Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

“TETAPAN PEGAS”

Disusun oleh :
1. Afifah Nur Ismawati 062118012
2. Ayu Apriyana 062118059
3. Ditya Eka Pratiwi 062118013
4. Fega Rahmawati 062118017
5. Ganjar Fachrizal Juanda 062118030
6. Lusia Magdalenis Pita 062118020
7. Utari Anggraini 062118022
8. Vicky Anggara 062118063

Kelas : Kimia B
Tanggal Percobaan : 18 November 2018

Asisten Praktikum :
1. Trirakhma Sofihidayati, M. Si
2. Muhammad Nasrudin

Laboratorium Fisika Dasar


Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting. Sebagai
contoh, pegas dapat kita jumpai pada sepeda motor. Dimana pegas pada sepeda
motor disebut juga dengan shock breaker. Dengan adanya shock breaker ini, kita
merasa nyaman saat mengendarai sepeda motor. Hal ini terjadi karena shock
breaker tersebut memiliki sifat elastisitas (kembali ke bentuk semula. Elastisitas
merupakan kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik
panjang, lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap. Hal itu disebabkan oleh
gaya-gaya yang menekan atau menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk benda
kembali seperti semula. Benda elastis juga dapat bersifat plastis (tidak dapat
kembali ke bentuk semula). Ini berati batas elastisitas benda sudah terlampaui, yang
disebabkan gaya yang bekerja diperbesar secara terus menerus, yang daat
mengakibatkan karet atau pegas patah.
Oleh karena banyaknya kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan prinsip pegas, maka percobaan ini penting untuk dipahami, sehingga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Percobaan


Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mempelajari pengukuran dasar waktu
2. Mencari ketetapan pegas dengan menggunakan Hukum Hooke, serta
3. Menentukan massa efektif pegas.

1.3 Dasar Teori

Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam. Pegas
memiliki sifat elastis, yaitu pegasdapat mempertahankan bentuknya dan kembali ke
bentuk semula setelah diberi gaya. Elastis merupakan kemampuan benda untuk
kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda tersebut
dihilangkan. Ketika pegas ditarik,artinya ada gaya luar yang bekerja maka pegas
akan meregang atau memanjang. Ketika gaya luar itu dihilangkan, maka pegas
tersebut akan kembali ke bentuk semula.

Jika sebuah pegas diberi gaya berat dengan besar tertentu,secara otomatis
pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara besar gaya
yang bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas adalah konsep dasar
dari hukum Hooke.

Bunyi dari Hukum Hooke adalah “Bila pada sebuah pegas bekerja sebuah
gaya, maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya
gaya yang mempengaruhi pegas tersebut.”

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum hooke hanya berlaku
sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum Hooke.
Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan mencapai batas
elastisitas, maka panjang benda akan kembali ke bentuk semula. Jika benda
diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda
akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan panjang benda tidak
akan kembali ke bentuk seperti semula, yang menyebabkan benda tersebut akan
berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah,
maka benda tersebut akan patah.

Dan secara sistematis, hukum Hooke dapat dituliskan dengan persamaan :

F=-k.x
Keterangan :

F = gaya yang bekerja pada pegas (N)

k = konstanta pegas (N/m)

x = pertambahan panjang pegas (m)

Berdasarkan Hukum Hooke diatas, pertambahan panjang (x) suatu benda


bergantung pada besarnya gaya (F) tang diberikan, materi penyusun, dan dimensi
benda (dinyatakan dalam bentuk konstanta k). Ketika pada sebuah pegas dibebani
dengan sebuah massa m1, maka gaya yang menyebabkan pegas bertambah panjang
adalah gaya dari massa tersebut, sehingga berlaku :

m.g=k.x

dengan g adalah gaya gravitasi. Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas
dapat dicari dengan cara getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan
pada pegas dandisimpangkan pada posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran
pegas dengan periode T sebagai berikut :

M
T=2π√ k

Jika pegas bergerak dengan harmonik dan massa pegas tidak bisa diabaikan maka
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

M M + Mef
T=2π√ k =2π√ k

M = massa yang digantungkan pada pegas

Mef = massa efektif pegas

Dengan 0 < Mef< Mpegas . untuk menghitung k dengan cara statis diperlukan harga g,
g dapat ditentukan dengan percobaan getaran zat cair dalam pipa U. Jika zat cair
pada salah satu pipa U disimpangkan sejauh x, dari titik setimbangnya maka beda
tinggi zat cair pada kedua kaki pipa U adalah 2x.
F = -2 . A . s . g

A = luas penampang kolom zat cair

s = massa jenis zat cair

g = percepatan gravitasi
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat yang digunakan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini, diantaranya :

1. Statif
2. Ember wadah beban pegas
3. Stopwatch
4. Skala baca
5. Pipa U berisi air
6. Penggaris mal
7. Neraca O’Hauss

2.2 Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu:


1. Beban tambahan logam (terdapat 4 beban tambahan dengan bobot berbeda)
2. Air
BAB III

METODE KERJA

Menentukan gravitasi dari getaran kolom zat cair

1. Diukur panjang kolom zat cair dengan penggaris mal sebanyak 10 kali.
2. Dibuat kedudukan zat cair pada salah satu kaki pipa U lebih tinggi, tutu salah
satu lubang pipa u menggunakan jari kemudian lepaskan. Zat cair akan
melakukan gaya harmonik.
3. Dicatat waktu yang diperlukan zat cair untuk melakukan 5 getaran penuh.
4. Diulangi tahap nomor 2 dan 3 sebanyak 3 kali.

Menentukan pegas dengan cara statis


1. Diberi tanda pada tiap keping beban.
2. Ditimbang massa ember, massa masing-masingkeping beban dan massa pegas.
3. Digantungkan pegas pada statif.
4. Dipastikan pegas menunjuk skala 0 pada skala baca.
5. Digantungkan ember kosong pada pegas, dicatat kedudukan jarum petunjuk
pada skala.
6. Ditambahkan satu persatu keping beban secara bertahap dan dicatat pula
kedudukan jarum petunjuk tiap kali penambahan keping beban.

Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan cara dinamis
1. Ember kosong digantungkan pada pegas, kemudian digetarkan. Diusahakan
getaran ayunan dari ember tidak goyang ke kiri atau ke kanan.
2. Dipastikan getaran telah stabil dan konstan.
3. Dicatat waktu getar dari 15 kali getaran.
4. Ditambahkan keping beban ke dalam ember dan digetarkan kembali pegas
tersebut hingga 15 kali getaran dan dicatat waktunya.
5. Diulangi tahap nomor 4 untuk semua keping beban.
BAB IV DATA PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

4.1 Data Pengamatan

Berdasarkan data dari percobaan yang telah dilakukan pada tanggal 18 November
2018, dan dilakukan perhitungan maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.

Keadaan Ruangan P (cm)Hg T (˚C) C (%)

Sebelum Percobaan 75,6 25,5 50,5


Sesudah Percobaan 75,6 25,5 50,5
A. Menentukan Nilai Gravitasi

No. Panjang (cm) Ʃ Getaran t (detik) T (detik) g (m/s2)


1. 4,09 0,82 987,25
2. 33,50 5 4,11 0,82 977,67
3. 4,08 0,82 992,10
Rata–rata 985,67

B. Menentukan Tetapan Pegas

No. Massa (gram) x (cm) k (g/s2)


1. me = 54,10 0 0
2. m1 = 9,90 1,60 6098,84
3. m1 + m2 = 19,30 3,30 5764,68
4. m1 + m2 + m3= 29,20 4,90 5873,79
5. m1 + m2 + m3 + m4= 39,00 6,50 5914,03
Rata–rata 5912,84

C. Menentukan Massa Efektif

Ʃ
No. Massa t (detik) T (detik) mef
getaran
me =
9,40 0,63 4,78
54,10
m1 + me =
10,30 0,69 6,69
64,00
m1 + m2 + m e =
15 10,90 0,73 5,78
73,40
m1 + m2 + m3 + me =
11,60 0,77 6,36
83,30
m1 + m2 + m3 + m4+ me =
12,10 0,81 4,46
93,10
Rata-rata 10,86 0,72 5,61
Keterangan:

Hasil perhitungan dibulatkan menjadi dua desimal karena alat ukur yang digunakan
hanya memiliki 2 digit angka

Massa ember (me) = 54,10 gram Massa benda 3 (m3) = 9,90 gram

Massa benda 1 (m1)= 9,90 gram Massa benda 4 (m4) = 9,80 gram

Massa benda 2 (m2)= 9,40 gram Massa pegas = 12,00 gram

4.2 Perhitungan

A. Menghitung T (detik) dan g (m/s2)

Jumlah getaran (n) = 5 getaran 𝑙 = 33,50 𝑐𝑚

Rumus:

t 2 × π2 ×𝑙
T=n 𝑔=
T2

Keterangan:

T (Periode) : waktu yang diperlukan untuk melakukan 1 getaran (s)

t : waktu (s)

n : banyaknya getaran

g : gravitasi (cm/s2)

l : panjang air dalam pipa U (cm)

π : 3,14
4,09 s 2 ×(3,14)2 ×33,50 𝑐𝑚
T1 = = 0,82 s 𝑔1 = = 987,25 cm⁄ 2
5 (0,82 s)2 s
4,11 s 2 ×(3,14)2 ×33,50 𝑐𝑚
T1 = = 0,82 s 𝑔1 = = 977,67 cm⁄ 2
5 (0,82 s)2 s
4,08 s 2 ×(3,14)2 ×33,50 𝑐𝑚
T1 = = 0,82 𝑠 𝑔1 = = 992,10 cm⁄ 2
5 (0,82 s)2 s

(987,25 + 977,67 + 992,10) cm⁄ 2


x̅ 𝑔 = s = 985, 67 cm
⁄s2
3
B. Menghitung nilai k

Penurunan rumus:

F=k.x

F=m.a

m.a=k.x (karena tidak ada perubahan kecepatan, maka percepatan

m.g=k.x diubah menjadi gravitasi)

m ×𝑔
k=
x

Keterangan:

k : konstanta pegas (g/s2)

m : massa benda (gram)

g : percepatan gravitasi (cm/s2)

x : panjang regangan pegas (cm)

54,10 g ×985,67 cm⁄ 2


𝑘1 = s =0 g
⁄s2
0 cm
9,90 g ×985,67 cm⁄ 2
𝑘2 = s = 6098,84 g
⁄s2
1,60 cm

19,30 g ×985,67 cm⁄ 2


𝑘3 = s = 5764,69 g
⁄s2
3,30 cm

29,20 g ×985,67 cm⁄ 2


𝑘4 = s = 5873, 79 g
⁄s2
4,90 cm

39,00 g ×985,67 cm⁄ 2


𝑘5 = s = 5914,03 g
⁄s2
6,50 cm

(0 + 6098,84 + 5764,69 + 5873,79 + 5914,03) g⁄ 2


x̅ 𝑘 = s = 5912,84 g
⁄s2
5
C. Menghitung Massa Efektif
t 𝑇 2 ×𝑘
T=n m𝑒𝑓 = | 4 𝜋2 | − M

Keterangan:

T (Periode) : waktu yang diperlukan untuk melakukan 1 getaran (s)

t : waktu (s)

n : banyaknya getaran

mef : massa efektif (gram)

k : konstanta pegas (g/s2)

m : massa benda (gram)

g
9,40 s (0,63 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T1 = = 0,63 s 𝑚𝑒𝑓1 = [ ]- 54,10 g= 4,78 g
15 4 (3,14)2

g
10,30 s (0,69 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T2 = = 0,69 s 𝑚𝑒𝑓2 = [ ]- 64,00 g= 6,69 g
15 4 (3,14)2

g
10,90 s (0,73 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T3 = = 0,73 s 𝑚𝑒𝑓3 = [ ]- 73,40 g= 5,77 g
15 4 (3,14)2

g
11,60 s (0,77 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T4 = = 0,77 s 𝑚𝑒𝑓4 = [ ]- 83,30 g= 6,36 g
15 4 (3,14)2

g
12,10 s (0,81 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T5 = = 0,81 s 𝑚𝑒𝑓5 = [ ]- 93,10 g= 4,46 g
15 4 (3,14)2

(0,63+0,69+0,73+0,77+0,81)s
x̅ T = = 0,72 s
5

(4,78+6,69+5,77+6,36+4,46)g
x̅ 𝑚𝑒𝑓 = = 5,61 g
5
BAB V PEMBAHASAN

Pada praktikum penetapan konstanta pegas ini, hal-hal yang harus diperhatikan
diantaranya:

1. Penentuan nilai gravitasi

Penentuan gravitasi diperlukan sebagai acuan perhitungan. Penentuan ini


dilakukan menggunakan pengamatan periode cairan dalam pipa U. Hasil yang
didapat dari pengukuran cara ini fluktuatif, karena dapat disebabkan oleh metode
pengukuran yang kurang akurat, ketelitian alat ukur yang kurang baik, pengamatan
oleh praktikan yang kurang tepat pada saat pengukuran waktu terhadap getaran
cairan, ataupun getaran cairan yang tidak stabil.

2. Penentuan nilai tetapan pegas


Hasil tetapan pegas yang didapatkan pada percobaan inipun bersifat
fluktuatif. Hal ini salah satunya disebabkan karena alat ukur yang kurang
teliti,dimana jika diperhitungan secara teoritis pada percobaan pertama dimana
bobot keping sebesar 9.90 gram dengan jarak simpangan 1.6 cm, maka setiap skala
0.1 cm dari mistar mewakili 0.62 gram bobot keping yang ditambahkan, sehingga
apabila bobot keping bukan merupakan kelipatan dari 0.62 gram maka akan
menghasilkan hasil pengukuran yang tidak akurat.
Nilai konstanta pegas juga dipengaruhi oleh bobot atau massa benda. Penimbangan
suatu benda harus dilakukan secara teliti dan hati-hati, agar tidak terjadi
penyimpangan yang terlalu jauh sehingga menghasilkan hasil yang akurat. Suhu
lingkungan juga berpengaruh pada penetapan nilai konstanta pegas, apabila suhu
tinggi, pegas akan memuai atau memanjang, dan apabila suhu rendah pegas akan
merapat, hal ini akan berpengaruh pada kerapatan massa. Semakin tinggi suhu
maka kerapatan massanya rendah sehingga membuat konstanta pegas kecil dan
sebaliknya.

Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam penentuan massa efektif pegas diperlukan
getaran yang harmonis, berikut merupakan faktor penting untuk mendapatkannya,
diantaranya:
 Simpangan jangan terlalu jauh ataupun terlalu pendek (simpangan 2cm hingga 3
cm akan menghasilkan getaran dengan jarak tempuh sekitar 4 cm sampai 6 cm, dan
ini yg dianggap optimal).
 Jika simpangan terlalu jauh maka akan sulit didapatkan getaran yang
harmonis (waktu untuk mencapai getaran harmonis lebih lama).
 Jika simpangan terlalu pendek menyebabkan pengamatan menjadi lebih
sulit dilakukan sehingga akurasi hasil pengamatan menurun.
 Perhatikan getaran pegas, pastikan tidak terdapat turbulence (getaran tidak teratur
dan terjadi tidak hanya keatas dan kebawah), dan perhatikan batang lurus pada
ember, pastikan saat bergetar batang hanya bergerak keatas dan kebawah (tidak ada
gerakan ke kiri dan kanan).
 Memerlukan waktu untuk mencapai getaran harmonis, oleh karena itu jangan
langsung mulai perhitungan waktu saat pengamatan sesaat ketika pegas digetarkan,
namun pastikan bahwa getaran pegas telah harmonis terlebih dahulu.

Pada penetapan pegas ini, sangat berkaitan erat dengan Hukum Hooke dikarenakan
Hukum Hooke seringkali dihubungkan dengan sistem pegas (spring), artinya dalam
aplikasinya, apabila pegas ditarik (diperpanjang) sebanyak x, maka gaya pemulih yang
dilakukan pegas dapat dirumuskan sebagai berikut :

F = -k . x

Dimana, k adalah suatu konstanta positif yang disebut tetapan pegas (N/m). Dengan
catatan, bila pegas ditekan maka x adalah negatif, dan kebalikannya bila pegas diregangkan
maka x adalah positif.
Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya berbanding lurus dengan pertambahan
panjang. Semakin besar gaya yang bekerja pada pegas, semakin besar pertambahan
panjang pegas. Perbandingan antara besar gaya terhadap pertambahan panjang pegas
bernilai konstan.
KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan Tetapan Pegas, kemudian dilakukan pengamatan dan


perhitungan data, maka dari penetapan ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai gravitasi dapat ditentukan dengan penurunan rumus periode (T), yang
dilakukan dengaan percobaan periode pada cairan menggunakan pipa U.
2. Dalam penelitian gaya pegas dan konstanta pegas membuktikan bahwa Hukum
Hooke terbukti benar. Yaitu hubungan antar gaya yang diberikan pada pegas
dengan pertambahan panjang pegas adalah sebanding. Bila gaya yang diberikan
semakin besar, maka pegas akan bertambah pula panjangnya.
3. Semakinbesarmassa yang digunakan, maka pertambahan panjang pada system
pembebanan akan semakin besar.
4. Nilai k dipengaruhi oleh banyaknya getaran, massa dan periode.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Fisika Dasar Teknik Industri. 2009. Buku Ajar Fisika Dasar. Surabaya:
Uiversitas Wijaya Putra.

2018. Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Bogor: Universitas Pakuan.

Irawan, Didi Muno, dkk. 2018. Jurnal Pengaruh Nilai Konstanta Terhadap Pertambahan
Panjang Pegas Pada Rangkaian Tunggal, Seri dan Paralel. Magelang: Universitas Tidar.
LAMPIRAN

Tugas Akhir
1. Dari percobaan A tentukan harga G menggunakan persamaan (8)
2. Dari percobaan B tentukan harga k dengan menggunakan persamaan (2)
Gunakan dua cara yaitu:
1. Dengan menggunakan grafik (metode kwadrat terkecil)
2. Dengan merata-ratakan harga k dari tiap kali penambahan beban
3. Dari percobaan C buat grafik antara T2 terhadap M dan dari grafik ini tentukan harga
k dan massa efektif pegas (pakai metode kwadrat terkecil)
4. Pada umumnya hasil yang diperoleh untuk harga k dari percobaan B dan C berbeda.
Apakah penyebanya? Terangkan!

Jawaban:

1. Penurunan Rumus g dari persamaan (8)

𝑙
T=2π √
2𝑔

2
𝑙
T2 = (2𝜋√ )
2𝑔

𝑙
T2 =4𝜋 2 ×
2𝑔

2π2 × 𝑙
𝑔=
T2

4,09 s 2 ×(3,14)2 ×33,50 𝑐𝑚


T1 = = 0,82s 𝑔1 = = 987,25 cm⁄ 2
5 (0,82 s)2 s
4,11 s 2 ×(3,14)2 ×33,50 𝑐𝑚
T1 = = 0,82 s 𝑔1 = = 977,67 cm⁄ 2
5 (0,82 s)2 s
4,08 s 2 ×(3,14)2 ×33,50 𝑐𝑚
T1 = = 0,82 𝑠 𝑔1 = = 992,10 cm⁄ 2
5 (0,82 s)2 s
(987,25 + 977,67 + 992,10) cm⁄ 2
x̅ 𝑔 = s = 985, 67 cm
⁄s2
3
2. Persamaan 2

mg = kx
mg
k=
x
1. Menggunakan grafik (metode kwadrat terkecil)

Massa (gram)

x Panjang pegas (cm)

2. Merata-ratakan harga k dari tiap penambahan jumlah beban

9,90 g ×985,67 cm⁄ 2


𝑘2 = s = 6098,84 g
⁄s2
1,60 cm

19,30 g ×985,67 cm⁄ 2


𝑘3 = s = 5764,69 g
⁄s2
3,30 cm

29,20 g ×985,67 cm⁄ 2


𝑘4 = s = 5873, 79 g
⁄s2
4,90 cm

39,00 g ×985,67 cm⁄ 2


𝑘5 = s = 5914,03 g
⁄s2
6,50 cm

(6098,84 + 5764,69 + 5873,79 + 5914,03) g⁄ 2


x̅ 𝑘 = s = 5912,84 g
⁄s2
4
3. Menggunakan grafik anatara T2 terhadap M untuk menentukan harga k dan massa
efektif pegas (metode kwadrat terkecil)

Massa (gram)

2 2
T (s )

Menentukan Mef :
g
9,40 s (0,63 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T1 = = 0,63s 𝑚𝑒𝑓1 = [ ]- 54,10 g= 4,78 g
15 4 (3,14)2

g
10,30 s (0,69 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T2 = = 0,69 s 𝑚𝑒𝑓2 = [ ]- 64,00 g= 6,69 g
15 4 (3,14)2

g
10,90 s (0,73 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T3 = = 0,73 s 𝑚𝑒𝑓3 = [ ]- 73,40 g= 5,77 g
15 4 (3,14)2

g
11,60 s (0,77 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T4 = = 0,77 s 𝑚𝑒𝑓4 = [ ]- 83,30 g= 6,36g
15 4 (3,14)2

g
12,10 s (0,81 s)2 ×5912,84 ⁄ 2
s
T5 = = 0,81 s 𝑚𝑒𝑓5 = [ ]- 93,10 g= 4,46 g
15 4 (3,14)2

(0,63+0,69+0,73+0,77+0,81)s
x̅ T = = 0,72 s
5

(4,78+6,69+5,78+6,36+4,46)g
x̅ 𝑚𝑒𝑓 = = 5,61 g
5
4. Hasil yang diperoleh untuk k pada percobaan B (cara statis) dan percobaan C (cara
dinamis) adalah berbeda. Hal tersebut dikarenakan:

1. Pengaruh dari massa ember kosong yang diabaikann pada percobaan cara statis
dan yang dihitung hanya massa beban. Sedangkan pada percobaan dinamis, massa
ember kosong ikut dihitung dan ditambah dengan massa beban.
2. Adanya ayunan terhadap pegas.

Anda mungkin juga menyukai