Anda di halaman 1dari 27

NAMA : LALLA PUTRI AFRIDAR

NIM :A1C418073

METODE PEMBELAJARAN BIOLOGI

1.METODE SIMULASI

simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam


bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi:
penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistic atau
pemeran.

Udin Syaefudin Sa’ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replikasi atau
visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan,
yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa
simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang
menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi
memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama
itu bisa dimodifikasi secara nyata.

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses
pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan
benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat
pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di
sekolah dasar.

Dalam pembelajaran yang menggunakan metode simulasi, siswa dibina


kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam
kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain
peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23) memaparkan tentang karakteristik metode
simulasi sebagai berikut:

 Banyak digunakan pada pembelajaran PKn, IPS, pendidikan agama dan


pendidikan apresiasi,
 Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi
merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui
pembelajaran simulasi,
 Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas siswa,
 Dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual, bahan
pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial,
maupun masalah-masalah sosial.

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23) prosedur yang harus ditempuh dalam
penggunaan metode simulasi adalah:

 Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru,


 Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas,
 Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan
peran yang dimainkan,
 Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi,
 Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulasi.

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24) penggunaan metode simulasi menuntut


beberapa kemampuan guru, antara lain:

 mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan


peran yang akan dilakukan siswa dalam simulasi,
 mampu memberikan ilustrasi,
 mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi,
 mampu mengamati proses simulasi yang dilakukan siswa.

Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan
metode simulasi adalah:

 kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi,


 pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan,
 kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24) mengemukakan tentang keunggulan dan


kelemahan metode simulasi sebagai berikut:
Keunggulan Metode Simulasi

1. Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam


kelompoknya,
2. Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat
langsung dalam pembelajaran,

3. Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial


(merupakan implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual),
4. Dapat membina hubungan personal yang positif,
5. Dapat membangkitkan imajinasi,
6. Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.

Kelemahan Metode Simulasi

1. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak,


2. Sangat bergantung pada aktivitas siswa,
3. Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar,
4. Banyak siswa yang kurang menyenangi sosiodrama sehingga sosiodrama
tidak efektif.

Sandra de Young dalam Nursalim dan Efendi (2008) menyatakan terdapat tiga
jenis dari simulasi. Jenis – jenis dari simulasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

 Latihan simulasi atau simulation exercise. Merupakan suatu metode


pembelajaran, di mana memberikan penyajian tentang situasi nyata yang
dapat dikontrol. Siswa berhak untuk melakukan manipulasi terhadap
situasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap situasi tersebut
secara lebih baik. Simulasi jenis ini, dapat meliputi: simulasi dengan
menggunakan audio visual dan live simulated patient.
 Simulation game atau permainan simulasi.
 Role playing atau bermain peran. Merupakan salah satu metode
pembelajaran dengan menggunakan drama. Siswa secara spontan
memperagakan suatu peran dalam berinteraksi yang berhubungan dengan
masalah dan hubungan antarmanusia.Metode simulasi ini tidak dapat
dilakukan secara langsung pada klien. Melainkan dilakukan dengan cara
mempraktikkan seolah – olah nyata. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak
terjadi kesalahan yang lebih fatal. Teknik bermain peran, terdapat tiga
jenis, yaitu kasus aktif, model, dan klien.
2.METODE DEMONSTRASI

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,


kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:22).

Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa metode demonstrasi


adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara
kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu
proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik
berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang
terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan

Tujuan Metode Demonstrasi


Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara
pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas.
Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan.

Manfaat Metode Demonstrasi


Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah :

1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .


2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan metode


demonstrasi adalah sebagai berikut :
Kelebihan metode demonstrasi

1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru
sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu,
perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar
dan tidak kepada yang lainya.
2. Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran pikiran
yang sama.
3. Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang
panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya
membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang jelas
dari hasil pengamatannya.
5. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-
keterangan yang banysk
6. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat
diperjelas waktu proses demonstrasi.

