Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) UNTUK MENINGKATKAN

FUNGSI KOGNITIF LANSIA


DI UPTD. PSTW. NIRWANA PURI SAMARINDA

Komunitas merupakan salah satu area didalam pelayanan kesehatan,


sehingga dapat diberikan pelayanan keperawatan. Ditujukkan kepada sekolah,
keluarga, masyarakat dan kelompok. Sasaran kesehatan komunitas kelompok
adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan baik yang terkait dalam suatu institusi meliputi, posyandu, kelompok
balita, ibu hamil, lansia, penderita penyakit tertentu, dan pekerja informal.
Kelompok masyarakat khusus yang terkait dalam suatu institusi meliputi sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti wredha, rutan, dan lapas (Efendi & Makhfudli,
2009, hlm.8).
Panti wredha menurut Departemen Sosial RI merupakan sebuah tempat
ntuk penampungan lansia dan jompo terlantar dengan memberikan pelayanan
sehingga mereka merasa aman, tentram dengan tiada perasaan gelisah maupun
khawatir dalam mengahadapi usia lanjut(Setyaningsih, 1999, dalam Chandra,
2012, ¶19).
Lansia atau lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang.
Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak
anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik
dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Azizah, 2011,
hlm.1). Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan
melalui tiga tahap yaitu, kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan,
dan keterhambatan yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Salah satu sistim tubuh yang mengalami kemunduran adalah sistim kognitif atau
intelektual yang sering disebut dimensia (Maharyani, 2010, hlm.21).
Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi terutama ilmu kedokteran,
promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan
meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy). Hal ini
menyebabkan jumlah lansia menjadi bertambah dan ada kecenderungan akan
meningkat dengan cepat (Nugroho, 1995 dalam Azizah, 2011, hlm.65).
Meningkatnya populasi lansia di Indonesia, membuat berbagai masalah kesehatan
dan penyakit yang khas terdapat pada lansia ikut meningkat. Salah satu masalah
yang akan banyak dihadapi adalah gangguan kognitif yang bermanifestasi secara
akut berupa konfusio dan kronis berupa dimensia (Darmojo & Hadi, 2010,
hlm.218).
Data dari World Alzheimer’s Report tahun 2013 memprediksi bahwa
jumlah lansia dengan dimensia akan meningkat dari 101 juta menjadi 277 juta
dalam 2050, hampir tiga kali lipat. Hampir setengahnya hidup dengan penyakit
alzheimer atau jenis demensia lainnya, yang secara cepat akan menjadi krisis
kesehatan global. Di Indonesia diperkirakan sekitar satu juta orang menderita
Alzheimer (Alzheimer’s Disease International, 2013, hlm.1). Dimensia
merupakan penyebab kematian ke-4 setelah penyakit jantung, kanker dan stroke.
Sampai saat ini diperkirakan ada 30 juta penduduk dunia yang mengalami
dimensia dengan berbagai sebab seperti karena penyakit, trauma, obat obatan, dan
depresi. Sedangkan di Indonesia 15% dari jumlah penduduk lansianya mengalami
dimensia (Santoso, 2002 dalam Maharyani, 2010, hlm.21).

No. Peneliti Judul Penelitian Hasil


1. Abdul Wakhid, Elis Pengaruh Senam Otak Hasil analisis data
Hartati, Mamat (Brain Gym) Terhadap diperoleh kesimpulan
Supriyono Fungsi Kognitif Lansia bahwa terdapat
Dengan Dimensia Di perbedaan yang
Unit Pelayanan Sosial signifikan antara fungsi
Lanjut Usia Wening kognitif sebelum dan
Wardoyo Ungaran sesudah dilakukan
senam otak dengan p
value= 0,0001 lebih
kecil dari α (0,05),
maka hipotesis diterima
artinya terdapat
pengaruh senam otak
(Brain Gym) terhadap
fungsi kognitif lansia
dengan dimensia di
Unit Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Wening
Wardoyo Ungaran.
2. Agus martini1, Agus Pengaruh Senam Otak Rerata skor fungsi
Fitriangga, Faisal Terhadap Perubahan kognitif sebelum dan
Kholid Fahdi Daya Ingat (Fungsi sesudah dilakukan
Kognitif) Pada Lansia senam otak adalah
Di Panti Sosial Tresna 15,038 (pretest), 19,92
Werdha Mulia Dharma (Posttest 1), 21,73
Kubu Raya (Posttest 2), 24,12
(Posttest 3), 26,04
(Posttest 4). Terdapat
peningkatan bermakna
skor fungsi kognitif
antara sebelum dan
sesudah senam otak
(p<0,05).

3. Bungawali Abduh, The Effectiveness of Temuan penelitian


Mohd Mokhtar Brain Gym and Brain menunjukkan
Tahar Training Intervention peningkatan yang
on Working Memory signifikan dari fungsi
Performance of Student memori kerja untuk
with Learning kedua kelompok
Disability intervensi. Temuan ini
juga menunjukkan
meningkatan yang
signifikan untuk
keterampilan Memori
Span Digit dan Memori
Spasial di antara peserta
dalam kelompok
intervensi. Studi ini
memberikan alternatif
bagi orang tua, guru,
dan administrasi
sekolah untuk
memberikan stimulus
pembelajaran yang
sesuai yang dapat
memenuhi kebutuhan
siswa di sekolah dan di
rumah.

Senam otak atau lebih dikenal dengan Brain Gym sebenarnya adalah
serangkaian gerakan sederhana yang dilakukan untuk merangsang kerja dan
fungsi otak secara maksimal (Gunadi, 2009, hlm.24 ). Senam otak diharapkan
lansia dimensia yang mengalami penurunan fungsi kognitif dapat meningkat,
lebih bersemangat serta meningkatkan konsentrasi (Dennison dalam Anton, 2010,
hlm.19). Prinsip senam otak adalah mengaktifkan 3 dimensi otak, dimensi
pemusatan dapat meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan penerimaan
oksigen sehingga dapat membersihkan otak, dimensi lateralis akan menstimulasi
koordinasi kedua belahan otak yaitu otak kiri dan otak kanan (memperbaiki
pernapasan, stamina, melepaskan ketegangan dan mengurangi kelelahan) dimensi
pemfokusan untuk membantu melepaskan hambatan fokus dari otak
(memperbaiki kurang perhatian kurang konsentrasi) (Dennison dalam Anton,
2010, hlm.20).
Berdasarkan uraian diatas maka dipandang perlu untuk menerapkan senam
otak untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia di UPTD. PSTW. Nirwana Puri
Samarinda.
LITERATURE REVIEW

Ekstraksi Data Jurnal (Critical Appraisal)

Hasil Temuan/ Komentar Reviewer (Kekuatan dan


No. Peneliti Judul Metode
Kesimpulan Peneliti Keterbatasan Penelitian)
1. Abdul Wakhid, Pengaruh Senam Otak Jenis dan Desain: Hasil analisis data Kekuatan:
Elis Hartati, (Brain Gym) Terhadap Penelitian ini menggunakan diperoleh kesimpulan Literature memaparkan secara jelas
Mamat Fungsi Kognitif Lansia metode penelitian quasy bahwa terdapat perbedaan terkait latar belakang, tujuan, metode,
Supriyono Dengan Dimensia Di eksperiment design. Dalam yang signifikan antara hasil dan pembahasan penelitian.
Unit Pelayanan Sosial penelitian ini menggunakan fungsi kognitif sebelum
Lanjut Usia Wening desain penelitian pre-test and dan sesudah dilakukan
Wardoyo Ungaran post test design, dimana senam otak dengan p
rancangan ini tidak memakai value= 0,0001 lebih kecil
kelompok kontrol, kemudian dari α (0,05), maka
dilakukan pre test pada hipotesis diterima artinya
kelompok tersebut, di ikuti terdapat pengaruh senam
dengan intervensi pada otak (Brain Gym)
masing-masing kelompok dan terhadap fungsi kognitif
diakhiri dengan melakukan lansia dengan dimensia di
post test pada masing-masing Unit Pelayanan Sosial
kelompok setelah beberapa Lanjut Usia Wening
waktu pemberian intervensi. Wardoyo Ungaran.

Sampel:
Teknik pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling.
Hasil Temuan/ Komentar Reviewer (Kekuatan dan
No. Peneliti Judul Metode
Kesimpulan Peneliti Keterbatasan Penelitian)
Jumlah sampel yang diperoleh
dalam penelitian ini sebanyak
32 responden.

Analisa Data:
Berdasarkan uji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk
menunjukkan hasil bahwa data
berdistribusi tidak normal
dengan nilai p≤0,05 maka uji
analisanya menggunakan
Wilcoxon.
2. Agus martini1, Pengaruh Senam Otak Jenis dan Desain: Pengaruh Senam Otak
Agus Fitriangga, Terhadap Perubahan quasy experiment dengan time Terhadap Perubahan Daya
Faisal Kholid Daya Ingat (Fungsi series design Ingat (Fungsi Kognitif)
Fahdi Kognitif) Pada Lansia Pada Lansia Di Panti
Di Panti Sosial Tresna Sampel: Sosial Tresna Werdha
Werdha Mulia Dharma Sampel penelitian berjumlah Mulia Dharma Kubu Raya
Kubu Raya 26 orang responden. Metode
pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive
sampling.

Analisa Data:
Hasil Temuan/ Komentar Reviewer (Kekuatan dan
No. Peneliti Judul Metode
Kesimpulan Peneliti Keterbatasan Penelitian)
Analisia statistik yang
digunakan
melalui dua tahapan yaitu
analisa univariat
dan analisa bivariat. Adapun
analisa
bivariat yang digunakan
adalah uji
Repeated ANOVA
3. Bungawali The Effectiveness of Jenis dan Desain: Temuan penelitian
Abduh, Mohd Brain Gym and Brain Desain kuasi-eksperimental menunjukkan peningkatan
Mokhtar Tahar Training Intervention yang signifikan dari
on Working Memory Sampel: fungsi memori kerja untuk
Performance of purposive sampling dengan kedua kelompok
Student with Learning jumlah sampel sebanyak 15 intervensi. Temuan ini
Disability siswa juga menunjukkan
meningkatan yang
Analisa Data: signifikan untuk
Analisis data dilakukan keterampilan Memori
dengan menggunakan IBM Span Digit dan Memori
SPSS Statistics 22 dengan P Spasial di antara peserta
<0,05 sebagai nilai yang dalam kelompok
signifikan. Data dari studi intervensi. Studi ini
percontohan diuji dengan memberikan alternatif
menggunakan Rank bagi orang tua, guru, dan
Spearman-order korelasi administrasi sekolah
Hasil Temuan/ Komentar Reviewer (Kekuatan dan
No. Peneliti Judul Metode
Kesimpulan Peneliti Keterbatasan Penelitian)
untuk mengetahui hubungan untuk memberikan
skor yang diperoleh sebelum stimulus pembelajaran
dan setelah intervensi. The yang sesuai yang dapat
Rank Spearman-order analisis memenuhi kebutuhan
korelasi pada nilai kerja siswa di sekolah dan di
kinerja memori sebelum dan rumah.
sesudah intervensi
menggambarkan hubungan
yang kuat dan positif dengan
nilai signifikan (r = 0,817, P =
0,000). Analisis Wilcoxon
cocok-Pasangan Signed Rank
Test digunakan untuk melihat
perbedaan skor bekerja kinerja
memori sebelum dan sesudah
program intervensi untuk
ketiga kelompok.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SENAM OTAK PADA LANSIA

No. Prosedur tetap Tanggal dikeluarkan : 08 Maret 2018


1. Pengertian Senam otak adalah serangkaian latihan
gerakan tubuh sederhana yang dilakukan
untukmerangsang otak kiri dan kanan
(dimensilateralis), meringankan atau
merelaksasi bagiandepan dan belakang otak
(dimensi pemfokusan),serta merangsang
sistem yang terkait denganperasaan atau
emosi, yaitu otak tengah (limbik)dan otak
besar (dimensi pemusatan).
2. Tujuan a. Meningkatkan kemampuan membaca,
mengeja
b. Mencegah kepikunan
c. Meningkatkan konsetrasi dan memori
d. Memberikan rasa tenang dan nyaman
e. Mengurangi stress
3. Persiapan pasien a. Posisi rileks
b. Memakai celana yang tidak
ketat/longgar
c. Dilakukan sesuai tahapan.
4. Cara kerja a. Gerakan silang
Menggerakkan tangan kanan bersamaan
dengan kaki kiri dan kaki kiri dengan tangan
kanan. Bergerak ke depan, ke samping, ke
belakang, atau jalan di tempat. Untuk
menyeberang garis tengah sebaiknya tangan
menyentuh lutut yang berlawanan.

b. Gerakan angka 8 tidur

Gerakan dengan membuat angka delapan tidur


di udara, tangan mengepal dan jari jempol ke
atas, dimulai dengan menggerakkan kepalan
ke sebelah kiri atas dan membentuk angka
delapan tidur. Diikuti dengan gerakan mata
melihat ke ujung jari jempol. Buatlah angka 8
tidur 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3
kali dengan kedua tangan

c. Gerakan mengaktifkan tangan

Luruskan satu tangan ke atas, tangan yang


lain ke samping kuping memegang tangan
yang ke atas. Buang napas pelan, sementara
otot-otot diaktifkan dengan mendorong tangan
keempat jurusan (depan, belakang, dalam dan
luar), sementara tangan yang satu menahan
dorongan tsb.
d. Gerakan duduk dengan tangan
masing-masing di paha

Ambil posisi duduk kemudian letakkan kedua


telapak tangan di atas paha. Kepalkan telapak
tangan kanan dan lakukan gerakan memukul
paha. Secara bersamaan, biarkan telapak
tangan kiri menghadap ke paha dan lakukan
gerakan maju mundur seperti mengelus.
Lakukan bergantian, semakin lama semakin
cepat.
e. Gerakan dua tangan di depan dada

Tangan kiri telapak membuka (jari-jari


keatas), tangan kanan membentuk pistol (ibu
jari keatas dan jari tunjuk menunjuk kearah
telapak tangan kiri) Lakukan gerakan jari
tunjuk di sentuhkan ke telapak tangan kiri,
lalu dilanjutkan dengan pergantian tangan kiri
sebagai pistol dan tangan kanan sebagai target
tembak, sentuhkan ujung telunjuk kiri tersebut
ke telapak kanan, begitu seterusnya usahakan
semakin cepat.

Anda mungkin juga menyukai