Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SOFTSKILL

MENGATASI PENYEBARLUASAN BERITA HOAX


DENGAN PENINGKATAN LITERASI MEDIA SOSIAL

Dosen Pengampu : Muhamad Yunanto


1IA05
Kelompok 5
1. Aqib Dimas Aji (50419961)
2. Fiqih Ahda Sabila (52419465)
3. Nur Fadhilah Otaviasari (54419871)
4. Muhammad Irfan Wibisono (53419903)
5. Wendy Girsang ( 56419577)

UNIVERSITAS GUNADARMA
TEKNIK INFORMATIK
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-NYA kami dapat menyelesaikan makalah Softskill yakni Mengatasi Penyebarluasan
Berita Hoax Dengan Peningkatan Literasi Media Sosial. Tidak Lupa solawat serta salam
penulis panjatkan kehadirat Nabi Muhammad SAW.

Kami sadar dengan banyaknya keterbatasan yang kami miliki, makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Kami mengharapkan saran dan kritik dari semua teman maupun dosen
semua yang bersifat membangun agar kami dapat menyempurnakan makalah ini.

Makalah ini kami susun berdasarkan bahan-bahan yang kami peroleh dari beberapa
sumber di internet. Semoga makalah yang kami buat ini dapat digunakan sebagai referensi
untuk kita dalam mempelajari Mengatasi Penyebarluasan Berita Hoax Dengan Peningkatan
Literasi Media Sosial. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Depok 19 Oktober 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4

A. Latar Belakang ...................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

C. Tujuan .................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5

 Pengertian Hoax..................................................................................... 5

 Penyebaran Hoax Melalui Media Sosial ............................................... 5

 Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menanggapi Hoax Melalui


Media Sosial .......................................................................................... 6

1. Peran Pemerintah ......................................................................... 6

2. Peran Masyarakat ........................................................................ 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8

 Kesimpulan ............................................................................................ 8

 Saran ...................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa ini, kemajuan Ilmu pengetahuan dan Ilmu teknologi sangat pesat sehingga
memudahkan masyarakat dalam mengakses segala hal salah satunya informasi. Seiring
perkembangannya, kemajuan teknologi ini tidak hanya memberikan dampak positif
tetapi juga memberikan dampak negatif. Dalam mengakses informasi saat ini,
penyampaian akan informasi sangat mudah dan cepat. Dimana seseorang dengan sangat
mudah memproduksi informasi dan membagikannya lewat media sosial seperti :
Facebook, Twitter, Instagram, Google, Youtube ataupun pesan genggam seperti
WhatsApp, LINE, dan lain sebagainya yang tidak dapat disaring dengan baik.

Media sosial merupakan media bersifat Online Tools yang memfasilitasi interaksi
antar penggunanya dengan cara pertukaran informasi, pendapat dan permintaan. Melalui
media sosial dan alat elektronik seperti Smartphone, informasi yang dikeluarkan oleh
perseorangan maupun badan usaha sangat mudah tersebar dan dibaca oleh banyak orang.
Informasi yang telah dibaca dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran bahkan
tindakan baik individu maupun kelompok. Sangat disayangkan apabila media sosial
digunakan untuk memperoleh dan memberikan informasi yang tidak akurat apalagi
sampai menjadikan media sosial sebagai alat penyebaran berita bohong (hoax) dengan
menggunakan judul yang sangat memprovokasi untuk mengarahkan para pembaca
kepada opini publik yang negatif.Opini negatif tersebut seperti cacian, makian, fitnah,
penyebar kebencian dan lainsebagainya yang membuat sebagian orang takut serta merasa
terancam.

B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan hoax?

b) Bagaimana penyebaran hoax melalui media sosial?

c) Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi hoax melalui media
sosial?

C. Tujuan
a) Untuk mengetahui apa itu hoax.

b) Untuk mengetahui penyebaran hoax melalui media sosialc.

c) Untuk mendiskripsikan peran pemerintah dan masyarakat dalam menyikapihoax


melalui media sosial

4
BAB II

PEMBAHASAN

 Pengertian Hoax

Istilah hoax sudah dipakai sejak abad ke-7. Pada saat itu, istilah hoax
digunakan dalam wilayah kritik seni yang dikenal sebagai“satir art hoax”. Seiring
berjalannya waktu, satir art hoax berubah menjadi satir hoax lalu terpisah menjadi
satir dan hoax.