Kekurangan metode demonstrasi

1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati
keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang
terjadiperubahan yang tidak terkontrol.
2. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-kadang
alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila
alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
3. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan
diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta
didik.
4. Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.
5. Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum.
6. Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu
didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
7. Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketekitian dan
kesabaran.
3.METODE RESITASI (PENUGASAN)

Menurut J.S. Badudu, dalam ‘Kamus Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa
Indonesia’ defenisi Resitasi adalah bacaan yang disampaikan (dari hafalan) di
depan umum; 2. hafalan yang diucapkan (missal oleh murid-murid) di depan
kelas

Resitasi berasal dari bahasa Inggris ‘to cite’ yang artinya mengutip ‘re' yang
artinya kembali. Jadi resitasi artinya siswa mengutip atau mengambil sendiri
bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan
berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya

Menurut Nana Sudjana, “tugas atau resitasi tidak sama dengan pelajaran rumah
tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dapat merangsang anak untuk lebih aktif
belajar baik secara individual maupun kelompok

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, “Metode resitasi adalah
metode Penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang diberikan siswa dapat
dilakukan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di
bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan

Syaiful sejalan dengan Imansjah Alipandie, dalam bukunya yang berjudul

“Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa :

Metode resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi
tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran.
Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya
dipertanggungjawabkan

Sudirman, mengemukakan pengertian metode penugasan/resitasi adalah cara


penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar

Slameto mengemukakan :

Metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan


tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan
waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru
Mulyani dan Johan Permana H, mengemukakan pengertian “metode resitasi
adalah metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara
interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru yang
dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau
kelompok.

Roymond mengemukakan pengertian metode resitasi yang agak berbeda,


menurutnya “metode pembelajaran resitasi adalah suatu metode pengajaran
dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

Kelebihan / Kelemahan Metode penugasan/resitasi:

Sudirman dalam ‘Ilmu Kependidikan’ menguraikan kelebihan –

kelemahan penerapan metode resitasi dalam proses belajar mengajar, yakni :

Kelebihan dari Metode Resitasi, yakni :

1. Tugas lebih merangsang siswa untuk untuk belajar lebih banyak, baik pada
waktu di kelas maupun di luar kelas. Metode ini dapat mengembangkan
kemandirian siswa yang diperlukan kehidupan kelak.
2. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang
dipelajari.
3. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah
sendiri informasi dan komunikasi.
4. Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan
belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

sedangkan kelemahan dari Metode Resitasi, yakni :

1. Siswa sulit dikontrol, apa benar mengerjakan tugas ataukan orang lain.
2. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
siswa.
3. Sering memberikan tugas yang monoton, sehingga membosankan.
Imanjah Alipandie, juga merumuskan kelebihan dan kelemahan dalam proses

belajar mengajar sebagai berikut

“Adapun kelebihan metode resitasi adalah 1). anak menjadi terbiasa mengisi
waktu luangnya, 2). memupuk rasa tanggung jawab, 3). melatih anak berfikir
kritis, 4). tekun, giat dan rajin. Sedangkan kelemahan metode resitasi antara
lain : 1). tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan jalan
meniru, 2). karena perbedaan individual anak, tugas diberikan secara umum
mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa
mudah menyelesaikan tugas itu dan apabila tugas sering diberikan maka
ketenangan mental pada siswa terpengaruh.
Roymond mengutip pendapat Djamarah yang merumuskan kelebihan dan

kelemahan dari metode resitasi, yakni sebagai berikut :

Kelebihan metode resitasi adalah :


1. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
2. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif,
bertanggung jawab dan mandiri.
Sedangkan kelemahan Metode Resitasi adalah :
1. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
2. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual
Langkah-langkah pelaksanaan metode resitasi, yakni sebagai berikut :

