Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMERIKSAAN


TANDA-TANDA VITAL (VITAL SIGN)
PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RUANG ASTER
RSUD dr.DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Disusun Oleh :

AN’RIADY ANNAS,S.Kep,.Ns
NIP. 19901002 201903 1 012
Nomor Peserta : 283/ Peldas-CPNS.III/I/19

COACH :

RUSTAM EFFENDIE, S.T., M.Si


Widyaiswara Ahli Madya

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I KELAS H

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2019
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang


telahmelimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMERIKSAAN TANDA-TANDA
VITAL(Vital Sign) PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr.
DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan Aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III Angkatan I Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019.
Dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini, penulis telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan Laporan Aktualisasi ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak H. Sugianto Sabran selaku Gubernur Kalimantan Tengah
2. Ibu Sri Widanarni, S.IP, M.Si selaku Kepala BPSDM Provinsi Kalimantan
Tengah
3. Bapak Indra Wiratama, S.STP.,M.AP selaku Penguji yang memberikan
masukan dan saran kepada penulis dalam menyusun kegiatan
aktualisasi.
4. Bapak Rustam Effendie, S.T.,M.Si selaku Coach telah banyak
membimbing dan memberi arahan kepada penulis dengan penuh
perhatian dan kesabaran.
5. Ibu Agustina Nugrahini, S.Kep.,Ns.,M.Si selaku Mentor yang telah
banyak membimbing dan memberi arahan kepada penulis dengan penuh
perhatian dan kesabaran.
6. Segenap Widyaiswara yang telah memberikan ilmu yang berguna
selama menjalani Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

iii
7. Bapak Berry Pasti, S.STP.,M.Si dan Bapak Arief Rachman, S.STP
selaku tim pengasuh peserta didik pelatihan dasarCPNS Golongan III
angkatan IKelas H yang telah membimbing kami selama menjalani
Latsar ini.
8. Kedua orang tua saya, yang saya dedikasikan kepada ayahanda saya
yang telah berpulang ke rahmatullah, Bapak Sapransyah(alm) dan Ibu
Umi Susana yang selalu mendoakan saya dan mendukung saya baik
secara materil dan finansial.
9. Istri saya Umynia Wijayanti, anak pertama saya Raffa Arzhanka
Syahreza dan anak kedua saya Rafifa Adreena Sadiya yang selalu
mendoakan dan mendukung serta menemani langkah saya selama ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan kelompok Latsar CPNS T.A 2019 Golongan
III Angkatan I Kelas H.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan
Aktualisasi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini


masih terdapat kekurangan sehingga diharapkan adanya masukan dan
saran membangun yang dapat meningkatkan kualitas laporan ini.
Semoga laporan ini juga dapat bermanfaat secara khusus bagi RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dan secara umum bagi Provinsi
Kalimantan Tengah.

Palangka Raya, 4 Juli 2019

Penulis,

An’Riady Annas, S.Kep.,Ns

iv
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan ......................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................................ v
Daftar Tabel ....................................................................................... vi
Daftar Lampiran ................................................................................. viii
Daftar Singkatan Istilah Umum ......................................................... ix
Daftar Singkatan Istilah Medis .......................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Tujuan Aktualisasi ...................................................................... 4
1.3. Manfaat ..................................................................................... 5
1.4. Ruang Lingkup .......................................................................... 6

BAB II GAMBARAN UMUM


2.1. Profil Tempat Penugasan .......................................................... 7
2.2. Visi dan Misi Organisasi ............................................................ 27
2.3. Penugasan dari Pimpinan .......................................................... 31
2.4. Kegiatan Inisiatif Sendiri ............................................................ 31

BAB III RENCANA AKTUALISASI


3.1. Substansi Mata Pelatihan Nilai-nilai Dasar PNS (ANEKA)
dan Substansi Mata Pelatihan Kedudukan dan Peran PNS ....... 32
3.2. Rencana Kegiatan Aktualisasi ................................................... 44
3.3. Jadwal Kegiatan ........................................................................ 58

BAB IV AKTUALISASI NILAI DASAR ASN


4.1. Kegiatan Aktualisasi (Capaian) ................................................... 59
4.2. Analisis Dampak ........................................................................ 68
4.3. Rencana Dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan .......................... 69
4.4. Makna Penerapan Nilai-Nilai Dasar ASN .................................... 70

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 73
5.2. Saran ......................................................................................... 74
5.3. Rencana Aksi Inovasi Pasca Pelatihan Dasar ............................ 75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Layanan Unggulan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 10
Tabel 2.2. Jenis dan Jumlah Tenaga Dokter Spesialis/Subspesialis
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018 ....................... 10
Tabel 2.3. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya 2018 ............................................................ 11
Tabel 2.4. Data Pegawai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya .......... 12
Tabel 2.5. Jenis dan Kapasitas Genset RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya .................................................................... 14
Tabel 2.6. Bangunan/Gedung di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya . 15
Tabel 2.7. Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan RSUD dr.Doris Sylvanus
Palangka Raya .................................................................... 17
Tabel 2.8. 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018 ....................... 18
Tabel 2.9. Jumlah Tempat Tidur (TT) Rawat Inap
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018 ....................... 19
Tabel 2.10.10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018 ....................... 19
Tabel 2.11.10 Besar Kematian Pasien Rawat Inap
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018 ....................... 20
Tabel 2.12. 10 Besar Penyakit Pasien IGD
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018 ....................... 21
Tabel 2.13. 10 Besar Kematian Pasien IGD
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018 ....................... 22
Tabel 2.14. Arti Logo RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ................. 29
Tabel 3.1. Analisis Isu ........................................................................ 45
Tabel 3.2. Rancangan Aktualisasi Kegiatan (1)
Melakukan konsultasi dengan Mentor dan Kepala
ruangan untuk mengoptimalkan komunikasi
efektif dalam pemeriksaan tanda-tanda vital ...................... 47
Tabel 3.3. Rancangan Aktualisasi Kegiatan (2)
Melakukan sosialisasi kepada tim perawat dan
langkah aktualisasi............................................................... 49
Tabel 3.4. Rancangan Aktualisasi Kegiatan (3)
Melakukan komunikasi efektif pada tahap orientasi ........... 51
Tabel 3.5. Rancangan Aktualisasi Kegiatan (4)
Melakukan komunikasi efektif pada tahap kerja ................. 52
Tabel 3.6. Rancangan Aktualisasi Kegiatan (5)
Melakukan komunikasi efektif pada tahap terminasi .......... 54
Tabel 3.7. Rancangan Aktualisasi Kegiatan (6)
Merancang dan menyusun SPO Komunikasi efektif PPA
pada pasien saat pemeriksaan tanda-tanda vital ............... 56
Tabel 3.8. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ............................ 58
Tabel 4.1. Konsultasi dengan Mentor dan Kepala ruangan ................ 60
Tabel 4.2. Melakukan sosialisasi kepada tim perawat dan
langkah aktualisasi ............................................................ 61
Tabel 4.3. Melakukan komunikasi efektif pada tahap orientasi ........... 63
Tabel 4.4. Melakukan komunikasi efektif pada tahap kerja ................. 64

vi
Tabel 4.5. Melakukan komunikasi efektif pada tahap terminasi .......... 65
Tabel 4.6. Merancang dan menyusun SPO Komunikasi efektif PPA
pada pasien saat pemeriksaan tanda-tanda vital ............... 67
Tabel 4.7. Analisis Dampak Kegiatan ................................................. 68
Tabel 4.8. Rencana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan.................. 69

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Konsultasi
2. Surat Orientasi Tenaga Keperawatan
3. Surat Persetujuan Untuk Difoto dan Dipublikasikan
4. Sasaran Kinerja Pegawai
5. SPO Komunikasi Efektif
6. Dokumentasi Kegiatan Aktualisasi

viii
DAFTAR SINGKATAN

ISTILAH UMUM

ANEKA : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi


ASN : Aparatur Sipil Negara
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
BPSDM : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
BUMD : Badan Usaha Milik Daerah
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil
LAN : Lembaga Administrasi Negara
LATSAR : Latihan Dasar
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PPK : Pola Pengelolaan Keuangan
Rg : Ruangan
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SDM : Sumber Daya Manusia
SKP : Sasaran Kinerja Pegawai

ix
DAFTAR SINGKATAN

ISTILAH MEDIS

ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome


BTA : Bakteri Tahan Asam
CKD : Chronic Kidney Disease
COB : Cedera Otak Berat
COS : Cedera Otak Sedang
CVA : Cerebro Vascular Accident
DOA : Death On Arrival
ECCE : Extra Capsular Cataract Extraction
HCU : High Care Unit
HD : Hemodialisa
HSG : Histerosalpingografi
IBS : Instalasi Bedah Sentral
ICCU : Intensive Coronary Care Unit
ICH : Intra Cerebral Hemorrhage
ICU : Intensive Care Unit
ICVCU : Intensive CardioVasculer Care Unit
IGD : Instalasi Gawat Darurat
IKR : Instalasi Kesehatan Reproduksi
IOL : Intra Ocular Lens
IPAL : Instalasi Pengolah Air Limbah
IVP : Intra Venous Pielografi
KPRS : Keselamatan Pasien Rumah Sakit
MCU : Medical Cek Up
NICU : Neonate Intensive Care Unit
ORIF : Open Reduction Interna Fixation
ODC : One Day Care
OMD : Oesofagus Maag Duodenum
TB : Tuberkulosis
PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
SBAR : Situation, Background, Assesment, Recommendation
SH : Stroke Hemorragic
SNH : Stroke Non Hemorragic
SPO : Standar Prosedur Operasional
TB : Tuberkulosis
THT : Telinga, Hidung dan Tenggorokan
TT : Tempat Tidur
USG : Ultrasonografi
USG : Urgency, Seriousness, Growth
VCT : Voluntary Counseling and Testing
WOG : Whole of Government
YDT : Yang Dengan Trauma
YTT : Yang Tidak Trauma

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita mengetahui tujuan Negara Indonesia tercantum didalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Indonesia 1945 alinea keempat yang

berbunyi, “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan

Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,

maka disusunlah kemerdekaan, Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

Undang-Undang Dasar Negara Republik indonesia yang berkedaulatan

rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan

yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang Dipimpin

oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta

dengan Mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Cita-Cita Negara mempertahankan apa yang telah menjadi tujuan

Negara Indonesia. Namun demikian, Negara Indonesia telah berhasil meraih

cita-cita Bangsa Indonesia yang luhur dan mulia. Cita-cita Bangsa Indonesia

ini tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea kedua

yang berbunyi, “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah

sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa

mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan

Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

Kemerdekaan telah menjadi milik Bangsa dan Negara Indonesia, namun

1
kemerdekaan saja tidaklah cukup karena sudah merupakan tugas bagi

generasi penerus bangsa untuk mengisi kemerdekaan tersebut dengan hal-

hal yang positif dan bermanfaat agar Negara Indonesia semakin maju,

berkembang, serta mampu bersaing dengan negara-negara lain di kancah

internasional.

Sedangkan Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai

negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja

pada instansi pemerintah.Undang-undang No 5 Tahun 2014 mengatur

tentang Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)

mengatakan PNS adalah profesi dalam instansi pemerintahan yang

mempunyai peranan penting dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum

pemerintahan dan pembangunan. Sesuai UU No 5 tahun 2014 pasal 10

bahwa fungsi ASN yang terbagi atas 3 jenis yaitu pelaksana kebijakan publik,

pelayan publik dan perekat bangsa, sehingga untuk menciptakan PNS yang

professional perlu dilaksanakan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

(Latsar CPNS).

Latihan Dasar yang dilakukan untuk membentuk PNS professional

tersebut dilakukan melalui Pendidikan dan pelatihan dalam dan luar

ruangan, klasikal dan non klasikal. Pelatihan Luar Ruangan atau di lapangan

dilakukan untuk memberikan materi Bela Negara dan Kunjungan Lapangan

sehinggga membentuk karakter PNS yang disiplin dan berwawasan luas.

Pelatihan Dalam Ruangan meliputi pemberian materi dengan memasukkan

model Pendidikan berkelompok dengan materi-materi inti pembentuk PNS

Profesional yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Pubik, Komitmen Mutu,

dan Anti Korupsi (ANEKA) dan diberikan materi pendukung manajemen

2
organisasi seperti Whole of Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan

Publik.

Materi-materi tersebut diajarkan kepada peserta Latsar dengan model

Klasikal di dalam kelas dengan harapan dapat diaktualisasikan selama

peserta menjadi abdi negara, namun untuk menilai pengamalan nilai-nilai

dasar ANEKA tersebut peserta Latsar akan menjalani Pendidikan non

klasikal yaitu kembali ke instansi kerja masing-masing dengan rancangan

aktualisasi inti-inti dasar nilai ANEKA sehingga diharapkan nilai-nilai dasar

tersebut mampu diimplemetasikan secara permanen demi membentuk PNS

yang professional.

Ada 6 (enam) rangkaian kegiatan pembelajaran aktualisasi yang harus

dilaksanakan oleh setiap peserta Latsar, yaitu:

1. Merancang aktualisasi nilai dasar profesi PNS

2. Mempresentasikan rancangan aktualisasi

3. Mengaktualisasikan nilai dasar di tempat tugas atau tempat magang

4. Melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar

5. Mempresentasikan laporan aktualisasi, dan

6. Menyusun rencana aksi penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar

profesi PNS.

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah Rumah Sakit Kelas B

Pendidikan, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan di

Kalimantan Tengah. RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya memiliki

motto yaitu “Bajenta Bajorah” yang artinya memberikan pelayanan dan

pertolongan kepada semua orang dengan baik, ramah tamah, tulus hati, dan

kasih sayang. Tujuan dari RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah

3
menjadi Rumah Sakit pendidikan unggulan di Kalimantan dalam pelayanan

medis khususnya bidang Kebidanan dan Kandungan serta dalam bidang

service excellence.

