TRIASE
PUSKESMAS SITUBONDO 2019
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan buku Pedoman Triase Tingkat Puskesmas
dapat diselesaikan dengan baik.
Puskesmas adalah Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
yang merupakan ujung tombak penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat wilayah kerjanya.
Peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien sudah menjadi suatu
keniscayaan dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dimana puskesmas
dituntut untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baikmya sebagai public service.
Buku Pedoman Pokja Yanis Tingkat Puskesmas ini merupakan acuan yang
diperlukan untuk memberikan tuntunan kepada kita untuk melaksanakan upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Dengan tersusunnya Buku Pedoman Pokja Yanis Tingkat Puskesmas, kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan buku pedoman ini.
Kami sadari buku Pedoman Pokja Yanis Tingkat Puskesmas ini masih belum
sempurna, oleh karenanya masukan dan saran perbaikan sangat kami harapkan guna
penyempurnaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita Semua
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Situbondo
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A.1. GAMBARAN UMUM
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Undang Undang RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
Terwujudnya kondisi kesehatan masyarakat yang baik adalah tugas dan
tanggung jawab dari negara sebagai bentuk amanah konstitusi yaitu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam pelaksanaanya
negara berkewajiban menjaga mutu pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh fasilitas
kesehatan serta tenaga kesehatan yang berkualitas.
Puskesmas Situbondo sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah Kecamatan Situbondo yang difungsikan sebagai
garda terdepan dalam pelayanan kesehatan harus dapat memberikan jaminan
terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan yang paripurna,
adil, merata dan berkualitas serta memuaskan masyarakat di wilayah
Kecamatan Situbondo.
Puskesmas Situbondo dalam rangka meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, bermutu, merata, terjangkau
dan berkesinambungan dibagi dalam wilayah kerja yaitu: Pustu Patokan,
Pustu Olean, Pustu Kotakan, Pustu Kalibagor, Ponkeskel Karang Asem,
Ponkeskel Dawuhan Krajan, Ponkeskel Dawuhan Dam, Ponkeskel Dawuhan
Parse, Ponkesdes Talkandang dan Ponkesdes Olean.
Sebelum pelayanan klinis dilaksanakan perlu ditetapkan adanya
pedoman yang menjadi dasar tenaga kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan klinis klinis di puskesmas.
A.2. DEFINISI
1. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
(UPTD) yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan dalam suatu wilayah kerja.
2. Front Office adalah salah satu tempat yang berada paling depan yang
merupakan pintu gerbang utama dari suatu kantor intansi sehingga
mudah diakses oleh pihak luar, baik dalam hal informasi maupun
secara operasional.
3. Loket pendaftaran adalah Sarana Penyedia Layanan tempat pendataan
dan pencatatan data pasien untuk mendapatkan pelayanan
4. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan atau dokumen tentang
identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang diberikan kepada setiap pasien
5. Upaya pelayanan Gigi dan Mulut adalah upaya pencegahan dan
pengobatan penyakit erta pemulihan dan peningkatan kesehatan gigi
dan mulutyang dilaksanakan atas dasar hubungan antara dokter gigi
dan atau tenaga kesehatan gigi yang lain dengan individu/masyarakat
yang membutuhkan.
6. Edukasi Gizi/ Pendidikan Giziadalah serangkaian kegiatan
penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap
serta perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya
perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk
kelompok atau golongan masyarakat massal dimana target yang
diharapkan adalah pemahaman dan perubahan perilaku aspek
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Konseling Giziadalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi
dua arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien
dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat
memtuskan apa yang akan dilakukannya.
8. Klinik sanitasi merupakan suatu upaya/kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif dan
kuratif yang difokuskan pada penduduk yang berisiko tinggi untuk
mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah
kesehatan lingkungan pemukiman.
9. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien
10. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan , dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat
11. Pemeriksaan Laboratorium adalah merupakan suatu tindakan dan
prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel
dari penderita (pasien), yang bisa berupa urine (air kencing), darah,
sputum (dahak), Feces dan sebagainya untuk menentukan diagnosis
atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes
penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainnya yang
diperlukan.