1. Merencanakan resitasi secara matang.


2. Tugas yang diberikan hendaklah didasarkan atas minat dan kemampuan
anak didik.
3. Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah
diberikan.
4. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa itu hendaknya telah dimengerti
betul oleh siswa, agar tugas dapat dilaksanakan secara baik.
5. Jika tugas yang diberikan itu bersifat tugas kelompok maka pembagian
tugas (materi tugas) harus diarahkan, termasuk batas waktu
penyelesaiannya.
6. Guru dapat membantu penyediaan alat dan sarana yang diperlukan dalam
pemberian tugas.
7. Setiap hasil kerja PR murid-murid harus dikoreksi dengan teliti, diberi
nilai dan kertasnya dikembalikan, untukmemberi rangsangan/dorongan.
8. Perkembangan nilai prestasi murid-murid perlu dicatat pada buku catatan
nilai guru agar diketahui grafik belajar mereka.
9. Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, mengemukakan hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam langkah-langkah dalam pelaksanaan metode pemberian

tugas (resitasi) antara lain :

1. Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :


a. Tujuan yang akan dicapai;
b. Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut;
c. Sesuai dengan kemampuan siswa;
d. Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa;
e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas dan

petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.


2. Langkah Pelaksanaan Tugas

a. Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru.


b. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
c. Dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan baik dan
sistematik
Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai tujuan dan

petunjuk-petunjuk guru.

3.Fase Mempertanggungjawabkan Tugas

a. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
b. Ada tanya jawab diskusi kelas.
c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.
Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan hasil belajarnya baik

berbentuk laporan lisan maupun tertulis. Karena tugas yang dikerjakan pada

akhirnya akan dipertanggung jawabkan maka siswa akan terdorong untuk

mengerjakan secara sungguh-sungguh. Dengan metode ini sehingga pengalaman

siswa dalam mempelajari sesuatu lebih mendalam.

Sudirman juga merumuskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

pendekatan pelaksanaan metode resitasi (pemberian tugas), yaitu :

1. Tugas yang diberikan harus jelas;


2. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas.
3. Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas,
agar siswa yang belum mampu memahami tugas itu berupaya untuk
menyelesaikannya.
4. Guru harus memberikan bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar atau salah arah dalam mengerjakan tugas.
5. Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kurang bergairah
mengerjakan tugas.
Prosedur Penerapan Metode Resitasi yang Perlu Diperhatikan

Menurut Sri Anitah Wiryawan, adapun prosedur metode resitasi yang

perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengajaran antara lain :


“1). memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima, 2).
melatih siswa ke arah belajar mandiri, 3). dapat membagi waktu secara teratur, 4).
memanfaatkan waktu luang, 5). melatih untuk menemukan sendiri cara-cara yang
tepat untuk menyelesaikan tugas dan 6). memperkaya pengalaman di sekolah
melalai kegiatan di luar kelas.
B.S. Sidjabat menguraikan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,

yakni :

1). Harus jelas bagi peserta didik apa manfaat, tujuan, serta bentuk dari tugas.
Misalnya : apakah paper / makalah, laporan bacaaan dan lain-lain.
2). Harus dijelaskan bagaimana pekerjaan itu dapat direncanakan dan dikerjakan,
serta bagaimana hasil kerjanya akan dinilai,

4.METODE PELATIHAN

A. Konsep Metode PELATIHAN


Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan metode sebagai cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.

Metode juga menyangkut masalah cara kerja untuk memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan.

Metode pendidikan pelatihan adalah metode pembelajaran dalam pendidikan


dan pelatiihan dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran

B. Metode Pelatihan
Menurut Cherrington (1995:358), metode dalam pelatihan dibagi dua, yaitu on
the job training dan off the job training. On the job training lebih banyak digunakan
dibandingkan off the job training. Hal ini disebabkan karena metode on the job training
lebih focus pada peningkatan produktivitas secara tepat. Sedangkan metode off the job
training lebih focus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang.

1. Model on the job training


a. Makna on the job training

Menurut Gary Dessler (2006: 285) on the job (OJT) merupakan kegiatan melatih
seseorang untuk mempelajari pekerjaan sambil mengerjakannya.

Menurut Handoko (1989) pelatihan diberikan pada saat karyawan bekerja.


Sambil bekerja seperti biasa, karyawan memperoleh pelatihan sehingga dapat
memperoleh umpan balik secara langsung dari pelatihnya.

b. Bentuk Pelatihan On The Job Training

Menurut Cherrington (1995: 358) bentuk On The Job Training dibagi menjadi
enam :

1) Job Instruction Training

Job Instruction Training merupakan bentuk pelatihan yang memerlukan analisis kinerja
pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal tentang tujuan
pekerjaan . pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal tetang tujuan pekerjaan dan
menunjukan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan.

2) Apprenticeship

Merupakan bentuk pelatihan yang mengarah pada proses penerimaan karyawan baru
yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli untuk beberapa waktu
tertentu.

Efektivitas pelatihan ini bergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam
mengawasi proses pelatihan.

3) Internship dan Assistantships

Merupakan bentuk pelatihan yang hampir sama dengan pelatihan apprenliceships,


hanya pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan yang menuntut pendidikan
formal yang lebih tinggi. Contoh internships training adalah cooperalive education
project maksudnya aadalah pelatihan bagi siswa yang bekerja disuatu perusahaan dan
diperlakukan sama seperti karyawan dalam perusahaan, tetapi tetap dibawah
pengawasan ahli.

4) Job Rotation dan Transfer

Merupakan proses belajar untuk mengisi kekosongan dalam manajemen dan


teknikal.pelatihan ini memiliki beberapa kekurangan yaitu:

a) Peserta pelatihan hanya merasa dipekerjaan sementara tidak mempunyai komitmen


untuk terlibat dalam pekerjaan dengan sungguh sungguh.

b) Banyak waktu yang terbuang untuk member orientasi pada peserta terhadap kondisi
pekerjaan yang baru.

Pelatihan ini juga mempunyai keuntungan yaitu jika pelatihan ini diberikan oleh manajer
ahli maka peserta akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai pelaksanaan
dan praktik dalam pekerjaan.

5) Junior Boards and Committee Assignment

Merupakan alternative pelatihan dengan memindahkan peserta pelatihan dalam komite


dengan tujuan bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan administrasi dan
menempatkan peserta dalam anggota eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam
berinteraksi dengan eksekutif yang lain.

6) Couching dan counselling

Merupakan bentuk pelatihan yang mengharapkan timbal balik dalam penampilan kerja,
dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara perlahan cara melakukan pekerjaan secara
tepat.

. Model off the job training

a. Makna off the job training

Merupakan bentuk pelatihan yang dilakukan diluar waktu kerja, dan


berlangsung dilokasi yang jauh dari tempat kerja, agar perharian peserta lebih terfokus.
Peserta pelatihan menerima presentasi tentang aspek tertentu, kemudian
diminta untuk memberikan tanggapan sebagaimana dalam kondisi yang sebenarnya.
Dalam teknik ini juga digunakan metode simulasi.

Kelebihan dari metode off the job training ini adalah

1) Trainer lebih terampil dalam mengajar

2) Trainer atau karyawan terhindar dari kekacauan dan tekanan situasi kerja

3) Tidak mengganggu proses kerja di tempat kerja

4) Waktu dan perhatian memadai

b. Bentuk pelatihan off the job training

Menurut cherrington (1995:358) metode pelatihan off the job training dibagi
menjadi tiga belas macam, yaitu:

1) Vestibule training

Merupakan bentuk pelatihan yang dilakukan ditempat tersendiri yang dikondisikan


seperti tempat aslinya.

2) Lecture

Merupakan bentuk pelatihan berbentuk penyampaian informasi kepada sejumlah orang


dalam waktu bersamaan

3) Independent self study

Merupakan bentuk pelatihan yang mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri,
misalnya dengan membaca buku, majalah, mengambil kursus pada universitas local dan
mengikuti pertemuan profesional.

4) Visual presentation

Merupakan bentuk pelatihan dengan menggunakan televise, fulm, video, atau


presentasi dengan menggunakan slide.
5) Conferences dan discussion

Merupakan pelatihan yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan masing-masing


peserta dapat saling belajar antara yang satu dengan yang lainnya.

6) Teleconferencing

Merupakan bentuk pelatihan dengan menggunakan satelit, yang pelatih dan peserta
dimungkinkan untuk berada pada tempat yang berbeda.

7) Case Studies

Merupakan pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, yaitu peserta dituntut untuk
menemukan prinsi-prinsip dasar denngan menganalisis masalah yang ada.

8) Role Playing

Merupakan bentuk pelatihan yang mengondisikan peserta pada permsalahan tertentu.


Peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan seolah-olah terlibat langsung.

9) Simulation

Merupkan bentuk pelatihan yang menciptakan suasana belajaryang sangat sesuai atu
mirip dengan kondisi pekerjaan. Pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal
danmotor skill.

10) Programmed Instruction

Merupakan bentuk pelatihan penerapan prinsip dalam kondisi opersional,


biasanyamenggunakan computer.

11) Computer-based training

Merupakan bentuk pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interktif antara


computer dengan peserta, yaitu peserta diminta untuk merespon secara langsung
selama proses belajar.

12) Laboratory Trainning


Merupakan bentuk pelatihan yang terdiri dari kelompok diskusi yang tidak beraturan.
Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan perasaannya antara yang satu dengan
yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah untuk menciptakan kewaspadaan dan
menigkatkan sensitivitas terhadp prilaku dan persaan orang lain atau pun dalam
kelompok.

13) Programmed Group Excersice

Merupakan bentuk pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekerjasama dalam


memecahkan masalah.

C. Strategi Metode Pembelajaran Diklat


Metode penyampaian pelatian bergantung pada tujuan yang diinginkan.
Meneurut keren Lawson (1977), secara ringkas strategi pelatihan terdiri atas
penambahan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menumbuhkan sikap
(prilaku).

1. Strategi untuk Menambah Pengetahuan

Tujuan pelatiha adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada peserta.
Setelah selesai pelatihan, setiap peserta diharapkan semakin luas pengetahuan dan
wawasannya sehingga berdaya guna dalam meningkatkan kinerja untuk mencari ide-ide
dan pemikiran baru. Menambah pengetahuan dalam dilaksanakan dengan metode:

a. Buku tes/materi tertulis

b. Kuliah dan presentasi

c. Permainan

d. Diskusi terpadu

e. Tayangan

2. Strategi untuk meningkatkan Keterampilan


Jika tujuan pelatihan untuk menambahketerampilan peserta , aktivitas lapangan
menjadi landasan sbuah keberhasikan pelatihan. Praktik dilapangan merupakan cara
efektif untuk meningkatkan keterampilan karena banyaknya kasus yang akan dihadapi.
Kasus actual yang terjadi merupakan pembelajaran yang tepat untuk pelatihan tersebut.
Bentuk pelatihan ini diantaranya dengan cara:

a. Role play

b. Simulasi

c. On the job training

d. Aktifitas sesuai arahan.

3. Strategi untuk Menumbuhkan Sikap

Sikap atau perilaku merupakan salah satuparameter yangcukup penting dalam


membangun keberhasila sebuah tim. Perilaku efektif, positif dan lainnya menjadi dasar
komunikasi dan berujung pada sebuah win-win solusi jika melibatkan beberapa pihak.

Cara pelatihan ini dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:

a. Diskusi terpadu

b. Diskusi kelompok

c. Debat

d. Studi kasus

Metode Pembelajaran

Pengertian Metode Latihan Drill Terbimbing Definisi


Kelebihan dan Kekurangan Menurut Para Ahli
Pengertian Metode Latihan Terbimbing Definisi Kelebihan dan Kekurangan
Menurut Para Ahli - Menurut Roestiyah (2001), metode latihan adalah suatu cara
mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Menurut
Sagala (2003) Metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu sebagai
sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan
keterampilan. Metode latihan biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa:

 Memiliki keterampilan motoris/gerak: seperti meghafalkan kata-kata, menulis,


mempergunakan alat/ mempergunakan suatu benda
 Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungang mencongak.
Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia,
tanda baca dan sebagainya.
 Memeiliki kemampuan menghubungkan sesuatu keadaan dengan hal lain,
seperti hubungan sebab akibat banyak hujan banjir, penggunaan
lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain (Roestiyah, 2001).

Keunggulan dan Kelemahan Metode Latihan (Sagala, 2003)

1. Keunggulan Metode Latihan

 Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham demokrasi, memberikan


kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan
bertanggung jawab.
 Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitip yang sehat,
sehingga membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh.
 Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid secara individual cukup
dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua-ketua kelompoknya.
 Melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan
membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban
sebagai warga yang patuh pada aturan.

2. Kelemahan Metode Latihan

 Sulit untuk membuat kelompok yang homogen, baik intelegensi, bakat dan
minat atau daerah tempat tinggal.
 Murid-murid yang oleh guru telah dianggap homogen, sering tidak merasa cocok
dengan anggota kelompoknya itu.
 Pengetahuan guru tentang pengelompokkan itu kadang-kadang masih belum
mencukupi

Langkah-langkah Penggunaan Metode Latihan Terbimbing (Roestiyah, 2001)

 Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.


 Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan belum
bisa mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna.
 Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul response siswa yang berbeda-
beda untuk peningkatan keterampilan dan penyempunaan kecakapan siswa.
 Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan
dan membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah telah
melakukan latihan dengan tepat dan cepat
  Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara
bertanya kepada siswa, serta memperhatikan masa latihan dengan
mengubah situasi sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira
pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang baik.
  Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses
yang pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.
  guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga
kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dapat berkembang

5.METODE EKSPERIMEN

Metode percobaan adalah pemberian kesempatan kepada anak didik


perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Syaiful Bahri Djamarah, (2000).

Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di


mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara
berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus
mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus
cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan
bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c)
dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam
eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang
jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta
ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru
dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan
social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu
alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum
ada.

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan


kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang
akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang
alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal
yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
(c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya
jawab.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran,


di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses
yang dialaminya itu.

Metode eksperimen menurut Sumantri & Permana (1999:157) adalah cara belajar
mengajar yang melibataktifkan peserta didik dengan mengalami dan
membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu. Sedangkan menurut
Hermawan, dkk, (2007:165), metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran
di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dan menurut Dahar (2006:220), metode eksperimen
adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan tau hipotesis
yang dipelajari.
Roestiyah (2012:80) mengungkapkan yang dimaksud eksperimen adalah
salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatannya itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah
salah satu metode pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas peserta didik
melakukan percobaan dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan
sehingga guru hanya bertindak sebagai pembimbing.

B. Tujuan Metode Eksperimen


Tujuan dari metode eksperimen menurut Sumantri & Permana (1999:158) adalah:

1. Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data


yang diperoleh.
2. Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
melaporkan percobaan.
3. Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
percobaan.

Selain itu, menurut Roestiyah (2012:80) penggunaan metode eksperimen


ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagi
jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah
(scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Berangkat dari pendapat-pendapat di atas, penulis dapat meyimpulkan
tujuan dari metode eksperimen ini adalah agar peserta didik belajar berpikir secara
ilmiah, melatih peserta didik menggunakan logika untuk menyimpulkan suatu
teori yang dipelajarinya.

C. Manfaat Metode Eksperimen


Berbagai manfaat yang didapat dari penggunaan metode eksperimen menurut
Sumantri & Permana (1999:158) adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat mengalami


sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu objek, keadaan atau
proses sesuatu.
2. Menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah.

Sedangkan menurut Sagala (2012:220). dalam proses belajar mengajar dengan


eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan tentang suatu objek, keadaan atau proses suatu sesuatu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari metode
eksperimen ini sangat membantu siswa agar mudah memahami materi pelajaran
dengan mengalami dan membuktikan sendiri teori-teori yang dipelajarinya.

Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode


eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode
eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan
kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan
untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya
dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan


mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih
ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman
yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik
dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara
atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga
perilaku yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk


belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar
secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian,
siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama
pembelajaran.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi


tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan
melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati
fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan
siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan
mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis
sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk
membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan
melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan
membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep ,
setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam
kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
(6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk


memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan
kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan,
memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan .

Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak
dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya
berpegang pada prinsip metode ilmiah

D. Kelebihan Metode Eksperimen


Sumantri & Permana (1999) mengatakan bahwa metode eksperimen memiliki
kekuatan atau kelebihan yaitu:

1. Membuat siswa lebih percaya pada kesimpulan berdasarkan percobaan


sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku.
2. Siswa aktif terlilbat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang
diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.
3. Dapat digunakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah.
4. Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif, realistis
dan menghilangkan verbalisme.
5. Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertahan lama.

Sedangkan menurut Roestiyah (2012:82), teknik eksperimen kerapkali digunakan


karena memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam


menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu
yang belum pasti kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat dikehendaki
oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak
aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping memperoleh
ilmu pengetahuan; juga menemukan pengalaman praktis serta
keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.
4. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran siuatu teori,
sehingga akan mengubah sikap mereka yang takhayul, ialah peristiwa-
peristiwa yang tidak masuk akal.

Pendapat lain, menyebutkan beberapa kelebihan dari metode eksperimen (Sagala,


2012:220), yaitu:
1. Metode ini membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru
atau buku saja;
2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris
tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan;
3. Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern antara lain: a. siswa
belajar dengan mengalami sendiri suatu proses atau kejadian; b. siswa
terhindar jauh dari verbalisme; c. memperkaya pengalaman dengan hal-hal
yang bersifat objektif dan realistis; d. mengembangkan sikap berfikir
ilmiah; dan e. hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.

Jadi metode eksperimen ini memiliki kelebihan atau keunggulan untuk


diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berupa pemberian pengalaman secara
langsung yang dilaksanakan oleh peserta didik sehingga peserta didik dapat
mengembangkan sikap berpikir secara ilmiah.

E. Kekurangan Metode Eksperimen


Selain kelebihan, tentu ada kekurangan dari metode eksperimen ini. Seperti yagn
diungkapkan oleh Sumantri & Permana (1999)sebagai berikut:

1. Memerlukan peralatan percobaan yang komplit.


2. Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan
waktu yang lama.
3. Menimbulkan kesuliltan bagi guru dan peserta didik apabila kurang
pengalaman dalam penelitian.
4. Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada
kesalahan menyimpulkan.

Sedangkan menurut Sagala (2012:221), metode eksperimen ini mengandung


kekurangan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasillitas peralatan


dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah;
2. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian; dan
3. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas pralatan dan
bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dulu mengenal dan
menggunakn alat bahan tertentu dari pada guru.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai kekurangan metode eksperimen


ini, penulis menyimpulkan bahwa, di samping kelebihan dari metode eksperimen
ini trdapat kelemahan-kelemahan, yaitu pada beberapa alat kegiatan yang harus
disediakn, waktu yang diperlukan, dan kemampuan guru dalam membimbing
kegiatan eksperimen.

