Diajukan unuk memenuhi salah satu tugas mata Kuliah Pengantar Peternakan
Kelompok 1 / F
Disusun oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
NOVEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah tentang “Komoditas Ayam
Lokal.”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan karunianya untuk kita
semua.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh agar makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait
ayam lokal.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
Daftar Tabel.............................................................................................................4
Daftar Ilustrasi..........................................................................................................5
Bab I Pendahuluan.................................................................................................6
Bab II Pembahasan...................................................................................................9
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.................................................................................................................11
Table 1.2.................................................................................................................12
4
DAFTAR ILUSTRASI
Gambar 1.1...............................................................................................................6
Gambar 1.2...............................................................................................................7
Gambar 1.3...............................................................................................................7
Gambar 1.4...............................................................................................................9
Gambar 1.5.............................................................................................................10
Gambar 1.6.............................................................................................................10
Gambar 1.7.............................................................................................................14
Gambar 1.8.............................................................................................................16
5
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1
6
mengumbarkan ayam yang dipelihara. Cara ini banyak digunakan peternak
kelas menengah yang belum mengetahui cara beternak yang efektif. Metode
ini masih mempunyai banyak kelemahan karena peternak belum
menerapkan vaksinasi, kandang juga belum mempunyai ventilasi yang baik.
Jadi jika ada wabah penyakit, peternak masih belum begitu mahir
mengatasinya.
Gambar 1.2
Gambar 1.3
7
1.4 Skala Usaha
Peternakan ayam lokal di Indonesia masih tergolong skala kecil dan
menengah. Padahal, permintaan ayam lokal di Indonesia kian meningkat
dan berpotensi untuk di ekspor. Komoditas ayam lokal merupakan
segmentasi kelas menengah lantaran harganya yang cukup mahal.
8
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1.4
9
Gambar 1.5
Gambar 1.6
10
gram per 63 hari selama pemeliharaan dari awal hingga dipanen.
Pertambahan bobot badan anak ayam lokal yang dipelihara
intensif rata rata 373,4 g/hari dan yang dipelihara secara ekstensif
adalah 270,67 g/hari.
2. Produksi telur rataan/ekor/hari
Ayam kampung mampu memproduksi telur 115 butir per tahun,
jika dalam sehari ayam lokal bertelur 2-3 butir. Berat per butir
telur sekitar 45-50 g. Pertama kali bertelur ketika berumur sekitar
250 hari. Induk betina yang kecil mampu mengerami 8-10 butir
telur sedangkan induk betina besar dapat mengerami telur
sebanyak 15 butir.
Ayam Ayam
Ayam Ayam Kedu Ayam
Kedu Nunukan
Kampung Putih Pelung
Hitam
Umur pada saat 143
145 134 168 163
bertelur (hari)
Jumlah telur per 84
93 117 107 83
ayam/tahun
Produksi dalam
43,5
12 minggu (H.D. 29 37 49 38,5
%)
Produksi dalam
64,5
20 minggu (H.D. 50,5 56,5 69,6
%)
Tabel 1.1
3. Satuan ternak
Satuan ternak untuk ayam dewasa (100 ekor) adalah 1,00 ST,
ayam muda (100 ekor) adalah 0,50 ST, dan anak ayam (100
ekor) adalah 0,25 ST.
4. Sex ratio
Sex ratio jantan dan betina pada ayam lokal yang digunakan
oleh peternak yaitu 1:5, 1:8.
11
2.1.3 Kandungan Gizi Produk Ternak dan Harga per kg Produk Ayam
Lokal
Harga per kg produk ayam lokal biasanya Rp.40.000 untuk ayam
local yang kecil dan RP.150.000 untuk yang besar.