Isu yang ada di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya khususnya di

ruang perawatan aster, yaitu ruang penyakit dalam pria adalah kurang

optimalnya komunikasi efektif yang dilakukan oleh perawat kepada pasien

dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya pemeriksaan tanda-tanda

vital. Sebagai garis terdepan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada

pasien, perawat dituntut mampu berkomunikasi dengan efektif kepada

pasien dalam menjalankan tugasnya. Sehingga perawat dapat

berkomunikasi dengan pasien secara santun, berempati, beretika, mengerti

kondisi emosi pasien serta waktu yang tepat saat berinteraksi dengan pasien

sehingga tercapainya peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi

pasien. Inilah yang melatarbelakangi saya sebagai peserta Diklat Latsar

Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III angkatan I Provinsi Kalimantan

Tengah Tahun 2019 untuk menyusun Laporan dalam mengaktualisasikan

nilai-nilai dasar Profesi dengan judul “Optimalisasi komunikasi efektif

dalam pemeriksaan tanda-tanda vital (vital sign) pada pasien di

instalasi rawat inap ruang aster RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka

Raya Provinsi Kalimantan Tengah”.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Laporan ini disusun dengan tujuan untuk aktualisasi dan habituasi

nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) serta kedudukan dan peran PNS

dalam kerangka NKRI melalui pelayanan dalam penyelenggaraan pelatihan

dasar yang bertujuan untuk membentuk PNS yang profesional yaitu PNS

4
yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, sehingga

mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai

pelayan masyarakat dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai

dasar dan tiga manajemen organisasi, yaitu :

a. Menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dengan

penuh tanggung jawab, berintegritas tinggi serta berorientasi pada hasil.

b. Menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai Nasionalisme Pancasila dalam

melaksanakan tugas, seperti berketuhanan, adil (tidak diskriminatif),

memegang teguh persatuan dan kesatuan serta berkedaulatan.

c. Menerapkan nilai-nilai Etika Publik dalam melaksanakan tugas sehari-

hari.

d. Menerapkan nilai-nilai Komitmen Mutu dengan memberikan pelayanan

yang baik, bekerja lebih efektif,efisien, kreatif dan inovatif serta

meningkatkan komitmen akan kualitas pelayanan.

e. Menerapkan nilai-nilai Anti Korupsi dalam melaksanakan tugas dan fungsi

agar menjadi lebih baik.

f. Menerapkan prinsip Whole of Government dalam melaksanakan tugas

sehari-hari.

g. Menerapkan dan memahami kedudukan sebagai aparatur sipil negara

dalam manajemen ASN.

h. Menerapkan dan meningkatkan mutu pelayanan publik dalam kehidupan

sehari-hari.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari aktualisasi dan habituasi

adalah sebagai berikut:

5
1.3.1 Manfaat untuk masyarakat yang memperoleh pelayanan adalah

semakin baiknya kualitas pelayanan dirumah sakit terutama dalam

melaksanakan komunikasi efektif dalam pemeriksaan tanda-tanda

vital (vital sign) pasien diruangan.

1.3.2 Manfaat untuk Peserta Pelatihan Dasar adalah untuk menambah

pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai-nilai ANEKA

(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti

Korupsi), serta manajemen organisasi seperti Whole of government,

manajemen ASN dan Pelayanan Publik serta dapat

mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di

satuan kerja masing-masing.

1.3.3 Manfaat untuk Tempat Tugas dalam hal kegunaan bagi rumah sakit

adalah dapat memberikan bahan masukan dan usulan untuk

melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang

aktualisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi) serta manajemen organisasi

seperti Whole of Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan

Publik.

1.4 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup kegiatan aktualisasi dan habituasi berdasarkan

isu yang terpilih adalah Instalasi Rawat Inap Ruang Aster di RSUD dr. Doris

Sylvanus Palangka Raya.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Tempat Penugasan/ Organisasi

Perkembangan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dimulai pada

tahun 1959 dengan adanya kegiatan klinik di rumah bapak Abdul Gapar

Aden, Jl. Suta Negara Nomor 447 yang dikelolanya sendiri dibantu oleh

isterinya, ibu Lamus Lamon. Nama dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

sendiri diambil nama seorang dokter pertama asli Kalimantan Tengah.

Pada tahun 1960 Klinik pindah ke Jl. Suprapto (rumah mantan Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah) dan pada tahun 1961

pindah lagi di Jl Bahutai Dereh (sekarang Jl. Dr Sutomo Nomor 9) dan

berubah menjadi rumah sakitkecil berkapasitas 16 tempat tidur yang

dilengkapi dengan peralatan kesehatanbeserta laboratorium.

Sampai dengan tahun 1973 Rumah Sakit Palangka Raya masih

dibawahpengelolaan/milik Pemerintah Dati II Kodya Palangka Raya dan

selanjutnyadialihkan pengelolaannya/menjadi milik Pemerintah Provinsi

Dati I KalimantanTengah.

Rumah sakit terus dikembangkan menjadi 67 tempat tidur dan pada

tahun 1977 secara resmi menjadi rumah sakit kelas D (sesuai dengan

klasifikasi Departemen Kesehatan RI). Kapasitas terus meningkat menjadi

100 tempat tidur pada tahun 1978.

Pada tahun 1980 kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi kelas C sesuai

dengan kriteria Departemen Kesehatan RI dan SK Gubernur Kalimantan

Tengah Nomor 641/ KPTS/ 1980 dengan kapasitas 162 tempat tidur.

7
Sembilan belas tahun kemudian pada tahun 1999 sesuai Perda Nomor

11 tahun 1999 RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya kelasnya

ditingkatkan menjadi kelas B non pendidikan walaupun belum diterapkan

secara operasional karena pejabatnyabelum dilantik. Dengan dilantiknya

pejabat pengelola pada 1 Mei 2001, maka kelasB non pendidikan mulai

diberlakukan secara operasional. Pada Tahun 2011 RSUD dr. Doris

Sylvanus Palangka Raya terakreditasi 12 pelayanan dan menjadi Badan

Layanan Umum Daerah.

Pada Tahun 2011 RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

terakreditasi 12 pelayanan dan menjadi Badan Layanan Umum Daerah.

SaatiniRSUD dr. Doris Sylvanus Palangka

RayamenerapkanPolaPengelolaanKeuanganBadanLayananUmum Daerah

(PPK-BLUD) wajibmelaksanakanpelayananberdasarkanStandarPelayanan

Minimal(PerGub, 2011).

Pada tahun 2014 Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus sudah menjadi

Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor

HK 02.03/I/0115/2014Tentang penetapan RSUD dr. Doris Sylavnus

sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Danpada tahun 2015 Rumah Sakit dr.

Doris Sylvanus Palangka Raya sudah memiliki 306 tempat tidur.Sedangkan

sampai dengan bulan Desember 2017 jumlah tempat tidur di RSUD

dr.Doris Sylvanus Palangka Raya berjumlah 357 tempat tidur.

Awal tahun 2016 RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya sudah

meningkatkan kapasitas pelayanan rawat inap hingga mencapai sebanyak

306 tempat tidur. RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka

Rayamempunyaitugasmelaksanakanpelayanankesehatandenganmenguta

8
makantugaspenyembuhan (Kuratif), Pemulihan (Rehabilitatif) yang

dilaksanakansecaraterpadudenganupayapencegahan (preventif),

peningkatan (promotif) sertaupayarujukan.(PerGub, 2011).

Jenispelayananuntuk RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Rayameliputi

• PelayananGawatDarurat

• PelayananRawatJalan

• PelayananRawatInap

• PelayananBedah

• PelayananPersalinandanPerinatologi

• PelayananIntensif

• PelayananRadiologi

• PelayananLaboratoriumPatologiKlinik

• PelayananRehabilitasiMedik

• PelayananFarmasi

• PelayananPengendalianInfeksi

• PelayananGizi

• PelayananTransfusiDarah

• Pelayanan Keluarga Miskin

• PelayananRekamMedis

• PelayananLimbah

• PelayananadministrasiManajemen

• PelayananAmbulans/ KeretaJenazah

• Pelayanan Laundry

• PelayananPemeliharaanSaranaRumahSakit.

9
• Pelayanan Pemulasaran Jenazah

• Pelayanan Instalasi Keamanan

1. Layanan Unggulan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya


Tabel 2.1 Layanan Unggulan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
No Jenis Layanan

1 PONEK
2 Pusat Jantung dan Pembuluh Darah
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

2. Sumber Daya
a. Tenaga Dokter Spesialis/Sub spesialisRSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
Tabel 2.2 Jenis dan Jumlah Tenaga Dokter Spesialis/SubspesialisRSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018
No Spesialisasi Jumlah Keterangan
1 Penyakit Dalam 4 4 PNS
2 Kandungan 6 PNS (2 Konsulan Obgyn)
3 Anak 4 PNS
4 Bedah Umum 1 1 Kontrak
5 Anestesi 4 3 PNS/ 1 Kontrak
6 THT 3 PNS
7 Mata 4 PNS
8 Paru 3 PNS
9 Jantung 2 PNS
10 Kulit dan Kelamin 3 PNS
11 Rehab Medik 1 PNS
12 Saraf 3 PNS
13 Radiologi 2 PNS
14 Bedah Mulut 1 PNS
15 Patologi Klinik 1 PNS
16 Kesehatan Gigi Anak 1 PNS
17 Kedokteran Jiwa 3 2 PNS/ 1 Kontrak

10
18 Urologi 1 PNS
19 Orthopedi 3 2 PNS/ 1 Kontrak
20 Periodonsia 1 PNS
21 Patologi Anatomi 1 PNS
22 Forensik 2 1 PNS/ 1 Kontrak
23 Bedah Saraf 1 PNS
24 Bedah Digestif (K) 1 PNS
25 Bedah Onkologi (K) 1 1 Kontrak
26 Mikro Biologi 1 PNS
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

b. Tenaga Kesehatan lainnya dan Tenaga dengan Kualifikasi


Pendidikan S2
Tabel 2.3 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018
No Jenis Tenaga Jumlah Keterangan
1 Dokter Umum/Dokter 8 • Direktur
Gigi S2 Manajemen • Wadir Pelayanan Medik,
(Struktural) Keperawatan dan
Penunjang
• Kabid Yanmed
• Kabag Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan
• Kabid Penunjang Medik dan
Non Medik
• Kabid Diklit, Pengembangan
SDM dan
Humas
• Kasi Pengembangan Mutu
Pelayanan Medik
• Kasi Perencanaan dan
PengembanganPelayanan
Medik
2 Dokter Umum 37
3 Dokter Gigi 6
4 Apoteker 18
5 Ass. Apoteker 36
6 Perawat 349 Perawat S-1 Keperawatan ⟹ 42,
S-1
Keperawatan (Profesi) ⟹ 43,
D-III ⟹ 227,

11
Perawat D-IV ⟹ 7,
SPK ⟹ 30
7 Bidan 58 Kebidanan D-III ⟹ 43, Kebidanan
D-IV ⟹ 15
8 Analis Kes./Lab 29
9 Radiologi 16 Teknisi Radiografer ⟹ 2,
Radiografer ⟹ 14

10 Fisioterapi 9 Fisioterapis ⟹ 6,
Okupasi Terapi ⟹ 2,
Fisikawan ⟹ 1
11 Ahli Gizi 20
12 Sanitasi 8
13 Anestesi 9 Perawat Anestesi D-III ⟹ 5,
Perawat Anestesi
D-IV ⟹ 4
14 Perawat Gigi 6 Perawat gigi kesehatan gigi ⟹ 3,
Perawat gigi
teknik gigi ⟹ 3
15 Epidemiologi (S2) 1
16 Teknisi Lab. PA 2
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

c. Data Pegawai
Tabel 2.4 Data Pegawai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

Jenis Tenaga Jenis Tenaga


No Jumlah No Jumlah
yang ada yang ada

1 Dokter Umum 33 33 Perawat DIII 242


2 Dokter Gigi 6 34 Perawat D-IV 11

3 dr. Spesialis 1 35 Perawat 5


Bedah Anestesi DIII
4 dr. Spesialis 1 36 Perawat 4
Bedah Saraf Anestesi D-IV
5 dr. Spesialis 1 37 45
SPK
Bedah Onkologi
6 dr. Spesialis 1 38 56
Kebidanan DIII
Bedah Digestif
7 dr. Spesialis 1 39 16
Kebidanan D-IV
Bedah Urologi
Perawat Gigi 3
8 dr. Spesialis 3 40 Kesehatan Gigi
Orthopedi 1
DIII/D-IV

12
Perawat Gigi
9 dr. Spesialis THT 3 41 3
Teknik Gigi
Teknisi
10 dr. Spesialis Mata 3 42 2
Radiografer
dr. Spesialis Kulit
11 3 43 Radiografer 15
& Kelamin
Analis
12 dr. Spesialis Saraf 3 44 28
Laboratorium
dr. Spesialis Asisten
13 1 45 32
Rehab Medik Apoteker
dr. Spesialis
14 4 46 Fisioterapis 6
Penyakit Dalam
15 dr. Spesialis Anak 4 47 Okupasi Terapi 2
dr. Spesialis
16 6 48 Fisikawan 1
Obgyn
17 dr. Spesialis Paru 3 49 Nutrisionis 20
dr. Spesialis
18 3 50 Psikolog Klinis 1
Kedokteran Jiwa
dr. Spesialis
19 2 51 Perekam Medik 9
Jantung
dr. Spesialis Staf
20 2 52 164
Forensik Administrasi
dr. Spesialis
21 1 53 Staf Keuangan 49
Patologi Klinik
dr. Spesialis
22 1 54 Elektromedis 4
Patologi Anatomi
dr. Spesialis
23 2 55 Teknisi Lab.PA 3
Radiologi
24 dr. Spesialis Cleaning
4 56 2
Anestesi Service
25 dr. Spesialis
1 57 Driver 91
Mikro Biologi
26 drg. Spesialis
1 58 Security 2
Bedah Mulut
27 drg. Spesialis
1 59 Petugas IT 25
Kes. Gigi Anak
28 drg. Spesialis
1 60 Pramusaji 3
Periodonsia
29 Apoteker 26 61 Sanitarian 24
30 Pejabat Struktural 26 62 Total 8
31 Perawat S1
29 1.114
Keperawatan
32 S1 Keperawatan
60
(Profesi)
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

13
d. Sarana dan Prasarana RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

1) Listrik

a) Kapasitas memadai termasuk mesin genset

b) Jaringan PLN Kapasitas : 345.000 Watt

c) Genset (3 Unit) Kapasitas :

Tabel 2.5 Jenis dan Kapasitas Genset RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
No Jenis Kapasitas Maksimum Pemakaian
1 Genset Lama 75 KVA 50 KVA
2 Genset 350 KVA 270 KVA
3 Genset 675 KVA 525 KVA
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)
d) Telepon

e) PABX Sistem

f) Internet

2) Sumber Air Bersih

a) Jaringan PDAM : 1 titik

b) Hidrant : 7 buah

3) Sarana Pengolahan Limbah

a) Incenerator : 1 buah

b) IPAL/ Waste treatment : 1 buah

14
4) Bangunan/gedung di atas areal sekitar 4,5 Ha seperti pada

tabel dibawah ini;