F. Langkah-langkah Melakukan Eksperimen


Menurut Djamarah & Zain (2006:84), langkah-langkah pembelajaran menggukan
metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Mempersiapkan kondisi belajar siswa
b. Memberikan informasi/penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi
c. Mempersiapkan sarana/prasarana untuk melakukan diskusi (tempat, peserta
dan waktu)
2. Pelaksanaan
a. Siswa melakukan diskusi.
b. Guru merangsang seluruh peserta didik berpartisipasi dalam diskusi.
c. Memberikan kesempaatan kepada semua anggota untuk aktif.
d. Mencatat tanggapan/saran dan ide-ide yang penting.
3. Evaluasi/tindak lanjut
Memberikan tugas kepada siswa untuk:
a. Membuat kesimpulan diskusi
b. Mencatat hasil diskusi
c. menilai hasil diskusi.
Menurut Hernawan, dkk (2007:165), langkah-langkah pelaksanaan eksperimen
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan eksperimen

 Tentukan dan rumuskan tujuan eksperimen dengan jelas dan terukur.


 Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen.
 Memberikan penjelasan secukupnya tentang prosedur atau langkah-
langkah melakukan eksperimen. Seandainya ada hal-hal khusus terdapat di
laboratorium, siswa perlu memahaminya dengan benar.

2. Pelaksanaan eksperimen
Setelah semua dipersiapkan, termasuk apa yang seharusnya dilakukan siswa
dalam mengadakan eksperimen, kegiatan selanjutnya siswa memulai pelaksanaan
eksperimen. Ada beberapa hal sebagai petunjuk dalam melaksanakan
pembelajaran melalui eksperimen, yaitu:

 Guru jangan terlalu terlibat dalam pelaksanaan eksperimen. Biarkan siswa


memperoleh pengalamannya sendiri, mencari dan menemukan serta
bekerja sendiri. Seandainya ada kesulitan, guru tidak secara langsung
memecahkan kesulitan tersebut, akan tetapi hanya memberikan petunjuk-
petunjuk atau bantuan seperlunya.
 Seandainya eksperimen dilakukan kelompok, guru harus mengatur agar
setiap orang dapat terlibat. Biasanya eksperimen dilakukan oleh siswa
yagn pintar saja, sedangkan siswa yang kurang cenderung pasif. Oleh
karena itu guru perlu mengatur susunan kelompok beserta tanggung jawab
setiap kelompok.
 Dalam setiap tahapan guru perlu melakukan kontrol. Hal ini dimaksudkan
bukan hanya untuk mencek pelaksanaan eksperimen menghindari
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, akan tetapi juga untuk
memberikan bantuan manakala diperlukan.

3. Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah kegiatan penutupan eksperimen. Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan dalam kegiatan ini diantaranya:

 Siswa memeriksa segala peralatan yang digunakan dalam eksperimen,


kemudian menyimpannya seperti posisi semula.
 Siswa melaporkan hasil eksperimen kepad guru untuk dianalisis,
kemudian diberikan umpan balik.
 Secara bersama-sama siswa mendiskusikan temuan-temuan atau masalah-
masalah yang muncul dari hasil kerjanya.

Sedangkan Roestiyah (2012:81) menyatakan bahwa bila siswa akan melaksanakan


suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:

1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus


memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:

 Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.


 Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel
yang harus dikontrol dengan ketat.
 Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
 Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.perlu
menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik
dan sebagainya.

3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.


Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai, guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa, mendiskusikan ke kelas; dan mengevaluasi dengan tes atau
sekedar tanya jawab.
Dari beberapa pendapat di atas tentang langkah-langkah pembelajaran
menggunakan metode eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa sejak
persiapan, kegiatan pembelajan, sampai dengn penutupan kegiatan, perlu
mengikuti tahapan-tahapan yang telah ditentukan. hal ini bertujuan agar kegiatan
eksperimen berjalan tertib dan mendapatkan hasil belajar yang ingin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai