Anda di halaman 1dari 44

Sejarah Asal Usul Batik Indonesia dan Perkembangannya

Posted by Teguh at 17.00

Batik Indonesia telah dikenal luas seluruh masyarakat Mancanegara. Peninggalan nenek moyang masyarakat Jawa yang satu ini bahkan
sudah dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the
Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009 lalu (kini dikenal sebagai Hari Batik Nasional). Bukan hanya oleh orang
Jawa, kain batik ternyata kini telah dikenakan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Kain batik dianggap sebagai pakaian semi resmi
yang cocok dikenakan dalam acara apapun. Bagi Anda yang ingin lebih tahu mengenai asal usul batik Indonesia serta perkembangannya,
silakan simak uraian berikut.

Advertisement

Asal Usul Batik

Ditinjau dari sejarah, asal usul batik bermula sejak abad ke-17 Masehi. Pada masa itu, corak batik ditulis-lukiskan pada daun lotar dan
papan rumah adat Jawa. Awalnya, pola atau motif batik hanya didominasi oleh gambar tanaman atau binatang. Para pengrajin corak batik
juga masih sangat terbatas jumlahnya. Mereka hanya membuat corak batik sebagai wujud pelampiasan hasrat seni dan keisengan yang
dilakukan untuk mengisi waktu luang.

Pada perkembangannya, asal usul batik mulai menarik perhatian pembesar kerajaan Majapahit. Motif-motif abstrak, motif candi, awan,
wayang beber, dan lain sebagainya mulai dikembangkan pada masa itu. Penulisan batik pun mulai ditujukan pada media yang berbeda.
Kain putih atau kain-kain berwarna terang menjadi pilihan utama karena dianggap lebih tahan lama dan bisa digunakan untuk
pemanfaatan yang lebih banyak.
Advertisement

Kepopuleran kain batik kian bersinar. Pembesar-pembesar kerajaan Majapahit, Mataram, Demak, dan kerajaan-kerajaan setelahnya,
menjadikan kain batik sebagai simbol budaya. Khusus pada masa pengaruh Islam, motif batik yang berwujud binatang ditiadakan.
Penggunaan motif ini dianggap menyalahi syariat Islam sehingga tidak diperkenankan kecuali dengan menyamarkannya menggunakan
lukisan-lukisan lain.

Terkait dengan teknik pembuatannya, pada masa itu batik tulis merupakan satu-satunya teknik yang digunakan. Dalam proses
pengerjaannya, pewarnaan pun masih menggunakan bahan pewarna alami yang dibuat dari sendiri menggunakan tanaman-tanaman
seperti daun jati, tinggi, mengkudu, pohon nila, dan soga. Sedangkan untuk bahan sodanya, para pembatik masa itu menggunakan soda
abu dan tanah lumpur.

Advertisement
Penggunaan kain batik yang sebelumnya hanya terbatas di lingkungan keraton, lambat laun mulai dikembangkan oleh rakyat jelata. Hal
ini membuat corak batik kian beragam sesuai dengan minat dan jiwa seni para pembuatnya.

Asal usul batik juga tak lepas dari perkembangan teknologi. Pada masa sebelumnya teknik batik tulis menjadi satu-satunya cara yang bisa
dilakukan untuk membuat motif batik, setelah perang dunia I atau setelah modernisasi kian menjamur, teknik batik cap dan batik printing
pun mulai dikenal. Kedua teknik batik ini sendiri dianggap sebagai teknik pembatikan yang sangat efisien dan tidak memakan banyak
waktu, meskipun secara kualitas dinilai kurang memiliki nilai estetis.
Sejarah perkembangan batik tidak hanya berhenti sampai di situ. Di era sekarang, batik bukan hanya dikenal sebagai corak pakaian
semata. Berbagai pernik pelengkap penampilan dalam kehidupan sehari-hari seperti tas, sepatu, dasi, hingga helm, juga sudah
menggunakan batik sebagai motifnya. Bahkan, pakaian-pakaian sekolah, kedinasan, dan lain sebagainya juga menggunakan motif ini
sebagai pilihan utama.

Nah, demikianlah pemaparan sekilas kami mengenai asal usul batik Indonesia dan perkembangannya. Mari kita lestarikan warisan nenek
moyang bangsa Indonesia ini dengat terus mengenakannya dan memperkenalkannya pada anak cucu kita. Semoga bermanfaat.

Sejarah batik di Indonesia terkait erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Dalam
beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, lalu berlanjut pada zaman Kasunanan
Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Kesenianbatik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang sampai kerajaan berikutnya beserta raja-
rajanya. Kesenian batik secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.
Teknik batik sendiri telah diketahui lebih dari 1.000 tahun, kemungkinan berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik batik meluas di
beberapa negara di Afrika Barat seperti Nigeria, Kamerun, dan Mali, serta di Asia, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Thailand,
Malaysia dan Indonesia.

Hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan merupakan batik tulis. Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I berakhir atau sekitar
tahun 1920.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan di Indonesia
zaman dahulu. Awalnya kegiatan membatik hanya terbatas dalam keraton saja dan batik dihasilkan untuk pakaian raja dan keluarga
pemerintah dan para pembesar. Oleh karena banyak dari pembesar tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka
keluar dari keraton dan dihasilkan pula di tempatnya masing-masing.

Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata dan selanjutnya meluas sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita rumah tangga
untuk mengisi waktu luang mereka.

Bahan-bahan pewarna yang dipakai ketika membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari:
pohon mengkudu, tinggi, soga, nila. Bahan sodanya dibuat dari soda abu, sedangkan garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Menurut sejarahnya, asal-usul batik berawal sejak abad ke-17 Masehi, di mana pada masa itu, corak batik dituliskan pada daun lontar dan
papan rumah adat Jawa.
Pola atau motif batik masih terbatas, yakni hanya didominasi oleh gambar tanaman atau binatang. Pengrajin batik juga masih minim.
Corak batik awalnya dibuat sebagai wujud pelampiasan hasrat seni dan keisengan masyarakat untuk mengisi waktu luang.
Semakin berkembang, batik mulai menarik perhatian kerajaan Majapahit. Coraknya pun terus bertambah, mulai dari motif abstrak, candi,
awan, wayang beber dan sebagainya.
Teknik pembuatan batik
Terkait teknik pembuatannya, saat itu batik tulis adalah satu-satunya metode yang digunakan. Untuk pewarnaan, mereka masih
menggunakan bahan pewarna alami yang dibuat sendiri menggunakan tanaman-tanaman seperti daun jati, tinggi, mengkudu, pohon nila
dan soga. Sementara untuk bahan sodanya, pembatik masa itu memakai soda abu dan tanah lumpur.
Asal-usul lainnya yakni tak lepas dari perkembangan teknologi yang ada. Di mana setelah modernisasi, teknik batik cap dan printing pun
lahir.
Setelah batik mulai mengambil tempat di hati masyarakat, penulisan atau pelukisan pun mulai dikembangkan pada media berbeda. Kain
putih dan kain-kain berwarna terang menjadi pilihan utama, karena dianggap lebih tahan lama dan pemanfaatannya pun bisa lebih banyak.
Batik pun mulai bersinar. Orang-orang besar kerajaan Majapahit, Mataram, Demak, serta kerajaan-kerajaan setelahnya akhirnya
menjadikan batik sebagai simbol budaya.
Khusus pada masa penyebaran Islam, motif batik berwujud binatang dihilangkan. Pasalnya, motif tersebut dianggap menyalahi syariat
Islam, sehingga tak diperbolehkan kecuali dengan menyamarkannya dengan lukisan-lukisan motif lain.
Penggunaan batik
Penggunaan batik dulunya hanya terbatas di lingkungan keraton. Namun lambat laun, batik khirnya bisa dinikmati siapa saja. Hal itulah
yang membuat corak batif makin beragam sesuai dengan minat dan jiwa seni para pembuatnya.
Seiiring berkembangnya zaman, kini batik tak hanya corak pakaian semata, tetapi menghiasi berbagai pernak-pernik penampilan, seperti
tas, sepatu, dasi, topi, dan barang-barang lainnya.
Batik di mata dunia
Pesona batik nyatanya tak hanya diakui Indonesia. Buktinya, sakit memikatnya tradisi peninggalan nenek moyang masyarakat Jawa ini,
batik telah dinobatkan oleh United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization sebagai salah satu Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009 lalu.
Pasca penobatan itulah, maka setiap tahunnya pada 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Sepenggal Cerita Tentang Batik Pekalongan Yang Menjadi Ikon Bagi Perkembangan Batik Di Nusantara

 Andari Widanto Fitria Aisyah


 27 September 2017 08.45 WIB
 5 menit

Batik Pekalongan Motif Semen © http://bajumodelbaru.biz

Batik adalah sebuah tradisi melukis di atas kain asli Indonesia. Kain-kain yang digambar dengan aneka motif unik dan khas itu kemudian
dikreasikan dalam berbagai rupa dan fungsi, serta digunakan oleh masyarakat. Motif yang muncul pada kain tersebut dibuat dengan cara
dilukis dengan menggunakan canting dengan teknik pewarnaan yang menggunakan bahan alami.

Batik telah lama hadir di Nusantara sejak dulu kala. Disadari atau tidak, tradisi ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam
kehidupan manusia di Indonesia. Sejak lahir kalau ada yang berasal dari Jawa sudah pakai kain batik, selama orang itu hidup dan
berkarya, bahkan hingga meninggalkan alam dunia ini.

Selain warisan budaya Indonesia, batik juga dijadikan sebagai lambang busana dari masyarakat dalam negeri. Tak heran, jika seandainya
diwajibkan bagi siapa saja memiliki satu koleksi busana batik untuk kondangan atau pesta.
Proses Pembuatan Batik | kompas.com

Sebenarnya, baju batik tak hanya digunakan pada saat acara-acara penting seperti kelulusan atau pernikahan saja. Sekarang ini, banyak
sekali model baju harian yang ditawarkan dalam motif batik, seperti babydoll untuk tidur atau kemeja, semuanya cocok digunakan pada
hari-hari biasa, jadi tak harus menunggu nanti. Siapa pun bisa mulai mengoleksi pakaian dengan motif batik sekarang juga.

Dari sekian banyak jenis batik yang ada di Indonesia, Jawa Tengah menjadi salah satu surganya kota batik. Hampir semua kawasan yang
ada di Jawa Tengah memproduksi batik mereka masing-masing, dengan motif yang berbeda-beda tentunya.

Pilihan batik yang ada di Indonesia sangat beragam, mulai dari jenis tulis hingga cap. Namun, tentunya batik yang dikerjakan secara tulis
atau asli jauh lebih unggul dibandingkan yang lain. Nilai estetikanya jauh lebih terlihat dan kualitasnya yang tinggi, membuat batik ini
sangat awet dan tak mudah luntur karena terbuat dari pewarna alami yaitu malam

Malam Untuk Membatik | jnjbatik.com

Tak kalah dengan Yogyakarta maupun Solo, Pekalongan pun menjadi salah satu produsen batik yang cukup dikenal. Kota Pekalongan
memiliki julukan yang cukup nyentrik yaitu kota batik Pekalongan, hingga membuat kota tersebut masuk kedalam jaringan kota kreatif
UNESCO dalam kategori crafts &folk art pada akhir tahun 2014 serta mempunyai city branding yaitu World’s city of Batik.

Sesuai dengan namanya, batik Pekalongan merupakan salah satu jenis batik yang dibuat oleh masyarakat Pekalongan. Para perajinnya
mayoritas tinggal di wilayah pesisir utara pulau Jawa. Terdapat faktor pengaruh kebudayaan dari masyarakat sekitar yang selalu berubah-
ubah dan saling meniru pada awalnya sehingga menimbulkan kreativitas para perajin untuk selalu membuat motif batik pekalongan baru.

Batik Pekalongan | Kompas.com

Batik pekalongan menjadi lebih berkembang setelah pengusaha batik Belanda bernama Eliza Van Zuylen membangun workshop di
wilayah itu. Berdasarkan arahannya, motif batik Pekalongan yang baru berhasil diciptakan oleh para perajin batik Pekalongan dan
langsung dijual kepada pengusaha dari batik Belanda tersebut. Eliza Van Zuylen merupakan salah satu orang yang memiliki peran besar
atas kemunculan motif-motif baru dari batik Pekalongan. Melalui tangan pengusaha ini juga, batik Pekalongan mampu menembus pasar
Eropa, dimana para pembeli batik Eliza Van Zuylen ialah para bangsawan Eropa.
Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha
bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lalu hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah.
Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan.

Batik Milik Eliza Van Zuylen | batik-tulis.com

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik
berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota serta daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo. Perjumpaan
masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Tiongkok, Belanda, Arab, Asia, Melayu serta Jepang pada zaman lampau mampu
mewarnai dinamika pada desain dan pola serta tata warna seni batik di Pekalongan.

Oleh karena itu, beberapa jenis pola batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik
peklaongan. Desain itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri Asia serta Arab. Lalu batik Encim serta Klengenan, dipengaruhi oleh
peranakan Tiongkok. Batik Belanda, batik Pagi Uncomfortable, serta batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.

Perkembangan budaya teknik cetak batik tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik,
memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.

Proses Nitik Dalam Pembuatan Motif Batik


Pekalongan | batik-tulis.com

Pasang surut perkembangan batik di Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara.
Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman serta selalu dinamis. Selama periode yang panjang itulah,
aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim serta keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah,
perdagangan serta kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru. Batik yang merupakan karya seni budaya yang
dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah
serta sehalus batik Pekalongan.
Batik Modern Pekalongan | bajubatikmodernpekalongan.com

Bahan kain yang digunakan dalam pembuatan batik Pekalongan seperti sutra, sunwash, serta yang paling populer tentunya bahan katun.
Ada dua bahan kain katun yang sering digunakan oleh perajin batik pekalongan, pertama adalah kain katun primisima yang mudah
menyerap keringat dengan kualitas terbaik serta kualitas eksport. Sedangkan yang kedua adalah katun prima. Katun prima inilah yang
sering dipakai oleh perajin batik pekalongan. Pasalnya,meskipun kualitas katun prima dibawah katun primisima dalam kehulasannya
tetapi harganya yang relatif lebih murah menjadi pilihan para perajin untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Ciri-ciri Gambar Batik Pekalongan | satujam.com

Batik asli Pekalongan terkenal dengan istilah batik pesisir kaya akan warna. Sehingga, batik pesisir ini lebih terkenal dengan ragam
hiasnya yang bersifat naturalis serta dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Bahkan, dalam sehelai kain batik Pekalongan kita
dapat menjumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan
ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan Belanda dan Cina. Motif yang paling populer dan terkenal dari Pekalongan adalah motif batik
Jlamprang.

motif batik Jlamprang | menaracenter.org

Bagaimana, tertarik untuk menjadikan batik Pekalongan ini sebagai salah satu koleksi di rumah kawan? Tak harus datang ke Pekalongan
terlebih dahulu untuk mendapatkannya, karena batik ini sudah dijual hingga ke seluruh kawasan yang ada di Indonesia. Bahkan, kawan
juga dapat memesannya secara online.
Pengertian Batik, Asal Muasal & Makna Batik (back to top)

Pengertian Batik

Batik adalah kain yang dilukis menggunakan canting dan cairan lilin malam sehingga membentuk lukisan-
lukisan bernilai seni tinggi diatas kain mori. Batik berasal dari kata amba dan tik yang merupakan bahasa
jawa, yang artinya adalah menulis titik. Kalau jaman dulu disebutnya ambatik.

Dari sini bisa dimengertilah ya, kalau yang dimaksud itu adalah batik tulis yang dilukis dengan canting. Tapi
sebenarnya batik dibuat dengan bermacam-macam metode, tidak hanya dengan canting saja. Tapi itu kita
bahasnya nanti, sekarang kita kembali ke pengertian batik.

Lilin malam sedang dibubuhkan pada kain mori.

Ambatik mengacu kepada teknik melukis titik-titik yang serba rumit. Jadi ngga heran kan kalau anda sering
melihat batik dengan motif-motif rumit? Walaupun banyak juga batik dengan motif-motif yang lebih simple,
bahkan modern.

Ada juga definisi lain yang bilang kalau sebenarnya kata batik itu asalnya dari kata titik, yang lalu
ditambahkan kata mba sehingga menjadi mbatik. Sehingga batik itu diartikan sebagai seni membuat titik,
atau menitik. Dengan kata lain, batik itu adalah sebuah metode pembuatan kain.

Mengapa titik? Alat yang digunakan untuk membuat motif batik adalah canting. Garis dan motif yang
dihasilkan oleh canting selalu terdiri dari sebuah titik.

Batik berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), batik merujuk kepada sebuah kata benda. Yang
dimaksud disini adalah kain batik atau baju batik yang sudah selesai dilukis.

Walaupun yang dimaksud secara definisi adalah batik tulis yang menggunakan canting, namun metode
pembuatan batik sendiri ada beberapa, seperti cap, cetak, dan printing. Ada juga batik yang dibuat pakai
kuas Bung, namanya batik lukis, tapi cukup jarang ditemukan. Semua akan kita bahas lebih lanjut nanti
pada bagian kedua.

Bila kita telusuri secara makna, batik itu adalah sebuah teknik untuk mempertahankan warna diatas kain
dengan menggunakan malam atau lilin. Disinilah pengertian hampir semua orang salah.
"Batik bukanlah kain yang berlukiskan motif kultural (E.g. motif Sidoluhur, motif Megamendung, dkk.) saja.
Batik tidak ada hubungannya dengan bentuk motif. Ditarik dari arti kata batik pada KBBI dan pengertian asal
kata batik (amba titik) maka batik adalah kain yang berlukiskan motif, yang dilukiskan dengan cara
menahan warna dengan lilin malam. Sehingga apabila motif pada kain tersebut tidak berbentuk kultural
sekalipun, namun lebih ke arah modern (E.g. kotak-kotak, garis-garis, otomotif, polkadot dkk.), maka kain
tersebut tetap disebut sebagai batik."

Lilin malam yang digunakan untuk mencanting batik.

Teknik membatik adalah teknik kuno yang sudah digunakan selama ribuan tahun, dan sering dijumpai di
banyak peradaban di dunia seperti di Cina dan di Mesir. Sampai disini apakah anda sudah paham pengertian
batik?

Asal Muasal Batik

Sebenarnya tidak ada sejarah yang pasti mengenai batik. Namun keindahan batik ini kabarnya sudah
ditorehkan sejak 2000 tahun silam di Timur Tengah, Asia Tengah, dan India.

Di peradaban mesir kuno, teknik membatik digunakan untuk membungkus mumi dengan kain linen. Kain
linen ini dilapisi cairan lilin, kemudian digores dengan benda tajam semacam jarum atau pisau untuk
menorehkan motifnya.

Mumi yang telah diberi corak dengan teknik membatik.


Kemudian kain dicelup ke berbagai cairan pewarna seperti darah atau abu. Selanjutnya, setelah warna
tersebut meresap maka kain linen ini direbus untuk melunturkan lilinnya. Sehingga bagian yang tidak
terlapisi oleh lilin akan berwarna sesuai pewarnaan, sedangkan bagian yang terlapisi lilin akan berwarna
dasar kain.

Pada Jaman Dinasti Tang (tahun 618-690) di Cina, teknik seperti ini juga sudah dijumpai. Bahkan pada
jaman Dinasti Sui (tahun 581-618) teknik ini sudah dipraktekan lho. Karena Cina adalah bangsa pedagang
yang berkeliling dunia, teknik ini kemudian menyebar ke banyak benua seperti Asia, Amerika, Afrika, bahkan
sampai ke Eropa.

Medium yang digunakan untuk menahan warna berbeda-beda pada setiap negara. Ada yang menggunakan
bubur kanji, bahkan ada yang menggunakan bubur nasi yang dikeringkan. Ternyata tidak semuanya
menggunakan lilin. Ada dugaan bahwa asal muasal teknik membatik ini datang dari bangsa Sumeria
(Sekarang Irak Selatan).

Batik dari Timur Tengah.

Nah, lalu para pedagang yang berasal dari India-lah yang membawa teknik ini ke Indonesia. Pada abad ke-6,
teknik ini dibawa ke pulau Jawa. Teknik ini kemudian mulai tersebar luas dan dikembangkan oleh
masyarakat Jawa.

Berdasarkan Rens Heringa, pada bukunya Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java
(1996), batik pertama kali ada di Indonesia sekitar tahun 700an. Diperkenalkan oleh orang India, pada saat
Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara), yang merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan
seorang putri India.

Dalam bagian lain buku itu, disebutkan kalau batik dalam bentuk yang lebih primitif justru sudah dimiliki
oleh orang Toraja (Tana Toraja, Sulawesi Selatan) bahkan sebelum ada di tanah Jawa.

Pada abad ke-12, ditemukanlah teknik membatik dengan canting, dimana lilin ditorehkan menggunakan alat
ini. Pada saat inilah istilah membatik (ambatik) lahir kedunia.
Hanya di Indonesia, terutama di pulau Jawa yang pada waktu itu menggunakan canting untuk menorehkan
lilin ke permukaan kain mori. Nah, canting inilah yang membuat batik Indonesia sangat mendetail dan kaya
motif dibandingan batik di belahan dunia lain.

Batik dan Orang Eropa

Sir Thomas Stamford Raffles di dalam bukunya “History of Java” (London, 1817) pertama kali menceritakan
tentang batik kepada dunia. Dalam buku tersebut, Raffles memamerkan setidaknya 100 motif batik yang
pernah ia jumpai, berikut dengan cara pembuatannya.

Namun sayangnya, koleksi batik Sir Thomas Stamford Raffles pada hari ini tinggal tersisa 2 buah. Yang mana
keduanya bisa anda lihat di Museum of Mankind, London.

Batik Milik Sir Thomas Stamford Raffles di Museum of Mankind, London.

Pada tahun 1873, seorang saudagar Belanda yang bernama Van Rijekevorsel, menghibahkan batik yang
diperolehnya di Indonesia kepada sebuah museum etnik di Rotterdam. Batik tersebut lalu dipamerkan pada
Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, dan memukau masyarakat luas dan para seniman disana.
Ini merupakan bukti bahwa batik dianggap seni bernilai tinggi oleh orang luar.

Makna Batik

Kalau orang bilang batik merupakan seni tanpa makna, itu salah. Sebenarnya batik adalah sebuah kesenian
yang penuh dengan makna. Batik bukan hanya sekedar corak yang digambar oleh seniman batik.

Sebelum jaman kemerdekaan, banyak daerah-daerah pusat perbatikan yang menjadikan batik sebagai alat
perjuangan ekonomi. Dalam melawan perekonomian Belanda. Sehingga disini batik mempunyai makna yang
sangat dalam.
Batik lebih sering digunakan sebagai bawahan pada tempo dulu.

Batik disetiap daerah memiliki motif yang bervariasi, dan tentunya makna yang berbeda-beda. Menurut
Kuswadji K. (1914 – 1986) seorang pelopor seni batik berpendapat bahwa batik itu tidak cuma sekedar
gambar atau ilustrasi saja.

Ia mengatakan bahwa setiap batik itu memiliki makna. Makna tersebut bisa sudah cukup dikenal, seperti
batik Kawung yang maknanya adalah penggambaran bahwa itikad yang bersih itu merupakan sebuah
ketetapan hati yang tidak perlu diketahui oleh orang lain.

Atau makna tersebut bisa tersirat, seperti sebuah pesan yang tersembunyi dalam gambar. Karena motif –
motif batik tersebut tidak lepas dari pandangan hidup pembuatnya, dan pemberian namanya pun berkaitan
dengan suatu harapan.

Adapun motif – motif batik yang dibuat karena campur tangan sejarah. Seperti batik Hokokai yang
dipengaruhi oleh penjajah jepang di Indonesia. Sehingga motif tersebut menyimpan sebuah cerita.

Nanti saya akan menunjukkan sekaligus menceritakan pada anda makna dari beberapa batik yang sudah
cukup terkenal. Sekarang mari lanjut dulu ke bab cara membuat batik.

Cara Membuat Batik (back to top)

Saya akan mencoba menjelaskan kepada Bung, bagaimana si cara membuat batik. Nah seperti yang sudah
diketahui, pada umumnya batik itu dibagi menjadi empat jenis berdasarkan cara pembuatannya. Yaitu batik
tulis, cap, cetak dan print (nanti akan dibahas perbedaannya).

Disini saya akan menjelaskan tentang cara membuat batik tulis, kenapa? Karena batik tulis adalah batik
yang paling rumit pembuatannya sekaligus batik terbaik di dunia! Silahkan disimak ya.
1. Pengkhetelan – Batik itu dibuat diatas sebuah kain, namanya kain Mori. Kain Mori adalah kain tenun
berwarna putih yang biasa digunakan sebagai kain untuk membatik. Kain Mori ini yang bagus dibuat dengan
bahan katun, tapi ada juga yang polyester, sutra, dan rayon.

Kain Mori yang menjadi bahan dasar batik.

Nah proses pengkhetelan adalah proses dimana kain Mori ini direbus dengan berbagai macam tumbuhan
selama berhari-hari. Hasilnya lalu dikeringkan dan dinamakan kain Primisima. Kain Primisima adalah kain
batik dengan kualitas nomor satu. Selain kain ini, ada juga kain Prima kualitasnya sedikit dibawahnya.

2. Menyorek – Ketika membuat batik, tentunya seorang pembatik harus memikirkan gambar apa yang
harus ia lukis diatas kain mori. Setelah sudah dapat ide, lalu sang pembatik akan mulai menggambar
motifnya diatas kertas atau langsung diatas kain.

Menyorek batik dari awal.

Intinya sih menuangkan inspirasinya kedalam bentuk gambar. Nah kalau gambarnya dikertas dulu biasanya
digambar pakai pulpen, tapi kalo langsung dikain biasanya digambar pakai pensil biar bisa
dihapus. Gambarnya tidak diarsir atau diisi penuh. Biasanya gambar itu hanya dibuat garis tepinya saja.
Garis tepi inilah nanti yang akan ditutup lilin dengan cara dicanting.

3. Nyanting / Nglowong – Banyak yang masih bingung, nyanting tuh gimana sih? Untuk apa? Jadi gini,
tadikan dalam proses menyorek, gambarnya udah digambar dikertas, terus diulang lagi dikain mori. Atau ya
langsung diatas kain mori tanpa gambar dikertas dulu.

Nah setelah motifnya udah digambar diatas kain, malam atau biasa dikenal dengan lilin, dibubuhkan persis
pada gambar tadi.
Ini adalah proses mencanting batik.

Gunanya apa dicanting? Ini berhubungan sama proses selanjutnya. Yaitu proses pewarnaan kain.

Karena kain putih ini akan diberikan warna dasar (misalnya hitam), maka bagian-bagian gambar motif yang
tidak ingin diwarnai hitam harus dilapisi. Biar mereka tetap putih saat lilin nya dilepas. Agar bagian yang
dilapisi lilin bisa diwarnai dengan warna lain nanti.

Proses nyanting ini berlangsung dua kali pada umumnya. Bagian depan yang pertama, lalu bagian belakang
kain juga ikut dicanting. Ini dilakukan agar motif yang sudah digambar pensil pada bagian depan, tidak ikut
diwarnai warna dasar pada bagian belakang. Karena bisa tembus.

4. Nembok – Begitu juga dengan bagian-bagian lain yang tidak digambar dengan pensil, tapi ingin diberi
warna lain. Bagian ini harus ditembok dengan malam. Biar bagian tersebut tidak berwarna sama dengan
warna dasar.

Batik sedang ditembok, agar bagian yang ditembok bisa diwarnai dengan warna lain.

Proses ini dilakukan sehingga nanti bagian batik yang ditembok bisa diwarnai dengan warna lain. Biasanya
canting yang digunakan untuk nembok adalah canting dengan lubang yang lebih besar, sehingga pengerjaan
menembok ini bisa lebih cepat selesai.
5. Nyelup / Medel – Ini adalah proses pewarnaan kain batik. Yang dimaksud mewarnai disini adalah
memberikan warna dasar kepada kain. Setiap daerah memiliki proses pencelupan sendiri-sendiri. Bahkan
setiap pembatik di suatu daerah yang sama bisa memiliki proses pencelupan yang berbeda.

Batik yang dicelup kedalam pewarna batik.

Disini akan saya bahas cara pencelupan yang umum digunakan. Tadikan semua bagian kain yang tidak ingin
diwarnai sama dengan warna dasar, sudah dicanting dan ditembok. Nah, sekarang adalah tahap pewarnaan
warna dasar kain.

Kain mori ini akan dicelupkan ke sebuah wadah besar yang berisi pewarna (misal warna hitam). Pencelupan
ini akan dilakukan berulang-ulang sampai warna hitam yang diinginkan sesuai dengan keinginan si pembatik.

Biasanya warnanya dimulai dengan warna muda, kalau hitam mungkin dari warna biru atau abu-abu terlebih
dahulu. Untuk menghindari hitamnya terlalu tua. Setelah dicelup berkali-kali, maka warna hitam akan
diperoleh.

Kalau sejak awal menggunakan warna hitam, takutnya hitamnya terlalu gelap padahal yang diperlukan
adalah hitam yang lebih terang.

Setelah pencelupan ini selesai, berarti warna dasar kain yang diinginkan sudah diperoleh. Maka langkah
selanjutnya adalah mengeringkan kain dengan cara dijemur dengan diangin-anginkan saja.

6. Ngerok / Nglorod – Proses meluruhkan lilin malam dari kain Mori. Bagian yang akan diwarnai beda
dengan warna dasar (hitam), sekarangkan mau diwarnai. Misalnya motifnya mau diwarnai warna merah.
Maka sebelum diwarnai ada yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu proses nglorod atau ngerok.
Batiknya direbus biar lilin malam luruh.

Lilin yang tadi dibubuhkan diatas motif sekarang dikerok dengan alat kerok, atau diluruhkan dengan cara
direbus. Proses ini disebut nglorod. Intinya prosesnya dibalik, gantian yang satu ditutup yang satu dibuka
untuk diwarnai. Caranya tinggal merebus batik di air mendidih.

7. Nembok Bagian Kedua – Nah sebelum proses selanjutnya (nyelup kedua) dilakukan, bagian batik
dengan warna dasar harus ditembok agar tidak berubah warnanya.

8. Nyelup / Medel Bagian Kedua – Kalau sudah selesai ngerok dan nembok, kemudian kembali lagi
nyelup. Tapi sekarang dengan warna merah. Hingga motifnya berwarna merah sesuai keinginan.

Nyelup warna kedua, sehingga setelah proses ini selesai sudah ada dua warna pada batik.

Cara lain yang bisa digunakan adalah nyolet. Nyolet ini berarti untuk mewarnai motif dengan warna merah,
tidak perlu dilakukan pencelupan kedua. Cukup dengan membentangkan kain lalu mewarnai motif
menggunakan kuas. Banyak batik cetak yang setelah dicetak, lalu dicolet. Biar menyerupai batik tulis.

Notes: Anggap saja ada warna A, B, C, D yang ingin diwarnai pada kain. Maka saat pencelupan warna A,
warna-warna lain seperti B, C, D harus ditembok atau dicanting (tergantung dia motif atau warna dasar
kedua). Setelah itu saat pencelupan warna B, maka warna A, C, D harus ditembok atau dicanting. Begitu
seterusnya sampai semua warna sudah masuk pada kain.
9. Ngerok / Nglorod Kedua – Setelah semua warna yang diinginkan sudah terlukis pada kain, maka
proses selanjutnya adalah nglorod lagi. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan semua malam atau lilin
yang tersisa pada kain. Caranya adalah dengan merebus kain di dalam air mendidih.

Setelah nyelup, kembali lagi nglorod biar lilin pada luluh.

Setelah proses nglorod ini selesai, maka selanjutnya kain harus dijemur sampai kering. Batik buatan
andapun siap dijahit, atau langsung digunakan. Namun anda harus ingat, pada contoh ini proses pewarnaan
hanya dua kali, pada aslinya, bisa 3, 4 sampai 5 kali tergantung berapa banyak warna yang ada pada batik
itu.

Itulah tadi cara-cara pembuatan batik, sekarang pengertian batik anda sudah jauh lebih tinggi. Anda sudah
tau asal muasal batik, sejarah singkatnya dan cara pembuatan batik tulis. Nah, sekarang mari kita lanjut ke
bab selanjutnya tentang jenis-jenis batik.

Jenis-Jenis Batik Berdasarkan Cara Pembuatan (back to top)

Bagaimana anda menilai sehelai batik? Apakah yang anda jadikan sebuah patokan untuk memilih batik yang
tepat untuk acara-acara anda baik itu formal, kasual, dan bahkan spesial? Apakah asal usul daerah batik
tersebut?

Tampaknya orang sudah bersepakat kalau motif adalah sebuah duduk masalah yang subyektif. Selera
masing-masing Bung!

Alat-alat yang digunakan untuk membuat batik berdasarkan cara pembuatan batik.
Ternyata banyak dari kita menilai batik berdasarkan metode produksinya. Implikasi dari pemilihan metode
produksi itupun sangatlah banyak. Dari segi harga dan kualitas misalnya.

Jika diteliti lebih jauh, metode produksi batik adalah penentu kepribadian dari batik tersebut. Hal itulah yang
akan kita kaji di artikel ini, yakni jenis jenis batik berdasarkan cara pembuatannya.

Batik tulis sedang dibuat.

Supaya lebih seru, mari ambil beberapa batik di lemari kita, sambil kita kroscek batik-batik yang kita miliki.
Hehehe…

Macam-macam metode pembuatan batik adalah tulis, cap, cetak, print dan lukis. Hanya dengan mendengar
namanya saja, pasti anda sudah memiliki bayangan tentang bagaimana cara produksi batik dengan metode-
metode tersebut. Mari kita mulai dengan yang paling orisinil, yakni batik tulis.

Batik Tulis

Batik tulis merupakan batik dengan nilai seni yang paling tinggi. Kenapa begitu? Karena pada intinya tidak
ada satupun batik tulis di dunia ini yang persis sama. Mungkin serupa, tapi tidak mungkin sama.

Ini disebabkan tingkat buatan tangan yang sangat tinggi. Batik ini 100% dibuat menggunakan canting.
Bahkan bila ada motif berulang, maka motif ini digambar berulang-ulang menggunakan tangan. Sehingga
memerlukan konsentrasi yang tinggi untuk membuatnya dengan rapi.

Namun serapi-rapinya, pasti akan ada kesalahan-kesalahan yang terjadi saat penggambaran. Kesalahan
inilah yang dianggap berseni. Kesalahan ini tidak akan terjadi kedua kalinya pada pembuatan batik
selanjutnya, setiap batik memiliki “cacat” yang berbeda.

Justru karena kesalahan inilah batik tulis dianggap nyeni. Karena setiap kesalahan itu eksklusif untuk setiap
batik, memerlukan konsentrasi yang tinggi untuk mencanting bolak balik, dan waktu yang tidak sebentar
untuk membuatnya. Inilah ciri khas batik tulis, tidak sempurna namun bernilai tinggi.
Batik tulis sedang dibuat oleh ibu-ibu.

Pembuatan batik tulis bisa memakan waktu selama 2 minggu sampai 2 tahun lho! Harganya juga tidak main-
main. Dipasaran yang termurah ditemui seharga 600.000 IDR, dan yang termahal bisa sampai ratusan juta.

Kalau memang anda butuh atau suka dengan batik yang eksklusif dan berkelas, saya sarankan anda beli
batik tulis. Batik jenis terbaik di dunia.

Batik Cap

Pernahkan anda lihat cap yang digunakan untuk membuat batik? Udah atau belum silahkan anda lihat
gambar dibawah ya. Cap inilah yang digunakan untuk membuat motif-motif batik yang banyak beredar di
pasaran. Sangat tradisional, namun disisi lain sangat artistik.

Macam-macam cap untuk batik.

Pada abad 19, permintaan batik dipasaran meluap tajam. Produsen batik mencari-cari cara untuk memenuhi
luapan permintaan tersebut sehingga bisa memproduksi batik dengan lebih cepat dengan jumlah banyak.
Sehingga terciptalah metode cap ini, dimana lempengan besi atau tembaga yang bermotif digunakan untuk
membubuhkan malam atau lilin diatas permukaan kain Mori. Nah, lempengan ini akhirnya sampai sekarang
disebut dengan cap, sehingga jadilah nama batik cap.

Batik yang sedang di cap.

Biasanya yang namanya batik cap itu motifnya berulang ulang, dan tidak rumit. Walaupun tidak rumit, batik
cap masih dianggap batik yang kualitasnya sangat baik. Batik cap masih menggunakan malam dalam proses
pembuatannya, sehingga masih dianggap sebagai batik yang authentik.

Harga batik cap pada umumnya juga tidak terlalu mahal, biasanya harganya dibawah 300.000 IDR. Batik cap
merupakan bukti perkembangan budaya batik di Indonesia, karena metode ini tercipta atas meningkatnya
peminat batik pada abad 19 silam.

Batik Cetak Sablon

Batik cetak ini kualitasnya dibawah batik cap. Perlu diketahui bahwa batik cetak berbeda dengan batik
printing. Pada metode cetak sablon, sebenarnya yang mengerjakan batiknya tetap manusia. Bukan mesin.

Namun orang-orang suka bingung dan tertukar antara batik cetak sablon dan batik print. Sebenarnya batik
cetak ini lebih mirip dengan batik cap. Karena prosesnya menggunakan cetakan besar bernama plangkan
dan rakel. Yaitu alat yang biasa digunakan untuk sablon kaos. Namun proses pengerjaanya lebih mudah, dan
tidak menggunakan malam.

Orang lagi nyetak sablon kain batik panjang.


Pembuatan batik dengan metode ini menghasilkan batik dengan sangat cepat. Namun karena lilin malam
tidak lagi digunakan dan tingkat kerumitan yang rendah, batik ini memiliki nilai yang jauh dibawah batik cap
dan batik tulis. Karena jauh lebih mudah membuatnya. Prosesnya juga biasa disebut sablon.

Menghasilkan batik dengan singkat serta dengan harga yang sangat murah, inilah kenapa banyak sekali
produsen jadi peminat batik cetak. Dalam sehari, bisa menghasilkan ratusan bahkan ribuan batik. Banyak
juga pengrajin yang lebih fokus kepada batik cetak karena batik ini dapat meningkatkan omset berkali kali
lipat.

Batik yang dicetak dengan cara disablon.

Kalau dilihat dari rapih atau tidaknya, justru metode ini menghasilkan batik yang sangat rapi detailnya.
Namun karena tidak ada penggunaan malam serta tidak ada eksklusivitas pada batik ini, maka batik ini
dianggap bermutu rendah.

Batik Print Mesin

Jenis batik yang akan dibahas sekarang adalah batik print. Lagi-lagi untuk meningkatkan efisiensi, batik pun
diproduksi dengan mesin print tekstil. Pendapat masyarakat pun beragam mengenai inovasi ini.

Sebagian besar orang menganggap batik print tidaklah mewarisi tingkat kerajinan dari jenis-jenis batik
sebelumnya, bahkan banyak yang menjuluki batik ini adalah batik imitasi.

Mesin batik print.


Ini disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya adalah pola-pola dibuat dengan bantuan otomasi mesin.
Ya, ternyata banyak batik yang beredar di pasaran memang sudah tidak ada campur tangan manusianya
ketika dibuat, kecuali pencet-pencet tombol.

Lalu yang menjadi masalah utama adalah adanya produsen-produsen asing yang turun memproduksi batik
dengan mesin printing.

Contoh yang banyak beredar di pasaran adalah kain batik printing dari negeri Tiongkok. Yang mana
harganya sangat murah, namun secara langsung mengancam eksistensi batik Indonesia.

Mesin batik print yang banyak dikecam oleh pecinta batik Indonesia.

Batik print biasanya di banderol dengan harga dibawah 80.000 IDR kainnya saja. Apabila sudah jadi baju,
mungkin bisa sampai 120.000 IDR. Memang sangat murah, dan banyak digemari oleh kalangan ekonomi
kelas menengah kebawah. Ya masalahnya memang batik ini sangat terjangkau dan banyak ada dipasaran.

Batik Lukis

Batik tipe ini tidak dibuat menggunakan lilin atau malam. Sehingga canting juga tidak digunakan. Batik lukis
ini dilukis menggunakan kuas. Seperti lukisan pada sebuah kanvas. Sehingga merupakan karya seni
tersendiri.
Batik lukis juga merupakan karya seni yang indah.

Tapi jangan salah, nilai seni pada batik jenis ini juga sangat tinggi. Meskipun saya sendiri ragu apakah bisa
disebut batik, hehehe…

Batik jenis ini dibuat dengan melukiskan motif diatas kain mori menggunakan kuas dan cat minyak. Seperti
melukis biasalah.

Nah batik jenis ini memang jarang ditemukan, meskipun begitu, harganya biasanya cukup mahal. Batik jenis
ini dibanderol dengan harga 300.000 IDR yang lukisannya tidak banyak, hingga 1.000.000 IDR keatas untuk
yang rumit dan berwarna-warni. Ya karena memang ini adalah karya seni.

Batik sedang dilukis.

Untuk membuat batik ini, si pelukis harus berkali-kali menyelupkan kuasnya pada cairan pewarna diatas
kompor, ada juga yang langsung saja melukis diatas kain. Ciri-ciri batik ini adalah warnanya yang mencolok,
serta serat-serat kuasnya yang kerap terlihat pada lukisan.

Kalau dilihat dari motifnya juga anda tidak akan keliru, karena motif yang dibuat itu tidak seperti batik pada
umumnya. Lebih mirip lukisan. Batik ini tidak lekang oleh paham-paham batik pada umumnya, lebih bebas
dan kontemporer.

Sedikit Pendapat Tentang Metode Pembuatan Batik (back to top)

Teknik membuat batik yang bervariasi memiliki tingkat kesulitan tertentu, yang ujungnya akan berimbas ke
biaya, dan tentu saja ke sisi eksklusivitas batik tersebut, tidak bisa dipungkiri.

Tapi bukan berarti artikel yang membahas "perbedaan" ini bermaksud mengalienasi salah satu jenis batik.
Terlalu banyak artikel yang dibuat dengan intensi "jauhi batik selain batik tulis". Bukan ini yang kami coba
sampaikan.

Cara berpikir seperti itu saya rasa sudah tidak pada jamannya Bung. Malah bagus, kita sekarang punya opsi
batik yang bisa dipakai untuk kondangan, kerja, bahkan nongkrong. Dengan harga yang juga variatif untuk
berbagai kelas ekonomi yang sangat bervariasi.
Mesin yang menciptakan batik pabrikan.

Dengan porsi-porsi tersebut, tentu akan selalu ada ruang di pasaran untuk setiap jenis batik.

Tinggal kita sebagai konsumen maupun produsen harus berkomitmen dalam menjaga kualitas batik yang
beredar, apapun metode produksinya.

Yang harus dicegah adalah membudayakan batik-batik Indonesia buatan asing, yang dijual dengan harga
murah. Inilah yang harus kita cegah dan jauhi.

Batik yang terancam oleh batik printing asing. Dikutip dari http://bit.ly/2shoifs.
Ketika anda ingin membeli jangan lupa selalu bertanya "Buatan mana ini batik? apakah buatan dalam
negeri?" pertanyaan ini sangat relevan mengetahui terancamnya batik karya Indonesia oleh antek asing.

Cara Membedakan Batik Tulis, Cap & Print Ketika Membeli (back to top)

Sulit sekali bagi kebanyakan orang untuk membedakan yang mana yang batik tulis, cap, cetak dan print.
Karena untuk mata kebanyakan orang, mereka terlihat sangat serupa. Hampir tidak ada bedanya.

Tapi percaya deh sama saya, mereka berbeda. Semoga tips dibawah bisa membantu anda ya. Kalau bisa
sebelum membeli batik, anda praktekan semua tips tips ini, atau minimal beberapa biar lebih yakin. Kenapa?

Karena tidak semua penjual itu jujur, bahkan kami cukup sering menemukan beberapa penjual yang tidak
tau barang dagangan mereka itu batik tulis atau cetak.

Mereka dengan pedenya bilang kalau itu tulis. Awas Bung! Kadang-kadang mereka suka mirip. Batik cetak
itu, banyak yang setelah dicetak lalu dicolet dengan kuas, sehingga sangat mirip batik tulis. Lakukan
langkah-langkah dibawah untuk menghindari ini.

1. Perbedaan Harga – Batik tulis itu yang paling mahal, yang kedua termahal adalah batik cap, yang
terakhir adalah batik printing & cetak.

Jadi sangat bijaksana apabila pertama kali anda melihat batik yang anda suka, anda sudah bisa
mengkategorikan batik tersebut termasuk batik apa, hanya dari harganya.

Batik di toko.

Batik tulis itu pada umumnya berharga diatas 250.000 IDR keatas. Batik tulispun ada yang murah ada yang
mahal. Jangan dikira mentang-mentang batik tulis semuanya mahal ya, hehehe…

Batik tulis yang murah, biasanya harganya mulai dari 250.000 IDR. Motifnya tidak rapat-rapat, tapi jarang-
jarang. Beberapa daerah yang menjual batik tulis dengan harga murah (dan kualitas bagus) adalah Lasem
dan Cirebon. Walaupun daerah ini tentunya juga punya batik tulis yang mahal, hingga puluhan juta.
Sedangkan batik tulis Solo dan Pekalongan pada umumnya mahal, pasti diatas 500.000 IDR. Pada umumnya
batik tulis yang tergolong kelas atas dibanderol dengan harga diatas 500.000 IDR. Motifnya juga rumit
sekali, dan sangat indah.

Harga batik online.

Selanjutnya batik cap, batik cap ini kisaran harganya adalah dibawah 250.000 IDR. Karena pembuatannya
yang mudah, jauh lebih mudah dan cepat dibandingkan batik tulis sehingga harganya juga bisa lebih murah.
Batik cap yang paling murah yang pernah kami temui dihargai 75.000 IDR, kainnya lho ya. Belum jadi
pakaian.

Sedangkan batik printing dan cetak, mereka berdua ini harganya sama. Harganya dibawah 70.000 IDR.
Kalau sudah diatas itu, berarti anda harus menawar sampai dapat di harga 50.000 IDR Bung. Maksud saya
disini juga cuma kainnya saja ya.

Harga batik ditoko.

Oke, sudah cukup jelas ya untuk range harga?


Anda harus benar-benar teliti disini. Seringkali kami menemukan seorang penjual batik mengklaim bahwa
batik yang dia jual adalah batik tulis dan dihargai 600.000 IDR sepotong.

Padahal kami punya kain batik tersebut digudang kami, sama persis. Kami tahu persis bahwa batik tersebut
adalah batik kombinasi cetak dan cap yang harganya tidak sampai 200.000 IDR.

2. Cium Baunya – Bau malam merupakan suatu bau yang khas. Biasanya kalau batik tulis atau cap, bau
malam ini masih melekat dengan santer pas dijual. Bau malam itu seperti apa ya, mungkin yang mirip
adalah bau minyak tanah.

Jadi coba anda ambil kain tersebut, dan cium baunya. Kalau memang bau malamnya masih ada, berarti batik
tersebut adalah batik tulis atau cap.

Batik print tidak menggunakan malam sama sekali, jadi anda tidak akan keliru. Kecuali batik print itu
ditumpuk bersama dengan batik tulis dalam waktu yang lama. Maka teknik ini tidak jadi terlalu akurat.
Makanya jangan hanya menggunakan satu teknik untuk memastikannya.

Batik tulis yang sudah dicuci berulang-ulang juga tidak akan mengeluarkan bau malam, karena semua
malamnya sudah luntur dicuci. Jadi sulit untuk memastikan hanya dengan menggunakan teknik ini. Namun
anda tetap harus coba, lalu silahkan anda lanjut ke metode berikutnya.

3. Perhatikan Motif-Motifnya – Anda bisa perhatikan secara seksama Bung. Apabila batik itu rada-rada
berantakan, beleber, maka batik itu kemungkinan besar adalah tulis atau cap. Biasanya cap lebih rapih dari
batik tulis, namun tidak jarang batik cap juga ada bagian-bagian yang tidak sempurna.

Yang lebih berantakan adalah batik tulis, karena dilukis dengan tangan.

Batik tulis itu tidak akan pernah rapi, anda harus temukan dimana cacatnya. Motifnya pada satu kain hampir
tidak pernah sama persis, pasti ada perbedaannya. Perhatikan bagian lekukan, ukuran masing-masing motif,
atau bekas malam yang luber.
Kalau batik cap, biasanya lebih rapih. Motifnya cenderung berulang-ulang, dan kemungkinan besar sama.
Tentunya karena menggunakan malam, bisa jadi ada yang luber.

Sedangkan batik print dan cetak, kerapihannya mendekati sempurna, bahkan seringkali sempurna. Kalaupun
ada cacat, itu adalah kecacatan yang disengaja, dan bentuknya juga masih terlihat sempurna.

Kalau batik lukis, anda tinggal lihat pada motifnya. Apakah ada serat-serat kuasnya? Apakah motif dan
gambarnya menyerupai lukisan diatas kanvas?

4. Bedakan Bagian Depan dan Belakang – Lebarkan kain anda, dan lihat bagian depan dan belakangnya.
Hanya batik tulis dan batik cap yang memiliki motif dengan warna yang sama persis di bagian depan dan
belakang kainnya. Batik print dan cetak tidak seperti itu.

Pada batik print dan cetak, dibagian belakang kain terlihat memutih dan pudar. Dari sini seringkali anda akan
tau bahwa batik ini adalah batik print atau cetak. Ingat ya, warna pudar di bagian belakang berarti dibuat
dengan cara print atau cetak. Ini akan sangat membantu anda.

5. Tekstur – Pada kebanyakan batik tulis, terutama dari Solo dan Yogyakarta, masih banyak tersisa bekas
lilin malam yang belum bersih. Serpihan-serpihan ini tidak ada pada batik print dan cetak.

Seringkali pada batik tulis juga terdapat tekstur pewarna yang tidak merata, sehingga dapat diraba dan
dirasakan tekstur yang berlebih.

6. Inisial – Anda bisa coba cari inisial pada kain batik tersebut. Pada kain batik tulis, tidak jarang ditemukan
inisial sang pembuat. Justru karena batik tulis adalah sebuah kesenian dengan nilai tinggi, sang pembuat
ingin mencantumkan namanya pada karya ciptaannya.

Tidak ada batik selain batik tulis yang diberikan inisial, mungkin dalam kasus tertentu batik lukis juga
diberikan inisial. Namun membedakan batik lukis dan tulis sangat mudah. Tinggal melihat warnanya
mencolok atau tidak dan cium apakah ada bau lilin malam. Batik lain seperti cap, printing dan sablon tidak
akan diberikan inisial pembuatnya.

Macam Jenis Motif Batik, Makna dan Daerah Asalnya (back to top)

Beberapa motif disini pasti ada sudah pernah lihat, tapi tidak apa-apa. Akan saya bahas sekaligus dengan
maknanya, agar anda lebih familiar ketika nanti bertemu dengan orang yang menggunakan batik dengan
motif seperti ini. Sekaligus anda akan mengetahui makna dari batik yang anda pakai.

Secara garis besar ada 3 jenis motif batik. Motif klasik, pesisir dan kontemporer. Dimana ketiga jenis ini
terbagi lagi berdasarkan daerah asalnya, maknanya dan gambarnya.

Batik Klasik
Batik tradisional memiliki makna yang filosofis yang berasal dari kepercayaan para pembuatnya, yaitu
masyarakat Jawa. Batik seperti ini memiliki keindahan secara visual dan secara filosofi. Umumnya batik ini
mengandung warna-warna gelap yang memancarkan wibawa dan keseriusan.

Kumpulan motif klasik, umumnya didominasi warna cokelat.

Keindahan visual adalah rasa haru, rasa terpukau yang datang dari panca indera pengelihatan manusia.
Yang mana datangnya dari harmoni perpaduan berbagai warna dan sususan berbagai bentuk.

Sedangkan keindahan filosofi adalah pemahaman akan pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui
torehan-torehan pada sebuah karya. Yang membentuk suatu arti atau lambang sesuai dengan pemahaman
dan harapan pembuatnya.

Daerah yang menghasilkan batik klasik adalah Solo, Yogyakarta, Sragen dan Semarang. Berikut adalah
motif-motif yang berasal dari beberapa daerah tersebut.

Batik Sido Luhur

Sido dalam bahasa Jawa artinya “telah terlaksana” atau “jadi”. Sehingga arti kasarnya adalah menjadi luhur.
Ini mencerminkan sebuah harapan bahwa pemakainya dapat mencapai kehidupan yang luhur, terhormat dan
bermartabat. Serta selalu sehat secara jasmani dan Rohani

Batik Sido Luhur

Batik Sido Mukti


Motif batik ini sering digunakan pada acara pernikahan. Makna filosofis di dalamnya adalah kemakmuran,
serta harapan agar seseorang dapat mencapai kebahagian lahir dan batin.

Batik Sido Mulyo

Batik Sido Mulyo

Kalau tadi Sido Luhur itu artinya menjadi pribadi yang luhur, maka Sido Mulyo adalah batik yang
memberikan sebuah harapan agar seseorang mencapai kemuliaan. Karena artinya adalah menjadi mulia.

Namun dibalik itu, batik ini sebenarnya dimaksudkan agar seseorang mencapai harapan akan kemakmuran
serta perlindungan. Batik ini juga kerap digunakan dalam banyak pernikahan, dengan harapan kelak
keluarga baru ini akan menjadi keluarga yang sukses dan mendapatkan kemuliaan. Berat sekali maknanya
Bung!

Batik Sido Mulyo

Batik Cuwiri

Batik ini kerap digunakan untuk memperingati usia bayi dalam kandungan yang sudah mencapai 7 bulan
(Mitoni). Cuwiri itu artinya kecil-kecil. Filosofi di dalamnya adalah harapan agar sejak kecil seseorang sudah
memiliki nilai-nilai kebaikan, sehingga dihormati oleh masyarakat.
Batik Cuwiri

Batik Kawung

Mungkin anda tidak tau apa itu buah Kawung. Kalau kolang-kaling tau? Inilah asal muasal batik ini menurut
beberapa sumber. Ada juga yang berpendapat bahwa batik ini terinspirasi dari binatang Kwangwung atau
yang biasa disebut dengan kumbang tanduk.

Batik Kawung

Makna batik ini adalah sebuah penggambaran hati yang bersih. Bahwa itikad dari hati yang bersih itu
merupakan sebuah ketetapan hati yang tidak perlu diketahui oleh orang lain.

Makna yang berasal dari filosofi buah Kawung, yang memiliki buah berwarna putih bening didalamnya. Kalau
mau tau lebih detail silahkan cek artikel kami tentang batik Kawung.

Batik Tambal

Konon kisahnya, batik ini dapat memberikan kesembuhan bagi orang yang sedang sakit. Filosofi batik ini
adalah harapan agar seseorang yang sedang sakit segera sehat, dan kerusakan pada dirinya dapat segera
diperbaiki.

Maknanya juga berarti seseorang yang selalu memperbaiki diri sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik
lahir dan batin.
Batik Tambal

Batik Truntum

Batik ini juga merupakan sebuah batik yang kerap digunakan pada acara pernikahan. Namun batik ini tidak
digunakan oleh mempelai, melainkan dipakai oleh orang tua kedua calon pengantin. Kenapa kira-kira?

Karena truntum sendiri artinya adalah menuntun. Sehingga diharapkan orang tua kedua calon pengantin
dapat memberikan tuntunan yang baik kepada kedua mempelai dalam menjalani lembaran hidup baru
keluarganya.

Batik Truntum

Batik Parang

Parang itu berasal dari kata pereng, yang berarti lereng. Saya sendiri selama ini mencoba mencari mana sih
bentuk parangnya? Ternyata yang dimaksud bukan senjata parang. Pereng menggambarkan garis menurun
dari tinggi ke rendah secara diagonal.
Batik ini memiliki pola seperti huruf S yang berkesinambungan. Motif ini terinspirasi dari karang yang kokoh
diterpa ombak, melambangkan semangat yang tidak pernah padam. Motif ini juga melambangkan
kekuasaan.

Batik Parang

Jaman dulu, motif batik Parang tidak boleh digunakan oleh sembarang orang. Hanya para anggota kerajaan
dan kerabat yang boleh memakainya. Besar dan kecilnya motif parang menandakan kedudukan sosial
pemakainya di dalam lingkungan kerajaan. Keren banget ya?

Kalau anda lihat, batik parang milik Sir Thomas Stamford Raffles itu bermotif Parang dengan ukuran besar-
besar. Wah, berarti Mas Raffles sudah merupakan orang terpandang di lingkungan kerajaan Jawa saat itu.

Jenis batik Parang ada beberapa. Ada Parang Rusak, Parang Barong, Parang Kusumo dan lain-lain.
Tergantung dari daerah asalnya.

Batik Grompol

Grompol dalam bahasa Jawa bisa bermaksud berkumpul atau menjadi satu. Seperti Gerombol. Filosofi dibalik
motif batik ini adalah harapan orang tua terhadap anaknya, dimana semua hal yang baik dapat berkumpul.
Seperti kebahagiaan, rejeki, kerukunan dan ketentraman.

Batik Grompol
Apabila digunakan pada sebuah pernikahan, maka batik Grompol ini melambangkan harapan agar keluarga
yang baru terbentuk dapat selalu terus bersama dan bersatu. Selalu mengingat keluarga asal mereka
kemanapun mereka pergi.

Batik Pesisir

Batik Pesisir berbeda dengan batik klasik. Batik jenis ini lebih bebas dari segi motif, tidak kaku. Dari segi
warna, batik Pesisir lebih warna-warni dari batik klasik. Melambangkan kemandirian dan jiwa yang penuh
dengan kebebasan. Hal ini disampaikan dalam bentuk motif dan warnanya.

Warna dan gambar yang ditorehkan pada batik pesisir lebih cerah, lebih mencolok, lebih berani dibanding
batik klasik. Berikut adalah beberapa contoh batik pesisir.

Batik Lasem

Batik ini sering disebut-sebut sebagai batik encim. Memang di Lasem banyak sekali penduduk orang
Tionghoa. Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Tempat ini berbatasan
dengan Laut Jawa Utara.

Batik Lasem

Lasem dikenal dengan sebutan “Tiongkok kecil” karena merupakan sebuah kota awal pendaratan orang
Tionghoa di tanah Jawa.

Konon katanya, warna merah pada batik Lasem tidak dapat ditiru oleh pengrajin batik dari daerah lain.
Karena disana menggunakan olahan kulit mengkudu yang dicampur dengan kayu untuk menghasilkan warna
merahnya.

Dulu, batik Lasem hanya digunakan oleh wanita keturunan Tionghoa yang sudah berusia lanjut. Pengaruh
bangsa Cina sangat kental terasa pada batik Lasem, dari warna merah, sampai gambar Naga, Phoenix dan
huruf-huruf Cina. Sungguh indah sekali batik Lasem ini.
Batik Cirebon

Ciri khas batik dari Cirebon adalah motif Megamendung, atau bisa juga disebut awan-awanan. Motif
Megamendung adalah hasil akulturasi budaya Tiongkok yang dikembangkan seniman batik Cirebon sesuai
dengan selera masyarakat Cirebon yang mayoritas beragama Islam.

Batik Megamendung

Batik Cirebon mulai berkembang ketika pelabuhan Muara Jati menjadi tempat persinggahan para pedagang
yang berasal dari Tiongkok, Arab, Persia dan India. Pernikahan antara Sunan Gunung Jati dengan putri Ong
Tien merupakan peristiwa yang mengawali akulturasi budaya Tiongkok dan budaya Jawa Keraton.

Dulu sekali, motif megamendung ini hanya digunakan oleh anggota Keraton saja. Sekarang sampai
karyawan sampai anak sekolahpun boleh pakai.

Batik Belanda & Eropa

Para penjajah Belanda memiliki pengaruh yang kuat pada motif batik pesisir. Contohnya adalah motif batik
Little Red Riding Hood yang mana motif ini menggambarkan cerita folklor dari Perancis, dan pada masa itu
disukai oleh para penajajah Belanda. Batik ini populer pada tahun 1840 – 1940 di Indonesia.

Batik Red Riding Hood


Ternyata orang Eropa itu suka sekali lho dengan batik. Sir Thomas Stamford Raffles yang berasal dari Inggris
tertarik sekali dengan budaya batik sampai-sampai ia mengirimkan banyak sekali kain batik ke Inggris untuk
dibuat secara massal.

Namun istilah batik Belanda sendiri terlahir karena seorang wanita yang bernama Carolina Josephina
Franqemont, seorang perempuan keturunan Indonesia dan Belanda. Desain khasnya yang disukai oleh
masyarakat Eropa umumnya bermotif karangan bunga dan dongeng Eropa.

Batik Pekalongan

Merupakan batik yang sangat kaya akan warna. Pekalongan adalah kota batik di Indonesia, bahkan mereka
memiliki museum batiknya sendiri. Banyak sekali pengrajin batik yang bermukim di kota Pekalongan, hingga
ke pinggiran kota.

Bahkan, setiap kampung di Pekalongan memiliki ciri khasnya sendiri yang berbeda dengan kampung lain.
Padahal sama-sama Pekalongan.

Batik Pekalongan ini merupakan salah satu jenis batik dengan kualitas terbaik. Desain batik Pekalongan
terpengaruhi oleh beberapa kultur dan bangsa seiring dengan sejarah Indonesia, dari Tiongkok, Belanda dan
Jepang. Hal ini membuat batik Pekalongan sangat istimewa dan selalu berkembang sesuai jaman.

Salah satu batik yang sangat indah berasal dari Pekalongan, yaitu batik Hokokai. Pada saat penjajahan
Jepang lahirlah batik Hokokai, batik yang sangat indah gambar dan motifnya. Terdiri dari bunga-bunga dan
kupu-kupu. Sedangkan kainnya apabila dibentangkan, akan terbagi menjadi dua, yaitu motif pagi dan sore.
Kalau anda tertarik dengan batik Hokokai baca artikelnya yaa.

Batik Hokokai
Batik ini mengikuti selera penjajah Jepang pada saat itu. Dimana para pengrajin dipaksa membuat batik
sesuai selera orang Jepang tanpa dibayar. Karena banyaknya perampasan pada jaman itu, harga kain Mori
untuk membuat batik menjadi sangat mahal.

Sehingga dibuatlah sistem pagi dan sore, yang mana dalam sehari seorang perempuan bisa menggunakan
sehelai kain saja. Tidak perlu ganti-ganti. Karena bagian atas kain gambarnya lebih terang sehingga bisa
digunakan pagi hari, dan saat kain dibalik, motifnya cenderung lebih gelap sehingga bisa digunakan malam
hari. Sehingga lebih menghemat pengeluaran.

Batik Kontemporer

Batik jenis ini tidak lekang oleh motif-motif yang sudah ada. Disebut juga batik modern. Biasanya motif
kontemporer dibuat oleh brand-brand batik anak muda. Sehingga sumber inspirasinya tidak melulu melihat
dari masa lalu, atau yang sudah ada.

Inspirasi ini bahkan bisa datang dari budaya luar, atau kehidupan para pemuda jaman sekarang.
Pemoeda.co.id sendiri memiliki batik tipe "Signature" yang dibuat untuk kegiatan-kegiatan casual.

Motif kontemporer Pemoeda.co.id yang pada saat ini belum memiliki nama (12 Juni 2017).

Motif kontemporer cenderung memiliki warna-warna yang berani, atau desain yang tidak seperti batik pada
umumnya. Sehingga pada aplikasinya, batik jenis ini bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang non-
formil. Malah bisa aneh jika digunakan untuk acara yang formal.

Nah itulah tadi beberapa jenis motif batik yang ada di Indonesia. Tidak jarang pula, anda akan menemukan
batik yang dibuat tanpa nama dan tanpa ada cerita dibalik pembuatannya. Akan menjadi PR untuk anda
sendiri bagaimana anda menginterpretasikan lukisan-lukisan pada batik tersebut. Mari kita lanjut!

Brand-Brand Batik di Indonesia (back to top)

Kalau anda ingin membeli batik, tentunya banyak sekali pedagang-pedagang yang menjual secara online dan
offline. Untuk sekedar pengetahuan anda saja, berikut adalah beberapa brand batik Indonesia yang sudah
sangat terkenal sepanjang masa.
Danar Hadi

Danar Hadi didirikan oleh H. Santosa pada tahun 1967. Nama dagang Batik Danar Hadi diambil dari nama
istri, "Danar" dan nama bapak mertua, "Hadi". Bisnis batik ini dia rintis setelah beliau menikah dengan
Danarsih Hadipriyono, istrinya.

Toko Batik Danar Hadi

Sejak kecil, H. Santoso tinggal bersama dengan kakeknya RH Wongsodinomo yang merupakan pengusaha
batik, sehingga batik bukan merupakan hal yang baru bagi beliau. Meskipun begitu, beliau mengatakan
bahwa tidaklah mudah mendirikan usaha ini.

Saat menikah, beliau mendapat sumbangan pernikahan dari tamu berupa barang, misalnya jam dan tape
player. Yang akhirnya, barang-barang yang merupakan sumbangan itu dijual sebagai modal usaha. Tapi
berkat kegigihannya, merek dagang Danar Hadi menjadi salah satu merek batik terkenal di Indonesia.

Batik Keris

Batik Keris adalah sebuah perusahaan yang didirikan di kecamatan Cemani, Sukoharjo, Indonesia pada
tahun 1946 oleh Kasoem Tjokrosaputra. Awalnya usaha ini merupakan usaha batik rumahan dan usaha ini
terus berkembang hingga pada tahun 1970 mereka mendirikan pabrik printing.

Model Batik Keris

Kemudian mereka menjual produknya di pusat perbelanjaan yang sangat terkenal saat itu, Sarinah, di tahun
1972. Batik Keris sampai dengan saat ini sudah berkembang dari generasi ke generasi lebih dari 90 tahun.
Batik Keris juga berinovasi menciptakan produk – produk modern tanpa meninggalkan ciri khas Batik yang
unik. Kalau sekarang anda pergi ke mall-mall di Jakarta, hampir setiap saat anda akan menjumpai gerai
batik Keris ini.

Batik Semar

Batik Semar didirikan oleh keluarga Kasigit pada tahun 1947. Mulanya perusahaan Batik Semar
memproduksi batik dengan nama Batik Bodronoyo, yang tak lain adalah nama dari Semar itu sendiri.

Toko Batik Semar

Namun, karena nama Semar lebih dikenal di masyarakat umum, maka dipakailah nama tersebut pada tahun
1966. Pemilihan nama Batik Semar sendiri bukanlah tanpa alasan.

Semar merupakan sosok panutan dalam dunia Pewayangan, yang diakui sebagai Batara Ismaya, sekaligus
menjadi pengasuh keluarga Pandawa. Diluar itu, ternyata nama "Semar" merupakan sebuah singkatan,
kepanjangannya sendiri memiliki makna yang bagus seperti berikut.

S = Sarwi atau bersama-sama,

E = Ening atau Suci bersih,

M = Marsudi atau berusaha tanpa putus asa,

A = Ajuning atau perkembangan,

R = Rasa atau Seni

Filosofi dibalik nama “Semar” ini bagus sekali ya? Mungkin kalau dibentuk dalam sebuah kalimat menjadi
“Bersama-sama berusaha tanpa putus asa mengembangkan seni dengan hati yang suci.” Wah salut deh
sama batik Semar.

Iwan Tirta

Iwan Tirta adalah seorang perancang busana yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangannya yang
menggunakan unsur batik. Setamat menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, beliau
melanjutkan pendidikan S2 nya di Yale University, Amerika Serikat dan London School of Economics.
Batik Iwan Tirta saat fashion show.

Ketertarikannya pada batik dimulai ketika beliau menerima dana hibah dari John D. Rockefeller untuk
mempelajari tarian keraton Kasunanan Surakarta. Sejak saat itulah beliau mendedikasikan hidupnya untuk
menciptakan karya-karya batik dengan tingkat tinggi.

Sehingga batik rancangannya dipakai oleh para pemimpin dunia pada kesempatan pertemuan APEC di
Indonesia pada tahun 1994. Pada tahun 2003 PT. Irwan Tirta didirikan dengan ITPC (Irwan Tirta Private
Collection) yang menjadi merek dagangnya.

Batik Iwan Tirta motif "Kupu Sejoli", bagus sekali ya?

Sampai sekarang, telah lebih dari 10.000 design batik original yang telah dibuatnya. Bahkan kreasi beliau
telah dipublikasikan oleh majalah internasional, antara lain Vouge, Harper’s Bazaar, dan National
Geographic.

Batik Iwan Tirta bukanlah batik yang murah lho Bung! Sepotong kemeja bisa dihargai 7.000.000 IDR sampai
belasan juta! Tapi jangan salah, ternyata banyak sekali lho peminatnya.
Parang Kencana

Parang Kencana didirikan pada tahun 1992 oleh Mariana Sutandi. Setamat kuliah hukum di Universitas
Parahyangan, beliau bergabung di perusahaan milik suaminya di bidang logam. Karena gairahnya tinggi di
bidang bisnis batik, ia lantas membuat sebuah perusahaan batik yang diberi nama Parang Kencana.

Batik Parang Kencana on Fashion Show.

Parang Kencana berhasil menghadirkan ragam busana batik berpotongan simpel minimalis yang mampu
menjangkau selera pasar. Tidak terlihat imbuhan berlebihan yang membuat batik justru tampil tidak klasik
dan cantik.

Hasratnya di dunia bisnis dan cintanya pada batik ternyata telah membawa Parang Kencana berkembang
cukup pesat. Parang Kencana telah membuka 30 gerai di seluruh Indonesia.

Alleira Batik

Alleira batik didirikan oleh Lisa Kurniawaty Mihardja pada tahun 2005. Alleira diambil dari Bahasa inggris
“alluring” yang berarti memikat atau menarik hati. Berawal dari sembunyi-sembunyi dari suaminya, beliau
pun akhirnya menjadi pebisnis batik dengan pelanggan dari kalangan menengah ke atas.

Alleira on Fashion Show.


Dengan modal awal $3000, Alleira telah berkembang menjadi salah satu brand batik terkenal di Indonesia.
Alleira batik menjalin kerja sama dengan Annisa Pohan, seorang figur terkenal, untuk memasarkan merek
ini.

Desain yang ditawarkan oleh Alleira adalah klasik modern, dimana terdapat perpaduan antara motif klasik
dan desain yang modern. Tidak jarang terlihat Alleira juga menawarkan desain-desain motif yang sangat
modern.

Pemoeda.co.id (sudah bukan Merek Lokal Yang Menjual Batik, wkwkwk)

Pemoeda.co.id dibangun pada tahun 2016 dengan tujuan meningkatkan nasionalisme para pemuda
Indonesia, oleh anak-anak muda alumni Universitas Indonesia (UI), Bina Nusantara (Binus) dan Institut
Teknologi Bandung (ITB).

Instagram Pemoeda.co.id, follow ya di http://bit.ly/2rPtPIC

Memang pada saat artikel ini ditulis bahkan kami belum mulai berjualan. Namun visi kami adalah untuk
mempopulerkan batik di kalangan para pemuda Indonesia dan diseluruh dunia. Visi yang cukup besar untuk
kami. Karena kami melihat bahwa belum ada brand batik yang benar-benar bisa menembus pasar anak
muda.

Caranya adalah dengan membuat motif-motif batik yang sesuai dengan kegiatan-kegiatan anak muda.

Kegiatan-kegiatan seperti travelling, nongkrong, ke kampus, atau sekedar jalan-jalan di kota tidak selalu
cocok apabila menggunakan motif batik klasik atau pesisir. Mayoritas kegiatan para pemuda berbentuk non
formal.

Sehingga Pemoeda.co.id menawarkan produk-produk batik dengan desain casual yang dapat disejajarkan
dengan kemeja-kemeja buatan brand-brand asing yang sudah terkenal.

Kami berupaya untuk mengurangi market share brand asing di tanah air tercinta ini, dengan memasarkan
produk-produk lokal yang padahal potensinya sangat besar.
Batik Indonesia dan UNESCO (back to top)

Pada hari ini batik sudah dikenal oleh dunia. Batik ditetapkan oleh UNESCO (The United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan khas Indonesia pada sebuah konferensi di Abu Dhabi.

Dalam bahasa Inggris, batik ditetapkan sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity,
keren sekali memang Bung. Ini diumumkan oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 lampau, dimana hal
ini memicu rasa bangga warga Indonesia terhadap seni batik. Coba anda lihat artikelnya.

Artikel tentang batik yang diumumkan oleh UNESCO

Setelah hal ini diketahui khalayak ramai di Indonesia, penjualan batik meningkat berkali-kali lipat. Setiap
tanggal 2 Oktober, penjualan batik di Indonesia sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa batik merupakan
suatu seni yang sangat dihargai dan dibanggakan di Indonesia.

Anda bisa lihat, sekarang banyak sekali kantor yang mengajurkan karyawannya untuk menggunakan batik
pada hari Jumat. Seperti saya contohnya, setiap ke kantor menggunakan batik.

Kalau anda memang cinta Indonesia, anda harus bangga bahwa nenek moyang anda mewariskan batik.
Andapun harus mengerti banyak hal tentang batik, biar nanti kalau anda ditanya oleh orang luar, anda tidak
bingung. Nggak hanya sekedar jawab asal-asalan. Hehehe…

Baiklah Bung! Saya rasa sudah cukup kita bahas tentang dunia batik Indonesia. Semoga artikel ini dapat
menguatkan kecintaan anda kepada batik. Atau mungkin justru malah memupuk rasa nasionalisme anda
dengan sekedar menggunakan batik. Sukses bung. Salam Pemoeda!

Anda mungkin juga menyukai