Tabel 2.6 Bangunan/Gedung di

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

No Jenis Tahun Luas ± Kondisi


Bangunan/Gedung Pembuatan (m²)
1 Farmasi 1991 390 Baik
2 IGD 1991/2006 570 Baik
3 Gizi 1.260 Baik
4 Pemeliharaan 1980 78 Baik
Kantor
5 Pemeliharaan 1980 144 Baik
(Workshop)
6 Kamar Jenazah 1980 90 Baik
7 Tata Usaha Rawat 2003 390 Baik
Inap
8 Rehabilitasi Medik 2007 480 Baik
9 Paviliun I (Anggrek) 2007 800 Baik
10 Paviliun II (Melati) 2001 561 Baik
11 Paviliun III 1999/2006 635 Baik
(Lavender)
12 Ruangan Penyakit 1976/2006 767 Baik
Dalam Pria (Aster)
13 Ruangan Penyakit 1976 496 Baik
Dalam Wanita
(Bougenville)
14 Ruangan 1991/2006 798 Baik
Perinatologi &
Bersalin (Cempaka)
15 Ruangan Edelweis 2014 1.414 Baik
& Dahlia
16 Ruangan Penyakit 1987 525 Baik
Anak (Flamboyant)
17 Ruangan Penyakit 1976 435 Baik
Paru (Gardenia)
18 Ruangan Penyakit 1991 480 Baik
Saraf, dll (Nusa
Indah)

19 Ruangan Bedah 1991/2006 1.116 Baik


Sentral (IBS)
20 Ruangan ICU 2000 280 Baik
21 Ruangan 2015 1.579 Baik
ICCU/Sakura
22 Ruangan NICU 2005 260 Baik
23 Ruangan 2006 320 Baik
Hemodialisa
24 Poliklinik 2004/2007 1.826 Baik

15
25 Gedung 1991/2007 1.440 Baik
Administrasi
(Kantor)
26 Gedung 1976 563 Baik
Perlengkapan,
Kamar Jahir &
Kamar Cuci
27 Satpam 1991 65 Baik
28 Tempat 1991 16 Baik
Pembakaran
Sampah
29 Diklat 2015 882 Baik
30 Asrama Putra 1991/2007 720 Baik
31 Asrama Putri 1991/2007 720 Baik
32 Gedung Genset 1991 49 Baik
33 Gedung Inventaris 2002 80 Baik
34 Tempat Parkir 2003 390 Baik
35 Pembuatan 2003 80 Baik
Drainase dan
Pengolahan Limbah
36 Tempat Incenerator 2005 32 Baik
37 Tempat Genset 2005 60 Baik
38 Gudang Farmasi & 2007 367 Baik
Perlengkapan
39 Selasar 1991 12.978 Baik
40 Rumah Dinas (18 1991/1992 KB
Rumah)
41 Gedung Instalasi 2018 1.242 Baik
Kesehatan
Reproduksi (IKR)
Jumlah Total 35.378
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

16
3. Pelayanan Rawat Jalan

a. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan

Tabel 2.7 Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan RSUD dr.Doris Sylvanus

Palangka Raya

No Pelayanan Instalasi Rawat Jalan

1
Klinik Jantung
2
Klinik Penyakit Dalam
Klinik Bedah Terpadu:
• Bedah Umum
3 • Bedah Onkologi
• Bedah Digestif
• Bedah Saraf
• Bedah Orthopedi
4
Klinik Saraf/ Neurologi
Klinik Anak Tumbang:
5
• Klinik Anak
• Klinik Tumbuh Kembang
6
Klinik Kebidanan
7
Klinik Gigi dan Laboratorium Gigi
8
Klinik VCT
9
Klinik MCU (Medical Cek Up)
10
Klinik Jiwa
11
Klinik Mata
12
Klinik Psikologi
13
Klinik Gizi
14
Klinik Kulit Kelamin
15
Klinik THT
16
Klinik Paru
17
Klinik Akupuntur
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

17
b. Penyakit Pasien Rawat Jalan

Tabel 2.8 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018

No Jenis Penyakit Jumlah

1 Gagal ginjal lainnya 11.018

2 Penyakit hipertensi lainnya 5.440

3 Diabetes mellitus tidak tergantung insulin 3.943

4 Hipertensi esensial (primer) 3.183

5 Penyakit jantung iskemik lainnya 2.904

6 Gagal jantung 2.875

7 Infark miokard akut 2.497

8 Stroke tak menyebut perdarahan/infark 2.483

9 Fraktur tulang anggota gerak lainnya 2.390

10 Penyakit jantung lainnya 2.182

(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

4. Pelayanan Rawat Inap

RSUD dr.Doris Sylvanus sampai dengan Desember

2018 menyediakan 357 tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dari pelayanan rawat inap kelas III sampai VIP

karena RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya merupakan

rumah sakit pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah

dengan salah satu tujuan memberikan pelayanan kepada

masyarakat tidak mampu maka pelayanan rawat inap kelas

III untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kurang mampu

18
disediakan 117 tempat tidur, untuk lebih jelasnya jumlah tempat

tidur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.9 Jumlah Tempat Tidur (TT) Rawat Inap

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018

No Ruang TT No Ruang Layanan TT


Layanan
1 ICU 8 11 VIP II (Melati) 8
2 ICVCU 9 12 VIP III 10
(Lavender)
3 Isolasi 10 13 VIP 3
Rg.Cempaka
4 HCU 8 14 VIP Rg. 8
Edelweis
5 NICU 4 15 VIP Rg. Sakura 4
6 Perinatologi 25 16 Kelas I 55
(Mawar)
7 ODC 17 17 Kelas II 45
8 Kemoterapi 9 18 Kelas III 117
9 VVIP 2 19 Jumlah 357
10 VIP I (Anggrek) 15

(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

a. Penyakit Pasien Rawat Inap

Tabel 2.10 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018

No Jenis Penyakit Jumlah


1 Anemia lainnya 888
Penyakit kehamilan dan persalinan
2 830
lainnya
3 Gagal jantung 826
4 Gagal ginjal lainnya 810
5 Infark miokard akut 803
6 Demam berdarah dengue 750
7 Pneumonia 685
Diare dan gastritis oleh penyebab ingeksi
8 616
ttt
9 Stroke tak menyebut pendarahan/infark 566
10 Cidera intrakranial 506
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

19
b. Kematian Pasien Rawat Inap

Tabel 2.11 10 Besar Kematian Pasien Rawat Inap

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018

No Jenis Penyakit Jumlah


1 Pendarahan intracranial 86
Stroke tak menyebut pendarahan atau
2 66
infark
3 Gagal ginjal lainnya 41
Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi
janingangguan yang berhubungan
4 41
dengan kehamilanpendek dan berat
badan bayi rendah
5 Gagal jantung 32
6 Cedera intrakranial 31
Tuberkulosis (TB) paru BTA (+)
7 31
dengan/tanpatindakan kuman TB
8 Penyakit usus dan peritoneum lainnya 27
9 Pneumonia 25
10 Hipoksia intraterus dan asfiksia lahir 22
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

5. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

IGD adalah salah satu bagian dirumah sakit yang menyediakan

penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera yang

dapat mengancam nyawa.

a. Jenis Pasien IGD

1) Gawat Darurat

Keadaan mengancam nyawa dan perlu pertolongan segera.

Waktu tunggu pelayanan adalah < 5 menit.

2) Gawat Tidak Darurat

Resiko mengancam nyawa. Waktu tunggu pelayanan adalah

< 30 menit.

20
3) Tidak Gawat Tidak Darurat

Tidak mengancam nyawa. Waktu tunggu pelayanan 60 s/d

120 menit.

b. Tujuan Pelayanan IGD

Tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien

dengan cepat, tepat, ramah serta terpadu dalam

penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu

mencegah resiko kecacatan dan kematian.

c. Penyakit Pasien IGD

Tabel 2.12 10 Besar Penyakit Pasien IGD RSUD dr. Doris Sylvanus

Palangka Raya 2018

No Jenis Penyakit Jumlah


1 Demam yang sebabnya tidak diketahui 2.557
Gejala, tanda dan penemuan klinik
2 danlaboratorium tidak normallainnya, YTD 2.386
di tempatlain
Cedera YTD lainnya, YTT dan daerah
3 2.184
badan
4 Gastritis dan duodenitis 1.890

5 Migren dan sindrom nyeri kepala lainnya 1.373

6 ASMA 1.107
Diare & gastroenteritis oleh penyakit
7 1.085
infeksitertentu (colitis infeksi)
8 Nyeri perut dan panggul 862
9 Gagal Ginjal lainnya 815
10 Penyakit jantung iskemik lainnya 801
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

21
d. Kematian Pasien IGD

Tabel 2.13

10 Besar Kematian Pasien IGD

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2018

No Jenis Penyakit Jumlah


1 DOA 110
Penurunan kesadaran, SH, NHC, CKD,
2 74
On HD
3 Cardiac Arrest 26
4 COB, COS 23
5 SH 19
6 Syok Kardiogenik 13
7 ARSD 11
8 ICH, CVA 10
9 Gagal Napas 10
10 SNH 5
(Sumber Data: Sub Bagian Kepegawaian)

6. Pelayanan Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Instalasi Bedah Sentral awalnya memiliki 2 kamar

operasi yang kemudian dikembangkan pada tahun 2005

menjadi 4 kamar operasi dan pada tahun 2014. Instalasi

Bedah Sentral sudah mempunyai ruang operasi sebanyak 9

kamar yang terdiri atas 5 kamar di lantai I dan 4 kamar di

lantai II. Kamar operasi yang sudah digunakan ada 4 kamar (3

untuk operasi besar dan 1 untuk operasi minor). Selain itu

Instalasi Bedah Central memiliki ruang penunjang lainnya

yang terdiri atas : Ruang Puluh Sadar (Recovery Room) ada 2

kamar, Ruang Istirahat Dokter, Ruang Istirahat Perawat, Ruang

Ganti Pakaian Pria, Ruang Ganti Pakaian Wanita, Ruang

Administasi, Depo Farmasi, Kantor Bedah,Kantor Anastesi,

Ruang Sterilisasi, Ruang Peralatan Bedah, Ruang Tunggu,

22
Ruang Istirahat dan Dapur. Kegiatan operasi rutin dilaksanakan

pada jam kerja maupun diluar jam kerja.

a. Jenis Pelayanan Spesialisasi IBS

Jenis pelayanan spesialisasi yang menggunakan gedung

IBS antara lain : Bedah umum, Bedah Onkologi, Bedah

Saraf, Bedah Digestive, Bedah Mulut, Urologi, Ortopedi,

Anastesi, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, THT, Mata.

b. Fasilitas Penunjang

Fasilitas Penunjang IBS antara lain : Listrik 165 KVA, Lift 1

unit, Sistem Pendingin Ruangan, mempunyai total 65 PK (AC

lama 25 PK, AC baru 40 PK).

c. Jumlah Operasi

Jenis operasi yang sudah bisa dikerjakan di RSUD dr. Doris

Sylvanus Palangka Raya lebih dari 50 jenis diantaranya

adalah; odontectomy, ORIF, External Fixation, ganti sendi

pinggul, soft tissue procedure & bony procedure untuk

kelainan bawaan, amputasi, minimal invasive surgery (endo-

laparoscopie), ligasi a.carotis externa, masteidektomi simpel

dan radikal, laringoskopi, operasi terbuka ginjal dan saluran

kemih, operasi minimal invasif (endourology), ECCE dan

implantasi IOL secara manual dan Phaecoemulsification, dll.

23
7. Pelayanan Instalasi Radiologi

a. Ruangan

Gedung Instalasi Radiologi mempunyai 9 ruangan yang

dilengkapi fasilitas peralatan radiologi yang cukup lengkap

khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Ruangan-ruangan

tersebut terdiri atas beberapa ruang pemeriksaan yang

dilengkapi dengan peralatan penunjang Radiologi

Diagnostik sebagai berikut yaitu : Computed

Tomography Scanning (CT-Scan), Ruang pemeriksaan

rontgen umum, Ruang kontras, Ruang pemeriksaan gigi-

geligi dan rahang, ruang pemeriksaan USG dan ruang

pemeriksaan CT-Scan.

b. Jenis Pelayanan Radiologi

1) Pelayanan CT-Scan (Kepala, Thorax, Vertebrae,

Abdomen, Pelvis, Ekstremitas atas & bawah).

2) Pelayanan USG 3D-4D (Upper abdomen & Lower

abdomen, Kandungan, Hepar,Urologi, Tyrroid, Kepala,

payudara, Thorax dan EEG/Jantung, Scrotum/Testis,

small part, Guiding, FAST, Doppler ).

3) Pelayanan Radiologi Konvensional (Kepala, Thorax,

Ektremitas atas & bawah,Cervical, abdomen, pedis,

pelvis, dll).

4) Pelayanan Radiologi Kontras (Maag Duodenum, OMD,

Colon inloop/Lopografi,IVP, Uretro-cystogram,

Uretrogram, Fistulografi, Cholecystografi, HSG, Sialografi).

24
5) Pelayanan Dental intra oral dan panoramik (Gigi-

geligi dan tulang rahangatas/bawah)

8. Pelayanan Instalasi Patologi Klinik

Instalasi Laboratorium Patologi Klinik melayani pemeriksaan

di bidang hematologi, kimia kinik, imunoserologi, cairan tubuh,

mikrobiologi dan pelayanan Bank Darah. Dalam melaksanakan

pemeriksaan telah dilengkapi dengan beberapa peralatan

seperti :

a. Miskroskop Binokuler

Digunakan pada pemeriksaan apusan darah, analisis urin

dan feses, mikrobiologi, analisis sperma, dan analisis sel

pada cairan tubuh lain.

b. Hematology Analyzer

Dapat memberikan hasil darah lengkap dalam waktu singkat.

c. Clinical Chemistry Analyzer

Mampu malakukan berbagai pemeriksaan kimia klinik

dengan lebih banyak jumlah sampel dalam sekali putaran.

d. Imunoserologi Analyzer

Dengan alat ini dapat dilakukan berbagai pemeriksaan dengan

metode reaksi imunologi seperti untuk pemeriksaan fungsi

tiroid, jantung, penyakit hepatitis dll.

e. Symex KX-21 (Untuk pemeriksaan hematologi)

f. Alat Pemeriksaan Analisa Gas Darah

g. Alat Pemeriksaan Elektrolit

25
h. Alat Pemeriksaan Urinalisa

i. Untuk Pemeriksaan Klinis

j. Pelayanan Bank Darah

9. Pelayanan Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana Fungsional yang

menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di

Rumah Sakit. Instalasi Farmasi RSUD dr. Doris Sylvanus

terdiri dari Pengelolaan Perbekalan Farmasi, Pelayanan

Farmasi Klinik dan Manajemen Mutu Farmasi yang melayani

obat dan BMHP dari dalam maupun dari luar rumah sakit.

