OBAT
UTEROTONIKA/OKSITOSIK &
TOKOLITIK
Oleh :
Hadi Kurniawan, S.Farm., M.Sc., Apt.
Uterotonika
Anti perdarahan
Analgetik – Antipiretik
Antibiotik
Anti jamur
Pre – Eklampsia
Anestesi
Lain - lain
PENDAHULUAN
PERSALINAN adalah pengeluaran bayi pada akhir kehamilan,
dimana proses terjadinya karena adanya kontraksi otot polos
uterus sehingga serviks melunak dan terbuka untuk
memungkinkan pengeluaran bayi.
Rasio ESTROGEN (merangsang otot polos uterus) dan
PROGESTERON (relaksasi otot polos uterus) serta pelepasan
hormon hipofisis posterior yaitu OKSITOSIN dan
PROSTAGLANDIN juga sangat berperan dalam kontraksi
otot polos uterus.
Hormon oksitosin semakin meningkat produksinya
menjelang akhir kehamilan, disertai makin banyaknya
reseptor hormon di uterus. Pada saat yang tepat, hormon
dan reseptor berinteraksi sehingga memicu kontraksi.
PENDAHULUAN
Pengertian obat uterotonika
Kontraksi
Kelompok Zat Pada Obat
Uterotonik
PENDAHULUAN
Pengertian obat uterotonika
A. UTEROTONIKA (OKSITOSIK)
a. Definisi
UTEROTONIKA adalah obat yang digunakan untuk
merangsang / meningkatkan KONTRAKSI UTERUS atau
MENGINDUKSI/PENGUATAN PERSALINAN dan
pencegahan serta penanganan perdarahan post partum
(MEMINIMALKAN PERDARAHAN dari plasenta post
partum), pengendapan perdarahan akibat abortus
inkompletikus, dan penanganan aktif pada kala tiga
persalinan.
b. Macam – macam obat :
1. Oksitosin
2. Prostaglandin
3. Alkaloid Ergot
1. OKSITOSIN
Indikasi :
induksi pemacuan persalinan (induksi partus), percepat kelahiran plasenta, Mengurangi
perdarahan pasca persalinan, Mengurangi pembengkakan kelenjar mamae pasca
persalinan.
KI :
Uterus tidak normal / Kontraksi uterus hipertonik ( jadi, jika keadaan serviks belum siap,
pematangan serviks harus dilakukan sebelum pemberian oksitosin, bisa dg prostaglandin) ,
gawat janin, lemah, pre-eklampsia berat (potensi mengganggu keseimbangan cairan dan
tekanan darah sehingga KI pada ibu hamil pre-eklamsia/penyakit kardiovaskuler/ibu hamil
usia >35th), uterus yg starvasi (kurang O2 dan glukosa) karena persalinan yg lama), uterus
sudah pernah dioperasi, kemungkinan janin tdk lahir pervaginam
ES :
Spasme uterus, tetani uteri, hiperstimulasi uterus, kontraksi pembuluh darah tali pusat, kerja
antidiuretik, kontraksi dan dilatasi pembuluh darah, mual, muntah, reaksi hipersensitifitas,
ruam kulit, hipertensi mendadak
Interaksi :
Obat-obat vasopresor (simpatomimetik), cz meningkatkan TD: adrenalin (efinefrin) pada
anastesi lokal, efedrin pada hipotensi, ergometrin dan oksitosin jika digunakan bersama, obat
anastesi inhalasi yg menurunkan TD, prostaglandin, esterogen digunakan bersama yg
meningkatkan kontraktilitas uterus
Dosis :
Induksi persalinan pada lemah uterus : iv 1-4 milli unit / menit
Bedah caesar : injeksi iv lambat 5 unit segera setelah persalinan.