12. Upaya Kesehatan Anak adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan anak dalam bentuk pencegahan penyakit, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
13. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas
14. Upaya penanganan kegawat daruratan adalah pelayanan medik dasar
yang di tujukan untuk menbantu pasien mengatasi kegawatan jalan
nafas,pernafasan,peradaran darah dan kesadaran.puskesmas non
perawatan dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada
masyarakat yang menderita peyakit akut dan mengalami kecelakaan.
15. Sistem rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertical maupun horizontal
16. Upaya kesehatan perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penakit dan memulihkan kesehatan perorangan.
17. Pelayanan klinis adalah
B. TUJUAN PEDOMAN
B.1 Tujuan Umum
Sebagai bahan pedoman bagi petugas kesehatan didalam melakukan
pelayanan klinis
B.2.Tujuan Khusus
1. Sebagai bahan pedoman dalam penyelenggaraan pelayyanan kesehatan
yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien petugas dan pengunjung.
2. Sebagai bahan pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dengan prinsip koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi.
3. Sebagai bahan pedoman dalam penyelenggaraan rekam medis.
4. Sebagai bahan pedoman dalam melaksanakan penapisan rujukan sesuai
dengan indikasi medis dan sistem rujukan
5. Sebagai bahan pedoman dalam melaksanakan pencatatan, pelaporan dan
evaluasi terhadap mutu dan akses pelayanan kesehatan.
6. Sebagai bahan pedoman dalam melaksanakan peningkatan kompetensi
tenaga kesehatan.
7. Sebagai bahan pedoman dalam melaksanakan pembinaan dan peningkatan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
C. SASARAN PEDOMAN
Semua petugas yang telibat dalam layanan klinis, terdiri dari :
1. Petugas pendaftaran
2. Dokter
3. Dokter Gigi
4. Perawat
5. Perawat Gigi
6. Bidan
7. Nutrisionis
8. Sanitarian
9. Asisten Apoteker
10. Ahli Tenaga Laboratorium Medis
E. BATASAN OPERASIONAL
1. LoKet Pendaftaran
1. Identifikasi Pasien
2. Pendataan Pasien
3. Pembuatan Kartu Rekam Medis Baru
4. Pencarian Kartu Rekam Medis lama
5. Distribusi Kartu Rekam Medis ke Poli
6. Penyampaian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien
7. Penyampaian Informasi Lainnya
8. Pencatan dan Pelaporan
9. Penyimpanan Kembali kartu Rekam Medis
2. Poli Gigi
3. Poli Umum
4. Klinik Gizi
6. Poli KIA / KB
1) Pelayanan KIA meliputi ;
a. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil yang meliputi ;
Pelayanan ANC Terpadu
Pelayanan ANC Rutin meliputi 10T
Pelayanan pada Catin
b. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas yang meliputi ;
Pelayanan pasca bersalin
c.Melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi yang meliputi ;
Pelayanan pada Bayi Muda usia 0-2 bulan yang datang
berkunjung didokumentasikan pada MTBM
Pelayanan pada Bayi Sakit usia 2 bulan sampai 1 tahun yang
datang berkunjung didokumentasikan pada MTBS
Pelayanan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
d. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Balita yang meliputi ;
Pelayanan pada Balita Sakit di dokumentasi dengan MTBS
Pelayanan Imunisasi Lanjutan
e. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Apras.
f. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Calon Pengantin Wanita yang
meliputi ;
Pelayanan konseling pra-nikah pada calon pengantin wanita
Pelayanan suntuk TT CPW
Pelayanan pemeriksaan pada calon pengantin wanita.
2). pelayanan KB meliputi ;
KB Pil
KB suntik
Pemasangan implant dan pencabutan implant
KB kondom
Pemasangan IUD dan pencabutan IUD
Pencatatan dan pelaporan KB
Pengelolahan BHP medis poli KB
Pemeriksaan IVA
Pencegahan penularan HIV dari ibu dan anak
Konseling KTP
Sosialisasi CA Cerviks
7. Ruang Farmasi
1. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi :
a. perencanaan kebutuhan;
b. permintaan;
c. penerimaan;
d. penyimpanan:
e. pendistribusian;
f. pengendalian;
a. pengkajian resep;
b. penyerahan Obat;
8. Laboratorium
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
NO NAMA JENIS JUML KOMPETENSI KETERA
RUANG TENAGA AH NGAN
1 Ruang Tenaga 5 2 (D4 Rekam Medis)
Pendaftaran Administrasi 3 (SMU sederajat)
2 Ruang Dokter gigi, 2 (Dokter gigi)
kesehatan Perawat gigi
gigi dan 1 (D3 Perawat gigi)
mulut
3 Ruang Dokter 1 (Dokter umum)
pemeriksaa umum,
n umum / Perawat Ahli, 2 (S1
UGD Perawat keperawatan,Ners)
pelaksana 3 (D3 keperawatan)
4 Ruang Nutrisionis 1 (D3 gizi)
Konseling 2 (D4 gizi)
Gizi dan
Laktasi
5 Ruang Sanitarian 1 (D3 kesehatan
Sanitasi lingkungan)
6 Ruang KIA Bidan Ahli 1 (D4 Kebidanan)
KB dan Bidan 4 (D3 Kebidanan)
Imunisasi pelaksana
7 Ruang Asisten 1 (D3 Farmasi)
farmasi apoteker
Perawat 2 ( D3 Keperawatan)
Pelaksana
8 Laboratoriu Ahli Tenaga 1 (D3 Analis Kesehatan)
m Laboratorium
Medik
C.JADWAL KEGIATAN
Jadwal Pendaftaran Pasien
Senin – Kamis : 07.30 – 12.30
Jumat : 07.30 – 10.00
Sabtu : 07.30 – 11.30
Jam pelayanan Puskesmas Situbondo :
Senin - Kamis : Pukul 08.00 – 14.00 WIB
Jumat : Pukul 08.00 – 11.00 WIB
Sabtu : Pukul 08.00 – 12.30 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
1. RUANGAN
Jumlah dan jenis ruang di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang
Berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan ketersediaan sumber
daya. Tabel dibawah ini menunjukkan program ruang minimal pada
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, sebagai berikut berikut:
a. Puskesmas Non Rawat Inap
No. Nama Ruang Keterangan
1 Ruangan pendaftaran
dan rekam medik
2 Ruangan pemeriksaanumum
4 Ruangan KIA, KB
5 Ruangan kesehatan gigi dan mulut
6 Ruang Gizi Dapat dipergunakan
untuk konsultasi dan
konseling
7 Ruang Klinik sanitasi
8 Ruang farmasi −
SesuaidenganStandarPelayan
anKefarmasiandi
Puskesmas.
− Ruangpenerimaan
Resepdapat
digabungkan dengan
Ruangpenyerahan
obat dan dirancang
Agartenagakefarmasian
Dapatbertatap
Mukadengan pasien.
9 Laboratorium Sesuai dengan Standar
PelayananLaboratoriumdi
Puskesmas.
A. LINGKUP KEGIATAN
Adapun lingkup kegiatan pelayan klinis Puskesmas Situbondo sebagai berikut
:
B. METODE
1. Loket Pendaftaran : Pelayanan administrasi dan regristrasi pasien
2. Ruang kesehatan gigi dan mulut : pelayanan langsung pada pasien dengan
melakukan SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning)
3. Ruang pemeriksaan umum : Pelayanan langsung pada pasien dengan
melakukan SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning)
4. Ruang gizi : Konseling
5. Ruang Sanitasi : Konseling
6. Ruang KIA / KB : Pelayanan langsung pada pasien dengan melakukan
SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning)
7. Ruang Farmasi : Pelayanan resep obat pada pasien
8. Laboratorium : Pelayanan pada pasien dengan melakukan pemeriksaan
sampel darah, dahak urine
9. Ruang gawat Darurat : Pelayanan langsung pada pasien dengan
melakukan SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning) dan
melakukan tindakan langsung
2. SDM
(1) Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan
tenaga non kesehatan.
(2) Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan analisis
beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik
wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian
waktu kerja.
(3) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
sedikit terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer;
b. dokter gigi;
c. perawat;
d. bidan;
e. tenaga kesehatan masyarakat;
f. tenaga kesehatan lingkungan;
g. ahli teknologi laboratorium medik;
h. tenaga gizi; dan
i. tenaga kefarmasian.
(4) Tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan,
sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.
BAB V
LOGISTIK
1.Ruang Loket
1. Alat Tulis Kantor
2. Buku Register Kunjungan
3. Formulir Rujukan
4. Lembar Rekam Medis
6.Ruang Gizi
1. ATK
2. Register Gizi
3. Bahan habis Pakai
Cairan Desinfektan Tangan
Cairan Desinfektan
Ruangan
4. Leaflet Gizi
5. Poster Gizi
7. Ruang Imunisasi
1. ATK
2. Bahan Habis Pakai
ADS (Auto Distruct Syringe) 0,005ml, 0,5ml, 5ml
Kapas
DPT – HB Combo
HB Uniject
Polio
BCG
Pelarut BCG
Campak
Pelarut Campak
DT
Td
TT
Safety Box
9. Ruang Farmasi
1. ATK
2. Bahan Habis Pakai
Etiket
Kertas Puyer
Plastik Obat
3. Register Obat
4. Kartu Stelling
10. Laboratorium
1. ATK
2. Register Pemeriksaan Lab
3. Blangko Hasil Pemeriksaan Lab
4. Bahan Habis Pakai
Reagen Gula Darah
Reagen Kolesterol
Reagen Trigliserida
Reagen Asam Urat (Uric Acid)
Reagen SGOT
Reagen SGPT
Reagen Bilirubin Direct / Indirect
Reagen Urea
Reagen Kreatinin
Reagen Total Protein
Reagen Albumin
Reagen Golongan darah
Reagen Widal
Stik Gula darah
Stik Kolesterol
Stik asam Urat
Stik HbsAg
Stik HbsAb
Stik Anti HCV
Stik HB
Stik HIV
Stik tes Kehamilan metode Carik Celup
Stik Urine Lengkap 10 parameter
Stik Dengue Blood
Tabung K3 EDTA
Larutan Cat Zeihl Neelsen
Larutan Diluent
Larutan Stromatolyser
Larutan Cell Clean
Objek glass
Kapas
Alkohol
Blue tip
Yellow tip
Hansaplast
Tabung Reaksi
Spuit 2,5 cc, 1 cc
Blood Lancet
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
5. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien rawat
inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang
disediakan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh
dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.
Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi
alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan
oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan rumah sakit.
(2) Sistem pelaporan insiden kepada Tim PMKP harus dijamin keamanannya,
bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak mudah diakses oleh yang tidak
berhak.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
d). Peralatan medis: untuk mengurangi risiko, peralatan dipilih, dipelihara dan
digunakan sesuai dengan ketentuan.
e). Sistem utilitas, meliputi listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara
untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian
Ruang Lingkup dari progam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi memberi panduan
bagi petugas kesehatan di PKM Situbondo dalam melaksanakan Pencegahan dan
Pengendalian infeksi pada pelayanan terhadap pasien, meliputi kegiatan :
a. Cuci tangan
b. Pemakaian APD
c. Pemrosesan Alat dan Penatalaksanaan Linen
d. Pengelolaan Limbah
e. Pengendalian Lingkungan
f. Kesehatan Karyawan/ Perlindungan Petugas Kesehatan
g. Etika Batuk
h. Praktek Menyuntik yang aman.
Sehingga bila kegiatan tersebut dilakukan sesuai prosedur oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas Situbondoakan mencegah, meminimalkan, kejadian infeksi, petugas,
pengunjung dan masyarakat di sekitar Puskesmas Situbondo.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
setelah pasien
datang
Sabtu :
07.00 – 12.30
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
X
100%
X 100%
BAB IX
PENUTUP
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dan dijadikan acuan dalam rangka
perbaikan mutu pelayanan Puskesmas, serta semoga kendala-kendala yang ditemukan
saat ini dapat dilakukan monitoring dan evaluasi untuk perbaikan selanjutnya. Untuk
perbaikan pedoman ini kami harapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.