10. Pelayanan Instalasi Gizi

a. Pelayanan Gizi di Rawat Jalan

Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses

kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai

dari asesmen/pengkajian, pemberian diagnosis, intervensi

gizi dan monitoring evaluasi kepada klien/pasien dirawat

jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada umumnya disebut

kegiatan konseling gizi dan dietetik atau edukasi/ penyuluhan

gizi.

b. Pelayanan Gizi di Rawat Inap

Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi

byang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis gizi,

intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan,

penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi, serta

monitoring dan evaluasi gizi.

26
11. Pelayanan Instalasi Hemodialisis

Instalasi Hemodialisis adalah ruangan instalasi pelayanan

rawat jalan yang disediakan untuk melayani pasien gagal ginjal

akut dan kronis yang akan melakukan cuci darah (dialisis).

12. Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik

Pelayanan Rehabilitasi Medis awalnya menempati ruangan

poliklinik kecil yangkemudian berkembang menjadi gedung

rehabilitasi medis, yang dilengkapi dengangymnasium. Dalam

melaksanakan pelayanan dipimpin oleh dokter

spesialisrehabilitasi medis yang dibantu oleh fisioterapis dan

tenaga ahli lainnya. Dilengkapidengan beberapa peralatan

canggih dalam memberikan pelayanan rehabilitas penyakit

paru-paru, rehabilitasi anak, rehabilitasi neuromuskuler.

2.2 Visi dan Misi

2.2.1 Visi

Visi dari RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah menjadi

rumah sakit pendidikan unggulan di Kalimantan.

2.2.2 Misi

1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK).

2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan

berkomitmen tinggi.

3. Meningkatkan prasarana dan sarana yang modern.

4. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien.

27
5. Meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang

kedokteran dan kesehatan.

2.2.3 Motto

“Bajenta Bajorah” yang artinya memberikan pelayanan dan

pertolongan kepada semua orang dengan ramah tamah, tulus hati,

dan kasih sayang.

2.2.4 Nilai Organisasi

Pelanggan atau pengunjung Rumah Sakit adalah insan sosial

karena itu hak dan ketentraman harus dijamin dengan cara

pelayanan yang bermutu dan santun. Nilai dasar yang melandasi

visi dan misi Rumah Sakit adalah :

1. Kemanusiaan

2. Kejujuran

3. Kemandirian

4. Adil merata

5. Manfaat

28
2.2.5 Logo dan Struktur Organisasi

Tabel 2.14

Arti Logo RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

ARTI LOGO
Palang Hijau Lambang Kesehatan
5 Garis Lengkung

• 5 Pancasila
• Garis Lengkung Menggambarkan aliran sungai
yang banyak terdapat di
Kalimantan Tengah dimana
sebagian besar masyarakatn masih
bergantung dari sungai sebagai
sumber kehidupan.
• Warna Merah Putih Garis Menggambarkan semangat yang
Lengkung terus mengalir
berdasarkanPancasila
• Warna Dasar Putih Lambang ketulusan
• Sudut Lancip pada Bingkai Menggambarkan ketegasan dalam
pengambilan keputusan
• Sudut Tumpul pada Bingkai Menggambarkan fleksibilitas dalam
pelayanan

29
2.2.6 Struktur Organisasi

30
2.3 Penugasan dari Pimpinan

Untuk penugasan dari Pimpinan penulis mendapat surat tugas

dari Kepala Bidang Keperawatan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

untuk memberikan izin dalam melaksanakan rancangan aktualisasi nya di

ruangan tertentu yang sesuai dengan rancangan aktualisasi yang akan

penulis laksanakan.

Adapun hal tersebut penulis mendapat bimbingan, arahan dan

penilaian dalam melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan tupoksi

tenaga keperawatan di masing-masing unit kerjanya (Surat Tugas

Terlampir).

2.4 Kegiatan Inisiatif SendirI

Adapun kegiatan inisiatif sendiri yang menjadi bagian dari inovasi

dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN untuk memecahkan

isu yang akan dilaksanakan yaitu:

1. Mengikutitimbang terima (hand over)

2. Mengikuti visite dokter

3. Membuat laporan asuhan keperawatan

4. Melaksanakan tindakan keperawatan

31
BAB III

RENCANA AKTUALISASI

3.1 Substansi Mata Pelatihan Nilai-nilai Dasar PNS (ANEKA) dan Substansi
Mata Pelatihan Kedudukan dan Peran PNS
3.1.1 Nilai-Nilai Dasar ANEKA
Nilai-nilai Dasar ANEKA yang harus dikuasai oleh ASN yaitu nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi merupakan nilai - nilai yang harus bisa diterapkan oleh ASN
dalam kerja dan kehidupan sehari - hari. Nilai - nilai tersebut
berdasarkan modul Diklatsar CPNS yang dibuat oleh Lembaga
Administrasi Negara, adalah :
1. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris
accountability yang berarti pertanggungjawaban atau keadaan
untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta
pertanggunganjawab.
Dalam peran kepemimpinan, akuntabilitas dapat merupakan
pengetahuan dan adanya pertanggungjawaban tehadap tiap
tindakan, produk, keputusan dan kebijakan termasuk pula di
dalamnya administrasi publik pemerintahan, dan pelaksanaan
dalam lingkup peran atau posisi kerja yang mencakup di dalam
mempunyai suatu kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan
dan dapat dipertanyakan bagi tiap-tiap konsekuensi yang sudah
dihasilkan.
Akuntabilitas sendiri memiliki tingkatan dalam
penerapannya, yaitu mulai dari personal, individu, kelompok,
organisasi, dan stake holder. Tentunya dalam mencapai
akuntabilitas tersebut diperlukan beberapa indikator yaitu,
Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab,
Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan
Konsistensi.

32
b. Nilai-nilai publik dalam Akuntabilitas
Adapun nilai – nilai publik dalam akuntabilitas pada Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dari Lembaga
Administrasi Negara (2015:8) yaitu sebagai berikut:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktik
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
4) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
c. Aspek-Aspek Akuntabilitas
Aspek-aspek akuntabilitas pada Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan dari Lembaga Administrasi Negara yaitu
sebagai berikut :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is
results oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)

d. Tingkatan Akuntabilitas
Menurut Modul yang diterbitkan LAN (2015:12)
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda. tingkatan
akuntabilitas sebagai berikut:

33
1) Akuntabilitas personal, mengacu pada nilai-nilai yang ada
pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral, dan
etika.
2) Akuntabilitas individu, mengacu pada hubungan antara
individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan
instansinya sebagai pemberi kewenangan.
3) Akuntabilitas kelompok, pembagian kewenangan dan
semangat kerja sama yang tinggi antarberbagai kelompok
yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang
penting
4) Akuntabilitas organisasi, mengacu pada hasil pelaporan
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan individu
terhadap organisasi maupun organisasi kepada
stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas stakeholders, tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang
adil, responsif, dan bermartabat.

2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara
untuk mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya denganorientasi mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan negara. Atau sering juga diartikan sebagai paham
kebangsaan.
Nasionalisme memiliki arti luas sebagai pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara yang
diungkapkan melalui rasa, sikap, dan perbuatan secara positif.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
b. Nilai – Nilai Pancasila
Para pendiri Negara Indonesia sendiri telah menetapkan
rasa nasionalisme didasarkan dari nilai-nilai Pancasila yang

34
berkedudukan sebagai dasar falsafah negara, pandangan,
hidup bangsa, ideologi nasiona, sumber dari segala sumber
hukum, dan pemersatu dalam kehidupan berbagsa. Pilar
kebangsaan yang teruang dalam Pancasila, adalah:
1) Sila I Prinsip Ketuhanan
Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada
Tuhan sesuai dengan keimanan dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Bangsa Indonesia memiliki agama yang berlandaskan
Ketuhanan yang berkebudayaan dengan sikap religius,
lapang, dan toleransi.
2) Sila II Prinsip Kemanusiaan
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar dengan
kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran
dan keadilan. Sadar bahwa manusia itu semua sederajat,
maka dikembangkan sikap saling menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
Bangsa Indonesia memiliki rasa
berperikemanusiaan dan berperikeadilan dengan sikap
humanis tenggang rasa, dan persamaan derajat.
3) Sila III Prinsip Kebangsaan
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Bangsa Indonesia mampu mengembangkan persatuan dari
aneka perbedaan melalui sikap cinta tanah air, gotong
royong, dan tidak diskriminatif.
4) Sila IV Prinsip Demokrasi
Manusia Indonesia menjunjung tinggi dan
menghayati hasil dari keputusan musyawarah, karena itu
semua pihak harus mau untuk menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh tangung
jawab. Kepentingan bersama lebih utama daripada

35
kepentingan pribadi atau golongan. Keputusan yang
diambil harus menjunjung tinggi nilaikeadilan serta dapat
dipertanggung jawabkan. Bangsa Indonesia memilki sikap
musyawarah mufakat dalam setiap menghadapi tantangan
dengan memiliki rasa kekeluargan, menghargai, dan
bijaksana.
5) Sila V Prinsip Kesejahteraan
Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam
menciptakan keadilan dalam masyarakat. Perlu
dikembangkan perbuatan yang luhur dan sikap kegotong
royongan dan kekeluargaan. Maka perlu kesinambungan
antara hak dan kewajiban untuk menjaga keadilan
terhadap sesama. Bangsa Indonesia mampu
mengembangkan partisipasi dan emansipasi kesejahteraan
dan pemerataan pembangunan melalui sikap adil, kerja
keras, dan tolong menolong.

3. Etika Publik
a. Pengertian
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
b. Dimensi Etika Publik
Menurut Modul yang diterbitkan LAN (2015:12 Etika publik
memiliki tiga dimensi yaitu; Pertama, Dimensi Modalitas
sebagai bentuk transparansi dan netralitas dalam prasyarat
kemajuan bangsa; Kedua, Dimensi Kualitas Pelayanan Publik,
sebagai aspek nilai dan norma, serta prinsip moral untuk
membentuk integritas; Ketiga, Dimensi Tindakan Integritas
Publik sebagai bentuk tindakan yang sesuai dengan nilai,
tujuan, kewajiban, dan moral yang diterima masyarakat.

36
c. Nilai – Nilai Dasar Etika Publik
Nilai-nilai dasar etika publik telah tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara yaitu sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

Dengan diterapkannya kode etik ASN , perilaku


pejabat publik harus berubah. Perubahan itu berupa
perubahan mindset berupa perubahan dilayani menjadi
melayani, perubahan dari wewenang menjadi peranan,
dan yang terakhir bahwa jabatan publik adalah amanah,
yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia
tapi juga di akhirat.

37
4. Komitmen Mutu
a. Pengertian
Komitmen Mutu merupakan kegiatan mengaktualisasikan
tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan
kinerja berorientasi mutu dalam peyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik. Komitmen mutu juga
berarti janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat
dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan
produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain
sebagai pesaing Komitmen Mutu, memiliki beberapa prinsip
yaitu Prinsip Efektivitas, Prinsip Efisiensi, dan Prinsip Inovasi.
b. Nilai – Nilai
Berdasarkan Modul Komitmen mutu yang dikeluarkan LAN
(2015:30) menyatakan bahwa nilai-nilai dasar orientasi mutu
dalam memberikan layanan sekurang-kurangnya akan
mencakup hal-hal berikut:
1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/clients
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk
menjaga dan memelihara agar customers/clients tetap
setia
3) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik
berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan
customers/clients maupun perkembangan teknologi
5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
perkembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.

38
Dengan demikian inti dari pelayanan adalah
memberi sesuatu kepada pihak lain.

5. Anti Korupsi
a. Pengertian
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dengan
kata lain korupsi merupakansuatu kejahatan luar biasa
karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga,
masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas. Di Indonesia,
tindak pidana korupsi diatur dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo
UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Tipidkor) mengatur terdapat tujuh delik
Tipidkor yaitu Kerugian keuangan negara suap menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.
Anti korupsi adalah salah satu sikap melawan atau
menentang penyelewengan atau penyalahgunaan uang negra
atau perusahaan untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi
nilai - nilai dasar anti korupsi , ada 9 nilai dasar yang telah
disepakati yaitu : jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
b. Nilai – Nilai Dasar Anti Korupsi
Komisi pemberantasan Korupsi bersama dengan para
pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi
yaitu 1) Jujur, 2) Peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5)
tanggungjawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, dan
9) adil. Kelman (1958) dan Brigham (1991) menyebutkan
adanya tiga proses sosial yang berperan dalam proses
perubahan sikap dan perilaku, yaitu kesediaan (compliance),
identifikasi (identification) dan internalisasi (internalization).

39
Jenis-jenis Korupsi Menurut syed husein Alatas dalam
Modul Anti korupsi yang dikeluarakan LAN (2015:14) Jenis-
Jenis Anti Korupsi yaitu:
1) KorupsiTransaktif
2) Korupsi Ekstroaktif
3) Korupsi Investif
4) Korupsi Nepotistik
5) Korupsi Autogenik
6) Korupsi Suportif
7) Korupsi Defensif

3.1.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Pelayanan Publik
a. Pengertian
Menurut undang-undang no 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebuuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undang bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah
partisipatif, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah,
efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
b. Prinsip Pelayanan Publik
Berdasarkan Modul pelayanan Publik yang dikeluarkan
oleh LAN (2015:31) Dalam mewujudkan pelayanan publik
diperlukan prinsip – prinsip pelayanan publik guna
mewujudkan pelayanan prima adalah:

40
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Efektif dan efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan

2. Whole of Goverment (WoG)


a. Pengertian
Whole of Goverment adalah cara pendekatan
penyelenggaraan pemerintah untuk menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari seluruh sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Point penting dalam WoG adalah Persepsi,
Ego sektoral, dan Integrasi.
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada
pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga
pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama WoG juga
dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor,
pemeritnah dan sebaliknya.
b. Pendekatan WoG
Berdasarkan Modul Whole of Goverment yang dikeluarkan
oleh LAN (2015:21) Beberapa cara pendekatan Wog yang
telah diterapkan dibeberapa negara termasuk Indonesia
dalam level – level tertentu diantaranya yaitu :
1) Penguatan koordinasi antar lembaga
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus
3) Membentuk gugus tugas
4) Koalisi sosial

41
c. Tantangan dalam Praktek WoG
Berdasarkan Modul Whole of Goverment yang dikeluarkan
oleh LAN (2015:24) Dalam penerapan WoG terdapat
beberapa tantangan yang harus dihadapi ditataran praktek
diantara lain adalah:
1) Kapasitas SDM dan Institusi
Adanya perbedaan kapasitas SDM dan Institusi-institusi
yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
2) Nilai dan Budaya Organisasi
Dalam penyatuan upaya kolaborasi terdapat kendala hal ini
dikarenakan adanya perbedaan nilai dan budaya
organisasi
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan
yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya
organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna
mencapai tujuan yang diharapkan.
d. Praktek WoG dalam Pelayanan Publik
Berdasarkan Modul Whole of Goverment yang dikeluarkan
oleh LAN (2015:25) Praktek WoG dalam pelayanan publik
dilakukan dengan penyatukan seluruh sektor yang terkait
dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal
yang dapat didekati oleh pendekatan Wog adalah:
1. Pelayanan yang bersifat administratif
2. Pelayanan Jasa
3. Pelayanan Barang
4. Pelayanan Regulasi
e. Pola pelayanan Publik dalam WoG
Berdasarkan Modul Whole of Goverment yang dikeluarkan
oleh LAN (2015:26) Berdasarkan polanya, Dalam pelayanan
publik dapat dibedakan juga dalam 5 (lima) macam pola
pelayanan yang masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1) Pola Pelayanan Teknis Fungsional
2) Pola pelayanan Satu Atap

42
3) Pola Pelayanan Satu Pintu
4) Pola Pelayanan Terpusat
5) Pola Pelayanan Elektronik

3. Manajemen ASN
a. Pengertian
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan
karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan
perlindungan.
Pasal 93: Manajemen PPK meliputi: penetapan kebutuhan,
pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
pemutusan hubungan kerja, perlindungan.
Berdasarkan hal tersebut maka Manajemen ASN
merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme. Aparatur Sipil Negara memiliki kedudukan:
1) Sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan pemimpin instansi pemerintah dan harus bebas
dari pengaruh dan intervensi dari semua golongan dan
kepentingan politik.
2) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.
Namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
b. Sistem Merit
Dalam Modul Manajemen ASN yang dikeluarkan LAN
(2015:24) sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN
yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja
secara adil wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur atau kondisi kecacatan.