Kandungan Gizi Jumlah Kandungan
Lemak (g) 25
Kalsium (mg) 14
Table 1.2
12
hasil produk. Pemberian campuran vitamin dan mineral sudah
cukup karena keduanya merupakan nutrisi yang dibutuhkan ayam.
c. Jangan menjual telur ayam yang kerabangnya (kulit telur) kotor
oleh tinja karena bakteri perusak yang ada didalam tinja akan
masuk kedalam telur ayam melalui pori-pori dan kelak akan
merusak isi telur. Bila dari semula telur ayam telah kotor oleh tinja
ayam, sebelum dijual dibersihkan terlebih dahulu.
Itulah tiga inti memanen hasil utama produksi ayam kampung yang
bertalian dengan hal-hal penting dan harus dipatuhi peternak baik menjual
hasilnya sendiri maupun menjualnya kepada pedagang pengumpul. Yang
terpenting adalah ketika hasil produksi berpindah dari peternakan ke mobil
pedagang pengumpul harus dijaga dalam keadaan prima.
Produk hasil olahan ayam kampung ini seperti opor ayam kampung, ayam
kampung suwir, nasi goreng ayam kampung, roti bakar isi telur ayam
kampung, dan lain-lain.
13
Contoh produk telur ayam kampung, salah satunya nasi goreng telur
ayam kampung, pengolahannya dengan cara :
- Iris bawang putih, bawang merah, Bombay, dan cabai keriting
hingga harum
- Masukkan telur orak-arik hingga sedikit kering
- Masukkan nasi, aduk perlahan dan tambahkan garam dan penyedap
rasa
- Hidangkan selagi hangat
Kandungan gizi yang terdapat pada nasi goreng telur ayam kampung ini
yaitu, energy 196 kkal, protein 13 gram, lemak 15,3 gram, karbohidrat
0,8 gram, kalsium 67 mg, fosfor 334 mg, zat besi 3,3 mg, vitamin A
231 IU, dan vitamin B1 0,31 mg. Harga nasi goreng ayam kampung ini
sekitar Rp 10.000 – 20.000.
Gambar 1.7
14
ekor. Kedua, dengan bentuk siap masak, artinya telah dipotong,
dicabuti bulunya, jeroan dikeluarkan, bersih, dan siap masak.
Pengolahan ayam siap masak pada prinsipnya adalah ayam dipotong
secara normal sesuai peraturan yang berlaku. Pemotongan dilakukan di
leher hingga darah keluar. Agar tidak berceceran kemana-mana,
digunakan cungkup potong ayam. Setelah tidak bergerak, tiba saatnya
untuk mencabut bulunya hingga bersih. Setelah itu, barulah jeroan
dikeluarkan semuanya, kepala dipisah, dan ceker hingga betis
dipotong.
Setelah kepala dan kaki dipotong, jeroan dikeluarkan, selanjutnya
bersihkan isi rongga perut dan masukkan es terlebih dahulu. Dan
jeroan dicuci bersih.
Dalam mengolah ayam kampung hidup menjadi ayam siap masak,
kunci utama yang perlu di pegang adalah kebersihan, terutama air
untuk mencuci dan ketika ayam telah dicabuti bulunya. Pada saat itu,
bagian daging telah terbuka dan mudah sekali bakteri menempel dan
dapat merusak daging ayam. Jangan masukkan bahan kimia atau bahan
lain apapun yang diboreh atau disuntikkan kedalam daging. Biarkan
apa adanya, sebab tindakan tersebut akan mencemari daging dan
merusak striktur daging. Jadi, kebersihan, kejujuran, dan ketelitian
dalam hal ini sangat diperlukan.
Contoh produk dari daging ayam kampung ini adalah ayam betutu,
cara pengolahannya yaitu :
- Cucilah ayam hingga bersih
- Buatlah bumbu ulek kasar yang terdiri dari ketumbar, terasi bakar,
kemiri, merica, jahe, lengkuas, kunyit, dan kencur. Campurkan
semua cabai dan bawang kedalamnya dan ulek kasar. Setelah itu
tambahkan gula dan daun jeruk agar wangi.
- Berilah sedikit minyak kelapa pada bumbu ulek kasar dan aduk
hingga merata.
15
- Lumuri ayam yang sudah dicuci dengan air jeruk nipis serta garam.