Hoax dalam Kamus Oxford (2017) diartikan sebagai suatu bentuk penipuan
yang bermaksud untuk membuat kekacauan. Hoax dalam Bahasa Indonesia berarti
berita bohong, kabar burung, informasi palsu atau kabar dusta. Sedangkan menurut
kamus Bahasa Inggris, hoax berarti olok-olok,cerita bohong dan memperdayakan atau
tipuan.Dengan demikian, secara umum definisi hoax adalah berita bohong yang
dibuat dengan tujuan mengolok-olok maupun menipu individu atau kelompok.

Hoax atau berita bohong sengaja diciptakan untuk menipu banyak orang
dengan cara memanipulasi data dan menutupi fakta yang ada. Hoax bersifat
menghasut karena dalam cerita bohong tersebut telah di rekayasa sedemikian rupa
sehingga seolah-olah berita bohong tersebut seperti kenyataan.Ada beberapa ciri-ciri
yang bisa dijadikan cara untuk mengidentifikasi suatu berita bohong antara lain:

1) Sumber beritanya berasal dari sumber yang tidak bisa dipercaya, sehingga
tidak ada tautan ke sumber resmi.

2) Isi berita tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3) Gambar, foto atau video merupakan hasil rekayasa atau editan.

4) Mengandung kalimat yang provokatif, sehingga mudah mempengaruhi


pembacanya.

5) Biasanya mengandung unsur politis dan SARA.

 Penyebaran Hoax Melalui Media Sosial

Penyebaran berita hoax dapat dilakukan dimanapun, melalui media apapun,


dan oleh siapapun. Salah satu alat penyebaran berita hoax yang sedang marak saat ini
adalah media sosial. Media sosial dapat dengan mudah di akses melalui telepon
genggam atau telepon pintar (smartphone). Bukan hanya masyarakat Indonesia saja,
hampir masyarakat dunia saat ini memiliki akun media sosial nya masing-masing.
Beberapa media social yang menjadi sasaran empuk penyebaran berita hoax yaitu
Facebook, Instagram, WhatsApp bahkanYoutube.

5
Mengingat media sosial adalah media yang paling banyak digunakan sehingga
peluang penyebaran berita bohong atau hoax semakin meningkat. Persoalan lainnya
yang menyebabkan penyebaran berita hoax semakin sulit di kendalikan adalah
kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung ingin cepat berbagi informasi di
dunia nyata maupun dunia maya tanpa memperhatikan sumber berita sehingga enggan
untuk mengecek ulang sumber berita yang pertama kali membuat atau menyebarkan
berita tersebut. Karena kebiasaan inilah yang menjadikan seseorang langsung percaya
tanpa memedulikan kebenarannya dan secara tergesa-gesa membagikan berita atau
informasi tersebut kepada pengguna media social lainnya.
Salah satu contoh berita bohong/hoax yang paling sering terjad imelalui media
sosial adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang
berbeda dengan barang atau kejadian yang sebenarnya. Baru-baru ini kasus hoax
melalui media sosial yang paling menggemparkan khususnya bagi masyarakat
Indonesia adalah kasus hoax yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet. Kasus ini bermula
ketika Ratna Sarumpaet mengunggah foto wajahnya yang memar di akun Instagram
miliknya dengan keterangan Ratna telah di keroyok segerombolan orang yang tak
dikenal. Ratna Sarumpaet merupakan salah satu anggota tim sukses pasangan capres
dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Oleh karena itu, kasus ini dianggap
cukup menarik dan menuai banyak kontroversi karena politisi Prabowo Subianto yang
seyogyanya capres Republik Indonesia membenarkan pernyataan yang telah dibuat
oleh Ratna Sarumpaet sehingga menimbulkan kritik dan fitnah yang menunjuk kepada
pihak tertentu.
Kasus ini tidak memerlukan waktu yang lama untuk tersebar dimedia sosial
dan banyak yang me-repost (mengunggah ulang) melalui media sosial lainnya seperti
Facebook, Twitter, Google, Youtubendan lain sebagainya. Hal ini menjadi contoh
bahwa dengan mudahnya berita hoax menyebar melalui media sosial. Selain
pengguna media sosial yang banyak, fitur membagi berita tersebut sangatlah mudah.
Setelah kasus ini ditangani oleh pihak yang berwenang, Ratna mengaku ia
melakukan hal tersebut demi untuk menutupi rasa malunya pasca gagal operasi sedot
lemak di wajahnya. Tanpa mencari tahu kebenarannya, akibatnya banyak orang yang
merasa tertipu ketika sudah mengetahui apa yang telah terjadi sebenarnya.

 Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menanggapi Hoax Melalui Media


Sosial

1. Peran Pemerintah
Fenomena hoax di media sosial yang semakin merajalela membuat
pemerintah mengambil langkah tegas dengan menerbitkan UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang diperbarui

6
dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No.11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). UU ITE dalam pasal-
pasalnya mencakup aturan dan larangan apa saja yang harus dipatuhi
masyarakat dalam menggunakan media sosial seperti cara berinteraksi di
media sosial, mengatur apa yang boleh diposting ataupun dilarang untuk di
tampilkan di media sosial dan lain sebagainya agar tidak merugikan pihak
manapun.
Pelaku penyebar berita palsu bisa dijerat dengan pasal-pasal lain terkait
yakni pasal 311 dan 378 KUHP, Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang No.
40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskiriminasi Ras dan Etnis, serta para
pelaku penyebaran berita palsu juga dikenakan pasal terkait ujaran kebencian
(hate speech). dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang berbunyi:
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik”
Adapun ancaman pidana bagi mereka yang memenuhi unsur dalam
Pasal 27 ayat (3) adalah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 1 miliar. Selain itu, pemerintah telah
membentuk satgas (satuan tugas) anti hoax yang diharapkan terus melakukan
verifikasi atau akreditasi terhadap media maupun para penyedia berita melalui
televisi, koran, media online, termasuk melakukan akreditasi dan indepedensi
terhadap para wartawan yang menyajikan informasi, menutup situs-situs yang
menyebarkan berita hoax dan terus melakukan sosialisasi yang berkaitan
dengan hoax serta menerapkan UU ITE.
2. Peran Masyarakat
Hoax sendiri telah menimbulkan keresahan dan membuat sebagian
masyarakat merasa terancam bahkan dapat memecah belah persatuan bangsa.
Solusi agar tidak mudah terpengaruh oleh berita hoax tersebut adalah
membangun daya pikir masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh hoax
yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, berpikiran kritis dalam menerima
sebuah berita atau informasi, tidak menelan mentah-mentahsebuah berita atau
informasi dengan melakukan pengecekan ulang sumber berita atau informasi
yang didapat, serta tidak berlebihan dalam menanggapi sebuah berita dengan
cara ini masyarakat diharapkan bisa mengambil peran dalam rangka
menyikapi berita hoax melalui media sosial.

7
BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN
Hoax merupakan sebuah berita bohong yang dibuat dengan tujuan mengolok-
olok maupun menipu individu atau kelompok. Hoax disebarkan pada umumnya
bertujuan untuk bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black
campaign), promosi dengan penipuan, membuat dan menggiring opini publik yang
negatif seperti fitnah, kritik tajam, penyebar kebencian dan lainnya. Penyebaran berita
hoaxdapat dilakukan dimanapun, melalui media apapun, dan oleh siapapun.Salah satu
alat penyebaran berita hoax yang sedang marak saat ini adalah media sosial. Media
sosial dapat dengan mudah di akses melalui telepon gengam atau telepon pintar
(smartphone).
Hoax juga sangat memengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan
adanya berita hoax Ratna Sarumpaet ini dapat menimbulkan sebagian masyarakat
geram dan emosi sehingga memunculkan opini negative seperti fitnah, kritik tajam,
ancaman, dan lain sebagainya yang menunjuk pihak tertentu sehingga mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa.
Peran pemerintah dan masyarakat dalam menanggapi adanya berita hoax di
media sosial juga sangat penting. Pemerintah telah mengambil langkah tegas dengan
menerbitkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE) yang diperbarui dengan UU No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No.
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Masyarakat juga
jangan mudah terpengaruh dengan adanya berita yang belum tentu kebenarannya
dengan cara tidak menelan mentah-mentah informasi yang didapatkan dan harus
mencari tahu dari mana sumber informasi yang didapatkan.
 SARAN
Dalam kehidupan yang serba teknologi ini, berita hoax semakin marak dari
tahun ke tahun, maka dari itu masyarakat diimbau untuk tidak langsung percaya
begitu saja terhadap suatu berita. Masyarakat harus mengenali ciri-ciri berita hoax,
sehingga tidak mudah untuk dipengaruhioleh berita yang belum jelas kebenarannya.
Mempunyai smartphone seharusnya bisa menjadikan smartpeople juga.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38096686/MAKALAH_PENGARUH_BERITA_BOHONG_HO
AX_MELALUI_MEDIA_SOSIAL?auto=download

Anda mungkin juga menyukai