Penyimpanan Oksitosin : tidak terkena cahaya suhu 4-22 C
(lemai es)
Oksitosin dapat diberikan parenteral : Intra Muscular, Intra
Vena, Sublingual atau Intra Nasal (tetes/semprot kurang
efektif). Pemberian oral oksitosin diinaktivasi oleh enzim
tripsin
Oksitosin bekerja dalam waktu 1 menit setelah pemberian IV,
peningkatan kontraksi uterus dimulai hampir seketika,
menjadi stabil selama 15-60 menit pemberian infus oksitosin
dan setelah penghentian infus tsb kontraksi masih
berlangsung selama 20 menit (waktu paruh berkisar 1-20
menit), dieliminasi dalam waktu 30-40 menit sesudah
pemberian.
Dianjurkan dilakukan pemantauan setiap 15 menit sekalai
saat pemberian infus oksitosin dan selama 20 menit setelah
penghentian infus tsb.
Oksitosin
Hipofisis posterior menyimpan dan melepas
kan oksitosidan dan hormon ADH
Oksitosin merangsang frekuensi dan
kekuatan kontraksi otot polos uterus dan
kelenjar mama
Efek ini tergantung dari kadar estrogen
Uterus imatur kurang peka terhadap
oksitosin
Reseptor oksitosin terletak pada
miometrium dalam membran plasma sel
otot polos
Indikasi
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri
pasca persalinan
Merangsang kontraksi uterus setelah ope
Uji oksitosin
per tablet
Efek yang dapat dirasakan
yaitu......
Efek pada mamae:
Menyebabkan kontraksi otot polos
a. Dinoproston (PGE2)
Indikasi :
Pematangan serviks dan Induksi persalinan
biasa diberikan pervaginam. Bekerja dlm waktu
10 menit sesudah preparat dimasukkan
pervaginam.
KI :
Penyakit jantung, paru, hati atau ginjal
ES :
Mual, muntah, diare, gawat janin
Dosis :
3 mg
b. Carboprost (15 metilo PGF2α, derivat sintetik)
Indikasi :
untuk perdarahan post partum,
diberikan via suntikan yg dalam.
Biasanya preparat ini diberikan setelah
preparat lain gagal menghentikan
perdarahan. Dapat dijadikan obat
pilihan jika pasien menderita
hipertensi.
c. Misoprostol
(PGE1-Analog Prostaglandin)
Indikasi :
Untuk induksi, penguatan persalinan,
penatalaksanaan kala tiga persalinan.
Dosis :
500-600 mcg
berwenang
Penggunaan obat yg sedang dalam penelitian yang disetujui
http://news.stanford.edu/news/2008/december3/med-offlabel-120308.html
Contoh penggunaan obat off-label
di Indonesia
No Nama Obat Indikasi on label Off label use
1 Siproheptadin, Antihistamin, anti alergi Appetite stimulant
ketotifen
2 Pizotifen Migrain Appetite stimulant
3 Metformin Diabetes tipe 2 PCOS
4 Misoprostol Sitoprotektif lambung Pemicu kelahiran
5 Sildenafil Disfungsi ereksi Terapi hipertensi pulmonar
6 Amitriptilin Depresi Nyeri neuropati, profilaksis
migrain
7 Gabapentin Adjunctive therapy utk Nyeri neuropati trigeminal,
partial seizure dan profilaksis migrain, bipolar
postherpetic neuralgia
8 Aripiprazole Gangguan psikotik ADHD pada anak
9 Metoklopramid Mual muntah Pelancar ASI
10 Oxcabarzepin Epilepsi Sakit kepala
Metoklopramid untuk pelancar ASI
Antagonisme reseptor dopamin pada
jalur tuberoinfundibular oleh
metoklopramid/domperidon akan
meningkatkan produksi prolaktin dari
kelenjar pituitary
Effects of domperidone on augmentation of lactation
following cesarean delivery at full term
Int J Gynaecol Obstet. 2012 Mar;116(3):240-3
Keuntungan Kerugian
Off-label • Merupakan pilihan jika • Tidak ada asessment terhadap
tidak ada obat yang risk/benefit ratio
memenuhi kebutuhan • Risiko tidak diketahui
• Perkembangan penerapan • Tidak berdasarkan evidence,
baru suatu obat kadang hanya berdasar opini
• Dosis belum diteliti
• Tidak ditanggung asuransi
Terdaftar/ • Risiko lebih rendah • Tidak ada terapi yang efektif
on label • Meningkatkan pada kondisi medik tertentu
keselamatan pasien • Terlalu banyak pembatasan
• Dosis yang digunakan
berdasar evidence
Apa masalah penggunaan obat off-label ?
(Dihidro Ergotamin)
3.Alkaloid Amin (Ergonovin/Ergometrin)
Farmakokinetik
Dosis efektif diberikan secara IM adalah
1/10 dosis peroral, tapi absorbsi lambat,
sekitar 20 menit.
Dosis IV adalah ½ IM, efek diperoleh
dalam waktu 5 menit.
Eksresi 90% melewati empedu
Sebagian kecil obat yang tidak di
metabolisme di eksresikan melalui urine
dan fases
Farmakodinamik
Pada Uterus :
Semua alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus.
Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
Pada pemberian dosis yang sangat besar dapat menyebabkan robeknya
uterus yang akan menyebabkan kematian ibu dan janin.
Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung maturitas
uterus dan umur kehamilan.
Sediaan ergot yang paling kuat terhadap uterus adalah ergonovin.
Ergonovin lebih kuat dari ergotamin, mulai kerja lebih cepat, toksisitas lebih
kecil dan dapat juga diberikan secara oral lebih banyak digunakan.
Ergotamine dan alkaloid lainnya mengakibatkan vasokontriksi dan merusak
endotel kapiler
Ergotamine efektif mengurang gejala migren melalui pengurangan amplitudo
pulsasi arteri karotis eksterna, dan terjadi pengurangan darah arteri basiler
Indikasi
1. Indikasi oksitosik
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri
pasca persalinan
Merangsang kontraksi uterus
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitosin
Menghilangkan pembengkakan payudara
2. Pengobatan migren
Kontraidikasi
Penderita sepsis
Penyakit pembuluh darah :arteritis,
koroner, trombofleblitis
Wanita hamil
Efek samping
Alkaloid ergot sangat toksik
Ergotamine merupakan alkaloid yang sangat
toksik
Dosis besar dapat manyebakan mual, diare,
gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung
dan tidak sadar
Keracunan dapat terjadi pada dosis 26 mg
peroral selama beberapa hari atau 0,5-1,5 mg
parenteral
Toksisita ergonovin ¼ dari alkaloid asam amino
Terapi ergotisme
Penghentian pengobatan
Pemberian terapi simptomatis
Atropine atau antiemetic gol
fenotiazin untuk menghilangkan
mual dan muntah
Kalsium gulkonat untuk
menghilankan rasa nyeri
Bentuk sediaan
Ergotamin tartrat : tablet oral 1 mg, tablet
sublingual 2 mg, lar obat suntik 0,5 mg/ml
dalam ampul 1 ml.
Ergonovin maleat : suntikan 0,2 mg/ml,
tablet 0,2 mg, disimpan pada suhu dingin
Metilergonovin maleat (methergin) : ampul
0,2 mg/ml, tablet oral 0,2 mg
Metisergid maleat : tablet oral 2 mg.
Ergotamin tartrat : 1 atau 2 mg + 100 mg
kafein.
Ergometrin Maleat
Indikasi :
Pencegahan dan penghentian perdarahan akut pascasalin
(postpartum/ pascaabortus).
KI :
Kelainan paru, penyakit jantung berat / veskuler (hipertensi berat,
eklamsia, pre-eklamsia, migrain). Jika terdpt gejala sepsis,
gangguan fungsi renal/ginjal atau hepatik sensitivitas thd
ergometrin menigkat, wanita hamil.
ES :
Kontraksi uterus, diare, mual, muntah, vasokonstriksi, inhibisi
produksi prolaktin (utk ASI), sakit kepala, pusing, nyeri dada, nyeri
perut, palpitasi, hipertensi, udem paru, efek pada neonatus
(hipertermia, ketegangan otot, masalah respirasi dan konvulsi),
hipersensitifitas.
Dosis :
Untuk mencegah perdarahan pascasalin : 500 mcg 3x sehari
selama tiga hari intra muscular.
Interaksi :
Hipokalsemia. Nikotin, preparat oksitosik lain, obat
anastesi umum, beta bloker, eritrmisin memperkuat
kerja ergometrin.
Ergometrin mengurangi angka mortalitas maternal
Penyimpanan : lemari es
Contoh obatnya yaituuu
Ergometrin meleat
Ergometrin meleat dengan
oksitosin
oksitosin
Kombinasi Oksitosin dengan
Ergometrin.
Ergometrin bekerja pada regio
internal miometrium,
sedangkan
Oksitosin dan Prostaglandin
pada regio eksternal
miometrium
KESIMPULAN : kala-tiga persalinan
dan perdarahan pospartum
Rencana tatalaksana sebaiknya dibicarakan disertai informasi kepada ibu hamil terkait pilihan
farmakologis dan efek samping.
Resiko perdarahan pospartum berkurang ±40% lewat tatalaksana pemberian obat golongan oksitosik
pada kala-tiga persalinan.
Penelitian pemberian oksotosin tunggal Vs oksitosin+ergometrin : oksitosin (5 atau 10 unit) tunggal
scr signifikan mengurangi gejala mual, muntah, sakit kepala, perspirasi, sesak nafas, nyeri dada,
kenaikan TD, serta bradikardi. Dan pemberian oksitosin tunggal sama efektifnya mencegah kehilangan
darah >1L.
OKSITOSIN : obat pilihan penangan profilaksis perdarahan post-partum, sementara ERGOMETRIN
hanya boleh digunakan jika pemberian oksitosin tidak efektif (hanya untuk kasus beresiko tinggi).
BNF (2000), merekekomendasikan ergometrin 500mcg + 5 unit oksitosin via IM disertai skrining dan
pemantauan. Sebaliknya jika oksitosin dpt disuntikkan pospartum pada sebagian besar persalinan
normal.
Jika tdk tersedia lemari es untuk menyimpan oksitosin, ergometrin maka tablet misoprostol menjadi
pilihan (oksitosik tradisional).
Penggunaan ergometrin, ibu perlu bantuan tambahan, pemahaman dan dukungan dalam memulai
dan melanjutkan pemberian ASI kpd bayi, khususnya jika ibu juga mendapatkan antiemetik dan
alagesik yang menimbulkan sedasi.
Dalam peristiwa perdarahan postpartum, BNF (2000)
merekomendasikan pemberian oksitosin (5 unit)
lewat penyuntikan IV scr perlahan-lahan, kalau perlu
diikuti pemberian infus 5-20 unit oksitosin dlm 500 ml
larutan glukosa 5%.
Ergometrin tunggal atau dikombinasikan dg oksitosin,
merupakan preparat alternatif asalkan kemungkinan
adanya pre-eklamsia/hipertensi sudah dapat
disingkirkan.
Carboprost umumnya hanya diberikan pada
perdarahan yang hebat.
B. PELEMAS UTERUS / TOKOLITIK
Obat tokolitik :
Obat yang dapat menurunkan kontraktilitas (relaksan)
uterus
Bbrp golongan obat bersifat tokolitik:
Agonis adrenoreseptor beta2 (ex. Ritordin)
Magnesium sulfat
Alkohol dan
Gliserol trinitat
1. Ritodrin Hidroklorida
(agonisadrenoreseptor beta2)
Indikasi :
Persalinan prematur tanpa komplikasi.
KI :
Penyakit jantung, eklampsia, preeklampsia, infeksi.
ES :
Mual, muntah, berkeringat, tremor, hipotensi
Dosis :
Dosis awal 50 mcg/menit, infus dipercepat
bertahap sampai 150-350 mcg/menit.
Perangsang Adrenoreseptor – β2 dapat
menimbulkan relaksasi miometrium dan
digunakan pada beberapa kasus dalam usaha
mencegah persalinan prematur.
Tujuannya hanya menunda persalinan selama 48
jam sehingga cukup waktu untuk memberikan
terapi kortikosteroid guna pematangan janin.
Obat ini diindikasikan dalam pencegahan
persalinan prematur tanpa komplikasi dengan
usia kehamilan 24-33 minggu.
Tidak boleh digunakan terlalu lama karena resiko
terhadap ibu meningkat setelah 48 jam
penggunaan dan tidak ada bukti kemanfaatan
pada terapi lebih lanjut.
2. Nifedipin (Ca-Canal Blocker)
Lebih banyak digunakan untuk tokolitik daripada untuk hipertensi.
Nifedifin lebih cocok dibandingkan ritordin bagi ibu hamil yang
menderita DIABETES.
ES :
Hipotensi dan iskemia, edema paru, vasodilatasi, ggn lambung,
SSP, hipersensitifitas, pemberian ASI (hindari nifedifin saat
laktasi)
KI :
Nyeri dada, palpitasi, infark miokard, penghentian obat ini
bertahap
Interaksi :
Obat antihipertensi lain ex. Mg sulfat, alpa-bloker (labetolol)
menyebabkan hipotensi
Penimpanan : kedap dan tehindar cahaya langsung
3. Atosiban
Pembatasan penggunaan sama seperti
tokolitik lain (48 jam).
ES :
Muntah, hipertensi, sakit kepala,
hiperglikemia.
4. Kortikosteroid
Preparat kortikosteroid dpt mengurangi insiden sindrom gawat
nafas neonatus (maturasi paru-paru janin misal pd usia kehamilan
<34 week), perdarahan intraventikuler, dan kematian neonatus.
Contoh : betametason, deksametason.
Pemberian : 4x 6mg via IM setiap 12 jam sekali harus dimulai
sedapat mungin 24 jam sebelum melahirkan.
ES:
2 Ergometrin meleat Dosis : Menyebabkan kontraksi Seperti Preeklamsia, kerusakan - Efek samping :
dengan oksitosin Satu ampul: ergometrin 500 uterus kontinu dan ergometrin ginjal, persalinan kala Mual, muntah, sakit
(oksitosik) µg + 5 unit oksitosin dalam 1 restriksi aliran plasenta, satu dan kala dua, kepala, pusing, tinitus,
ml menyebabkan janin penyakit hati, jantung, nyeri dada, palpitasi,
kekurangan oksigen. atau paru, reaksi vasokontriksi, infark
Indikasi : Jika diberikan ke merugikan sebelumnya. miokardium, edema
Mempercepat pelahiran neonatus secara tidak paru, stroke.
plasenta, mengendalikan sengaja menyebabkan
hemoragi kegagalan multi organ Efek farmakodinamik:
yang serius dan Mengombinasikan
kemungkinan fatal. oksitosik kerja kontinu
ergometrin dengan
oksitosin kerja cepat
pada otot polos uterus
untuk mempercepat
pelepasan plasenta dan
mengendalikan
perdarahan dari tempat
penempelan plasenta
diuterus setelah
pelahiran.
3 Oksitosin Dosis : Gawat janin, Dianggap Tidak diberikan dalam 6 jam Anastesis- Efek samping :
(oksitosik) Sesuai protokol asfiksia, IUD aman setelah pemberian prostaglandin, dapat Spasme uterus,
(kematian ketuban utuh, kontraksi uterus memperkua hiperstimulasi uteru,
Indikasi : bayi dalam hipertonik, obstruksi mekanis t efek antidiuretik
Augmentasi/induksi uterus), pada pelahiran, gawat janin jika hipotensi menyebabkan
persalinan, kontrol infusi pada pelahiran pervagina tidak dan dapat intoksikasi air,
hemoragi persalinan dianjurkan, inersia uterus menyebabk hipermatremia, mual
pascapartum dihubungkan resistan oksitosin, plasenta an aritmia, muntah, ruam,
dengan previa, vena previa, abrupsio efek anafilaksis, abrupsio
ikterus plasenta, prolaps atau presentasi oksitosik plasenta, emboli cairan
neonatus tali pusat, preeklamsia berat, dapat amnion singkirkan
penyakit kardiovaskular, berkurang diagnosis sebelum
kewaspadaan pada gran Prostaglandi memulai terapi.
multipara atau jika ada n- efek
predisposisi ruptur uterus, uterotonik Efek farmakologi :
polihidramnion, pada kasus menguat. Bentuk sinteti hormon
kematian bayi dalam uterus atau oksitosin. Obat ini
ketuban yang terwarnai memiliki efek stimulasi
mekonium, hindari persalinan pada otot polos
tumultus karena dapat ueterus, terutama di
menyebabkan emboli cairan akhir kehamilan,
amnion. selama persalinan dan
pasca pelahiran , dan
pada puerperium
ketika reseptosr di
miometrium
meningkat. Pada dosis
rendah dapat
menyebabkan
kontraksi berirama,
tetapi pada dosis
tinggi dapat
menyebabkan
kontraksi hipertonik
yang kontinu.
4 Gemeprost Dosis : Menyebabk N/A Penyakit obstruksi jalan Oksitosik- Efek samping :
(prostagla Bergantung pada an aborsi napas kronis, insufiensi meningkat Perdarahan
ndin) tahap kehamilan kardiovaskular,peningkatan kan efek pervagina, nyeri
dan indikasi tekanan intraokular, uterotonik uterus, mual,
servisitis,vaginitis, muntah, diare, sakit
Indikasi: kewaspadaan harus di kepala, flushing,
Digunakan untuk terapkan pada pasien yang menggigil, pusing,
pematangan pernah menjalani kelemahan otot,
serviks selama pembedahan uterus sakit punggung,
terminasi dipsnea, nyeri dada,
terapeutik. pireksia ringan,
ruptur uterus,
terutama dengan
LSCS sebelumnya,
gran multipara.
Efek farkodinamik:
Prostaglandin seri
E1 yang
menyebabkan
kontraksi dan
pelunakan uterus,
serta penurunan
resistensi jaringan
serviks. Obat ini
juga menekan
aliran darah
plasenta dan uterus
akibat kontraksi
uterus.
5 Dinoprosto Dosis : Menyebabkan Dianggap Sensivitas sebelumnya, Oksitosik- Efek samping :
n PERHATIAN- gel atau aborsi. cukup aman, diproposisi kepala- efek Mual, muntah,diare,
(prostaglan pesarium (jarang Pemajanan tetapi dengan panggul, pecah ketuban, uterotonik kontraksi uterus terlalu
din) digunakan-tablet pada kulit data yang seksio sesaria atau meningkat kuat, overdosis
prostin E2. janin didalam sangat pembedahan uterus menyebabkan ruptur
Tergantung pada uterus terbatas sebelumnya, infeksi uterus, emboli cairan
paritas, protokol menyebabkan mengenai panggul yang tidak amnion atau emboli
lokal, dan skala abnormalitas akibat terobati, granmultipara, paru, abrupsio plasenta,
bishop DJJ dan pemberian gawat janin, hindari hipotensi maternal,
Diulang setiap 6 jam menjadi obat ini pada pada senvisitis atau bronko spasme, demam,
Dosis maksimum faktor ibu menyusui. vaginitis, penyakit sakit punggung, dilatasi
mengacu pada prediposisi jantung, paru, hati dan serviks yang cepat,
jumlah yang ikterus ginjal aktif. Plasenta hiperkontraktilitas
diberikan pada setiap neonatus. previa, perdarahan dengan atau tanpa
usaha menginduksi pervaginam yang tidak gawat janin, skor apgar
persalinan, bukan diketahui penyebabnya. rendah, henti jantung,
pada setiap dosis PERHATIAN:asma, lahir mati, kematian
yang diberikan kerusakan jantung, hati janin.
Dosis maksimum, atau ginjal, hipertensi, Gejala vagina: hangat,
gel=3 mg (4 mg riwayat epilepsi, iritasi, nyeri
untuk primi para jaringan parut uterus. setelahpemberian obat,
yang keadaannya flushing, berkeringat,
memburuk) sakit kepala, pusing,
Dosis maksimal, pireksia sementara.
tablet =6 mg pada
primipara, untuk Efek farmakodinamik:
multipara dosis lebih Prostaglandin seri E2
kecil yang menginduksi
kontraksi miometrium
Indikasi : dan meningkatkan
Induksi persalinan- pematangan serviks.
pematangan serviks
untuk persalinan
Terimakasih