43
3.2 Rencana Kegiatan Aktualisasi
3.2.1 Identifikasi Isu dan Isu Yang Diangkat
1. Identifikasi dan Analisis Isu
Sesuai dengan yang telah di utarakan dalam mata ajar
pelatihan dasar Habituasi, bahwa sumber kegiatan yang akan
dilaksanakan berdasarkan isu yang di angkat berdasar pada tiga
hal, yaitu bersumber dari SKP, Penugasan atasan dan inisiatif
peserta sendiri yang telah mendapat persetujuan dari atasan.
Berdasarkan dari panduan mata latsar habituasi, maka isu yang
diambil penyusun yaitu berdasarkan SKP (sasaran kerja pegawai).
Berikut SKP penyusun di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya:
a. Melaksanakan Pengkajian Keperawatan lanjutan pada individu
b. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut
c. Merumuskan diagnosis keperawatan individu
d. Membuat prioritas diagnosis keperawatan pada individu
e. Menyusun rencana tindakan keperawatan
f. Implementasi keperawatan
g. Melakukan evaluasi keperawatan
h. Melakukan proses dokumentasi proses keperawatan

Berdasarkan SKP yang tertera diatas, maka penulis akan


menghubungkannya dengan masalah-masalah yang ada di tempat
kerja guna mendapatkan isu yang akan di angkat, berikut adalah
isu-isu yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan
komunikasi efektif :
1. Kurang optimalnya komunikasi efektif dalam pemeriksaan
tanda-tanda vital kepada pasien.
2. Kurang optimalnya komunikasi efektif dalam penerimaan
pasien baru.
3. Kurang optimalnya komunikasi efektif dalam hand over pasien.

Berdasarkan isu-isu yang muncul pada tiga poin dari SKP


(sasaran kinerja pegawai) yang penulis kemukakan di atas, maka

44
salah satu poin SKP (sasaran kinerja pegawai) tersebut yang
menjadi sumber isu yang di angkat adalah kurang optimalnya
komunikasi efektif dalam pemeriksaan tanda-tanda vital pada
pasien.
Tabel 3.1 Analisis Isu
Isu Urgency Seriousness Growth Juml Analisis Isu
(Mendesak) (Keseriusan) (Pertumbuh ah
an) skor
Kurang 4 4 4 12 Dari isu pertama
optimalnya memiliki skala
komunikasi dengan nilai rata-
efektif dalam rata 4, makadari
pemeriksaan itu, isu tersebut
tanda-tanda vital besar dan harus
kepada pasien ditindak lanjuti
Kurang 3 3 3 9 Dari isu kedua
optimalnya memiliki skala
komunikasi dengan nilai rata-
efektif dalam rata 3 maka dari
penerimaan itu,isu tersebut
pasien baru sedang
Kurang 3 4 3 10 Dari isu ketiga
optimalnya memiliki skala
komunikasi dengan nilai rata-
efektif dalam rata 3,33 maka
hand over dari itu, isu
pasien tersebut sedang
Keterangan:
a. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.

45
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Berdasarkan skala likert 1-5
(5= Sangat Besar, 4=Besar, 3=Sedang, 2=Kecil, 1=Sangat Kecil)

2. Isu Yang Diangkat


Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG maka penulis
mengangkat isu “Kurang optimalnya komunikasi efektif dalam
pemeriksaan tanda-tanda vital (vital sign) pada pasien di instalasi
rawat inap ruang aster RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya”.

3. Analisis Dampak
Berdasarkan isu yang muncul, maka dampak yang akan terjadi bila isu
tidak segera di minimalisir adalah:
1. Menurunnya mutu kualitas pada pelayanan di rumah sakit
2. Tidak optimalnya informasi yang diberikan kepada pasien
3. Pasien merasa tidak nyaman saat dilakukan pelayanan kesehatan
4. Tidak adanya SPO yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit

46
3.2.2 Rencana Kegiatan
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis isu serta analisis
dampak yang dilakukan, berikut penulis sajikan rancangan aktualisasi
dan kegiatan yang akan dilakukan dalam mengimplementasikan nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,Nasionalisme,Etika
Publik,Komitmen Mutu,dan Anti Korupsi) ditambah 3 mata pelatihan
dalam pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
1. Melakukan konsultasi dengan Mentor dan Kepala ruangan untuk
mengoptimalkan komunikasi efektif dalam pemeriksaan tanda-
tanda vital.
2. Melakukan sosialisasi kepada tim perawat dan langkah aktualisasi
3. Melakukan komunikasi efektif pada tahap orientasi
4. Melakukan komunikasi efektif pada tahap kerja
5. Melakukan komunikasi efektif pada tahap terminasi
6. Merancang dan menyusun SPO Komunikasi efektif PPA pada
pasien saat pemeriksaan tanda-tanda vital

Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi Kegiatan (1) Melakukan konsultasi


dengan Mentor dan Kepala ruangan untuk mengoptimalkan komunikasi
efektif dalam pemeriksaan tanda-tanda vital.
No. Konten Rancangan Keterangan
1. Kegiatan Melakukan konsultasi dengan Mentor
dan Kepala ruangan untuk
mengoptimalkan komunikasi efektif
dalam pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. Tujuan Untuk persamaan persepsi dengan
mentor dan kepala ruangan pada
kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Tahapan Kegiatan 1. Melaporkan rencana aktualiasi
kepada mentor dan kepala ruangan.
2. Melakukan diskusi dengan Mentor
dan Kepala Ruangan tentang
aktualisasi yang akan dilaksanakan
3. Mencatat hal-hal yang dianggap
penting
4. Output / Hasil Kegiatan Adanya kesepakan dan dukungan dari

47
kepala ruangan untuk melakukan
kegiatan aktualisasi
5. Keterkaitan Subtansi Akuntabilitas:
Mata Pelatihan Saya akan menerapkan sikap jujur
dalam kegiatan konsultasi mengenai
strategi komunikasi efektif saat
melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital

Nasionalisme:
Saya akan menjalin hubungan yang
baik dan menghormati kepala ruangan
dan mentor sebagai pembimbing dalam
melaksanakan aktualisasi

Etika Publik:
Saya akan menghargai arahan kepala
ruangan dan mentor sebagai
pembimbing dalam melaksanakan
aktualisasi

Komitmen Mutu:
Saya akan menerima saran dan
masukan dari atasan dan berusaha
berinovasi dalam mengerjakannya

Anti Korupsi:
Saya akan menerapkan sikap
tanggung jawab dalam menyampaikan
ide kepada atasan, berani
mengemukakan pendapat

Manajemen ASN:
Saya akan melaksanakan aktualisasi
secara profesional

WOG:
Saya akan menerima saran dan
masukan serta menggunakan
komunikasi yang baik untuk
menyampaikan setiap usulan

Pelayanan Publik:
Dalam mengimplementasikan tindakan
ini saya akan memberikan pelayanan
yang lebih baik lagi dengan koordinasi
yang transparan bersama atasan.

48
6. Kontribusi Terhadap Visi Hal tersebut sesuai dengan salah satu
Misi Organisasi misi RSUD dr.Doris Sylvanus yaitu misi
ke 2, meningkatkan sumber daya
manusia yang profesional dan
berkomitmen tinggi
7. Penguatan Nilai Nilai organisasi yang menguat dengan
Organisasi kegiatan ini adalah akan terjadinya
sinergi, transparan dan inovatif di dalam
organisasi tersebut
Sumber: Hasil Rancangan Aktualisasi (Tanggal 14 – 16 Mei 2019)

Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi Kegiatan (2) Melakukan sosialisasi


kepada tim perawat dan langkah aktualisasi

No. Konten Rancangan Keterangan


1. Kegiatan Melakukan sosialisasi kepada tim
perawat dan langkah aktualisasi

2. Tujuan Untuk mengetahui proses yang akan


dilaksanakan dalam mengoptimalkan
komunikasi efektif ini.
3. Tahapan Kegiatan 1. Berkoordinasi dengan atasan/kepala
ruangan untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan kegiatan

2. Mengundang tim perawat untuk


menghadiri kegiatan

3. Menyampaikan materi sosialisasi


terkait komunikasi efektif dalam
pemeriksaan tanda-tanda vital

4. Output / Hasil Kegiatan Adanya dukungan dari rekan sejawat


terkait mengoptimalkan komunikasi
efektif
5. Keterkaitan Subtansi AKUNTABILITAS
Saya akan melaksanakan kegiatan
Mata Pelatihan
sosialisasi ini dengan menjelaskan
kejelasan target yang ingin dicapai

49
NASIONALISME
Menjalin kerjasama tim dengan rekan
sejawat untuk mengoptimalkan
komunikasi efektif pada pasien

ETIKA PUBLIK
Saya akan bersikap sopan, dengan
menghargai teman sejawat.

KOMITMEN MUTU
Saya akan melaksanakan sosialisasi ini
terhadap teman sejawat dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan yang
lebih baik lagi.

ANTI KORUPSI
Saya akan bersikap disiplin dan
bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan ini

Manajemen ASN:
Saya akan profesional dalam
pengusulan konsep ini

WOG:
Saya akan berkoordinasi dengan
atasan dan teman sejawat untuk
meminta saran dan masukan terhadap
konsep yang saya buat

Pelayanan Publik:
Memberikan pelayanan yang lebih
transparan kepada pasien dengan
bersosialisasi dengan tim perawat lain
6. Kontribusi Terhadap Visi Menjadi salah satu alat dalam
Misi Organisasi mewujudkan misi organisasi sesuai misi
ke 2, tentang meningkatkan sumber
daya manusia yang professional dan
berkomitmen tinggi
7. Penguatan Nilai Nilai organisasi yang menguat dengan
Organisasi kegiatan ini adalah akan terjadinya
sinergi, transparan di dalam organisasi
tersebut
Sumber: Hasil Rancangan Aktualisasi (Tanggal 14 – 16 Mei 2019)

50
Tabel 3.4 Rancangan Aktualisasi Kegiatan (3) Melakukan komunikasi
efektif pada tahap orientasi
No. Konten Rancangan Keterangan
1. Kegiatan Melakukan komunikasi efektif pada
tahap orientasi
2. Tujuan Untuk melaksanakan proses
habituasi komunikasi efektif saat
pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Tahapan Kegiatan 1. Memberikan salam kepada pasien.
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Melakukan identifikasi pasien
sebelum memeriksa tanda-tanda
vital dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir pasien untuk
menyesuaikan identitas pasien
dengan gelang tangan
4. Menjelaskan tujuan dilakukannya
pemeriksaan tanda-tanda vital
5. Melakukan kontrak waktu dengan
pasien
4. Output / Hasil Kegiatan Pasien mengenal perawat, membina
hubungan saling percaya kepada
perawat

5. Keterkaitan Subtansi AKUNTABILITAS:


Saya akan mencoba membina
Mata Pelatihan
hubungan saling percaya, melakukan
identifikasi pasien dengan teliti,
melakukan penjelasan tindakan yang
akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga dengan rasa penuh tanggung
jawab

NASIONALISME:
Saya akan bersikap adil dan tidak
membeda-bedakan dalam memberikan
pelayanan

ETIKA PUBLIK:
Saya aka melakukan identifikasi ke
pasien dengan sopan dan ramah

KOMITMEN MUTU:
Saya akan melakukan identifikasi
pasien dengan teliti agar tidak terjadi
kesalahan dalam memberikan
pelayanan

51
ANTI KORUPSI:
Saya akan bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan jujur dalam
memberikan data

Manajemen ASN
Saya akan melaksanakan kegiatan
secara pro dan tidak berpihak

WOG
Saya akan berkoordinasi dengan
teman sejawat dalam melaksanakan
komunikasi efektif kepada pasien

Pelayanan Publik:
Saya akan berpartisipasi untuk
melaksanakan komunikasi efektif saat
pemeriksaan tanda-tanda vital yang
dilakukan oleh perawat jaga dengan
perawat shift selanjutnya.

6. Kontribusi Terhadap Visi Hal tersebut sesuai dengan salah satu


Misi Organisasi misi RSUD dr.Doris Sylvanus yaitu misi
pertama, meningkatkan pelayanan
yang bermutu prima dan berbasis
Iptekdok
7. Penguatan Nilai Nilai organisasi yang menguat dengan
kegiatan ini adalah akan terjadinya
Organisasi
sinergi, transparan di dalam organisasi
tersebut
Sumber: Hasil Rancangan Aktualisasi (Tanggal 14 – 16 Mei 2019

Tabel 3.5 Rancangan Aktualisasi Kegiatan (4) Melakukan komunikasi


efektif pada tahap kerja
No. Konten Rancangan Keterangan
1. Kegiatan Melakukan komunikasi efektif pada
tahap kerja
2. Tujuan Untuk melaksanakan proses habituasi
komunikasi efektif saat pemeriksaan
tanda-tanda vital
3. Tahapan Kegiatan 1. Mencuci tangan sebelum melakukan
tindakan

2. Mempersiapan alat pemeriksaan

52
berupa tensimeter, thermometer,
dan jam tangan

3. Membawa alat-alat ke dekat pasien

4. Mengatur posisi berbaring pasien

5. Melakukan pemeriksaan Tanda


Tanda Vital (TD, Nadi, RR, Suhu)

6. Merapikan alat setelah melakukan


tindakan

7. Mencuci tangan setelah melakukan


tindakan
4. Output / Hasil Kegiatan Pasien mengenal perawat, membina
hubungan saling percaya dan dapat
kooperatif dalam menjalani prosedur
tindakan
5. Keterkaitan Subtansi AKUNTABILITAS:
Saya akan memeriksa tanda-tanda vital
Mata Pelatihan
pasien dengan penuh tanggung jawab

NASIONALISME:
Saya tidak akan membeda-bedakan
pasien dengan cara memberikan
pelayanan yang sama walaupun
dengan kelas rawatan yang berbeda.

