinding sel bakteri Gram negatif. Sehingga jika lipid dilarutkan dalam pemberian
alcohol, maka pori‐pori akan membesar dan tidak mengikat pewarna. Hal ini
menyebabkan bakteri menjadi tidak berwarna. Sedangkan bakteri Gram positif
akan mengalami denaturasi selama pemberian alcohol. Hal ini akan mengecilkan
pori‐pori sehingga menghasilkan kompleks kristal iodium. Bakteri Gram positif
memiliki dinding sel yang kuat dan lapisan peptidoglikan sebanyak 30 lapisan
sehingga permeabilitas dinding selnya menjadi berkurang. Sedangkan bakteri
Gram negatif hanya memiliki 1‐2 lapisan peptidoglikan sehingga memiliki
permeabilitas dinding sel yang lebih besar. Pewarnaan Gram terdiri atas Gram A
(violet) (Kristal violet, Aalkohol, Ammonium oksalat, Aquades), Gram B
(cokelat) (Iodium, Kalium iodide, Aquades), Gram C (Aseton, Alcohol), Gram D
(merah) (Safranin, Alcohol, Aquades) (Madigan, 2003).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum di laksanakan pada hari kamis tanggal 6 & 7 November 2019 di


laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas pertanian Universitas
Mulawarman Samarinda. Tanggal 6 pada hari rabu melakukan acara pengisolasian
pada bakteri dan keesokan harinya pada tanggal 7 melakukan acara pewarnaan
gram bakteri.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut :

- Cawan Petri - Tabung reaksi


- Spirtus - Rak tabung reaksi
- Colony counter - Mikroskop
- Object glass - Tisu
- Jarum suntik - Timbangan gram ( Tanah sampah)

Bahan yang digunakan antara lain :


- Aquades - Alkohol
- NA (Nutrients Agar) - Tanah sampah
- Crystal Violet - Safranin
- Iodine - Bakteri hasil isolasi

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Isolasi Bakteri

1.Tanah sampah ditimbang seberat 1 gr dan diencerkan dengan menggunakan


Aquades dengan 4 kali pengenceran pada setiap tabung reaksi mempunyai
konsentrasi aquades pada tabung 1 yaitu 10 ml, tabung 2 9 ml, tabung 3 9
ml, tabung 4 9 ml..

2. Kemudian ambil larutan tanah sampah yang sdh diencerkan pada tabung
ke-4 sebanyak 1 ml

3. Tuang ke dalam cawan petri yang telah diisi NA yang sdh beku ke dalam 2
cawan petri dengan masing masing cawan petri diisi dengan 0,5 ml larutan
tanah sampah yang sudah diencerkan.

4. Kemudian diratakan lalu dibungkus, di inkubasi di dalam enkas selama 1


hari.
Pengamatan :

1. Setelah 1 hari masa inkubasi, dilakukan penghitungan jumlah koloni pada


bakteri

3.3.2 Pewarnaan Gram Bakteri

1. Siapkan bakteri yang akan di amati


2. Panaskan jarum ose
3. Ambil bakteri yang ada didalam cawan petri
4. Letakkan di atas cover glass, panaskan cover glass di atas api
5. Berikan satu tetes crystal violet, ratakan crystal violet tersebut
6. Diamkan selama 1 menit, kemudian bilas dengan air
7. Keringkan dengan tisu, diamkan 1 menit
8. Ulangi langkah 4 sampai 7 dengan perlakuan yang sama untuk cairan
iodin, alkohol dan safranin
9. Amati di bawah mikroskop untuk mengetahui bentuk bakteri
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. Jumlah koloni bakteri setelah masa inkubasi selama kurang lebih 24 jam
dengan metode menghitung jumlah koloni bakteri pada 1 kotak di kaca
pengamatan Digital Colony Counter X Jumlah kotak pada kaca pengamatan
Digital Colony Counter.

b. Bentuk bakteri dari sampel tanah sampah

Bakteri berbentuk Kokus


Bakteri berbentuk basil

Bakteri yang di dapat adalah bakteri gram positif dengan ciri-ciri berwarna ungu
pada saat di amati di mikroskop.

