Anda di halaman 1dari 6

NAMA: ELLYND DWI KURNIA

NIM: E1A017018

KELAS/SMT: A/V

A. Pengertian evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya
penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam
buku yang berjudul Essentials of Educational Evaluation , dikatakan bahwa “Evaluation
refer to the act or process to determining the value of something”, artinya “evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”. Sesuai
dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Menurut Benyamin S. Bloom
Evaluasi merupakan “Handbook on formative and summative evaluation of student
learning”, yang artinya Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk
dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan yang terjadi pada anak didik. Jadi, kita
sebagai guru harus yakin bahwa pendidikan dapat membawa perubahan pada diri siswa.
Sedangkan Evaluasi menurut Cross adalah “Evaluation is a process which determines the
extent to which objectives have been achieved”, yang artinya Evaluasi merupakan proses
yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini
menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang
mengukur derajat dari mana suatu tujuan dicapai. Dari ketiga pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Evaluasi adalah proses menentukan nilai suatu objek tertentu
berdasarkan suatu criteria tertentu, di mana objeknya adalah hasil belajar siswa dan
kriterianya adalah ukuran ( sedang, rendah, tingginya ).
Dalam UU. No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat
21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan. Dalam UU.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat
17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.
Dalam pengertian umum, evaluasi berarti penilaian terhadap segala sesuatu.
Mengutip pendapat Ahmad Tafsir, ada tiga istilah yang kadang-kadang diartikan sama
dalam peristilahan penilaian yaitu istilah test, measurement, dan evaluation. Dalam
bahasa Indonesia, dikenal istilah ujian. Dirjen Dikdasmen Depdiknas (2003 : 1) secara
eksplisit mengemukakan bahwa antara evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan
perbedaan. Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau
menentukan nilai sesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya.
Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya
dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat
dalam sistem yang bersangkutan, seperti guru menilai hasil belajar murid, atau
supervisor menilai guru, baik guru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi
bagian dari sistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih
luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk
mengevaluasi suatu program, baik pada level terbatas maupun pada level yang luas.
B. Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Pendidikan
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan
bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisalikan dengan keseluruhan proses
belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi atom diketahui apakah belajar
dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga
akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan
pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab
belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi
juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran.
Padahal dikehuinya hal tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam
mengadakan perbaikan belajar duo pembelajaran.
Evaluasi juga punya kedudukan yang tak terpisahkan dari belajar dan
pembelajaran secara keseluruhan, karena strategi belajar dan pembelajaran, proses belajar
dan pembelajaran menempatkan evaluasi sebagai salah satu langkahnya. Hampir semua
ahli prosedur sistem instruksional menempatkan evaluasi ini sebagai langkah-
langkahnya. Perhatikan pula langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli berikut, pasti kita akan tahu betapa tidak dapat terpisahkan evaluasi tersebut dengan
keseluruhan proses belajar dan pembelajaran.
C. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan
menjadi empat fungsi, yaitu:
1. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah
mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program belajar.
3. untuk keperluan bibingan dan konseling (BK).
4. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
 Secara lebih terperinci, Fungsi evaluasi adalah :
a. Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya,
sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan.
b. Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat
berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat dengan
segala karakteristiknya.
c. Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya masing-masing.
d. untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya,
apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang.
e. untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program
pendidikannya
f. untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik
dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan
tingkat/kelas
g. secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang
kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah,
guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri.
 Fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi itu sendiri, yaitu :
a. formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar
untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program
remedial bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi
yang dipelajari
b. sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan
kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar, serta dapat
meningkatkan motivasi belajar
c. diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik
(psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar
d. seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk
menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
 Fungsi Secara Umum
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses memiliki 3 macam
fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan
rencana, (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
 Fungsi Secara Khusus.
Secara khusus fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditilik dari 3
segi, yaitu : (1) segi psikologis, (2) segi didaktik, dan (3) segi administratif.
Secara psikologis kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat
disorot dari dua sisi, yaitu dari sisi peserta didik dan dari sisi pendidik. Bagi
peserta didik evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan
pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kepastian dan
status dirinya masing-nasing di tengah-tengah kelompok atau kelasnya. Bagi
pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati
kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah
dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis
memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-
langkah apa saja yang dipandang perlu, dilakukan selanjutnya. Bagi peserta
didik, secara didaktik evaluasi pendidikan (khususnya evaluasi hasil belajar)
akan dapat memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat memperbaiki
meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.
D. Peran Evaluasi dalam Pembelajaran
1. Pengembangan
Untuk pengembangan sutau program pendidikan, yang meliputi program studi,
kurikulum, program pembelajaran, desain belajar mengajar, yang pada hakikatnya
adalah pengembangan dalam bidang perencanaan.
2. Akreditasi
Evaluasi juga berfungsi untuk menetapkan kedudukan suatu program pembelajaran
berdasarkan ukuran/kriteria tertentu, sehingga suatu program dapat dipercaya,
diyakini dan dapat dilaksanakan terus, atau sebaliknya program itu harus
diperbaiki/disempurnakan.
E. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu Tjuan Umum dan tujuan khusus. L.
Pasaribu dan Simanjuntak, menegaskan bahwa :
1. Tujuan Umum dari Evaluasi adalah ;
a. Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam
mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
c. Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
2. Tujuan Khusus adalah ;
a. Merangsang kegiatan siswa
b. Menemukan sebab-sebab kemajuan/kegagalan
c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat
siswa yang bersangkutan.
d. Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlakukan orang
tua dan lembaga pendidikan.
e. Memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.
 Depdiknas (2003:6) mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk:
a. Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar
b. Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru.
c. Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar-
mengajar.
d. Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama
kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya.
e. Menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat sesuai dengan
kemampuannyla.

Anda mungkin juga menyukai