ETIKA PUBLIK:
Saya akan meminta izin kepada pasien
dengan sikap yang penuh kepedulian
dan ramah

KOMITMEN MUTU:
Saya akan memeriksa keadaan umum
klien dengan cermat dan teliti sesuai
dengan ketentuan yang ada

ANTI KORUPSI:
Saya akan bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan bersikap adil
pada setiap tindakan yang diberikan
kepada pasien

Manajemen ASN
Saya akan melaksanakan pemeriksaan
tanda-tanda vital dengan profesional
dengan menggunakan komunikasi yang
efektif kepada pasien

53
WOG
Saya akan berkoordinasi dengan
teman sejawat dalam melaksanakan
komunikasi efektif kepada pasien

Pelayanan Publik:
Saya akan ikut berpartisipasi untuk
melaksanakan komunikasi efektif saat
pemeriksaan tanda-tanda vital
6. Kontribusi Terhadap Visi Hal tersebut sesuai dengan salah satu
Misi Organisasi misi RSUD dr.Doris Sylvanus yaitu misi
pertama, meningkatkan pelayanan
yang bermutu prima dan berbasis
Iptekdok
7. Penguatan Nilai Nilai organisasi yang menguat dengan
Organisasi kegiatan ini adalah akan terjadinya
sinergi, transparan dan inovatif di dalam
organisasi tersebut
Sumber: Hasil Rancangan Aktualisasi (Tanggal 14 – 16 Mei 2019)

Tabel 3.6 Rancangan Aktualisasi Kegiatan (5) Melakukan komunikasi


efektif pada tahap terminasi
No. Konten Rancangan Keterangan
1. Kegiatan Melakukan komunikasi efektif pada
tahap terminasi
2. Tujuan Untuk melaksanakan proses habituasi
komunikasi efektif saat pemeriksaan
tanda-tanda vital
3. Tahapan Kegiatan 1. Memberitahukan pasien bahwa
pemeriksaan telah selesai dilakukan
2. Menanyakan kembali perasaan
pasien setelah dilakukan tindakan
keperawatan
3. Memberitahukan kepada pasien
apabila ada hal yang perlu dibantu
bisa hubungi perawat yang sedang
berjaga di nurse station
4. Mengucapkan salam penutup
sebelum meninggalkan ruangan

54
4. Output / Hasil Kegiatan Pasien merasa aman dan nyaman,
kepuasan pasien dalam layanan
meningkat dan pasien kooperatif dalam
menjalankan prosedur tindakan
5. Keterkaitan Subtansi AKUNTABILITAS:
Saya akan bertindak adil kepada setiap
Mata Pelatihan
pasien dalam melakukan kegiatan ini

NASIONALISME:
Saya tidak akan membeda-bedakan
dalam memberikan pelayanan kepada
pasien

ETIKA PUBLIK:
Saya akan berkomunikasi kepada
pasien dengan sikap yang sopan
dalam melakukan tindakan
keperawatan

KOMITMEN MUTU:
Saya akan memberikan pelayanan
yang bermutu prima kepada pasien

ANTI KORUPSI:
Saya akan bersikap disiplin dan
tanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan tersebut

Manajemen ASN
Saya akan bersikap profesional dalam
melaksanakan kegiatan tersebut

WOG
Saya akan berkoordinasi dengan
teman sejawat dalam melaksanakan
komunikasi efektif kepada pasien

Pelayanan Publik:
Saya akan berpartisipasi untuk
melaksanakan komunikasi efektif saat
pemeriksaan tanda-tanda vital

6. Kontribusi Terhadap Visi Hal tersebut sesuai dengan salah satu


Misi Organisasi misi RSUD dr.Doris Sylvanus yaitu misi
pertama, meningkatkan pelayanan

55
yang bermutu prima dan berbasis
Iptekdok
7. Penguatan Nilai Nilai organisasi yang menguat dengan
Organisasi kegiatan ini adalah akan terjadinya
sinergi, transparan dan inovatif di dalam
organisasi tersebut
Sumber: Hasil Rancangan Aktualisasi (Tanggal 14 – 16 Mei 2019)

Tabel 3.7 Rancangan Aktualisasi Kegiatan (6) Merancang dan


menyusun SPO Komunikasi efektif PPA pada pasien saat pemeriksaan
tanda-tanda vital
No. Konten Rancangan Keterangan
1. Kegiatan Merancang dan menyusun SPO
Komunikasi efektif PPA pada pasien
saat pemeriksaan tanda-tanda vital

2. Tujuan Sebagai dasar acuan dalam bekerja


dan sebagai cara untuk menyampaikan
informasi keadaan umum pasien saat
melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital
3. Tahapan Kegiatan 1. Mencari literatur yang berhubungan
dengan komunikasi efektif dan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. Merancangkan SPO Komunikasi efektif
PPA pada pasien berdasarkan literatur.
3. Melakukan konsultasi dengan mentor
dan tim Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
4. Melakukan Uji coba (Try Out) SPO
Komunikasi Efektif pada pasien
5. Melakukan evaluasi mengenai uji
coba (Try Out) SPO Komunikasi
Efektif pada pasien
4. Output / Hasil Kegiatan Terbitnya SPO Komunikasi efektif PPA
pada pasien dalam pemeriksaan
tanda-tanda vital
5. Keterkaitan Subtansi Nilai Akuntabilitas
Saya akan melaksanakan kegiatan
Mata Pelatihan
sesuai aturan prosedur yang jelas dan
berlaku sehingga pelayanan yang
diberikan dapat dipertanggung
jawabkan.

Nilai Nasionalisme
Saya akan mewujudkan bentuk

56
kepedulian kepada unit kerja dalam
memenuhi standar-standar prosedur
yang diperlukan unit kerja.

Nilai Etika Publik


Saya akan bersikap sopan dan santun
dalam melakukan diskusi dan bekerja
sama dengan atasan dalam merancang
SPO tersebut.

Nilai Komitmen Mutu


Saya akan ikut berpartisipasi dalam
meningkatkan pelayanan yang
bermutu prima.

Nilai Anti Korupsi


Saya akan jujur dalam melaksanakan
tugas dan memberikan pelayanan
sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku agar dapat memberikan
pelayanan yang optimal dan
memuaskan pasien.

Manajemen ASN
Saya akan melaksanakan kegiatan ini
secara profesional

WOG
Saya akan berkoordinasi dengan
teman sejawat dalam melaksanakan
kegiatan ini
Pelayanan Publik:
Saya akan berpartisipasi untuk
membuat rancangan SPO terkait
kegiatan diatas
5. Kontribusi Terhadap Visi Menjadi kontribusi dalam mewujudkan
visi organisasi terhadap misi yang
Misi Organisasi
diambil untuk mencapainya sebuah visi
yaitu dengan Meningkatkan pelayanan
yang bermutu prima dan berbasis
IPTEKDOK
6. Penguatan Nilai Nilai organisasi yang menguat dengan
kegiatan ini adalah akan terjadinya
Organisasi
sinergi, transparan dan inovatif di dalam
organisasi tersebut
Sumber: Hasil Rancangan Aktualisasi (Tanggal 14 – 16 Mei 2019)

57
3.3 Jadwal Kegiatan
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis isu serta analisis dampak
yang dilakukan, berikut penulis sajikan waktu pelaksanaan aktualisasi dan
kegiatan yang akan dilakukan dalam mengimplementasikan nilai-nilai
dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) dalam pelaksanaan aktualisasi dan habituasi sebagai
berikut:
Tabel 3.8 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No. Kegiatan Waktu Tempat Sasaran


Pelaksanaan Pelaksanaan Pelayanan
Melakukan
konsultasi dengan
Mentor dan Kepala
RSUD dr. Doris Perawat di
ruangan untuk 22 Mei – 23 Mei
1. Sylvanus Instalasi
mengoptimalkan 2019
Palangka Raya Rawat Inap
komunikasi efektif
dalam pemeriksaan
tanda-tanda vital.
Melakukan
RSUD dr. Doris Perawat di
sosialisasi kepada 24 Mei – 27 Mei
2 Sylvanus Instalasi
tim perawat dan 2019
Palangka Raya Rawat Inap
langkah aktualisasi
Pasien dan
Melakukan RSUD dr. Doris keluarga
28 Mei – 10 juni
3 komunikasi efektif Sylvanus pasien di
2019
pada tahap orientasi Palangka Raya Instalasi
Rawat Inap
Pasien dan
Melakukan RSUD dr. Doris keluarga
4 28 Mei – 10 juni
komunikasi efektif Sylvanus pasien di
2019
pada tahap kerja Palangka Raya Instalasi
Rawat Inap
Pasien dan
Melakukan
RSUD dr. Doris keluarga
komunikasi efektif 28 Mei – 10 juni
5 Sylvanus pasien di
pada tahap 2019
Palangka Raya Instalasi
terminasi.
Rawat Inap
Merancang dan
menyusun SPO
Komunikasi efektif
RSUD dr. Doris Perawat di
15 juni – 28 Juni
6 PPA pada pasien Sylvanus Instalasi
2019
Palangka Raya Rawat Inap
saat pemeriksaan
tanda-tanda vital

Sumber: Hasil Rancangan Aktualisasi (Tanggal 14 – 16 Mei 2019)

58
BAB IV

AKTUALISASI NILAI DASAR ASN

4.1 Kegiatan Aktualisasi (Capaian)

Sesuai dengan bab sebelumnya, bahwa penulis mengangkat isu

kurang optimalnya komunikasi efektif dalam pemeriksaan tanda-tanda vital

(vital sign) pada pasien di instalasi rawat inap, maka pada rincian

pelaksanaan kegiatan penulis mencoba untuk memperdalam hasil

pelaksanaan kegiatan dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN, serta

kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi dan Penguatan Nilai Organisasi

serta ditambah dengan analisis dampak dari setiap kegiatan.

Adapun untuk memecahkan isu tersebut, penulis mengajukan gagasan


kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan konsultasi dengan Mentor dan Kepala ruangan untuk
mengoptimalkan komunikasi efektif dalam pemeriksaan tanda-tanda
vital.
2. Melakukan sosialisasi kepada tim perawat dan langkah aktualisasi.
3. Melakukan komunikasi efektif pada tahap orientasi.
4. Melakukan komunikasi efektif pada tahap kerja.
5. Melakukan komunikasi efektif pada tahap terminasi.
6. Merancang dan menyusun SPO Komunikasi efektif PPA pada pasien
saat pemeriksaan tanda-tanda vital.

4.1.1 Bukti Aktualisasi

Penulis akan menyajikan rincian tersebut dalam bentuk tabel capaian

kegiatan yang tertera dibawah ini;

59
a. Kegiatan 1: Konsultasi dengan Mentor dan Kepala ruangan

Tabel 4.1 Konsultasi dengan Mentor dan Kepala ruangan


Nama Kegiatan Melakukan konsultasi dengan Mentor dan
Kepala ruangan untuk mengoptimalkan
komunikasi efektif dalam pemeriksaan tanda-
tanda vital.
Waktu Pelaksanaan
22 Mei – 23 Mei 2019
Kegiatan
Tujuan Kegiatan Mendapatkan persamaan persepsi dengan
mentor dan kepala ruangan pada kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan mentor dan
kepala ruangan
2. Melakukan diskusi dengan Mentor dan
Kepala Ruangan tentang aktualisasi yang
dilaksanakan.
3. Mencatat hal-hal penting yang dapat
mendukung pelaksanaan aktualisasi dan
berkoordinasi dengan kepala ruangan
untuk dapat melaksanakan aktualisasi.
Output/Hasil Kegiatan Kesepakatan dan dukungan dari kepala
ruangan untuk melakukan kegiatan aktualisasi
Keterkaitan Subtansi Penulis sebelum menjalankan kegiatan
Mata Pelatihan aktualisasi terlebih dahulu melakukan
konsultasi dengan mentor dan kepala ruangan
agar mendapat kesepakatan dan dukungan
melakukan aktualisasi selama masa habituasi
di Instalasi Rawat Inap Rg. Aster RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
AKUNTABILITAS:
Supaya masa habituasi yang dilaksanakan
dapat berjalan dengan baik, maka penulis
harus menjelaskan kepada mentor dan kepala
ruangan apa yang akan dilakukan penulis
setelah menjalani masa on campus. Kegiatan
ini dilakukan penulis dengan penuh kejujuran
agar dapat menerapkan nilai-nilai yang telah
penulis pelajari.
NASIONALISME:
Penulis dalam menjalankan aktualisasinya
berusaha menjalin hubungan yang baik dan
menghormati kepala ruangan dan mentor
sebagai pembimbing dalam melaksanakan
aktualisasi
ETIKA PUBLIK:
Penulis menerapkan prinsip etika publik
dengan menghargai komunikasi, konsultasi
dan kerja sama dengan kepala ruangan
dimana penulis berdinas.
KOMITMEN MUTU:
Penulis melakukan konsultasi dengan kepala
ruangan sebelum menjalankan aktualisasinya
agar dapat terus menjaga mutu pelayanan di
Instalasi Rawat Inap Rg. Aster, agar dapat
berinovasi dalam memberikan pelayanan

60
kesehatan

ANTI KORUPSI:
Penulis menerapkan sikap tanggung jawab
dalam menyampaikan ide kepada mentor dan
kepala ruangan, dan berani mengemukakan
pendapatnya.
MANAJEMEN ASN:
Penulis melakukan konsultasi dengan
transparan dan profesional terhadap konsep
rancangan aktualisasi yang dibuat.
WOG:
Penulis menerima saran dan masukan dari
mentor dan kepala ruangan terhadap konsep
rancangan aktualisasi yang dibuat dan
menggunakan komunikasi yang baik untuk
menyampaikan setiap gagasan.
PELAYANAN PUBLIK:
Penulis mengimplementasikan tindakan ini
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
lagi dengan koordinasi yang transparan
bersama atasan.
Kontribusi Terhadap Visi Meningkatkan sumber daya manusia yang
Misi Organisasi profesional dan berkomitmen tinggi adalah
meningkatkan peran perawat sebagai sumber
daya manusia yang mempunyai peran besar
untuk menuju rumah sakit yang baik.. Dalam
hal ini penulis berusaha untuk menjalin kerja
sama yang baik dengan kepala ruangan untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang
paripurna dan pengelolaan rumah sakit yang
profesional serta berkomitmen tinggi untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang baik
untuk masyarakat.
Penguatan Nilai Penulis berusaha melakukan setiap
Organisasi kegiatan dengan kejujuran agar
meningkatkan nilai organisasi dengan
kegiatan ini sehingga akan terjadinya
sinergi, transparan dan inovatif di dalam
organisasi.

b. Kegiatan 2: Melakukan sosialisasi kepada tim perawat dan


langkah aktualisasi
Tabel 4.2 Melakukan sosialisasi kepada tim perawat dan langkah
aktualisasi
Nama Kegiatan Melakukan sosialisasi kepada tim perawat dan
langkah aktualisasi
Waktu Pelaksanaan
24 Mei – 27 Mei 2019
Kegiatan
Tujuan Kegiatan Untuk mengetahui proses yang akan
dilaksanakan dalam mengoptimalkan

61
komunikasi efektif dalam pemeriksaan tanda-
tanda vital
Tahapan Kegiatan 1. Berkoordinasi dengan atasan/kepala
ruangan untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan kegiatan
2. Mengundang tim perawat untuk menghadiri
kegiatan
3. Menyampaikan materi sosialisasi terkait
komunikasi efektif dalam pemeriksaan
tanda-tanda vital
Output/Hasil Kegiatan Adanya dukungan dari rekan sejawat terkait
mengoptimalkan komunikasi efektif dalam
pemeriksan tanda-tanda vital
Keterkaitan Subtansi Penulis melakukan sosialisasi kepada tim
Mata Pelatihan perawat serta memaparkan langkah2
aktualisasi agar nantinya apa yang dilakukan
sesuai dengan yang diharapkan dan
pelayanan dapat diberikan dengan baik oleh
perawat di ruangan.