C. Ukuran bakteri dari hasil praktikum


4.2 Pembahasan

Pada percobaan isolasi bakteri dengan menggunakan media NA ini


didapatkan bentuk koloni menyebar tidak teratur pada bakteri tanah sampah.

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat di ketahui bahwa


bakteri yang didapat dari bahan tanah sampah merupakan bakteri gram positif
yang memiliki bentuk kokus dan basil.

Pewarnaan Gram (metode Gram) adalah suatu cara untuk mewarnai sel
bakteri menggunakan zat warna berupa Gram, untuk lebih mudah diamati
dibawah mikroskop untuk mengetahui sifat fisiologisnya. Empat bahan reaksi
yang digunakan untuk pewarnaan Gram yaitu:

1. Crystal violet, pewarna pertama (warna ungu).

2. Iodine, pewarna untuk mempertajam pewarna pewarna pertama (suatu


kompleks dengan crystal violet).

3. Alkohol , penghilang warna.

4. Safranin, suatu counterstain.

Setelah melakukan berbagai proses pewarnaan diatas maka bakteri dapat


dibagi menjadi dua katagori utama yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negatif. Bakteri Gram positif adalah bakteri yang tahan terhadap alkohol sehingga
tetap mengikat warna cat pertama dan tidak mengikat zat kontras sehingga bakteri
akan berwarna ungu. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras
dengan air, di mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu
pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan
untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti. Pewarnaan akan menyebabkan
bakteri-bakteri tersebut kontras berwarna dengan sekelilingnya, sehingga akan
terlihat jelas. Adapun tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat
bakteri dengan mikroskop, memperjelas bentuk dan ukuran bakteri, melihat
struktur luar dan dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, serta
menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas dari bakteri

Literatur dari Bakteri, yaitu terdapat secara luas di alam yang berhubungan
dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan tanah. Morfologi, uniseluler
(bersel tunggal), ukuran panjang = 0,5-10 mm; lebar = 0,5-2,5 mm. Bentuk sel:
coccus (bulat), bacillus (batang/basil), spirillium (spiral) dan vibrios
(koma/vibrio), prokarik, tidak memiliki membran di dalam sitoplasma, beberapa
memiliki flagella (rambut cambuk), capsul (kapsul) dan endospora,
perkembangbiakannya Aseksual dengan pembelahan biner. Agen penyubur tanah,
bermanfaat dalam industri pembuatan senyawa penting (semisal alkohol),
mengolah makanan, penyebab penyakit, pembusuk bahan makanan, dll (Rachdie,
2006).

- Bentuk-Bentuk Bakteri

Ukuran bakteri umumnya dinyatakan dalam satuan mikron, di mana 1 mikron


sama dengan 0,001 mm atau 1 mm dibagi 1000. Satuan ini sengaja digunakan
untuk memudahkan pengucapan ukuran bakteri yang memang sangat kecil. Secara
umum, bakteri memiliki panjang antara 0,5 sampai 3 mikron dan lebar antara 0,1
sampai 0,2 mikron. Ukuran tersebut bervariasi tergantung seperti apa bentuk
bentuk bakteri yang diukur. Adapun bakteri berdasarkan bentuknya dikelompokan
menjadi 3 macam, yaitu bakteri bentuk batang atau silinder (basil), bentuk bulat
(kokus), dan bentuk spiral (spirillum). Perbedaan bentuk pada bakteri maupun
koloninya ini, umumnya dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti umur, arah
pembelahan, serta faktor pertumbuhan (makanan, suhu, dan inhibitor).

1. Bakteri Bentuk Batang (basil)

Bakteri yang berbentuk batang atau silinder (basil) dapat kita temukan
dalam keadaan tunggal (basil), berpasangan (diplobasil), maupun koloni yang
membentuk rantai (streptobasil).

• Bakteri basil (tunggal) sesuai namanya, sering ditemukan dalam keadaan


menyendiri. Contoh bakteri ini misalnya Salmonella typhi dan Escherichia coli.

• Bakteri diplobasil (berpasangan) adalah bakteri yung ditemukan sering


dalam keadaan berpasang-pasangan alias berdua-duaan. Contoh bakteri ini
misalnya Renibacterium salmoninarum.

• Bakteri streptobasil (rantai) adalah koloni bakteri yang saling


bergandengan membentuk rantai. Contoh bakteri ini antara lain Azotobacter sp
dan Streptobacillus moniliformis.

2. Bakteri Bentuk Bulat (Kokus)

Sama seperti bentuk batang, bakteri dalam bentuk bulat (kokus) juga dapat
ditemukan dalam keadaan tunggal, berpasangan, membentuk rantai, atau
membentuk gumpalan seperti buah anggur. Berikut ini bentuk bentuk bakteri
bulat, baik dalam keadaan tunggal maupun berkoloni beserta contohnya.

• Monokokus adalah bakteri berbentuk bulat tunggal. Contoh bakteri ini


adalah Monococcus gonorrhoeae.
• Diplokokus adalah bakteri berbentuk bulat dan berpasangan. Contoh
bakteri ini adalah Diplococcus pneumoniae.

• Streptokokus adalah bakteri berbentuk bulat bergandengan menyerupai


bentuk rantai. Bentuk rantai sendiri merupakan hasil reproduksinya yang
melakukan pembelahan dalam satu garis ke satu atau dua arah. Contoh bakteri ini
adalah Streptococcus lactis, Streptococcus salivarius, dan Streptococcus
pneumoniae.

• Tetrakokus adalah bakteri berbentuk bulat yang terdiri atas 4 sel dengan
susunan menyerupai bentuk bujur sangkar hasil dari pembelahan sel ke dua arah.

• Sarkina adalah bakteri berbentuk bulat yang terdiri dari 8 sel dengan
susunan menyerupai bentuk bujur sangkar hasil dari pembelahan sel ke tiga arah.
Contoh bakteri ini adalah Sarcina sp.

• Stafilokokus adalah koloni bakteri berbentuk bulat yang tersusun


menyerupai kelompok buah anggur hasil dari pembelahan sel ke segala arah.
Contoh bakteri ini adalah Staphylococcus aureus.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:

Bakteri yang diamati merupakan bakteri gram positif yang memiliki


warna ungu. Bakteri gram positif bakteri yang mempertahankan zat warna kristal
violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna ungu di bawah
mikroskop.

5.2 .Saran

Praktikum harus di laksanakan dengan hati-hati agar bakteri yang diamati bisa
terlihat dengan jelas. Dan selalu pastikan kondisi sebelum praktikum selalu steril
agar tidak ada yang terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta

Cappucino, JG and Sherman N. (1983). Microbiology a laboratory Manual. 4 th


ed. Menlopark: Addison- Wesley Publ. Company, Inc.

Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan


Sekolah Tenaga Kesehatan yang sederajat. Bandung: Citra Aditya
Bakti.

Madigan, M.T. 2003. Brock Biology of Microorganism. Pearson Education : inc.


United State of America

Rachdie. 2006.Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta.

Razali, U. 1987. Mikrobiologi Dasar. Jatinangor: FMIPA UNPAD.

Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular


Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.

Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Tracy. 2005. GramStaining. www.tracy.k12.ca.us/ thsadvbio/ pdfs/

gram%20stain.pdf, Diakses pada tanggal 8 November 2019.

Umsl. 2008. StainingBacteria. www.umsl.edu /~microbes/pdf/

stainingbacteria.pdf, Diakses pada tanggal 8 November 2019.


LAMPIRAN

Pemidahan bakteri dari cawan petri ke object glass dengan menggunakan jarum
ose

-Pemanasan bakteri menggunakan spiritus -Pencampuran larutan pewarna gram

Penyiraman dan pengusapan pada object glass yang telah diberi larutan pewarna
gram.

Object glass setelah melewati serangkaian proses diatas

Pengamatan bakteri menggunakan


mikroskop

Anda mungkin juga menyukai