Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pekommas, Vol. 18 No.

1, April 2015: 53 - 62

Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap


Motivasi Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa

Effect of Interpersonal Communication Between Lecturer and Students of


Learning and Achievement Motivation for Students
Fauzi Abubakar
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Jalan. Darussalam No. 47 Lhokseumawe - NAD
abubakarfauzi@yahoo.com
Diterima: 29 Desember 2014 || Revisi: 8 April 2015 || Disetujui: 14 April 2015

Abstrak - Aspek motivasi sangat penting dalam proses belajar di perguruan tinggi, karena motivasi akan
menentukan intensitas usaha belajar dan mendorong mahasiswa untuk melakukan aktivitas tertentu yang
berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi akademik mahasiswa. Prestasi akademik merupakan hasil dari kegiatan belajar sebagai indikator
kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai mahasiswa. Hasil belajar yang optimal dipengaruhi
oleh berbagai komponen belajar mengajar, diantaranya komunikasi interpersonal dosen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap motivasi belajar dan prestasi
akademik mahasiswa Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lhokseumawe.
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional Data penelitian dikumpulkan
dengan menggunakan kuisoner, kemudian data diolah serta dianalisis secara deskriptif. Landasan teori yang
digunakan yaitu teori pengungkapan diri (Self Disclosure Theory), yang dikemukakan oleh Sydney Marshall
Jourad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antara dosen dan mahasiswa
berpengaruh terhadap motivasi belajar sebesar 24,4 % dengan koefisien regresi 0,469 dan konstanta 18,644.
Sedangkan untuk variabel prestasi akademik, 1,04 % dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal dosen dan
sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Kata Kunci: komunikasi interpersonal, motivasi belajar, prestasi akademik

Abstract: Aspects of motivation is very important in the learning process in college, because motivation will
determine the intensity of the effort of learning and encourage students to perform certain activities related
to learning activities. Motivation to learn is one of the factors that influence students' academic achievement.
Academic achievement is the result of learning activities as an indicator of the quality and quantity of
knowledge that the student has mastered. Optimal learning results are influenced by various components of
learning, interpersonal communication among faculty. This study aimed to determine the effect of
interpersonal communication lecturer on learning motivation and academic achievement of students in the
School of Nursing, College of Health Sciences Muhammadiyah Lhokseumawe. This research is quantitative
research is correlational research data was collected using a questionnaire, then the data is processed and
analyzed descriptively. Theoretical basis used is the theory of self-disclosure (Self Disclosure Theory),
proposed by Marshall Jourad Sydney. The results showed that interpersonal communication between faculty
and students affect motivation of 24.4% with keofisien regression constants 0.469 and 18.644. As for the
variables of academic achievement, 1.04% influenced by interpersonal communication lecturer and the rest
influenced by other factors.
Keywords: interpersonal communication, motivation, achievement

PENDAHULUAN (Sendjaja, 1994: 77). Hubungan interpersonal


terbentuk dengan adanya komunikasi. Begitu juga
Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan
komunikasi sangat dipengaruhi oleh hubungan dan
orang lain untuk saling berinteraksi. Hal ini
persepsi interpersonal antara sumber/ penyampai
merupakan suatu hakikat bahwa sebagian besar
informasi atau komunikator dengan penerima
pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial
komunikan (Rakhmat, 2007: 80). Komunikasi dapat
dengan sesamanya. Hubungan interpersonal
dilakukan langsung secara verbal tanpa melalui
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
perantara media antara dua orang atau kelompok
manusia yang mempengaruhi kualitas kehidupan
secara aktif dan interaktif yang dikenal dengan istilah
53
Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap…(Fauzi Abubakar)