AKUNTABILITAS
Penulis melaksanakan kegiatan sosialisasi ini
dengan menjelaskan kejelasan target yang
ingin dicapai
NASIONALISME
Penulis menjalin kerjasama tim dengan rekan
sejawat untuk mengoptimalkan komunikasi
efektif pada pasien
ETIKA PUBLIK
Penulis bersikap sopan, dengan menghargai
teman sejawat demi tercapainya tujuan dari
kegiatan
KOMITMEN MUTU
Penulis melaksanakan sosialisasi terhadap
teman sejawat dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan yang lebih baik lagi.
ANTI KORUPSI
Pewnulis bersikap disiplin dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan kegiatan ini agar
tercapainya tujuan dari kegiatan
Manajemen ASN:
Penulis bersikap profesional dalam
pengusulan konsep yang dilakukan
WOG:
Penulis berkoordinasi dengan atasan dan
teman sejawat untuk meminta saran dan
masukan terhadap konsep yang dibuat
Pelayanan Publik:
Penulis memberikan pelayanan yang lebih
transparan kepada pasien dengan
bersosialisasi dengan tim perawat lain
Kontribusi Terhadap Visi Menjadi salah satu alat dalam mewujudkan
Misi Organisasi misi organisasi sesuai misi ke 2, tentang
meningkatkan sumber daya manusia yang
professional dan berkomitmen tinggi

62
Penguatan Nilai Nilai organisasi yang menguat dengan
Organisasi kegiatan ini adalah akan terjadinya sinergi,
transparan dan inovatif di dalam organisasi
tersebut

c. Kegiatan 3: Melakukan komunikasi efektif pada tahap orientasi

Tabel 4.3 Melakukan komunikasi efektif pada tahap orientasi


Nama Kegiatan Melakukan komunikasi efektif pada tahap
orientasi
Waktu Pelaksanaan
28 Mei - 10 Juni 2019
Kegiatan
Tujuan Kegiatan Untuk melaksanakan proses habituasi
komunikasi efektif saat pemeriksaan tanda-
tanda vital
Tahapan Kegiatan 1. Memberikan salam kepada pasien.
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Melakukan identifikasi pasien sebelum
memeriksa tanda-tanda vital dengan
menanyakan nama dan tanggal lahir
pasien untuk menyesuaikan identitas
pasien dengan gelang tangan
4. Menjelaskan tujuan dilakukannya
pemeriksaan tanda-tanda vital
5. Melakukan kontrak waktu dengan pasien
Output/Hasil Kegiatan Pasien mengenal perawat, membina
hubungan saling percaya dan dapat
kooperatif dalam menjalani prosedur tindakan
Keterkaitan Subtansi Penulis dalam kegiatan ini mulai membangun
Mata Pelatihan kepercayaan pasien melalui komunikasi yang
efektif dengan tujuan untuk membina
hubungan saling percaya kepada pasien agar
kegiatan ini dapat memberikan suatu nilai yang
baik oleh pasien yang akan dilakukan tindakan
keperawatan

AKUNTABILITAS:
Penulis membina hubungan saling percaya,
melakukan identifikasi pasien dengan teliti,
melakukan penjelasan tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga dengan
rasa penuh tanggung jawab
NASIONALISME:
Penulis bersikap adil dan tidak membeda-
bedakan dalam memberikan pelayanan
ETIKA PUBLIK:
Penulis melakukan identifikasi ke pasien
dengan sopan dan ramah
KOMITMEN MUTU:
Penulis melakukan identifikasi pasien dengan
teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan pelayanan

63
ANTI KORUPSI:
Penulis bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan jujur dalam
memberikan data
Manajemen ASN :
Penulis melaksanakan kegiatan secara pro
dan tidak berpihak
WOG:
Penulis berkoordinasi dengan teman sejawat
dalam melaksanakan komunikasi efektif
kepada pasien
Pelayanan Publik:
Penulis berpartisipasi untuk melaksanakan
komunikasi efektif saat pemeriksaan tanda-
tanda vital yang dilakukan oleh perawat jaga
dengan perawat shift selanjutnya.
Kontribusi Terhadap Visi Hal tersebut sesuai dengan salah satu misi
Misi Organisasi RSUD dr.Doris Sylvanus yaitu misi pertama,
meningkatkan pelayanan yang bermutu
prima dan berbasis Iptekdok kepada pasien
Penguatan Nilai Memberikan pelayanan yang ramah dengan
Organisasi sepenuh hati sesuai dengan motto Rumah
Sakit “Bajenta Bajorah”

d. Kegiatan 4: Melakukan komunikasi efektif pada tahap kerja


Tabel 4.4 Melakukan komunikasi efektif pada tahap kerja
Nama Kegiatan Melakukan komunikasi efektif pada tahap
kerja
Waktu Pelaksanaan 28 Mei - 10 Juni 2019
Kegiatan
Tujuan Kegiatan Untuk melaksanakan proses habituasi
komunikasi efektif saat pemeriksaan tanda-
tanda vital
Tahapan Kegiatan 1. Mencuci tangan sebelum melakukan
tindakan
2. Mempersiapan alat pemeriksaan berupa
tensimeter, thermometer, dan jam tangan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mengatur posisi berbaring pasien
5. Melakukan pemeriksaan Tanda Tanda Vital
(TD, Nadi, RR, Suhu)
6. Merapikan alat setelah melakukan tindakan
7. Mencuci tangan setelah melakukan
tindakan
Output/Hasil Kegiatan
Pasien merasa aman dan nyaman ketika
prosedur tindakan dilakukan
Keterkaitan Subtansi Setelah membangun suatu komunikasi yang
Mata Pelatihan baik pada pasien penulis kemudian melakukan
tujuan utamanya, yaitu melakukan tindakan
yang berkaitan dengan asuhan keperawatan
yang akan diberikan kepada pasien

64
AKUNTABILITAS:
Penulis memeriksa tanda-tanda vital pasien
dengan penuh tanggung jawab
NASIONALISME:
Penulis tidak akan membeda-bedakan
pasien dengan cara memberikan pelayanan
yang sama walaupun dengan kelas rawatan
yang berbeda.
ETIKA PUBLIK:
Penulis meminta izin kepada pasien dengan
sikap yang penuh kepedulian dan ramah
KOMITMEN MUTU:
Penulis memeriksa keadaan umum klien
dengan cermat dan teliti sesuai dengan
ketentuan yang ada
ANTI KORUPSI:
Penulis bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan bersikap adil pada
setiap tindakan yang diberikan kepada pasien
Manajemen ASN
Penulis melaksanakan pemeriksaan tanda-
tanda vital dengan profesional dengan
menggunakan komunikasi yang efektif kepada
pasien
WOG
Penulis berkoordinasi dengan teman sejawat
dalam melaksanakan komunikasi efektif
kepada pasien
Pelayanan Publik:
Penulis ikut berpartisipasi untuk
melaksanakan komunikasi efektif saat
pemeriksaan tanda-tanda vital
Kontribusi Terhadap Visi Hal tersebut sesuai dengan salah satu misi
Misi Organisasi RSUD dr.Doris Sylvanus yaitu misi pertama,
meningkatkan pelayanan yang bermutu
prima dan berbasis Iptekdok kepada pasien
Penguatan Nilai Memberikan pelayanan yang ramah dengan
Organisasi sepenuh hati sesuai dengan motto Rumah
Sakit “Bajenta Bajorah”

e. Kegiatan 5: Melakukan komunikasi efektif pada tahap terminasi


Tabel 4.5 Melakukan komunikasi efektif pada tahap terminasi
Nama Kegiatan Melakukan komunikasi efektif pada tahap
terminasi
Waktu Pelaksanaan
28 Mei - 10 Juni 2019
Kegiatan
Tujuan Kegiatan Untuk melaksanakan proses habituasi
komunikasi efektif saat pemeriksaan tanda-
tanda vital

Tahapan Kegiatan 1. Memberitahukan pasien bahwa


pemeriksaan telah selesai dilakukan
2. Menanyakan kembali perasaan pasien
setelah dilakukan tindakan keperawatan

65
3. Memberitahukan kepada pasien apabila
ada hal yang perlu dibantu bisa hubungi
perawat yang sedang berjaga di nurse
station
4. Mengucapkan salam penutup sebelum
meninggalkan ruangan
Output/Hasil Kegiatan Pasien merasa aman dan nyaman,
kepuasan pasien dalam layanan
meningkat dan pasien kooperatif dalam
menjalankan prosedur tindakan
Keterkaitan Subtansi Pada tahap ini penulis menjelaskan apa yang
Mata Pelatihan didapatkan dari tindakan yang telah dilakukan
kepada pasien, dan menanyakan kembali apa
perasaan yang dirasakan pasien setelah
dilakukan tindakan keperawatan dengan
tujuan untuk mengetahui feedback/umpan
balik apa yang diberikan pasien kepada
pemberi pelayanan

AKUNTABILITAS:
Penulis bertindak adil kepada setiap pasien
dalam melakukan kegiatan ini
NASIONALISME:
Penulis tidak akan membeda-bedakan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien

ETIKA PUBLIK:
Penulis berkomunikasi kepada pasien dengan
sikap yang sopan dalam melakukan tindakan
keperawatan
KOMITMEN MUTU:
Penulis akan memberikan pelayanan yang
bermutu prima kepada pasien
ANTI KORUPSI:
Penulis bersikap disiplin dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tindakan tersebut
Manajemen ASN :
Penulis bersikap profesional dalam
melaksanakan kegiatan tersebut
WOG:
Penulis berkoordinasi dengan teman sejawat
dalam melaksanakan komunikasi efektif
kepada pasien
Pelayanan Publik:
Penulis berpartisipasi untuk melaksanakan
komunikasi efektif saat pemeriksaan tanda-
tanda vital

Kontribusi Terhadap Visi Hal tersebut sesuai dengan salah satu misi
Misi Organisasi RSUD dr.Doris Sylvanus yaitu misi pertama,
meningkatkan pelayanan yang bermutu
prima dan berbasis Iptekdok kepada pasien
Penguatan Nilai Memberikan pelayanan yang ramah dengan
Organisasi sepenuh hati sesuai dengan motto Rumah
Sakit “Bajenta Bajorah”

66
f. Kegiatan 6: Merancang dan menyusun SPO Komunikasi efektif
PPA pada pasien saat pemeriksaan tanda-tanda vital

Tabel 4.6 Merancang dan menyusun SPO Komunikasi efektif PPA


pada pasien saat pemeriksaan tanda-tanda vital
Nama Kegiatan Merancang dan menyusun SPO Komunikasi
efektif PPA pada pasien saat pemeriksaan
tanda-tanda vital
Waktu Pelaksanaan
15 Juni - 28 Juni 2019
Kegiatan
Tujuan Kegiatan Sebagai dasar acuan dalam bekerja dan
sebagai cara untuk menyampaikan informasi
keadaan umum pasien saat melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital
Tahapan Kegiatan 1. Mencari literatur yang berhubungan
dengan komunikasi efektif dan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. Merancangkan SPO Komunikasi efektif
PPA pada pasien berdasarkan literatur.
3. Melakukan konsultasi dengan mentor dan
tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Melakukan Uji coba (Try Out) SPO
Komunikasi Efektif pada pasien
5. Melakukan evaluasi mengenai uji coba
(Try Out) SPO Komunikasi Efektif pada
pasien
Output/Hasil Kegiatan Terbitnya SPO Komunikasi efektif PPA pada
pasien dalam pemeriksaan tanda-tanda vital
Keterkaitan Subtansi Penulis melakukan penyusunan standar
Mata Pelatihan layanan dalam komunikasi efektif dengan
berkoordinasi bersama mentor dan tim
pemberi kebijakan dalam penerbitan suatu
rancangan untuk melakukan komunikasi efektif
kepada pasien

Akuntabilitas:
Penulis melaksanakan kegiatan sesuai aturan
prosedur yang jelas dan berlaku sehingga
pelayanan yang diberikan dapat
dipertanggung jawabkan.
Nasionalisme:
Penulis mewujudkan bentuk kepedulian
kepada unit kerja dalam memenuhi standar-
standar prosedur yang diperlukan unit kerja.
Etika Publik:
Penulis bersikap sopan dan santun dalam
melakukan diskusi dan bekerja sama dengan
atasan dalam merancang SPO tersebut.

