Anda di halaman 1dari 35

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG PROYEK

Pengembangan sarana kesehatan khususnya bedah tulang masih

dipandang sebelah mata oleh dunia kesehatan di Indonesia. Pengobatan dan

penanganan kasus tulang baik kelainan sejak lahir, karena penyakit,

kecelakaan dan usia lanjut pada umumnya masih dilakukan di rumah sakit

umum. Padahal dengan peningkatan jumlah penduduk yang pesat, juga

dapat menambah jumlah kasus tulang yang disebabkan oleh penyakit,

bawaan lahir, usia lanjut dan kecelakaan, tidak dapat sepenuhnya dapat

ditangani oleh rumah sakit umum. Maka dari itu diperlukan wadah yang dapat

menampung dan menangani berbagai kasus tulang, rehabilitasi medik kasus

tulang, maupun pembuatan alat pengganti organ tubuh ( protesa ) dan alat

penyangga tubuh ( ortesa ).

Pembangunan rumah sakit ini nantinya ditekankan pada fasilitas

perawatan dan pelayanan medis yang memadai, serta kualitas rancangan itu

sendiri. Kualitas rancangan yang baik akan memberikan daya tarik tersendiri

bagi pengguna pelayanan medis dan juga dapat memberikan sumbangan

estetis terhadap lingkungan sekitar melalui sebuah produk arsitektural.

Dengan landasan pemikiran tersebut, maka tuntutan fungsi rancangan

harus mengacu pada kenyamanan pasien, dalam hal ini berhubungan dengan

pengolahan bentuk dan ruang yang secara psikologis dapat mempercepat

kesembuhan pasien dan sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis.


Faktor ekonomi juga menjadikan masalah dalam perancangan sehingga

kebanyakan perancang rumah sakit mengorbankan / mengesampingkan yang

seharusnya dihadirkan dalam perancangan rumah sakit seperti masalah

sirkulasi, kenyamanan, dan daya tampung yang melebihi kapasitas

seharusnya.

TUJUAN

• Sebagai wadah sarana kesehatan yang mampu memberikan

pengobatan dan pelayanan medis, serta rehabilitasi medis pada semua

kasus orthopedik dan kecacatan.

• Menghadirkan RSO (Rumah Sakit Orthopedi) dengan pola desain

arsitektur yang memberikan kenyamanan, kemudahan sirkulasi dan

pencapaian bagi pengguna RSO, serta dapat memanfatkan potensi alam

untuk kenyamanan thermal dan sebagai sumber energi pada bangunan

RSO.

• Mempercepat kesembuhan pasien lewat pola desain arsitektural RSO

dengan pendekatan physic maupun psikologi.

SASARAN

• Sasaran utama secara keseluruhan adalah masyarakat segala lapisan

yang mempunyai masalah pada semua kasus orthopedi.

• Sebagai rumah sakit rujukan nasional dengan spesialistik orthopedi.

• Tempat penelitian, pendidikan dan pengembangan serta informasi kasus-

kasus orthopedi bagi tenaga kesehatan RS, residen, mahasiswa, dan


siswa kesehatan.

PENGERTIAN JUDUL

JUDUL : Rumah Sakit Orthopedi

RUMAH SAKIT :

• Institusi yang menyediakan perawatan dan pelayanan kesehatan

secara medis bagi orang sakit yang membutuhkan perawatan karena

sakit yang dideritanya.( Oxford Dictionary )

• Tipe bangunan sarana kesehatan yang terdiri dari komponen-

komponen yang kompleks, memerlukan bakat arsitek dan profesional

lain yang terlibat desain dan konstruksi.( Time Savers Standard for

Building Types )

• Sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan medis

serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga medis dan

penelitian. Pelayanan kesehatan berupa rawat jalan, rawat inap, UGD,

pelayanan penunjang medik dan pelayanan non medik.( Depkes RI )

ORTHOPEDI :

Mengobati dan merawat kelainan / cacat pada tulang dan otot ( Oxford

Dictionary )

RUMAH SAKIT ORTHOPEDI :


Bangunan untuk sarana kesehatan yang menyediakan perwatan,

pengobatan, dan pelayanan pada penderita kelainan / cacat pada tulang dan

otot. Serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan penelitian tenaga medis

bidang penyakit tulang. Pelayanan kesehatan khusus tulang berupa rawat

jalan, rawat inap, UGD, pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan

pelayanan non medik.

FUNGSI

• Melakukan pelayanan orthopedi yang terpadu, melakukan pendidikan,

pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang orthopedi, dan

sebagai rumah sakit rujukan nasional.

• Pelayanan menyeluruh meliputi upaya promotif preventif kuratif dan

rehabilitatif semua kasus orthopedi dan kecacatan, dengan melakukan

semua tindakan medik orthopedi dari yang sederhana sampai dengan

sub spesialistik dari tindakan rehabilitasi medik orthopedi melalui

pendekatan fisioterapi, ortotik prostetik, terapi okupasi, psikologi serta

pekerjaan sosial medik menuju rehabilitasi sosial dan rehabilitasi

medik.

FASILITAS:

Fasilitas berupa pelayanan medis dan non medis pada rumah sakit
orthopedi :

- Pelayanan orthopedi

Dilakukan pada instalasi :

• Instalasi rawat jalan ( Irja )

Kegiatan yang dilakukan : - Penjelasan prosedur pelayanan

- Tindakan reposisi dan pemasangan

gips

- Perawatan luka

- Penyuluhan dan pemeriksaan

• Instalasi gigi dan mulut

Kegiatan yang dilakukan : - Penyuluhan mengenai promosi

kesehatan gigi dan mulut

- Layanan poliklinik gigi umum

- Layanan khusus

• Instalasi rawat inap ( Irna )

Pasien rawat inap di RS dengan indikasi :

- Persiapan tindakan operasi

- Persiapan pemeriksaan khusus

- Perawatan penyembuhan penyakit

- Perawatan rehabilitasi medik orthopedik

• Instalasi bedah sentral.

Melakukan tindakan operatif bagi pasien yang memerlukan.

Fasilitas ruangan : - R. operasi besar

- R. operasi minor
- R. pulih sadar ( bagian dari instalasi anastesi)

- R. penunjang : - R. persiapan

- R. instrumen

- Busana

- Sterilisasi

- R. dokter

- R. ganti

- R. tunggu pasien

PELAYANAN REHABILITASI

Pelayanan rehabilitasi melayani kasus orthopedi, namun tidak menutup

kemungkinan untuk kasus lainnya. Terdapat instalasi :

• Instalasi fisio terapi

Sistem Rehabilitasi Medik yang difungsikan untuk melakukan terapi

fisik

• Instalasi okupasi terapi

Membantu memperbaiki kondisi fisik dan mental pasien,

meningkatkan daya ingat melatih pasien sesuai prinsip ergonomik


dan mendesain / memodifikasi alat bantu kegiatan harian.

• Instalasi psikologi

Mempunyai tugas ganda yaitu klinik psikologi umum dan bagian

dari rantai kegiatan rehabilitasi medik.

Fungsi : - membantu pasien mengatasi problem psikologis akibat

penyakit atau cacat.

- mengurangi depresi

- menambah dorongan kepercayaan diri

- evaluasi psikolog dan terapi psikolog

• Pelayanan penunjang

Pelayanan penunjang terdiri dari 7 instalasi dan 4 kegiatan khusus,

yaitu:

- Instalasi laboratorium

- Instalasi radiologi

- Instalasi farmasi

- Instalasi gizi

- Instalasi pemeliharaan sarana R. S.

- Instalasi binatu

- Instalasi sanitasi

- Rekam medik

- Billing system

- Bank darah BNI

- Informasi
PELAYANAN ORTOTIK DAN PROSTETIK

Bengkel pembuatan alat-alat ortesa dan protesa

Fungsi : - prostetik : pengganti bagian tubuh yang hilang

- ortotik : membantu fungsi otot / tulang dalam gerak

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Ada dua kelompok sasaran : - tenaga kesehatan dan pegawai RS

- pendidikan bagi residen

- Sarana yang disediakan : - perpustakaan

BATASAN

PELAYANAN ORTHOPEDI

Pelayanan medik kasus orthopedi yang mencakup UGD, rawat jalan, bedah

sentral, rawat inap.

Diperlukan pengolahan desain pada susunan ruang, sirkulasi dan

penghawaan untuk dapat mengoptimalkan kegiatan R.S.O.

PELAYANAN REHABILITASI

Mengembalikan kondisi fisik dan mental penderita khasus orthopedi melalui

terapi, exercise, psikologi. Aplikasinya berupa kelompok ruang rehabilitasi

yang berkeseimbangan.

PELAYANAN PENUNJANG

Berupa instalasi-instalasi pendukung pelayanan medik dan non medik R.S.O.

INSTALASI PRODUKSI ORTOSE DAN PROTOSE

Bengkel dan work shop yang memproduksi dan menjual plat-plat bantu tubuh

(ortotik) dan alat pengganti bagian tubuh yang hilang (prototik). Berupa
bengkel terpadu yang terpisah oleh kelompok pelayanan medis namun tetap

berhubungan dengan instalasi lain.

PENDIDIKAN, PENELITIAN, PENGEMBANGAN

Berupa perpustakaan sebagai sarana penunjang.

LATAR BELAKANG TEMA

Kenyamanan (Physic dan Thermal) didalam bangunan datang dari

keadaan dan pengaturn fisik bangunan, banyak masalah kenyamanan di

dalam bangunan sering kali berhubungan dengan masalah-masalah dan sifat-

sifat lingkungan kita.

Kota malang yang terletak di 112,34´ - 11,41´ BT * 9,54 – 8,03´ LS

Termasuk kawasan yang beriklim dengan kelembaban 72% (Relatif Sejuk,

Kering). Suhu panas memang ciri khas daerah tropika, tetapi dalam

kenyataannya sehari-hari hal yang paling menimbulkan soal dalam masalah

bangunan di negeri kita adalah problem pelembaban. Oleh karena itu kondisi

serta prinsip-prinsip penyelesaian soal bangunan di daerah panas lembab

berbijak pada titik-titik tolah yang berlainan daripada yang di daerah panas

dan kering. Persoalan pencahayaan, iklim dan kelembaban, serta

kebersihan udara, dalam persyaratan kenyamanan , masalh yang harus

diperhatikan terutama berhubungan dengan ruang dalam, tentu saja masalah

tersebut mendapat pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di lingkungan

sekitarnya, yang sinar matahari dan orientasi bangunan, angina dan

pengudaraan ruangan, suhu dan perlindungan terhadap panas, curah hujan

dan kelembaban udara.


“Masalah utama arsitektur di daerah tropika adalah

bagaimana kita memayugi diri atau menyaring

matahari yang berlebihan terutama sinar yang

terpantul sangat menyilaukan dari kumulus

tropical”

( Y.B. MANGUN WIJAYA)

PENGERTIAN TEMA

ARSITEKTUR :

• Seni mendirikan bangunan termasuk segi perancangan kontruksi

dan menyelesaikan sifat bentuk bangunan dekorasi proses

merancang

(Teori Jesstein dan Bencahard Li)

TROPIS :

• Daerah yang terletak di kawasan katulistiwa (Y.B. Mangunwijaya)

• Daerah yang terletak di antara garis isotherm 20º C di sebelah bumi

Utara dan Selatan ( Georg Lippsmeier)

ARSITEKTUR TROPIS:

• Suatu cara pandang di dalam menciptakan kebutuhan ruang dan

linkungan (bangunan), tempat manusia beraktivitas dengan

mempertimbangkan potensi alam dan memanfaatkan pengaruh-

pengaruh yang menguntukan secara tepat ke dalam bangunan.

( Menurut Widiningsih maur pr. Aspek Iklim dalam desain Bangunan).

• Seni merancang bangunan dengan tindakan menempatkan

bangunan dan bentuk bangunan dengan seimbang terhadap kondisi


lokasi, keadaan alami dan pada potensi daerah sekitar yang terletak

di daerah tropis.

MAKSUD DAN TUJUAN

• Pencapaian kenyataan thermal dalam bangunan.

• Menciptakan wadah interaksi antara manusia dan lingkungan dengan

• berorientasi pada lingkungan alam sekitar.

• Usaha untuk mendapatkan kenyamanan maksimal dengan adanya

unsur-unsur alam yang direalisasikan dengan dalam penataan

bangunan dan mengolah unsure luar (lansekap) yamg berorientasi

pada alam sekitar dengan memperhatikan potensi yang ada.

• Merealisasikan jiwa arsitektur natural ke dalam bentuk fisik bangunan

maupun dalam bentuk non fisik bangunan

CIRI-CIRI IKLIM TROPIS LEMBAB:

• Suhu udara berkisar antara 24ºC-29º.

• Kelembaban relative berkisar 60%-90%.

• Arah angina dari tenggara kea rah barat.

• Perbedaan suhu udara siang dan malam 2º-5º


KRETERIA IKLIM TROPIS

• Tingkat perencanaan dengan ilmu iklim:

1. TINGKAT IKLIM KOTA DIPENGARUHI OLEH:

a. Orientasi iklim bangunan dan system jalur jalan

b. Ketinggian bangunan

c. Kepadatan bangunan

d. Prosentase luasan penghijauan kota

e. Jenis material permukaan

2. TINGKAT PERENCANAAN BANGUNAN DIPENGARUHI

a. Orientasi bangunan terhadap lintas edar matahari dan angin

b. Karakteristik material bangunan terhadap iklim

c. Penerangan sekeliling bangunan

d. Letak, luas jendela.

3. TINJAUAN TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI MATAHARI UNTUK

DAERAH TROPIS, DIMANA PENDINGINAN MENJADI

PERTIMBANGAN UTAMA, RAMBATAN PANAS BAIK LANGSUNG

MAUPUN TIDAK LANGSUNG HARUS DIJAGA SEKECIL MUNGKIN,

PERTIMBANGAN INI DITUJUKAN KEPADA:

a. Pemilihan warna yang benar untuk bagian yang langsung

terkena sinar matahari.

b. Pemilihan orientasi yang benar

c. Keseimbangan yang baik antara luas bukaan dengan luas

dinding.
d. Perencanaan pembayangan matahari , hal yang perlu

diperhatikan :

• Mampu mengontrol hantaran panas

• Jumlah sinar masuk yang diperlukan untuk penerangan alam

• Silau yang terjadi.

e. Beberapa macam pembayangan:

• Pembayangan vertical

• Pembayangan horizontal

• Kombinasi pembayangan vertical dan horizontal.

Penerangan dengan “Day Lighting” yaitu penerangan alami yang

menggunakansinar matahari (terang langit)

4. TINJAUHAN TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI / ANGIN

Sistem “penghawaan silang” adalah penghawaan dalam ruang

melalui dua lubang penghawaan yang berhadapan. Penggunaan

ventelasi silang di daerah tropis lembab tidak sepenuhnya

tergantung pada jumlah pergantian udara dalam ruang , namun

tergantung pada kecepatan angina yang ada pada daerah yang di

tempati dalam ruang tersebut.

5. VENTILASI ALAMI

Tujuan :

• Mensirkulasikan aliran udara luar ke dalam ruang pergantian

udara dalam sesuai dengan kebutuhan fisik manusia.

• Mengambil manfaat dari karakteristik iklim tropis sebagai alam

6. DISTRIBUSI ANGIN DAN KECEPATAN ANGIN DI DALAM RUANG


YANG EFISIEN DAPAT DILAKUKAN :

• Bentuk pola bangunan

• Bentuk dasar bangunan

• Kepadatan di dalam lingkungan tersebut

• Ketinggian rata-rata bangunan

• System lansekap dari lingkungan.

7. UNTUK MENCAPAI ALIRAN DAN KECEPATAN ANGIN DI DALAM

RUANG YANG EFEKTIF DAPAT DILAKUKAN:

• Pembukaan yang seluas-luasnya pada dinding dimana angina

datang dan keluar

• Apabila kecepatan angina diluar lemah maka dilakukan “Bukaan

angin datang lebih luas disbanding angina keluar

• Sudut datang angina membentuk Sudut 45º-60º terhadap

permukaan dinding

8. MENGATUR ARAH ANGIN

Aliran udara yang menerpa bangunan menimbulkan daerah

tekanan tinggi dan rendah. Salah satu cara paling mudah untuk

mendapatkan aliran udara di dalam bangunan adalah dengan

bukaan kearah angina. Tetapi adakalanya harus menutup dinding

kearah datangnya angina. Dalam hal ini diupayakan angina

berbelok dari samping bangunan dan kemudian dimasukkan ke

dalam ruang-ruang.

9. MEMPERLAMBAT KECEPATAN ANGIN

Angin yang terlalu kencang masuk ke dalam ruangan akan terasa


kurang nyaman. Untuk itu kecepatan angina dapat di lambatkan

dengan “Jeilusi”.

10. PERENCANAAN PEMBUKAAN UNTUK PENGHAWAAN ALAMI.

Di daerah tropis pada umumnya terdapat 2 sistem bukaan , yaitu

permanent dan temporer , misalnya jendela yang dapat dibuka /di

tutup. Pembukaan permanent misalnya krepyak.

KAJIAN TEORI

• Kenyamanan thermal yang dirasakan oleh penghuni di pengaruhi oleh

beberapa factor:

- Temporer udara

- Kelembaban udara

- Kecepatan aliran udara

- Radiasi panas.

( DR.Ir. R.M.Sugianto)

• Kondisi udara di dalam bangunan dikatakan nyaman (thermal) ialah jika

penghuni merasa tidak panas dan merasa tidak dingin

( DR.Ir. R.M.Sugianto)

• Kulit (dinding dan atap ) sebuah gedung sesuai dengan tugasnya , harus

melindungi dirinya dari sinar panas, angina, dan hujan.

(Heinz Frick)
• Rumah sebaiknya diarahkan menurut orientasi timur-barat dengan

bagian utara / selatan menerima cahaya alam tanpa silau.

(Heinz Frick)

Dinding bangunan harus memberi perlindungan terhadap panas , daya

serap panas dan tebal dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang

dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara

alamiah bisa hemat energi.

(Heinz Frick)

• Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga menggunakan

penyegaran yang alami dan memanfaatkan angina sepoi-sepoi untuk

membuat ruangan rumah tersebut menjadi sejuk.

(Heinz Frick)

• Yang penting adalah bahwa harus dihindarkan sinar matahari dapat

mencapai setitikpun dari lantai dengan menahan sinar matahari itu

dengan membuat atap yang demikian melebar keluar garis dinding,

sehingga dinding tidak disentuh sinar matahari.

(Silaban)

• Lebih banyak yang gelap akan lebih tropika arsitektur gedung itu

kelihatannya.

(Silaban)
• Atap sangat esensial , jadi atap mutlak bebas dari segala kebocoran,

juga mutlak harus bebas dari bentuk yang berliku-liku yang mau tidak

mau mengundang kebocoran , karena atap harus melindungi kita dari

hujan.

(Silaban)

• Didaerah tropis atap amat penting , sehingga atap merupakan unsure

yang penting dalam menetukan bentuk. Demekian juga sun shading

suatu yang penting untuk daerah tropis, oleh karena itu perlu ada dan

menentukan bentuk rancangannya.

(Silaban)

• Masalah utama arsitektur daerah tropika adalah bagaimana kita

memayungi diri atau menyaring sinar matahari yang berlebih-lebihan

terutama yang sangat menyilaukan dari awan-awan kumulus tropical.

STUDI TEORI

Cristian Norberg Shultz

“Lingkungan binaan memiliki berbagai fungsi :

- Pengendali faktor alam ( physical control )

- Kegiatan manusia ( functional frame )

- Lingkungan sosial ( social mileu )

- Lingkungan simbol ( symbol mileu )

Heinz Frick
“ Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi

yang lebih sedikit dan arsitektur seharusnya lebih biologik ( menghubungkan

antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan )

Kenneth Yeang

Bangunan yang berhasil adalah bangunan yang tanggap lingkungan dan

memberikan kontrol iklim yang peka terhadap penghematan energi, termasuk

didalamnya penggunaan unsur hijau, pengudaraan dan pencahayaan alami

secara insentif.

Sheila Daar ( John Muir Institut, Barkeley California )

Makalah “ Oekologische landschaftsgestalung “ dalam buku “ Fur eine andere

Architektur “

“ Perencanaan yang mempergunakan sumber alam yang terbatas, terutama

dalam bentuk kimia / sintetis, seharusnya dihindarkan. Disamping tumbuh-

tumbuhan yang akan lebih kuat dan tahan, jaringan alam tidak terkena.

IDENTIFIKASI MASALAH

MASALAH UTAMA

Kurangnya kesadaran dalam perancangan rumah sakit yang lebih

mementingkan human comfort, thermal comfort, physical comfort, dan

sirkulasi yang nyaman daripada kepentingan ekonomis yang mengorbankan

kenyamanan.

RUMUSAN MASALAH

• Usaha untuk menyesuaikan suhu luar dan suhu dalam agar terjadi
thermal comfort seringkali tidak seluruhnya tercapai.

• Potensi alam dan lingkungan masiih terabaikan, padahal amat

bermanfaat bagi bangunan.

• Seringkali dijumpai bangunan yang berpola arsitektur barat sehingga

terlihat asing dan tidak menyatu dengan lingkungan sekitar.

• Banyak perancangan yang menggunakan sumber alam terbatas

( penggunaan bahan kimia dan sintetis ) yang berbahaya bagi

lingkungan.

STUDI BANDING LITERATUR

A. PRINSIP DASAR RSO

Adalah pelayanan umum bagi penderita cacat tubuh ( pelayanan medis

dan rehabilitasi )

TUJUAN UMUM

Dipulihkan keadaan efektif yang optimal dan diberi kemampuan

melakukan kegiatan keseharian , sehingga dapat kembali pada kehidupan

sosial masyarakat

PENYELENGGARAAN REHABILITAS MEDIS ORTHOPEDI

• Pelayanan medis

Menyediakan fasilitas-fasilitas lengkap dengan kebutuhan fisik,

psikologi.

• Perawatan

Pemeriksaan, pengobatan, penyembuhan kondisi.

• Kebutuhan fisik tempat


- Fasilitas medis : operasi, fisioteraphy, pemberian protose

dan ortose

- Elemen ruang : harus dapat membantu kegiatan sehari-hari

atau yang menunjang pola gerak.

- Situasi fisik : memberikan ketenangan, kenyamanan, dan

keakaraban untuk memberi dukungan, membangkitkan rasa

percaya diri.

- Higiene : tempat pelayanan kegiatan kesehatan menuntut

persyaratan kebersihan baik bagi bangunan maupun

lingkungan.

• Kebutuhan Psikologi

Persepsinya terhadap ruang dimana ia berada, secara visual dapat

menghilangkan kesan terkurung dan terpisah dari dunia luar.

• Kebutuhan sosial

Keputus asaan dan stress yang disebabkan oleh kecacatan tubuh.

Interaksi dan pandangan terhadap terhadap penderita lainnya yang

dirawat, dan problem perorangan yang merasa dipisahkan jauh dari

lingkungannya.

1. KEGIATAN

A. Kegiatan yang bersifat medis

- Kegiatan pelayanan medis

- Kegiatan penunjang medis

- Kegiatan perawatan
B. Kegiatan bersifat non medis

- Kegiatan administrasi

- Kegiatan pelayanan dan rumah tangga

2. KELOMPOK KEGIATAN

A. Kelompok kegiatan administrasi

- Kegiatan pengelola oleh direktur / wakil direktur

o Mengelola rumah sakit

o Memberi informasi

o Menerima tamu

o Rapat

- Kegiatan bagian sekertariat

o Penyusunan program dan laporan

o Mengatur rumah tangga

o Pencatatan data medis

o Tata usaha

o Kepegawaian

o Perpustakaan

- Kegiatan bagian keuangan

o Penyusunan anggaran

o Pengolahan data intern

o Perbendaharaan

B. Kelompok kegiatan medis


- Kelompok kegiatan pelayanan medis

o Pelayanan rawat jalan

o Konsultasi sosial medis

o Operasi orthopedi

o Pelayanan phisioteraphy

o Pelayanan occupational theraphy

o Pelayanan emergency / gawat darurat

-
Kelompok kegiatan penunjang medis

o Radiologi

o Pemberian prothose dan orthose

o Laboratorium

o Pelayanan farmasi

C. Kelompok kegiatan rawat tinggal

- Pelayanan perawatan

- Administrasi perawatan

D. Kelompok kegiatan pelayanan

- Penyediaan makanan ( gizi )

- Linen dan laundry ( cuci dan seterika )

- Pengaturan mekanikal

- Perawatan jenazah

- Penyediaan fasilitas ibadah

- Olah raga dan rekreasi

B. KETENTUAN UMUM BANGUNAN

1. TATA LETAK BANGUNAN

Beberapa faktor yang mempengaruhi tata letak bangunan adalah sbb :

a. Penggunaan tanah

Lokasi harus sesuai dengan pola penggunaan tanah dari rencana induk

kota yang

berada pada daerah fasilitas sosial.

b. Pengaruh lingkungan

Pengaruh lingkungan ini perlu dipertimbangkan mengingat bahwa :


o Tujuan akhir dari proses rehabilitasi penderita cacat ttubuh

adalah mengembalikan pada kehidupan sosial masyarakat

o RSO merupakan pelayanan umum, khususnya bagi penderita

cacat tubuh yang terbatas kemampuannya. Oleh karena itu,

persyaratan lingkungan RSO harus : - dekat / di daerah

perumahan

- dekat fasilitas penunjang / fasilitas sosial

- bebas polusi

c. Pencapaian

Pencapaian ke lokasi harus mudah baik dari dalam kota maupun luar

kota, dengan memperhatikan :

o Lebar jalan.

o Volume lalu lintas.

o Angkutan kota.

o Jarak dari terminal bis, stasiun kereta, bandara.

d. Keadaan tanah

Keadaan topografi datar, sehingga memudahkan sirkulasi kursi roda /

alat bantu jalan dan protosa

e. Utilitas

Tersedia saluran infra struktur kota seperti : listrik, telepon, air bersih,

drainase dll

2. SISTEM SIRKULASI

Ada dua sistem sirkulasi pada RSO, yaitu di dalam bangunan dan di luar

bangunan
a.
Sirkulasi di dalam bangunan

- Sirkulasi yang terjadi haruslah sesingkat mungkin, dan tak

terlalu banyak, diusahakan tak ada sirkulasi vertikal bagi

penderita

- Didalam bangunan RSO, sirkulasi utamanya:

o Penderita tinggal

o Pengunjung / tamu

o Penderita rawat jalan

o Tenaga medis dan paramedis

o Supply dan service

- Permasalahan dalam perancangan RSO sering timbul akibat

banyaknya sirkulasi yang terjadi

- Hubungan dalam tiap bagian kelompok ruang akan menentukan

sirkulasi tersebut

- Peletakan ruang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak

menimbulkan persilangan yang mengganggu

b. Sirkulasi di luar bangunan

- sirkulasi yang terjadi berkaitan erat dengan perancangan ruang

luar, sama pentingnya dengan sirkulasi dalam ruang

- Sirkulasi di luar bangunan terjadi antara :

o Ambulance, untuk penderita rawat jalan dan UGD

o Pengunjung / staff / penderita rawat jalan

o Service dan supply / penyediaan bahan kebutuhan

- Perlu dibedakan pintu masuk RSO dan pengolahan daerah


parkir serta adanya jalur khusus bagi penderita cacat

- Jalan masuk RSO dibedakan sbb :

o Pintu masuk ke klinik.

o Pintu masuk pengunjung agar dapat diatur sesuai

waktu kunjung.

o Pintu masuk darurat tidak boleh ada hambatan

apa-apa, administrasi diadakan kemudian waktu.

o Jalan masuk ke bagian service.

o Jalan masuk pengelola.

3. PERSYARATAN PADA RUANG TERTENTU

a. Ruang operasi / bedah orthopedi

- Ruang ini dibagi menjadi ruang steril dan ruang non steril.

- Mempunyai hubungan erat dengan rodiologi dan laboratorium.

- Penggunaan oksigen dengan sistem sentral untuk mejaga

kesterilan.

- Dinding dan lantai ruang harus mudah dibersihkan dan di cuci,

dan tak ada bagian yang menjadi sarang debu.

- Ruangan sebaiknya dengan AC dan aliran listrik harus

berhubungan dengan sistim kritis ( bila bagian lain padam,

bagian ini akan tetap menyala )

b. Ruang radiologi

- Ruang radiologi harus bersifat ‘ Radiation protection’( tahan

terhadap bahaya radiasi ).

- Hal ini dapat dicapai dengan dinding yang terbuat dari baryt
beton setebal 25 - 40 cm atau dilapisi timah hitam ( Pb ) setebal

2 mm

c. Ruang laboratorium

- Cukup penerangan

- Cukup ventilasi

- Meja laborat dengan bahan tahan asam, misalnya dari porselen

dan mika

- Bahan buangan harus melalui penetralisir terlebih dahulu

sebelum dialirkan ke saluran umum.

d. Ruang farmasi

- Lantai harus tahan terhadap benda kimia dan reaksi alam dan

tidak mudah kotor.

- Dinding harus mudah dibersihkan.

- Pipa saluran pembuangan harus tahan terhadap reaksi asam.

- Diperlukan penerangan cukup untuk melakukan pekerjaan yang

butuh ketelitian tinggi.

e. Ruang perawatan

- Cukup penerangan dan ventilasi lancar.

- Tidak lembab.

- Perlengkapan yang sesuai dengan tingkat kecacatan masing-

masing penderita.

f. Selasar

- Penerangan malam hari yang cukup.

- Dihindari adanya trap, bila perlu gunakan ramp untuk lintasan


kursi roda.

- Lantai dari bahan yang tidak licin.

g. Ruang fisioterapi

- Permukaan lantai tidak licin.

- Penerangan cukup tapi tidak menyilaukan.

- Penghawaan alam harus cukup untuk memenuhi kebutuhan 02

bagi kegiatan fisik.

- Dimensi ruang disesuaikan dengan peralatan dan gerak

pemakai.

h. Lavatory khusus

Bagi penderita paraplegia disediakan lavatory khusus dengan syarat

- Besaran ruang disesuaikan ruang gerak kursi roda.

- Perlengkapan disesuaikan dengan kondisi paraplegia.

- Penghawaan yang lancar.

- Penyinaran cukup.
KONSEP DASAR
Memaksimalkan potensi alam dan lingkungan Thermal comfort
Sumber energi

RSO yang dapat memaksimalkan potensi alam untuk digunakan sebagai

sumber energi dan penghawaan alami untuk kenyamanan pengguna

bangunan, dan dapat menyatu dengan alam / lingkungan tanpa merusak /

mencemari, dengan pengolahan limbah sehingga hasil olahannya dapat

dengan aman dibuang di lingkungan sekitar dan dapat digunakan sebagai

sanitasi RSO.

Menyatu dengan lingkungan dan ramah lingkungan

Pengolahan limbah.

KONSEP PENGHAWAAN

Tujuan :

• Untuk mencari dan menentukan tata cara mengatur penghawaan guna

keperluan sirkulasi udara bersih, sehingga dapat memberikan

kenikmatan ruang yang seefektifmungkin yang secara praktis ikut

membantu proses penyembuhan dan perawatan.

• Pengaturan elemen bangunan untuk mencapai kelembaban dan suhu


udara yang diinginkan.
PENGHAWAAN ALAMI

Kota malang Potensi udara yang nyaman

sumber udara segar

Untuk menjaga udara yang yang konstan maka pengaturan penghawaan

alami perlu memperhatikan proses penyembuhan penderita cacat adalah

dengan metode gerak fisik ( fisioteraphy ) yang akan berpengaruh terhadap

suhu ruangan ( suhu tubuh naik ) .Untuk menciptakan kondisi udara yang

diinginkan dapat dicapai melalui :

• Kecepatan aliran angin dalam ruangan

• Luas lubang penghawaan pada ruang ( jendela terbuka, jalusi, roster

dsb )

• Arus udara yang dipakai dalam ruangan

• Ventilasi vertikal maupun horizontal

Angin dan pengudaraan ruangan secara terus menerus mempersejuk iklim

ruangan. Tiupan angin diukur dengan m/s ( meter per second ), menurut tabel

Beaufort, kota Malang terletak pada grafik Beaufort 3 ( angin lemah lembut )

Pada musim kemarau – angin dari timur ke barat

Pada musim hujan - angin dari barat ke timur

Letak gedung terhadap arah angin yang paling menguntungkan bila tegak

lurus terhadap arah angin.

Udara bergerak menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan

penyebaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada

kulit manusia. Dengan demikian juga dapat digunakan angin untuk mengatur

udara dalam ruang.( Reed Robert H, “ Design for Natural Ventilation in Hot
Humid Weather, Texas 1953 )

Angin yang menerpa sebuah bangunan akan membentuk daerah

bertekanan tinggi pada sisi hulu angin.

Atas dasar kejadian tersebut, angin berhembus mengelilingi bangunan

dan membentuk daerah bertekanan rendah pada sisi samping dan sisi hilir

angin. Memperhatikan bahwa aliran udara tak selalu mencari jalan terpendek.

Kondisi tekanan yang berbeda pada kedua sisi lubang masuk aliran

udara, akan membelok mencari jalan lain. Berarti bergantinya / bergesernya

lubang masuk udara pada saut sisi mengubah kondisi tekanan masing-

masing.

Selain udara bergerak, timbul juga pengaruh silau oleh matahari yang

juga perlu diperhatikan. Sebaiknya silau tersebut dihindari dengan pengadaan

tanaman.
DATA SITE

Lokasi site terletak pada :

¬ Kelurahan : Purwantoro.

¬ Kecamatan : Blimbing.

¬ Kota Malang

Dengan jalur akses utama adalah jalan Letjend. Sunandar Priyo Sudamo

Batas – batas Site adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Lahan kosong.

Sebelah barat : Lahan kosong.

Sebelah Selatan : Permukiman penduduk.

Sebelah timur : Jalan Sunandar Priyo Sudarmo dan kompleks

pertokoan (ruko).

Batasan – batasan Site (menurut RDTRK Kecamatan Blimbing) :

ϖ Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 5 meter (berbatasan denan jalan).

3 meter (tidak berbatasan dengan

jalan).

ϖ Building Coverage (BC) : 40 – 60 %.

ϖ Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 0,4 – 4,8.


DAFTAR PUSTAKA

Arsitektur dan Lingkungan ; Frick, Heinz.

Fisika Bangunan ; Mangunwijaya, YB.

Time Saver Standards for Building Types ; Chiara & Callendar, JH.

Oxford Dictionary ; Oxford Press.

RSO Dr. R Soeharso ; Depkes R I.

Dokter & RS ; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

F Silaban dalam Konsep & Karya ; Saliya, Iswadi .Ir.

Menuju arsitektur Indonesia ; Budihardjo, Eko.

Artikel Bioklimatik, Kompas.

Sumber-sumber Arsitektur Bioklimatik, Website Bioklimatik.

Architectural Programming, Duerk, Donna P.

Design in Architecture; Broadbent, Geoffrey.

Wastu Citra ; Mangunwijaya, YB.

Analisis Tapak ; White, Edward T.

Anda mungkin juga menyukai