komunikasi interpersonal. Sebagian besar kegiatan merupakan faktor yang sangat penting dalam
komunikasi berlangsung dalam situasi komunikasi menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
interpersonal. Untuk mendefinisikan komunikasi sehingga menimbulkan motivasi belajar pada
interpersonal agak sulit, karena ada beberapa mahasiswa dan dosen merasakan kenyamanan dalam
perspektif dalam melihat definisi tersebut. mengajar. Komunikasi interpersonal dosen
Menurut Julia T. Wood (2013: 19), semua memberikan penjelasan tentang apa yang harus
komunikasi kecuali komunikasi intrapersonal adalah dilakukan mahasiswa dan seberapa baik mahsiswa
komunikasi interpersonal, dan definisi komunikasi tersebut melakukan apa yang menjadi tugas`dan
interpersonal yang lebih lengkap, yaitu: pertama, tanggungjawabnya. Prestasi akademik mahasiswa
selektif (setiap orang akan memilih dengan siapa akan dapat optimal jika dibangun dengan komunikasi yang
berkomunikasi). Kedua, sistemik (dipengaruhi oleh baik. Menciptakan komunikasi yang baik diperlukan
beberapa sistem seperti budaya, pengalaman pribadi kemampuan komunikasi seperti menulis, membaca,
dan sebagainya), dan ketiga, unik (masing-masing berbicara, mendengarkan, dan berpikir (Mulyana,
hubungan mengembangkan ritme dan pola tersendiri 2001:21). Sesuai dengan kajian teori komunikasi
yang khas). Keempat, prosesual adalah proses yang interpersonal tersebut, hubungan antara dosen dan
berlangsung (ongoing) dan berkesinambunga mahasiswa dalam berkomunikasi sangat perlu.
(continous), dan kelima, transaksi adalah proses Apabila hubungan antara dosen dengan mahasiswa
transaksi diantara orang-orang yang berkomunikasi harmonis, dapat menciptakan komunikasi yang
secara kontinyu dan bersamaan (simultaneously). efektif.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
antara orang-orang secara tatap muka, yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
orang lain secara langsung baik secara verbal ataupun Atau dapat dikatakan komunikasi yang efektif
non verbal (Mulyana, 2004: 73). Komunikasi merupakan saling bertukar informasi, ide,
interpersonal dianggap paling efektif dalam kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, yang hasilnya sesuai dengan harapan. Menurut
karena sifatnya dialogis. Seperti yang diungkapkan Devito (2011: 256-264), komunikasi interpersonal
William F. Glueck (dalam Widjaja, 2000: 8), yang efektif memiliki indikator antara lain: (1)
komunikasi interpersonal merupakan salah satu Keterbukaan (openness) adalah kemauan menanggapi
komunikasi yang dianggap sebagai komunikasi yang dengan senang hati informasi yang diterima di dalam
paling efektif karena dilakukan secara langsung antara menghadapi hubungan interpersonal. Keterbukaan
komunikator dan komunikan, sehingga bisa atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam
mempengaruhi satu sama lain. Komunikasi menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
interpersonal dapat terjadi antara anak dengan (2) Empati (empathy) adalah merasakan apa yang
orangtuanya, antara dosen dengan mahasiswa dan dirasakan orang lain atau proses ketika seseorang
sebagainya. Komunikasi antara dosen dan mahasiswa merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti
dapat terjadi pada proses belajar mengajar, baik di perasaan itu kemudian mengkomunikasikannya
dalam kelas maupun diluar kelas. Proses belajar dengan kepekaan sedemikian rupa hingga
mengajar merupakan suatu proses interaksi dosen dan menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh mengerti
mahasiswa yang didasari oleh hubungan yang bersifat perasaan orang lain itu. (3) Dukungan
mendidik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. (supportiveness) adalah situasi yang terbuka untuk
Karena itu proses belajar mengajar diartikan sebagai mendukung agar komunikasi berlangsung efektif.
proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap
dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu defensif dalam komunikasi. (4) Rasa positif
ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan (positiveness) adalah perasaan positif terhadap diri
adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam sendiri, kemampuan mendorong orang lain lebih aktif
kurikulum (Sadiman, 2011: 11). berpartisipasi dan kemampuan menciptakan situasi
Komunikasi interpersonal antara dosen dan komunikasi kondusif untuk berinteraksi yang efektif.
mahasiswa didalam proses belajar mengajar Dan (5) Kesetaraan (equality) adalah pengakuan

54
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 1, April 2015: 53 - 62

kedua belah pihak saling menghargai, berguna dan motivasi belajar sebagai variabel terikat bersamaan
mempunyai sesuatu yang penting untuk dengan prestasi akademik mahasiswa. Berdasarkan
disumbangkan. hasil penelitian tersebut menunjukan pentingnya
Berdasarkan indikator komunikasi interpersonal dosen memiliki kemampuan komunikasi interpersonal
tersebut, maka landasan teori yang digunakan dalam meliputi: keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif
penelitian ini adalah teori pengungkapan diri (Self dan kesetaraan, sehinggga kemampuan dosen ini
Disclosure Theory) yang dikemukakan oleh Sydney dapat mempengaruhi motivasi belajar dan pada
Marshall Jourad. Pengungkapan diri (self disclosure) akhirnya berpengaruh pada prestasi akademik
merupakan sebuah proses mengungkapkan informasi mahasiswa.
tentang diri sendiri kepada orang lain. Dalam Aspek motivasi sangat penting dalam proses
melakukan interaksi antara individu dengan orang belajar mengajar, karena motivasi akan menentukan
lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak intensitas usaha belajar yang dilakukan mahasiswa.
dan bagaimana seseorang ingin orang lain mengetahui Motivasi juga dapat mendorong mahasiswa untuk
tentang dirinya, semua itu ditentukan oleh bagaimana melakukan aktivitas-aktivitas`tertentu yang
individu dalam mengungkapkan dirinya (Freedman, berhubungan dengan kegiatan belajar. Disamping itu
1994: 254). Sejalan dengan pendapat Devito (2011: motivasi dapat memberikan semangat mahasiswa
139), bahwa self disclosure juga diartikan sebagai dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi
salah satu tipe komunikasi, dimana informasi tentang petunjuk atas perbuatan yang dilakukannya. Sejalan
diri yang biasa dirahasiakan namun dikomunikasikan dengan pendapat Hawley dalam Prayitno (1989: 3),
kepada orang lain. Dengan demikian pengungkapan yang menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki
diri sebagai bagian dari komunikasi interpersonal motivasi yang tinggi, belajar lebih baik dibandingkan
dipengaruhi oleh penilaian tergadap diri sendiri atau dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah.
harga diri. Harga diri sebagai evaluasi terhadap diri Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang
sendiri sebagai hasil dari interaksi dengan teman dan memiliki motivasi belajar yang tinggi akan tekun
anggota keluarha dapat mempengaruhi sikap individu belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa
terhadap dirinya dan terhadap orang lain. seseorang mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan
dengan harga diri tinggi dapat memandang dirinya hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang
sama dengan orang lain. dilakukan. Penunjang utama proses belajar mengajar
Penelitian ini didasarkan juga pada hasil penelitian adalah adanya motivasi belajar bagi peserta didik
yang telah dilakukan sebelumya yang dianggap yang terstruktur dan terkonstruk dengan baik.
mendukung kajian teori dalam penelitian yang penulis Sedangkan urgensi daripada motivasi adalah sebagai
lakukan. Paningkat Siburian (2014: 27) meneliti pendorong, penggerak dan sebagai suatu pengarah
hubungan komunikasi interpersonal dan motivasi terhadap tujuan (Hamalik, 2005: 154). Komunikasi
belajar dengan prestasi belajar penelitian pengajaran, interpersonal yang efektif dan menyenangkan dapat
diperoleh hasil bahwa semakin baik komunikasi mempermudah penyampaian pesan dalam
interpersonal semakin tinggi prestasi belajar pembelajaran, hal ini akan berdampak pada terhadap
penelitian pengajaran. Kemudian ada hubungan yang prestasi belajar (Mulyana, 2011: 11). Komunikasi
berarti antara motivasi belajar dengan prestasi belajar, yang baik antara dosen dan mahasiswa tentunya akan
yang mana semakin tinggi motivasi belajar semakin menghasilkan kualitas peserta didik yang lebih baik,
tinggi prestasi belajar. Maka dalam rangka salah satunya ditandai dengan peningkatan prestasi
meningkatkan prestasi belajar penelitian pengajaran akademik mahasiswa. Sebaliknya komunikasi yang
dari mahasiswa perlu usaha yang dapat meningkatkan kurang baik antara dosen dan mahasiswa justru akan
komunikasi interpersonal dan motivasi belajar berdampak terhadap menurunnya prestasi akademik
mahasiswa. Peningkatan komunikasi interpersonal mahasiswa tersebut.
dan motivasi belajar dapat dilakukan dosen pengampu Prestasi akademik merupakan suatu masalah yang
mata kuliah dengan menerapkan metode pembelajaran menjadi topik utama dalam bidang pendidikan,
kooperatif dalam perkuliahan penelitian. Sedangkan karena prestasi akademik merupakan indikator
sisi perbedaan antara penelitian tersebut dengan kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
penelitian ini adalah penelitian ini menjadikan dikuasai oleh mahasiswa. Menurut Suryabrata (2006:

55
Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap…(Fauzi Abubakar)

297), prestasi akademik adalah seluruh hasil yang METODOLOGI PENELITIAN


telah dicapai (achievement), yang diperoleh melalui
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
proses belajar akademik (academic achievement).
dengan metode analisa korelasional, yaitu analisa
Maka prestasi akademik merupakan hasil dari
yang bertujuan untuk mencari keterkaitan atau
kegiatan belajar untuk mengetahui sejauhmana
hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini
mahasiswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan
(Rakhmat, 2005: 31). Penelitian ini merupakan
dosen serta mengungkapkan keberhasilan yang
penelitian lapangan yang dilakukan untuk mengetahui
dicapai oleh mahasiswa tersebut. Nilai-nilai prestasi
pengaruh variabel X (komunikasi interpersonal
akademik yang tercantum dalam laporan dapat
dosen) terhadap variabel Y1 (motivasi belajar) dan
memberikan gambaran terhadap kemampuan
variabel Y2 (prestasi akademik) mahasiswa Ilmu
mahasiswa yang bersifat kognitif, afektif maupun
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe.
psikomotorik. Hasil belajar mahasiswa (indeks
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
prestasi) merupakan rumusan terakhir yang diberikan
dengan cara menggunakan kuisioner (angket) model
dosen mengenai kemajuan atau hasil belajar.
skala likert dalam bentuk ceklis, yang disebarkan
Bagaimana komunikasi interpersonal dosen dapat
kepada 83 responden. Bentuk instrumen berupa
mempengaruhi motivasi belajar sehingga pada
angket/kuesioner yang dirancang terdiri dari nomor
akhirnya dapat pula mempengaruhi prestasi akademik
butir, pernyataan dan alternatif jawaban meliputi
mahasiswa menimbulkan ketertarikan penulis untuk
empat pilihan, yaitu: sangat sesuai (SS) yang diberi
meneliti hal tersebut.
skor = 4, sesuai (S) diberi skor = 3, kurang sesuai
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
(KS) diberi skor = 2 dan tidak sesuai (TS) diberi skor
tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh
= 1.
komunikasi interpersonal dosen terhadap motivasi
Keandalan alat ukur dalam penelitian ini telah
belajar dan prestasi akademik mahasiswa Ilmu
diujicobakan kepada 20 responden di luar sampel
Keperawatan di STIKes Muhammadiyah
tetapi masih dalam lingkungan populasi penelitian.
Lhokseumawe, dengan rumusan masalahnya adalah:
Karena instrumen penelitian memegang peranan
Apakah ada pengaruh komunikasi interpersonal
penting dalam penentuan kualitas penelitian. Ujicoba
antara dosen dan mahasiswa terhadap motivasi belajar
instrumen penelitian dilakukan untuk mendapatkan
mahasiswa Ilmu Keperawatan di STIKes
instrumen penelitian yang memadai, yaitu valid dan
Muhammadiyah Lhokseumawe? Apakah ada
reliable sehingga kesimpulan yang dihasilkan pada
pengaruh komunikasi interpersonal antara dosen dan
penelitian ini benar adanya dan menggambarkan
mahsiswa terhadap prestasi akademik mahasiswa Ilmu
keadaan yang sebenarnya ditemukan di lapangan.
Keperawatan di STIKes Muhammadiyah
Instrumen penelitian dinyatakan valid jika pertanyaan
Lhokseumawe? Apakah ada pengaruh yang
tersebut dapat mengungkapkan sesuatu yang akan
signifikan dan positif komunikasi interpersonal dosen
diukur. Sementara instrumen dinyatakan reliabel jika
terhadap motivasi belajar dan prestasi akademik
jawaban responden terhadap pertanyaan andalah
mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKes
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, sehingga
Muhammadiyah Lhokseumawe?
bila instrumen penelitian tidak valid maupun reliabel,
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan
maka tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik.
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
komunikasi interpersonal antara dosen dan
mahasiswa Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
mahasiswa terhadap motivasi belajar mahasiswa Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Lhokseumawe tingkat II,
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe,
III, dan IV yang aktif belajar berjumlah 472 orang.
mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal
Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam
anatara dosen dan mahasiswa terhadap prestasi
penelitian ini, bersifat probabilitas atau secara acak
akademik mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKes
yang memberikan peluang atau kesempatan yang
Muhammadiyah Lhokseumawe, dan mengetahui
sama kepada semua anggota populasi untuk terpilih
pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap
sebagai sampel penelitian (Kholil, 2006: 71). Jenis
motivasi belajar dan prestasi akademik Ilmu
sampel probabilitas yang digunakan, yaitu sampel
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe.
random sederhana (simple random). Kemudian untuk
56
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 1, April 2015: 53 - 62