67
Komitmen Mutu:
Penulis ikut berpartisipasi dalam meningkatkan
pelayanan yang bermutu prima.
Anti Korupsi:
Saya akan jujur dalam melaksanakan tugas
dan memberikan pelayanan sesuai dengan
standar prosedur yang berlaku agar dapat
memberikan pelayanan yang optimal dan
memuaskan pasien.
Manajemen ASN :
Penulis melaksanakan kegiatan ini secara
profesional
WOG:
Penulis berkoordinasi dengan teman sejawat
dalam melaksanakan kegiatan ini
Pelayanan Publik:
Penulis berpartisipasi untuk membuat
rancangan SPO terkait kegiatan diatas
Kontribusi Terhadap Visi Menjadi kontribusi dalam mewujudkan visi
Misi Organisasi organisasi terhadap misi yang diambil untuk
mencapainya sebuah visi yaitu dengan
Meningkatkan pelayanan yang bermutu
prima dan berbasis IPTEKDOK
Penguatan Nilai Nilai organisasi yang menguat dengan
Organisasi kegiatan ini adalah akan terjadinya sinergi,
transparan dan inovatif di dalam organisasi
tersebut

4.2 Analisis Dampak

Berikut dapat dilihat analisis dampak yang ditimbulkan ketika nilai-nilai dasar
diterapkan dalam kegiatan aktualisasi dibandingkan jika nilai-nilai dasar tidak
diterapkan dalam kegiatan aktualisasi.

Tabel 4.7 Analisis Dampak Kegiatan


Analisis Dampak
No Kegiatan Positif Negatif
1. Melakukan Dengan adanya kesepakatan Tidak adanya
Konsultasi yang dilakukan saat konsultasi, kesepakatan
dengan Mentor maka penulis mendapat dukungan antara penulis dan
dan Kepala dan masukan untuk hal-hal yang mentor serta
Ruangan untuk penting mengenai kegiatan yang kepala ruangan
mengoptimalkan dilaksanakan. Sehingga hal ini akan menyulitkan
komunikasi memudahkan penulis untuk penulis dalam
efektif dalam melaksanakan kegiatan melaksanakan
pemeriksaan rancangan aktualisasi yang kegiatan
tanda-tanda dilakukan. rancangan
vital. aktualisasi dan
berpengaruh pada
output yang
dihasilkan

68
2. Melakukan Dengan mensosialisasikan Jika tidak
sosialisasi langkah aktualisasi yang disosialisasikannya
kepada tim dilakukan penulis, menimbulkan langkah ini, akan
perawat dan dukungan dari teman-teman sulit untuk
langkah sejawat dan penulis juga mewujudkan apa
aktualisasi mendapatkan saran dan pendapat yang dikehendaki
yang sifatnya membangun untuk penulis
kebaikan bersama sebelumnya
3. Melakukan Dengan dilakukannya kegiatan ini Akan terjadi
komunikasi akan membuat pasien menjadi ketidakpercayaan
efektif pada percaya kepada pemberi terhadap penerima
tahap orientasi pelayanan karena disana akan layanan karena
terbina hubungan saling percaya tidak terbentuknya
antara pemberi asuhan dan hubungan saling
pasien percaya
sebelumnya
4. Melakukan Dengan dilakukannya kegiatan ini Akan terjadi
komunikasi akan mempermudah kita sebagai ketidakpercayaan
efektif pada pemberi pelayanan untuk terhadap penerima
tahap kerja melakukan tindakan kepada layanan karena
pasien. tidak terbentuknya
hubungan saling
percaya
sebelumnya
5. Melakukan Dengan dilakukannya kegiatan ini Akan membuat
komunikasi akan membuat pasien merasa pasien merasa
efektif pada aman dan nyaman setelah tidak aman dan
tahap terminasi. dilakukannya tindakan, karena tidak nyaman
penulis menanyakan kembali apa dalam menerima
perasaan pasien setelah diberikan pelayanan
pelayanan
6 Merancang dan Membuat SPO akan Tidak
menyusun SPO memudahkan kita nantinya dilaksanakannya
Komunikasi sebagai pemberi layanan untuk kegiatan ini akan
efektif PPA mengetahui bagaimana cara yang berdampak pada
pada pasien benar sesuai standar dalam tidak adanya
saat berkomunikasi efektif kepada acuan baku dalam
pemeriksaan pasien berkomunikasi
tanda-tanda vital secara efektif
kepada pasien

4.3 Rencana Dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan


Rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan yang penulis rencanakan
didalam rancangan aktualisasi tertuang dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Rencana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
No. Rencana Kegiatan Status Alasan Perubahan
Pelaksanaan Kegiatan
(Jika berubah)
1. Melakukan Konsultasi
dengan Mentor dan Terealisasi
Kepala Ruangan untuk
mengoptimalkan

69
komunikasi efektif
dalam pemeriksaan
tanda-tanda vital.
2. Melakukan sosialisasi
kepada tim perawat Terealisasi
dan langkah
aktualisasi
3. Melakukan komunikasi
efektif pada tahap Terealisasi
orientasi
4. Melakukan komunikasi
efektif pada tahap Terealisasi
kerja
5. Melakukan komunikasi
efektif pada tahap Terealisasi
terminasi.
6. Merancang dan
menyusun SPO
Komunikasi efektif Terealisasi
PPA pada pasien saat
pemeriksaan tanda-
tanda vital

4.4 Makna Penerapan Nilai-Nilai Dasar ASN


Makna dalam penerapan Nilai-Nilai Dasar ASN pada kegiatan aktualisasi
yang penulis laksanakan sesuai rancangan aktualisasi dalam bentuk
laporan aktualisasi ini telah melaksanakan penerapan nilai dasar sebagai
berikut:
1. Makna Penerapan Nilai Dasar ASN pada Kegiatan pertama,
Melakukan Konsultasi dengan Mentor dan Kepala Ruangan untuk
mengoptimalkan komunikasi efektif dalam pemeriksaan tanda-
tanda vital.
Penulis mendapatkan suatu tantangan melaksanakan kegiatan
pertama ini, penulis dilatih untuk berfikir kritis dan berinovasi dalam
pembuatan suatu konsep dan pelaksanaan pengusulan agar sesuai
dengan manajemen ASN dan Whole of Government sebagai bagian
dari kerjasama atau kolaborasi untuk terbentuknya hubungan dan
pelayanan publik yang baik serta berlandaskan komitmen mutu dan
akuntabilitas.

2. Makna Penerapan Nilai Dasar ASN pada Kegiatan ke dua,


Melakukan sosialisasi kepada tim perawat dan langkah aktualisasi

70
Pada kegiatan ini penulis mengharapkan kepada semua pemberi
layanan yang berhubungan langsung ke pasien agar dapat
memberikan pelayanan yang baik yaitu dengan berkomunikasi efektif
sehingga kita akan mendapatkan kepercayaan dari pasien dan
menerapkannya dalam setiap sebelum melakukan tindakan ke pasien
sehingga memiliki makna penerapan yang tertuang dalam nilai-nilai
ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
anti korupsi, manajemen ASN, WOG dan pelayanan publik yang baik.

3. Makna Penerapan Nilai Dasar ASN pada Kegiatan ke tiga,


Melakukan komunikasi efektif pada tahap orientasi.
Penulis berusaha agar komunikasi pertama kali yang akan kita bangun
kepada pasien akan berhasil melalui penerapan komunikasi efektif
pada tindakan yang akan kita berikan kepada pasien, ini merupakan
salah satu penerapan dari makna yang terkandung dalam nilai-nilai
ASN yaitu meningkatkan pelayanan pada publik dengan baik dan
meningkatkan mutu sebagai bagian dari komitmen mutu seorang ASN
agar lebih bermanfaat dan memberikan contoh kepada ASN lainnya
dalam bersikap dan memberikan pelayanan yang baik.

4. Makna Penerapan Nilai Dasar ASN pada Kegiatan ke empat,


Melakukan komunikasi efektif pada tahap kerja.
Pada kegiatan ini penulis memberikan contoh yang nyata dalam
memberikan pelayanan yang baik kepada pasien, kita diharuskan
untuk bersikap dan bertindak secara professional dalam memberikan
layanan sebagai salah satu penerapan dan makna dari nilai-nilai
ANEKA yang diterapkan, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, anti korupsi, manajemen ASN, WOG dan pelayanan
publik yang baik.

5. Makna Penerapan Nilai Dasar ASN pada Kegiatan ke lima,


Melakukan komunikasi efektif pada tahap terminasi
Makna penerapan nilai dasar ASN pada kegiatan ini dimana penulis
diharuskan untuk mendapatkan umpan balik dari pasien setelah

71
dilakukannya tindakan yang telah dilakukan ke pasien,pasien akan
merasa nyaman dan aman setelah dilakukannya kegiatan tersebut,
penulis merasa lebih menjalankan pelayanan publik dengan baik dan
meningkatkan mutu sebagai bagian dari komitmen mutu seorang ASN
agar lebih bermanfaat dan berkontribusi sebagai seorang abdi negara
atau ASN itu sendiri.

6. Makna Penerapan Nilai Dasar ASN pada Kegiatan ke enam,


Merancang dan menyusun SPO Komunikasi efektif PPA pada
pasien saat pemeriksaan tanda-tanda vital
Yang penulis dapatkan ketika melaksanakan kegiatan ini adalah
penulis diberikan kesempatan untuk berinovasi dalam pembuatan
suatu peraturan yang baku agar sesuai dengan manajemen ASN dan
Whole of Government sebagai bagian dari kerjasama atau kolaborasi
untuk terbentuknya hubungan dan pelayanan publik yang baik serta
berlandaskan komitmen mutu dan akuntabilitas.

72
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan, laporan ini

disajikan penulis sebagai upaya dan bentuk nyata untuk menerapkan nilai-

nilai dasar ASN, Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI untuk menelaah

isu pertama yang diangkat oleh penulis yaitu kurang optimalnya komunikasi

efektif dalam pemeriksaan tanda-tanda vital (vital sign) pada pasien di

instalasi rawat inap ruang aster RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya,

dengan demikian melalui kerjasama dan koordinasi yang baik antara

penulis, coach, mentor , tim pembuat kebijakan dan tim perawat di

ruangAster RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya maka dapat ditarik

kesimpulansebagai berikut:

1. Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS, kedudukan dan peran PNS dalam

NKRI yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,

Anti Korupsi, Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan

Publik yang dilakukan oleh penulis selama masa habituasi pada

tanggal 22 Mei 2019 – 2 Juli 2019 di RSUD dr. Doris Sylvanus

Palangka Raya telah dilakukan dengan baik dan memberikan dampak

positif berupa inovasi yang dapat diterapkan pada penggunaan

komunikasi efektif dalam tindakan keperawatan khususnya

pemeriksaan tanda-tanda vital pasien.

2. Dalam melaksanakan enam kegiatan untuk pelaksanaan aktualisasi ,

penulis berhasil melakukan seluruh kegiatan sesuai dengan tahapan-

tahapan kegiatan yang telah dirancang sebelumnya. Dalam

73
penerapannya tidak ada masalah berarti yang membuat kegiatan tidak

terlaksana. Hasil dari kegiatan mendapat respon positif dari pimpinan,

karena dengan adanya aktualisasi ini penulis dapat membuat suatu

inovasi pada komunikasi efektif yang telah dibakukan dengan

pembuatan SPO tentang komunikasi efektif yang disusun berdasarkan

referensi terbaru bersama Tim kecil penulis,tim KPRS dan Komite

Keperawatan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dan di uji

cobakan bersama tim perawat ruangan saat melakukan tindakan

keperawatan tersebut.

3. Ilmu yang didapat oleh penulis selama menjalani pelatihan dasar di

BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah yaitu nilai-nilai dasar PNS,

kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Manajemen

ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik adalah modal utama

bagi penulis untuk menjadi Aparatur Sipil Negara yang berdedikasi

tinggi kepada negara, professional serta berintegritas dalam

melaksanakan setiap tugas yang diberikan.

5.2 Saran

Dari hasil kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, ada beberapa

saran yang diharapkan dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk BPSDM sebagai pihak pemberi dan pelaksanapelatihan-

pelatihan yang menunjang sumber daya manusia pada pegawai

pemerintahan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,

disini penulis berharap dan memberikan saran agar kedepannya dapat

terus meningkatkan dan memberikan pelatihan bagi pegawai-pegawai

74
pemerintahan sebagai abdi negara agar terus menciptakan abdi-abdi

negara atau individu-individu profesional yang mampu dan mau

menerapkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,

Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) serta manajemen organisasi yang

meliputi manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik.

2. RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya sebagai tempat penulis

bekerja yang dimana harapan kedepannya dari penulis adalah terus

mendukung inovasi-inovasi yang membangun dan positif dari berbagai

sumber agar tercipta peningkatan pelayanan dan mutuyang diberikan

kepada masyarakat serta meningkatkan kualitas pendidikan dan

penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan sehingga terciptanya

suatu kondisi dimana organisasi ini memiliki standar yang sesuai dalam

memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.

3. Untuk pribadi penulis sendiri agar terus meningkatkan kinerjanya dalam

memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan kepada

pekerjaan supaya nantinya tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan

akan semakin meningkat serta penulis dapat menerapkan nilai-nilai

ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu dan Anti

Korupsi) serta manajemen organisasi yang meliputi manajemen ASN,

Whole of Government dan Pelayanan Publik dalam kehidupannya

sehari-hari.

5.3 Rencana Aksi Inovasi Pasca Pelatihan Dasar

Rencana aksi inovasi penulis pasca pelatihan dasar ini adalah akan

terus memberikan pelayanan dan mendedikasikan diri sebagai ASN di

75
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan cara terus berinovasi dan

mengoptimalkan inovasi yang sudah dibuat saat aktualisasi. Adapun

demikian dengan inovasi yang sudah dibuat diharapkan mampu di

terapkan pada lingkup kerjanya serta dapat menjadi suatu terobosan

inovasi yang sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit yang

mengacu pada standar akreditasi rumah sakit.

76
DAFTAR PUSTAKA

Profil RSUD dr.Doris Sylvanus Palangkaraya 2018 (database). RSUD dr.Doris


Sylvanus Palangkaraya. Annual Updating
Fatimah, Ellydan Erna Irawati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.

Kumorotomo, Wahyudi, Nana Rukmana dan Amir Imaruddin. 2015. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III: Etika Publik.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwi putrianti dan Enda Layak Allo. 2015. Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III: Akuntabilitas.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Latief, Yudi, Adi Suryanto dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III: Nasionalisme. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Purwanto, Erwan Agus dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Pelayanan
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo Sejati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Whole of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan III: Anti Korupsi. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Yuniarsih, Tjutju dan Muhammad Taufiq. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III: Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Tutiany, dkk. (2017). Bahan Ajar Keperawatan Manajemen Keselamatan


Pasien.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta

Widyakusumawati (2016). Hubungan Antara Komunikasi Intrapersonal dengan


Burnout pada Perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Semarang. Jurnal empati Universitas Diponegoro: Semarang

SumberLainnya:

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Permenpan RB No. 25 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat

77
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai