Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TENTANG TEBAK GAMBAR PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF :


DEMENSIA

KELOMPOK III
Josepus. J. Hursepuny
Herlinsye. Purimahua
Ema Dona Luhulima
Fajar Triyono
Dwi Hartati
Sri Haryati
Setia Ningsih

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2019
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
TEBAK GAMBAR PADA LANSIA
DENGAN GANGGUAN KOGNITIF : DEMENSIA

A. Latar Belakang
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap orang.
Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang
juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran).
Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah demensia. Demensia adalah
suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and
Allen, 2012 dalam Boedhi-Darmojo, 2009).
Pada lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang
secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi
gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia. Menurut data dari kementrian
kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data lansia di Indonesia mengalami peningkatan
7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada
saat ini di antaranya adalah setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia,
Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah
berkembang. Masalah terbesar lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun
2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di
rumah). Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku yang maladaptif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil survey di atas, maka mahasiswa/i Keperawatan Profesi Ners STIKIM
akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan materi Tebak Gambar pada
lansia dengan gangguan kognitif.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Tebak
Gambar diharapakan dapat mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat tebak gambar
b. Mampu melakukan tebak gambar
c. Tebak gambar dapat dimasukan dalam jadwal kegiatan panti.

D. Manfaat Kegiatan
1. Memperlambat kepikunan
2. Menghilangkan stres
3. Meningkatkan konsentrasi
4. Membuat emosi lebih tenang

E. Sasaran Strategis
1. Lansia yang ada di Tresna werdha Budi Mulia 1 Cipayung
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperativ

F. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada lansia yang
termasuk dalam sasaran strategis. Kemudian di lakukan pendampingan selama kegiatan TAK
berlangsung oleh petugas panti

G. Perencanaan
1. Hari/ Tanggal : jumat / 01 November 2019
2. Waktu : 10.00 WIB
3. Tempat : Aula Panti Sosial Budi Mulia 1
4. Topik : Tebak gambar
5. Peserta : Lansia Panti Berjumlah 6 orang
6. Metode : Demonstrasi / Role Play
7. Media : Bola, Spidol, Poster, Sound
H. Setting Tempat

Keterangan :

= Leader

= Co Leader

= Lansia

= Fasilitator

= Observer

I. Pengorganisasian
1. Leader : Emadona Luhulima
Tugas:
a. Menyusun rencana TAK
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan dan
memberikan umpan balik
d. Sebagai role model
e. Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
2. Co Leader : Herlinsye Purimahua
Tugas : membantu leader dalam mengorganisasikan kelompok
3. Fasilitator :
 Josepus. J. Hursepuny
 Sri Haryani
 Dwi Hartati
 Fajar Triyono
Tugas :
a. Membantu leader dalam memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
b. Memfokuskan kegiatan
c. Membantu mengkoordinir anggota kelompok
d. Duduk di sela-sela pasien
4. Observer : Setia Nigsih
Tugas :
a. Mengobservasi semua respon klien
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien
c. Memberikan umpan balik pada klien pada kelompok
d. Duduk tidak dilingkungan permainan/diluar
e. Mengevaluasi setiap keaktifan kelompok
f. Mengevaluasi tugas leader, co leader dan fasilitator

J. Strategi Pelaksanaan
Hari : Jumat 01 November 2019
Waktu : 45 menit
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan nama dan panggilan
terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
3) Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada
terapis
4) Lama kegiatan 15 menit
5) Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
6) Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader, dapat menanyakan
kepada leader dengan menunjuk tangan terlebih dahulu.
7) Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung
2. Fase Kerja
a. Demontrasi Tebak Gambar
1) Mendemonstrasikan tebak gambar kepada lansia
2) Memberikan kesempatan lansia untuk mencoba kembali sendiri
3) Mengulang kembali tebak gambar secara bersama lansia
4) Melakukan tebak gambar bersama-sama dengan mahasiswa/I dengan
menggunakan musik Penyaji Fasilitator Co-Leader
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti kegiatan
2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.
b. Rencana Tindak lanjut
1) Terapis meminta lansia dan petugas untuk mengulang hal yang telah dipelajari
secara mandiri
2) Memasukan dalam jadwal kegiatan harian panti
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan. Fasilitator, Co-Leader, Leader dan Observer
d. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK Tebak Gambar, kemampuan lansia yang diharapkan adalah
mengikuti kegiatan, respons yang diharapkan adalah lansia dan petugas mampu
melakukan kegiatan tebak gambar secara mandiri dan bila dilakukan secara rutin
diharapkan fungi kognitif dapat meningkat.

K. Evaluasi TAK (Buat Tabel)

NO NAMA TERAPI KOGNITIFTEBAK GAMBAR


Nama Berkembang Biak Suara Habitat
Hewan

1
2
3
4
5
6
L. Antisipasi Masalah
1. Jika saat permainan berlangsung kakek/nenek diam saja maka fasilitator memberikan
motivasi
2. Bila kakek/nenek meninggalkan permainan tanpa pamit :
a. Panggil nama kakek/nenek
b. Tanya alasan kakek/nenek meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
kakek/nenek bahwa klien dapat melaksanakan keperluan setelah itu
kakek/nenek boleh kembali lagi

M. Penutup
Kegiatan terapi aktivitas kelompok ini di harapkan mampu mencapai tujuan hasil yang di
harapkan adanya interaksi dan sosialisasi antaar kakek dan nenek juga diharapkan
mengekspresikan perasaan yang dihadapimya secara adaptif.
DAFTAR PUSTAKA

Ayinosa. 2009. Brain Gym (Senam Otak). Diperoleh darihttp://book.store.co.id/2009. Diakses

tanggal 04 Oktober 2018.

Cecilia Freeman & Gail Dennison. 1998. . I Am The Child (Akulah Anak Itu). Jakarta : Grasindo

(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo )

Constatinides. (2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting),

Geriatri,Balaipenerbit FKUI : Jakarta

Dennison, Paul. 2002. Buku Panduan Lengkap Brain Gym. Jakarta : Gramedia

Dennison, P., Gail, E. 2002. Buku Panduan Lengkap Brain Gym. Jakarta : Gramedia

Anda mungkin juga menyukai