menentukan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara sturges. Statistik inferensial
dihitung dengan menggunakan rumus Taro Yamane digunakan untuk menganalisis data sampel yang
(Ridwan & Engkos, 2008: 49), sebagai berikut: dilakukan secara random dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi. Data dianalisis dengan menggunakan
korelasi product moment yang bersumber dari Pearson
(Pearson Corelation), yaitu dengan cara mengkorelasi
n = Jumlah sampel yang dicari
skor tiap item dengan skor totalnya, disamping itu
N = Jumlah Populasi
juga disesuaikan dengan tuntutan korelasi, yaitu
d = Jumlah presisi 10% (0,10)
teknik pengambilan sampel yang bersifat kelompok
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah dan random sederhana dan data bersifat interval.
sampel sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui
deskripsi variabel komunikasi interpersonal dosen
(X), variabel motivasi belajar (Y1) dan variabel
prestasi akademik (Y2), dengan uraian sebagai
berikut.
Variabel Komunikasi Interpersonal Dosen (X)
Komunikasi interpersonal antara dosen dan
maka jumlah sampel yang diteliti adalah 83 orang.
mahasiswa dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan
Terlebih dahulu dilakukan uji linearitas ntuk
pendapat responden yang berhubungan dengan
keperluan uji hipotesis, yang dimaksudkan untuk
komunikasi interpersonal meliputi keterbukaan,
melihat data variabel yang memiliki kelinearan.
empati, dukungan, sikap positif, dan kesetaraan.
Teknik yang digunakan adalah uji keofisien regresi
Pengumpulan data variabel komunikasi interpersonal
parsial yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
(X) dikakukan melalui penyebaran kuesioner
dari masing-masing variabel bebas (independent
sebanyak 10 item pertanyaan kepada 83 responden
variable), yaitu komunikasi interpersonal dosen (X)
penelitian. Untuk melihat distribusi total skor dari
terhadap variabel terikat (dependent variable), yaitu
pertanyaan untuk variabel (X), dijelaskan dalam tabel
motivasi belajar (Y1) dan prestasi akademik (Y2).
1.
Kaedah pengambilan keputusan untuk mengetahui
Tabel 1 Tabel Distribusi Frekuensi Data Varibel
apakah hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja Komunikasi Interpersonal (X)
(Ha) diterima atau sebaliknya dengan membandingkan
Komunikasi Interpersonal Antara Dosen dan Mahasiswa
nilai t. Bilamana nilai t-hitung > t-tabel maka N Valid 83
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) Missing 0
diterima. Sebaliknya jika nilai t-hitung < t-tabel, maka Mean 32,3855
Median 32,0000
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis kerja (Ha)
Mode 30,00
ditolak. Std. Deviation 3,68858
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan dua Variance 13,606
cara, yaitu teknik statistik deskriptif dan inferensial. Minimum 24,00
Maximum 40,00
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendskripsikan data yang telah Tabel 1 menunjukkan bahwa pernyataan untuk
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud variabel komunikasi interpersonal (X) menyebar
untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum atau antara skor terendah 24 sampai skor tertinggi 40.
generalisasi. Analisis ini untuk mencari harga rata- Perhitungan distribusi skor tersebut menghasilkan
rata, simpangan baku (standard deviasi), distribusi nilai rata-rata (mean) yaitu 32,38, nilai tengah
frekuensi, median, dan modus dari variabel (median) yaitu 32 dan nilai yang sering muncul
komunikasi interpersonal (X), motivasi belajar (Y1) (modus) adalah 30. Dari data tersebut menunjukkan
dan prestasi akademik (Y2). Untuk menyusun daftar rata-rata hitung, median dan modus tidak jauh
distribusi frekuansi dengan panjang kelas yang sama
57
Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap…(Fauzi Abubakar)

berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi item pertanyaan kepada 83 responden penelititan.
frekuensi variabel komunikasi interpersonal (X), Penjelasan distribusi skor variabel prestasi akademik
sebaran datanya cenderung berdistribusi normal. Dan (Y2) dalam tabel 3.
berdasarkan distribusi frekuensi variabel komunikasi Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi Data Varibel Prestasi
interpersonal antara dosen dan mahasiswa tersebut, Akademik (Y2)
dapat diketahui tanggapan responden terhadap Prestasi Akademik
komunikasi interpersonal dengan indikator N Valid 83
keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif dan Missing 0
Mean 29,5904
kesetaraan. Hasil tanggapan responden sebagai
Median 30,0000
berikut: sebanyak 32,8% responden sesuai dengan Mode 28,00a
keterbukaan dalam komunikasi, 21% responden sesuai Std. Deviation 2,52807
dengan empati, 41% responden sesuai dengan Variance 6,391
Minimum 24,00
dukungan, 36,75% responden sesuai dengan sikap Maximum 37,00
positif, dan 43,4% responden sesuai dengan
kesetaraan dalam komunikasi. Berdasarkan sebaran data yang diperoleh dari 9
item pernyataan untuk 83 responden, maka distribusi
Variabel Motivasi Belajar (Y1) total skor dari pernyataan untuk prestasi akademik
Pengumpulan data variabel motivasi belajar (Y1) mahasiswa menyebar antara skor terendah 24 sampai
dilakukan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 10 skor tertinggi 37. Perhitungan distribusi skor tersebut
item pertanyaan kepada 83 responden penelititan. menghasilkan nilai rata-rata (mean) yaitu 29,59,
Penjelasan distribusi skor variabel motivasi belajar sedangkan nilai tengah (median) yaitu 30,00 dan nilai
(Y1) dalam tabel 2. yang sering muncul (modus) adalah 28,00. Dari data
tersebut menunjukkan rata-rata hitung, median dan
Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Data Varibel Motivasi
Belajar (Y1) modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan
Motivasi Belajar bahwa distribusi frekuensi variabel motivasi belajar
N Valid 84 (Y1), sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
Missing 0 Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis,
Mean 33,8810 dilakukan untuk mengetahui hubungan diantara
Median 34,0000
Mode 34,00
variabel komunikasi interpersonal dengan indikator:
Std. Deviation 3,52070 keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif dan
Variance 12,395 kesetaraan (X), variabel motivasi belajar (Y1) dan
Minimum 27,00 prestasi akademik (Y2). Adapun hipotesis dari
Maximum 50,00
penelitian ini adalah:
Berdasarkan sebaran data yang diperoleh dari 10 1. Ho (Hipotesis Nol) = tidak ada pengaruh
item pertanyaan untuk 83 responden sebagaimana komunikasi interpersonal dosen terhadap motivasi
penjelasan dari tabel diatas, maka distribusi total skor belajar dan prestasi akademik mahasiswa
dari pernyataan untuk motivasi belajar menyebar 2. Ha (Hipotesis Alternatif) = Ada pengaruh
antara skor terendah 27 sampai skor tertinggi 50. komunikasi interpersonal dosen terhadap motivasi
Perhitungan distribusi skor tersebut menghasilkan belajar dan prestasi akademik mahasiswa.
nilai rata-rata (mean) yaitu 33,88, nilai tengah Hipotesis penelitian tentang pengaruh komunikasi
(median) yaitu 34,00 dan nilai yang sering muncul interpersonal (X) terhadap motivasi belajar (Y1) dan
(modus) adalah 34,00. Dari data tersebut prestasi akademik (Y2) dilakukan dengan uji-t. Dari
menunjukkan rata-rata hitung, median dan modus hasil uji-t diperoleh nilai t hitung variabel X sebesar
tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa 5,119 dengan nilai sig.p = 0,000. Sedangkan nilai t
distribusi frekuensi variabel motivasi belajar (Y1), tabel sebesar 1,67 (dari daftar t tabel untuk N = 100
sebaran datanya cenderung berdistribusi normal. dan sig-a =0,05). Karena t hitung 5,119 > 1,67 dan
Variabel Prestasi Akademik (Y2) sig.p 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada
Pengumpulan data variabel prestasi akademik (Y2) pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi
dilakukan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 9
58
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 1, April 2015: 53 - 62

belajar dan prestasi akademik ditolak, dan hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
alternatif (Ha) yang menyatakan ada pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap motivasi
komunikasi interpersonal terhadap motivasi belajar belajar dan prestasi akademik mahasiswa ditolak. Dan
dan prestasi akademik diterima. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa ada
komunikasi interpersonal antara dosen dan mahasiswa pengaruh yang positif komunikasi interpersonal dosen
berpengaruh terhadap motivasi belajar dan prestasi terhadap motivasi belajar dan prestasi akademik
akademik mahasiswa. Hal ini berarti semakin tinggi mahasiswa diterima.
komunikasi interpersonal yang meliputi keterbukaan, Kemudian dilakukan koefisien determinasi, yaitu
empati, dukungan, sikap positif dan kesetaraan antara kuadrat dari koefisien korelasi antara variabel bebas
dosen dan mahasiswa, maka semakin tinggi motivasi dengan variabel terikat dilakukan dengan
belajar dan prestasi akademik mahasiswa. Sebaliknya menggunakan teknik regresi berganda (multiple
semakin rendah komunikasi interpersonal, semakin regression), dengan hasil sebagai berikut:
rendah motivasi belajar dan prestasi akademik Tabel 5 Model Summary: Regresi Komunikasi
mahasiswa. Interpersonal Dosen dengan Motivasi Belajar
Hasil pengujian hipotesis ini bila dikonversikan Std.
dengan pengujian korelasi juga menunjukkan adanya R Adjusted Error of
Model R
Square R Square the
hubungan diantara variabel-variabel. Hal ini terlihat Estimate
pada tabel 4. 1 ,494a ,244 ,235 3,05772
Tabel 4 Hasil Uji Korelasi a. Predictors: (Constant), Komunikasi Interpersonal
Komunikasi b. Dependent Variable: Prestasi akademik
Motivasi Prestasi
Interper
Belajar Akademik Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisiensi
sonal
Komuni Pearson 1 ,494** ,323** determinasi (R Square) adalah 0,104 yang berarti
kasi Correlat 1,04% prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh
Interperso ion
komunikasi interpersonal dosen, sedangkan sisanya
nal Sig. (2- ,000 ,003
tailed) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel
N 83 83 83 yang diteliti. Sedangkan Std. Error of the Estimate
Motivasi Pearson ,494** 1 ,187 adalah 2,41 (Dependent Variable: Prestasi Akademi)
Blelajar Correlat dengan standar deviasi pada tabel 2 adalah 2,53. Oleh
ion
Sig. (2- ,000 ,090 karena Error of the Estimate prestasi akademik lebih
tailed) kecil dari standar deviasinya, maka model regresi ini
N 83 84 83 dapat dipakai untuk memprediksi prestasi belajar.
Prestasi Pearson ,323** ,187 1 Hasil penelitian tersebut menunjukkan komunikasi
Akademik Correlat
ion interpersonal antara dosen dan mahasiswa yang
Sig. (2- ,003 ,090 meliputi keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif
tailed) dan kesetaraan berpengaruh terhadap motivasi belajar
N 83 83 83 dan prestasi akademik mahasiswa, sebagaimana
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
penjelasan teori pengungkapan diri (Self Disclosure
Tabel 4 terlihat hasil uji korelasi variabel Theory) yang dikemukakan oleh Sydney Marshall
komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar Jourad. Pengungkapan diri (self disclosure)
diperoleh r hitung sebesar 0,494, sedangkan besarnya merupakan sebuah proses mengungkapkan informasi
r tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,183 tentang diri sendiri kepada orang lain. Dalam
(r tabel pada buku statistik). Sedangkan uji korelasi melakukan interaksi antara individu dengan orang
variabel komunikasi interpersonal terhadap prestasi lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak
akademik mahasiswa diperoleh r hitung sebesar 0,323. dan bagaimana seseorang ingin orang lain mengetahui
Oleh karena r hitung lebih besar dari r tabel, yaitu tentang dirinya, semua itu ditentukan oleh bagaimana
0,494 > 0,183 dan 0,323 > 0,183, maka dapat individu dalam mengungkapkan dirinya. Karena
dinyatakan bahwa diantara variabel-variabel tersebut keterbukaan merupakan salah satu ciri komunikasi
berhubungan signifikan (korelasi). Dari hasil interpersonal yang efektif. Komunikasi berlangsung
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis untuk mencapai kesepahaman. Persamaan
59
Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap…(Fauzi Abubakar)

kesepahaman disebabkan adanya ikatan persahabatan, interpersonal yang efektif dapat menunjukkan ada
percintaan, dan hubungan dalam keluarga. Terpenting pemahaman yang sama atas pesan yang disampaikan
dalam komunikasi interpersonal bagaimana pada saat komunikasi berlangsung antara komunikator
sepatutnya berkomunikasi dengan baik supaya proses dan komunikan. Perlu diketahui bahwa untuk melihat
pembentukan hubungan dalam mencapai tujuan dapat efektif tidaknya komunikasi interpersonal yang
berjalan dengan baik dan memenuhi keperluan semua berlangsung, dapat dilihat dari umpan balik antara
pihak. Komunikasi interpersonal melibatkan paling pemberi dan penerima pesan. Umpan balik dapat
sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai, berupa pernyataan, sikap dan tindakan. Terpenting
pendapat, sikap, pikiran dan perilaku yang khas dan dalam komunikasi interpersonal adalah bagaimana
berbeda-beda. Komunikasi interpersonal menuntut sepatutnya berkomunikasi dengan baik supaya proses
adanya tindakan saling memberi dan menerima pembentukan hubungan dalam mencapai tujuan dapat
diantara pelaku yang terlibat dalam komunikasi berjalan dengan baik dan memenuhi keperluan sermua
(Achroza, 2013). pihak. (Sodah Wok, 2004:32). Disamping itu
Komunikasi adalah kunci keberhasilan berintegrasi komunikasi interpersonal juga dipengaruhi oleh
dalam proses belajar mengajar. Apabila komunikasi faktor-faktor, yaitu: citra diri (self image) karena citra
interpersonal berjalan dengan efektif, maka arus diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Kedua,
informasi dalam proses pembelajaran akan berjalan citra pihak lain (the image of the others). Ketiga,
dengan lancar sehingga mahasiswa termotivasi untuk lingkungan fisik mempunyai kaitan dengan faktor
mengikuti proses belajar mengajar. Menurut sifatnya citra diri dan citra pihak lain. Keempat, lingkungan
komunikasi interpersonal disebut juga komunikasi sosial mempengaruhi tingkah laku dan komunikasi.
diadik, yaitu proses komunikasi yang berlangsung Kelima, kondisi fisik maupun emosional, dan keenam,
antara dua orang dalam situasi tatap muka. bahasa tubuh karena komunikasi tidak hanya dikirim
Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga atau terkirim melalui kata-kata yang diucapkan.
bemtuk, yaitu percakapan, dialog dan wawancara (Lunandi, 1994:85).
(Cangara, 2014: 36). Untuk dapat meningkatkan Hubungan dosen dan mahasiswa dalam proses
motivasi belajar mahasiswa, maka dosen harus belajar mengajar merupakan faktor yang sangat
memelihara komunikasi interpersonal yang efektif. penting dalam menciptakan suasana belajar yang
Komunikasi interpersonal dapat dilihat dari dua menyenangkan, sehingga mahasiswa termotivasi.
perspektif, yaitu perspektif paragmatis dan perspektif Motivasi belajar mahasiswa akan terlihat pada
humanistik. Perspektif humanistik meliputi perilakunya antara lain dijabarkan bagaimana
keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif dan keaktifannya dalam belajar untuk mencapai prestasi,
kesetaraan (Devito, 2011: 260). Dosen harus bersikat dalam menyelesaikan tugas, pemanfaatan waktu serta
terbuka, empati memberikan dukungan, bersikap bagaimana bersikap untuk mengatasi hambatan
positif dan kesetaraan kepada mahasiswa, sehingga belajar. Pesan-pesan pengajaran yang disampaikan
mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi dalam oleh dosen hendaknya diterima dengan baik oleh
belajar (Wahyudi, 2011). Dalam proses belajar mahasiswa. Mahasiswa akan mempunyai motivasi
mengajar, komunikasi interpersonal dilakukan untuk untuk mengikuti materi kuliah dengan baik, apabila
meningkatkan pengetahuan peserta didik. Pada dosen bersikap terbuka, menunjukkan empati terhadap
hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses persoalan yang dihadapai mahasiswa. Disamping itu
komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari dosen juga memberikan dukungan terhadap tugas-
sumber pesan yaitu pendidik melalui saluran tertentu tugas perkuliahan yang dibebankan kepada mahasiswa
ke penerima pesan yaitu anak didik. Peranan pendidik tanpa membedakan antara mahasiswa yang satu
senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang dengan mahasiswa yang lain. Hal ini ini menyebabkan
diharapkan dalam berbagai interaksi dengan anak dosen dalam menyampaikan materi kuliah dilakukan
didik (Pontoh, 2013). dengan menyenangkan, jelas dan terarah serta
Komunikasi dapat disebut efektif, bila komunikan mahasiswa dapat menerima pesan-pesan tersebut
menginterpretasikan pesan yang diterima mempunyai dengan baik pula. Dalam rangka mengupayakan agar
makna yang sama dengan maksud pesan yang motivasi belajar mahasiswa tinggi, seorang dosen
disampaikan oleh komunikator. Komunikasi hendaknya selalu mengoptimalisasikan penerapan

60
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 1, April 2015: 53 - 62

prinsip belajar. Dosen pada prinsipnya harus Karena komunikasi turut menentukan untuk membuat
memandang bahwa dengan kehadiran mahasiswa di mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan
ruang kuliah merupakan suatu motivasi belajar yang pengetahuan pada mahasiswa dapat dicerminkan oleh
datangnya dari mahasiswa. Sehingga dengan adanya prestasi akademik dengan nilai indeks prestasi yang
prinsip seperti itu, dosen akan menganggap didapat.
mahasiswa sebagai seorang yang harus dihormati dan Kemudian secara teori, motivasi belajar akan
dihargai. Dengan perlakuan seperti ini, mahasiswa mempengaruhi tingkat prestasi akademik mahasiswa
tentunya akan memberi makna terhadap pelajaran karena dengan adanya motivasi belajar maka
yang sedang dihadapainya. Penggunaan azas motivasi intensitas belajar mahasiswa akan semakin meningkat
merupakan sesuatu yang sangat essensial dalam dan secara otomatis akan mempengaruhi tingkat
proses belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi prestasi akademik mahasiswa. Selain itu faktor yang
salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran tidak kalah penting dalam menentukan prestasi
yang efektif. Karena peserta didik yang bermotivasi akademik mahasiswa, yaitu: keterampilan dosen
tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh dalam mengajar dan semamgat dosen dalam
hasil belajar yang tinggi pula. Artinya semakin tinggi mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang interpersonal dosen yang efektif menyebabkan dosen
dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dan mahasiswa merasa senang, sehingga mendorong
diperolehnya (Ghulam & Lisa, 2011). tumbuhnya sikap saling terbuka dam kesenangan.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Komunikasi interpersonal yang berjalan tidak efektif,
keberhasilan belajar akan menentukan tinggi maka menyebabkan pelaku komunikasi
rendahnya prestasi akademik mahasiswa. Faktor yang mengembangkan sikap ketidaksenangan dan menutup
mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa adalah diri. Sikap menutup diri dapat memicu individu untuk
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal menarik dari dari lingkungan pergaulan (withdrawl)
meliputi aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniah) dan dan menyebabkan ketegangan pada individu.
aspek psikologi (yang bersifat rohaniah), seperti: Komunikasi ini dapat berlangsung secara dialogis.
kemampuan intelektual, minat, bakat, sikap, kondisi Salah satu keuntungan komunikasi dialogis adalah
fisik dan mental, kemandirian, harga diri akademik adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk bersikap
dan motivasi belajar. Sedangkan faktor eksternal responsif dalam mengetengahkan pendapat atau
terdiri dari lingkungan dan pertemanan, seperti: pertanyaan pada dosen tersebut. Adanya kesempatan
lingkungan kampus, keluarga dan masyarakat. Dalam dalam memberi umpan balik secara langsung dalam
proses belajar mengajar di perguruan tinggi, hubungan komunikasi dialogis dapat mengurangi adanya
antara dosen dengan mahasiswa dalam berkomunikasi kesalahan dalam interpretasi pesan, dan apabila terjadi
sangat perlu. Apabila hubungan antara dosen dengan kesalahan dalam interpretasi pesan dapat segera
mahasiswa tidak harmonis, dapat menciptakan diketahui atau dibenahi saat itu juga, sehingga tercipta
komunikasi yang tidak baik. Komunikasi kondisi kesamaan dalam interpretasi antara
interpersonal antara dosen dan mahasiswa dapat mahasiswa-dosen. Kondisi adanya kesamaan dalam
terlatih dengan seringnya mahasiswa mengikuti interpretasi antara mahasiswa-dosen menunjukkan
perkuliahan. Mahasiswa yang sering mengikuti adanya komunikasi yang efektif. Hubungan
perkuliahan akan mempunyai banyak pengetahuan interpersonal antara dosen dan mahasiswa merupakan
dan membuat dirinya lebih banyak mengetahui sifat salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
dan karakteristik dosen dan dengan pengalamannya akademik amahasiswa. untuk belajar. Disamping
itu mahasiswa menjadi lebih baik dalam menjalankan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
tugasnya. Semakin tinggi komunikasi interpersonal mahasiswa juga menentukan tinggi rendahnya prestasi
antara mahasiswa dan dosen semakin tinggi prestasi akademik mahasiswa.
belajar mahasiswa, sebaliknya semakin rendah
KESIMPULAN
komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen
semakin rendah prestasi belajar mahasiswa. Dosen Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa
dapat mengembalikan kondisi belajar yang optimal motivasi mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKes
dengan cara berdialog dengan mahasiswa diluar kelas. Muhammadiyah Lhokseumawe dalam mengikuti

