Bab 2
Bab 2
TEORI UMUM
2.1 KAYU
Kayu sebagai hasil tumbuhan hutan merupakan sumber kekayaan
alam yang mengikuti peredam alam dengan rantai bahan yang tidak
mengalami perubahan yang mempengaruhi keseimbangan keadaan entropi
maupun peredaran karbon dioksida (CO2). Sebagai bahan bangunan, kayu
dapat diperoses dan dikerjakan dengan mudah, dengan membandingkan
energy sedikit dan akhirnya dapat dimusnahkan tanpa merusak
lingkungan. Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan
orang. Diperkirakan pada abad-abad yang akan datang kayu masih akan
selalu dibutuhkan. Dari segi manfaat bagi kehidupan manusia, kayu dinilai
mempunyai sifat-sifat utama yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan
manusia. Membicarakan masalah kayu, mengerjakan kayu, atau
mengkonstruksikan sesuatu kayu berarti harus mengenal sifat-sifatnya dan
mengingat pohon hidup. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap
jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat
kayu setiap tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk
tujuan penggunaan tertentu hatus betul-betul sesuai dengan yang kita
inginkan.
Kombinasi Pembebanan
⮚ 1.4D
⮚ 1.2D + 0.5La
⮚ 1.2D + 1.6 La + 0.8 W
⮚ 1.2D + 1.3W + 0.5 La
Dimana :
L = penjang bentang kuda-kuda
I = jarak antara kuda-kuda
n = jumlah titik simpul pada batang tepi atas
gk = b.s kuda-kuda
Berat ikatan angin dan alat sambung Gia
Biasanya diambil sebesar 25% dari b.s kuda-kuda.
Jadi besarnya beban mati adalah:
𝐺 = 𝐺𝑔 + 𝐺𝑘 + 𝐺𝑖𝑎 ………………………………….(2-2)
2.4 Beban Angin
Tekanan angin tergantung pada bentuk dan tinggi
konstruksi serta besarnya kemiringan atap, dan juga tergantung
dari lokasi dimana akan dibangun dibuat.
Bagian bangunan yang berhadapan dengan datangnya angin
menerima angin tekan dan bagian dibelakangnya menerima angin.
Beban angin bekerja pada bidang yang dikenainya. Pada konstruksi
rangka kuda-kuda, beban angin diasumsikan bekerja di bidang atap
pada tiap titik simpul batang tepi atap. Beban angin terdiri dari :
a. Angin Tekan (W)
W = c.l.a.Wa …………………………………………..( 2-3 )
b. Angin Hisap
W’ = -0,4.l.a.Wa ………………………………………..( 2-4 )
Dimana :
W = tekanan angin/titik simpul
c = koefisien angin tekan
l = jarak kuda-kuda
a = jarak titik simpul
Wa = tekanan angin per m2
-0,4 = koefisien angin hisap
Gambar 2.1
Ujung paku dengan bagian runcing yang relatif panjang umumnya
memiliki kuat cabut yang besar. Namun ujung yang runcing bulat tersebut
sering menyebabkan pecahnya kayu terpaku. Ujung yang tumpul dapat
mengurangi pecah dapa kayu, namun karena ujung tumpung tersebut
merusak serat, maka kuat cabut paku pun akan berkurang pula. Kepala
paku, badap berbentuk datar bulat, oval maupun kepala benam (counter
sunk) umumnya cukup kuat menahan tarikan langsung. Besar kapala paku
ini umumnya sebnding dengan diameter paku. Paku kepala benam di
masukan untuk dipasang masuk – terbenam dalam kayu.
2.7 Spesifikasi Bahan
Bahan untuk kuda-kuda kali ini harus dipilih dari kayu yang baik
dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan dan mencakup
soal yang diberikan. Kayu bangkirai memiliki mutu kayu E23 dengan
dimensi 12cm x 14cm.
1. Kayu Bangkirai
Di dalam negeri lebih dikenal dengan nama kayu bengkirai,
sedangkan di luar Indonesia lebih dikenal dengan nama Yellow Balau atau
kadang hanya disebut Balau, yang sebenarnya merupakan nama dari
Malaysia. Kayu ini banyak di temukan di Indonesia, Malaysia, & Filipina.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan rata-rata kayu bangkirai,
kruing dan kelapa secara beturut-turut untuk kuat tekan sebesar 222,88
kg/cm2, 152,95 kg/cm2 dan 171,12 kg/cm2, serta kuat lentur 435,91
kg/cm2, 194,42 kg/cm2 dan 181,49 kg/cm2, serta untuk kuat geser 18,81
kg/cm2, 19,14 kg/cm2 dan 8,20 kg/cm2. Hasil ini juga menunjukan, bahwa
ketiga kayu tersebut termasuk kelas kuat I terhadap kuat tekan dan kuat
lentur. Untuk kuat geser, kayu bangkirai dan ruing termasuk kelas kuat II,
sedangkan kayu kelapa termasuk kelas kuat III.
2. Pohon
Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon
mencapai 40 m. Diameter rata-rata adalah 70-90 cm.
3. Warna Kayu
Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh
karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal
dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebil terang. Pada
saat baru saja dibelah/dipotong, bagian kayu teras terkadang
terlihat coklat kemerahan.
4. Densitas
Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, antara 880-990
kg/cm3 pada kekeringan MC 12%. Bahkan bisa mencapai 1050
kg/cm3.
5. Pengeringan
Proses pengeringan Bangkirai dengan suhu normal adalah
12-25 hari. Resiko paling besar adalah kayu melengkung arau
bahkan retak pada saat masih di dalam ruang.
6. Proses mesin
Jenis serat dengan ikatan kuat, proses mesin akan cukup
mudah dan halus, namun setelah beberapa jam berada di udara
terbuka, serat bangkirai memiliki kecenderungan terbuka dan
menlintir sehingga kurang cocok untuk konstruksi yang
membutuhkan kesetabilan tinggi.