Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

Nama : Reza Sri Mulfia


Nim : 163010041
Kelas : 3a

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2018
PERSPEKTIF KEPERAWATAN

Perspektif keperawatan dibagi menjadi 6 yaitu keperawatan anak, jiwa, keperawatan


maternitas, keperawatan komunitas, keperawatan medikal bedah keperawatan gerontik.
Disetiap bagian memiliki pengertian. Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan pembahasan
lebih lanjut mengenai “Perspektif Keperawatan “

Perspektif Keperawatan Secara Umum


Perspektif dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Jadi
perspekif merupakan penilaian seseorang mengenai suatu fenomena yang terjadi. Keperawatan
adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic
berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang
melandasi perawat professional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi.
Tujuan Keperawatan :
1) Memberi bantuan kepada klien (seperti memberikan informasi dan pencapaian haknya
sebagai klien)
2) Memenuhi dasar kebutuhan klien (makanan, minuman dan obat-obatan)
3) Memberi kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan ilmunya (walaupun
sudah jadi perawat tetap menggali ilmu pengetahuan agar tidak ketinggalan zaman)
4) Memelihara hubungan kerja antar parawat (keperawatan membantu perawat untuk
hidup seperti keluarga, tanpa adanya iri diantara perawat, perawat dengan perawat bisa
saja saling bertukar pikiran dan saling memberi masukan sehingga terciptalah
keperawatan yang seperti diharapkan)

A. Pengertian Perspektif Keperawatan Anak


Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi seorang perawat anak dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan
keperawatan anak mencakup keperawatan anak dan peran anak, falsafah keperawatan dan
peran perawat anak
B. Prinsip / Cara Keperawatan Anak
1. Cegah atau turunkan dampak perpisahan antara orang tua dan dengan menggunakan
pendekatan family centred
2. Tingkatkan kemampuan orangtua dalam mengontrol perwatan anaknya, pendidikan
kesehatan merupakan strategi yang tepat untuk menyiapkan orangtua sehingga terlihat
aktif dalam perawatnya anak
3. Cegah cedera baik fisik maupun psikologis, rasa nyeri akibat tindakan perlukan
(misalnya suntikan) tidak akan bisa dihilangkan, tetapi tidak dapat dkurangi dengan
menggunakan teknik distraksi dan relaksasi
4. Modifikasi lingkungan fisik rumah sakit, dengan mendesainnya seperti di rumah, yaitu
penataan dan dekorasi
C. Peran perawat
Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai pembela (advokasi),
pendidik,konselor,kordinator,pembuat keputusan etik, perencanaan kesehatan,Pembina
hubungan terapeutik, evaluator dan peneliti

A. Pengertian Perspektif Keperawatan Maternitas


Keperawatan maternitas merupakan persiapan persalinan serta kualitas pelayanan kesehatan
yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien,
keluarga, dan bayi baru lahir. (May & mahlmeister, 1990). Keperawatan maternitas merupakan
sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengankeluarga dan
lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa
interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990). Keperawatan maternitas merupakan pelayanan
yang sangat luas, dimulai dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan.
(Shane,et.al., 1990). Keperawatan maternitas merupakan pelayanan professional berkualitas
yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi,
kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada
pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan (Reed, 1997)
B. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reed 1997
1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Rol model bagi para ibu
5. Rol Model bagi teman sejawa
6. Rumusan masalah
7. Ahli keperawatan

C. Tujuan
Tujuan keperawatan maternitas adalah
1. Membantu wanita usia subur dan keluarga dalam masalah produksi kehamilan
2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan persalinan dan nifas adalah normal
3. .Memberi dukungan agar ibu memandang kehamilan persalinan dan nifas pengalaman
positif dan menyenangkan

A. Perspektif Keperawatan Jiwa


Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang merupakan perpaduan dan integrase dari area teori-
teori yang berbeda; ilmu-ilmu sosial, seperti psikologi dan sosiologi, ilmu-ilmu dasar seperti
anatomi,fisiologi, mikrobiologi, dan biokimia serta ilmu media tentang diagnose dan
pengobatan terhadap penyakit
B. Perspektif Kesehatan Jiwa
1. Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,
keutuhan, kebebasan diri, memliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam
beradaptasi dengan likungan (stuart & larasia, principal, tektbook of basicnursung,
1999;58)
2. Fisik ,intlektual, emosional secara optimal dari seorang dan perkembangan ini berjalan
selaras dengan orang lain (UU kesehatan jiwa No, 3 Tahun 1996)

C. Kriteria Sehat Jiwa Menurut Yahoda


1. Sikap positif terhadap diri sendiri
2. Tumpah kembang api dan aktualisasi diri
3. Integrasi
4. Otonomi
5. Persefsi realitas
6. Environmental mastery

A. Perspektif Keperawatan Komunitas


Menurut Anderson & farlane (2007), menjelaskan bahwa perawat komunitas idealnya
sebagai seorang advokat individu dan kesehatan keluarga serta terampil dalam membangun
hubungan saling percaya, perawatan memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan
pelayanan lokal. Karena pengalaman sebagai advokat kesehatan individu dan keluarga,
perawat, dalam suatu model advokasi komunitas, dapat menerjemahkan pengetahuan khusus
mereka tentang pelayanan keluarga dalam konteks yang lebih besar dari kemitraan komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari:
1. Manusia , Manusia sebagai klien berarti sekumpulan individu atau klien yang memiliki
nilai, keyakinan, minat, dan interaksi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan Adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, kultural, dan spiritual.
4. Keperawatan, Intervensi bertujuan untuk menekankan stressor atau meningkat
kemampuan klien melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tertier.

A. Perspektif Keperawatan Medikal Bedah


Keperawatan medikal bedah membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada
usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan operatif yang
meliputi gangguan fungsi tubuh pada system kardiovaskular, pengindraan (mata, THT),
pencernaan dan urologi oleh karena berbagai penyebab patologis seperti infeksi atau
peradangan, kongenital, neoplasma trauma, dan degeneratif.

A. Perspektif Keperawatan Gerontik


Adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan secara umum dengan menggunakan ilmu dan seni untuk memberikan kesejahteraan
manusia dalam proses penuaan dan lanjut usia baik bio, psiko, social, kultural, dan spiritual
secara komprehensif.
Menurut Nugroho (2000) lansia dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe yang tergantung
kepada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, mental, social dan ekonominya.
Dalam pembagian ini dibedakan menjadi empat tipe :
1. Tipe optimis, santai dan riang
2. Tipe militant dan serius
3. Tipe marah-perustasi
4. Tipe putus asa, benci pada diri sendiri dan ingin mati saja
KONSEP KEPERWATAN PALIATIF

A. Pengertian Keperawatan Palliatif

Menurut WHO pada 1990 perawatan palliative adalah perawatan total dan aktif dari untuk
penderita yang penyakitnya tidak lagi responsive terhadap pengobatan kuratif. Berdasarkan
definisi ini maka jelas Perawatan Paliatif hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya
sudah tidak respossif terhadap pengobatan kuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan
dengan upaya kuratif apapun.

Tetapi definisi Perawatan Paliatif menurut WHO 15 tahun kemudian sudah sangat berbeda.
Definisi Perawataan Paliatif yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005 bahwa perawatan
paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan
cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial
mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka.

1. Palliative home care adalah pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah
pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas bimbingan/ pengawasan tenaga
paliatif.

2. Hospise care adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal yang
tidak dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di
rumah sakit. Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi dapat
memberikan pelayanan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada, dengan keadaan
seperti di rumah pasien sendiri.

3. Hospice care adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan
terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan meringankan
penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-
sosial-spiritual.

Titik sentral dari perawatan adalah pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya
penyakit yang dideritanya. Maka timbullah pelayanan palliative care atau perawatan paliatif
yang mencakup pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, terapis, petugas social-medis,
psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesi lain yang diperlukan.
Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan
paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :

1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
B. Tujuan

tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,


memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada
keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia
sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang
dideritanya.

C. Peran Perawat dalam Perawatan Paliatif


1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara efektif dan saran
saran untuk meningkatkan kualitas hidup.
3. Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi
perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka sehingga kenyamanan
terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup
D. Prinsip-prinsip penting yang harus diperhatikan
1. Gejala yang ditimbulkan

2. Dukungan moril

3. Kerjasama dari lingkungan

4. Saran-saran yang harus dipertimbangkan

5. Memberikan harapan untuk mencapai tujuan yang realistis


Daftar Pustaka

Dr.dr Rasjidi iman,SpOG (k).2010. Perawatan Paliatif suportif & bebas nyeri pada kanker
jakarta : Cv.Agung Seto.
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis: Mosby.
Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders Company.
Handout Ns. Ulty Desmarnita, SKp., MKep., Sp.Mat. 2010.
Potter & Perry. (2005).Fundamental Keperawatan Edisi 2. Jakarta : EGC.
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York, NY:
Oxford University Press

Hospice and Palliative Care Handbook: Quality, Compliance, and Reimbursement by T. M.


Marrell. ISBN: 0815135572

Cowen, Perle Slavik. (2006). Current issues In Nursing. Seventh edition.

Anda mungkin juga menyukai