61
Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap…(Fauzi Abubakar)

proses pembelajaran sudah meningkat, terbukti dari DeVito, J. A. (2011) Komunikasi Antarmanusia. Jakarta,
keaktifan mahasiswa dalam diskusi kelas dan Karisma Publishing,
Fajar, M. (2009) Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik.
ketepatan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas- Yogyakarta, Graha Ilmu.
tugas yang diberikan dosen. Disamping itu prestasi Hamalik. O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
akademik mahasiswa juga sudah meningkat selaras Bumi Aksara.
dengan meningkatnya motivasi belajar. Sehingga __________________. (2005). Perencanaan pengajaran
berdasar pendekatan sistem. Jakarta: PT bumi
mahasiswa banyak yang mendapat nilai rata-rata A Aksara.
dengan indeks prestasi 3,5 keatas tiap semester serta Kholil. S. (2006). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung,
mendapatkan beasiswa. Terlihat poengujian hipotesis Citapustaka Media.
Lunandi, A.G. (1994). Komunikasi Mengenai:
dan koefisiensi korelasi antara komunikasi
Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antar
interpersonal dosen terhadap motivasi belajar dan Pribadi. Yogyakarta, Kanisius.
prestasi akademik mahasiswa. Hal ini menunjukkan Mulyana, D. (2002) Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar.
bahwa komunikasi interpersonal dosen turut andil Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
____________. (2001) Metodologi Penelitian Kualitas
dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
akademik mahasiswa selain faktor-faktor lainnya. lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Beberapa saran dan rekomendasi kami sampaikan Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta:
dalam rangka meningkatkan motivasi belajar dan PPLPTK Depdikbud.\
Rahmat, J.(2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT.
prestasi akademik mahasiswa, sebagai berikut: Remaja Rosdakarya.
Pertama, para dosen perlu meningkatkan kemampuan ______________. (2005). Metode Penelitian Komunikasi:
berkomunikasi interpersonal yang efektif dengan Dilengkapi dengan Contoh Analistis Statistik.
mahasiswa, sehingga dosen dapat menyampaikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Riduan & Engkos A. K. (2008). Cara Menggunakan dan
materi kuliah dengan menyenangkan, jelas dan terarah memahamai Analisis Jalur (Path Analysis).
serta mahasiswa dapat menerima pesan-pesan tersebut Bandung, Alfabeta.
dengan baik pula. Kedua, kiranya penelitian ini dapat Sendjaja, S. D. (1994). Teori Komunikasi. Jakarta:
Universitas terbuka.
digunakan sebagai bahan rujukan dan pembanding
Siburian, P. (2014). Hubungan Komunikasi Interpersonal
bagi peneliti selanjutnya terutama berkenaan dengan dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
komunikasi interpersonal. Penelitian Pengajaran. Jurnal Generasi Kampus,
Vol. 7 No. 1. April 2014.
UCAPAN TERIMA KASIH Sears, D.O, Freedman, J.I, (1994). Psikologi Sosial, Alih
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bahasa: Michael Adyanti. Jakarta: Erlangga.
Suryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta.
bapak Ibrahim, SKM. M. Kes, selaku Ketua STIKes PT. Raja Grafindo Persada.
Muhammadiyah Lhokseumawe yang telah Subagyo, J. (1997). Metode Penelitian dalam Teori dan
memberikan kemudahan dan dukungan kepada Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.
Wahyudi. (2013). Efektifitas Komunikasi Interpersonal
penulis dalam memperoleh data dan melakukan
Dosen Pembimbing Akademik dalam Peningkatan
penelitian. Selanjutnya kepada para responden yang Motivasi Belajar Mahasiswa. Tesis: Fakultas Sospol,
telah menyajikan informasi yang dibutuhkan dalam UNIB.
penelitian ini. Serta semua pihak yang telah Wiryanto. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT.
Gramedia.
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian
Widjaja, H. A. W. (2000). Ilmu Komunikasi: Pengantar
ini. Studi. Jakarta, Rineka Cipta,
Wood, J. T. (2013). Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta,
DAFTAR PUSTAKA Salemba Humanika.
Sadirman, A.M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Wok, S. Teori-teori Komunikasi. Kuala Lumpur, Cergas
Mengajar. Jakarta, Rajawali Press. (M) SDN, BHD, 2004.
Achroza, F. H. (2013). Hubungan Antara Komunikasi
Interpersonal Dosen Pembimbing Mahasiswa dan
Problem Focused Coping Dengan Stres Dalam
Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa FKIP
Bimbingan Konseling Universitas Muria Kudus.
Skripsi: Unversitas Muria Kudus.
Cangara, H. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo.

62

Anda mungkin juga menyukai