PENDAHULUAN
2014). Secara garis besar ranah perkembangan anak terdiri atas motorik kasar,
berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa balita
2016).
yang sangat penting (Riskedas, 2013). Pada masa ini anak juga
lebih dan kurang. Sebagian anak mengalami obesitas, namun sebagian lainnya
mengalami stunting atau tubuh pendek, kurus, hingga gizi buruk (Riskesdas,
2013 ). Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada
1
2
sakit, resiko tinggi untuk munculnya penyakit tidak menular, serta kualitas
metabolik yang berujung pada kejadian penyakit tidak menular pada usia
dampak yang timbul akibat obesitas pada anak-anak antara lain, akan
tekanan darah dan denyut jantung sekitar 20-30% akan menderita hipertensi,
diabetes Mellitus tipe-2, serta obstructive apnea yang dijumpai pada anak
badan
variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.
relative maupun absolute satu atau lebih zat gizi. Malnutrisi terdiri dari 4
Imbalance (Supariasa, Bakri, Fajar, 2012 dalam vicka, 2017) Status gizi
merupakan salah satu dari tujuh belas tujuan yang akan dicapai dalam
sebanyak 22,9% atau 154,8 juta anak-anak balita stunting. Di Asia, terdapat
sebanyak 87 juta balita stunting pada 2016, 59 juta di Afrika, serta 6 juta di
Amerika Latin dan Karibia, Afrika Barat (31,4%), Afrika Tengah (32.5%),
Afrika Timur (36.7%), Asia Selatan (34.1%). (PSG) 2017 Prevalensi anak
mencapai 13,9% tahun 2009 di Spanyol dan mencapai 15,3% tahun 2012 di Cina
Amerika, Eropa, dan Mediterania Timur telah mencapai tingkatan yang sangat
tinggi. Kejadian ini tidak hanya terjadi di negara maju, kenaikan prevalensi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Stunting, Wasting (Gizi Buruk) yang akan
Indonesia menempati posisi ke lima di dunia dalam hal masalah gizi pada
tahun 2017 mencapai 17,8% dari total 87 juta jumlah anak nasional. Jumlah
tersebut terdiri dari Balita yang mengalami gizi buruk 3,8% dan 14% gizi
besar provinsi terbaik dalam capaian penurunan Underweight pada Balita (dari
17,7% turun menjadi 16,4%). Kasus gizi buruk di Provinsi Kepulauan Riau
Kota Batam (154 balita) dan paling sedikit jumlahnya di Kabupaten Anambas (
sebanyak 4,4 %
Menurut profil kesehatan kota Batam 2018, hasil pemantauan status gizi
dan gizi lebih ( 1,12 % ). Menurut BB/TB, balita sangat kurus ( 0,2 % ), kurus
( 0,7 % ), normal ( 50,1% ), dan gemuk ( 1,5 % ). Angka balita sangat kurus
tertinggi pertama di wilayah Puskesmas Batu Aji sebanyak 126 balita ( 0,8 %
) untuk balita gemuk sebanyak 253 balita ( 1,7 % ), tertinggi kedua angka
balita sangat kurus di wilayah kerja Puskesmas Sei langkai sebanyak 54 balita
( 0,4 % ) untuk balita gemuk sebanyak 18 balita ( 0,3 % ) dan tertinggi ketiga
Aji pada tanggal 15 Februari 2019, hasil yang didapatkan satu anak
mengalami gizi buruk dengan berat badan 8,7 kg untuk usia 3 tahun. Setelah
mendapatkan asi eksklusif dan diberikan susu formula dari usia 2,5 bulan. Ibu
balita tidak memperhatikan gizi dalam menu makan anaknya. Misalnya tidak
Penilaian status gizi anak usia prasekolah yang digunakan oleh Riskesdas
(WHO) 2005, dapat dilihat dengan batasan melalui berat badan menurut umur
(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB).
Salah satu penyebab kasus gizi buruk di Provinsi Kepulauan Riau tahun
2017 adalah Pola Asuh yang salah (63,4%). Pola Asuh dalam hal ini adalah
perlakuan atau cara pemberian asupan makanan yang salah yang terus
nutrisi yang baik bagi si anak seperti , tidak memberikan ASI Ekslusif,
pemberian makanan (MP ASI) terlalu dini, kebiasaan memberikan jajanan yang
tidak sehat kepada anaknya, tidak ber- PHBS, sanitasi yang jelek, dsb ( PSG
2017)
7
Pola asuh merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama
ibu menyediakan pangan yang cukup untuk anak serta pola asuh yang di
gizi balita. Semakin baik pola asuh yang diberikan maka semakin baik status gizi balita
dan sebaliknya apabila ibu memberikan pola asuh yang kurang baik dalam pemberian
makanan pada balita maka status gizi balita juga akan terganggu. Terdapat hubungan
pola asuh ibu dengan status gizi karena peranan orang tua sangat berpengaruh
dalam keadaan gizi anak, pola asuh memegang peranan penting dalam
terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak, asuhan orang tua terhadap anak
Orang Tua Dengan Status Gizi Pada Balita usia 1 – 5 tahun di desa
88,7% orang tua mempunyai pola asuh democratic,dan status gizi balita
kesimpulan adanya hubungan pola asuh orang tua dengan status gizi pada balita
Lumajang.”
Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana
antara pola asuh ibu dengan status gizi balita . Pola asuh ibu yang baik
Perbaikan Gizi yang fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Tahun
Kehidupan) berupa pemberian tablet Fe (zat besi) pada Ibu Hamil, IMD,
media massa dan elektronik serta koordinasi dengan lintas sektor (Badan
Ketahanan Pangan) , Dinas sosial, Dinas UKM dan Koperasi terkait bantuan
untuk keluarga Balita gizi buruk. Sedangkan upaya yang telah dilakukan
pemerintah adalah Pelacakan kasus gizi buruk perawatan kasus gizi buruk di
Puskesmas dan Rujukan ke Rumah Sakit distribusi dan Pemberian PMT bagi
Ibu Hamil dan Balita pemantauan kasus gizi buruk pasca perawatan (Follow up),
rutin diadakan setiap tahun untuk menjaring balita gizi buruk yang tidak
Pola Asuh Orang Tua Dalam Pemenuhan Nutrisi dengan Status Gizi
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dalam Pemenuhan Gizi Dengan Status
2019.
keperawatan anak mengenai pola asuh orang tua dengan status gizi
anak balita.
sama
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian Yang Terkait Dengan Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dalam Pemenuhan Gizi Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Batu Aji Kota Batam Tahun 2019
No. Judul Karya Ilmiah Variabel Jenis Hasil Penelitian
Dan Penulis Penelitian
1. Hubungan Pola - Pola asuh Cross Terdapat hubungan
Asuh Orangtua ibu sectional. pola asuh orang tua
Dengan Status Gizi - Status gizi dengan status gizi anak
Anak Tunagrahita balita di SLB C Budi Asih
Mampu Didik Wonosobo dengan p
Kelas Dasar Di value 0,022.
SLB C Budi Asih
Wonosobo (Yulia
Fitriyani Sutadi,
2016)
2. Hubungan Pola - Pola asuh Cross Hasil penelitian
Asuh Ibu dengan makan sectional. menunjukkan terdapat
Status Gizi Balita - Pola asuh hubungan yang
di Wilayah kesehatan signifikan antara pola
Kerja Puskesmas - Pola asuh asuh makan (p=0,014)
Belimbing Kota psikososial dan pola asuh
Padang (Tiara, dkk, - Status gizi kesehatan dengan
2016). balita status gizi (p=0,006).
Pola asuh psikososial
tidak terdapat adanya
hubungan signifikan
dengan status gizi
(p=0,842).
3. Hubungan Pola - Pola asuh Cross Ada hubungan antara
Asuh Ibu Dengan ibu Sectional pola asuh ibu dengan
Status Gizi Balita - Status gizi status gizi balita di
Di Wilayah Kerja balita Wilayah Kerja
Puskesmas Puskesmas Ranotana
Ranotana Weru Weru Kecamatan
Kecamatan Wanea Wanea Kota Manado
Kota Manado dengan p value 0,001.
(Vicka, dkk, 2014).