Diamkan hingga 15 menit.
- Letakkan ayam yang sudah dimemarkan didalam panci.
Tambahkan juga serai yang di keprek.
- Lumuri ayam dengan bumbu ulek secara merata sampai bagian
rongga perutnya.
- Tuanglah air sampai seluruh bagian ayam terendam. Masaklah
dengan api besar sampai mendidih. Setelah itu kecilkan volume api
dan tunggulah 1,5 – 2 jam sampai bumbu meresap.
- Angkat ayam jika air sudah menyusut dan tersisa sedikit.
- Sajikan bersama sambal matah, bawang goreng, dan kacang
goreng.
Kandungan gizi yang terdapat pada ayam betutu ini memiliki setiap 100
gram daging ayam mengandung 74% air, 22% protein, 13 mg zat kalsium,
190 mg zat fosfor dan 1,5 mg zat besi. Daging ayam mengandung vitamin
A, C, E, dan rendah lemak. Harga ayam betutu ini sekitar Rp 35.000-
50.000.
gambar 1.8
16
2.4.1 Faktor Lingkungan Makro
1. Faktor Klimatik atau iklim, meliputi curah hujan, suhu udara,
kelembapan udara, sinar matahari dan kecepatan angin. Pada
penempatan kandang ayam lokal berkaitan dengan faktor klimatik
seperti kandang ditempatkan membujur dari utara ke selatan
sehingga sinar matahari pagi dan sore dapat masuk ke dalam
kandang. Selain itu, hembusan angin juga dengan bebas dapat
masuk ke dalamnya, kelembapan bisa mencapai 90% ketika
musim hujan yang menyebabkan ayam kampung terserang snot
atau pilek ayam, berak darah atau berak kapur.
2. Faktor Edafik meliputi air dan tanah. Pembangunan kandang
disesuaikan dengan permukaan tanah yang tersedia. Tanah pun
harus yang telah dipadatkan atau disemen.
3. Faktor Biotik meliputi flora dan fauna. Flora atau jenis tanaman
yang biasa dipakai menjadi ransum adalah jagung kuning,
sorgum, dan beras putih atau padi.
4. Teknologi pada ayam lokal meliputi mekanis yaitu mesin tetas
sederhana dan mesin dengan pemanas lampu minyak, biologis
yaitu silase dan pakan yang mengandung unsur protein tinggi,
sedangkan kimia adalah hasil pengolahan limbah hewan ternak
tersebut.
5. Ekonomi Finansial meliputi pasar dan pemasaran nya. Pertama,
perhatikan sistem pasar yang berlaku, tingkat pasar yang
bagaimana yang akan dihadapi, ketahui faktor-faktor yang
mungkin berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran.
Pemasaran untuk bisnis peternakan, diajukan dua jalur yaitu
pemasaran berganda dan pemasaran tunggal (untuk skala kecil).
6. Sosial Budaya meliputi pengadaan tenaga kerja, kebiasaan hidup
dan adat istiadat. Tenaga kerja yang dipekerjakan harus diberi
pengarahan terlebih dahulu mengenai situasi kerja, hak dan
kewajiban pekerja, dan melatih serta membimbing terlebih
dahulu.
17
7. Kebijakan umum pemerintah meliputi peraturan dan undang-
undang yang berhubungan dengan usaha. Berdasarkan Pasal 2
Perda 4/2006, setiap orang pribadi atau badan yang akan
mendirikan atau memperluas tempat usaha yang kegiatannya
dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, wajib
memperoleh izin terlebih dahulu dari Bupati. Dalam penjelasan
pasal 2 disebutkan bahwa peternakan termasuk sebagai tempat
usaha yang wajib memperoleh izin gangguan. Pasal 63 ayat (1)
dan (2) UU No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan, (“UU Peternakan”) untuk menjaga kesehatan lingkungan
dengan menjamin higiene dan sanitasi juga merupakan kewajiban
pemerintah dan pemerintah daerah dengan cara pengawasan,
inspeksi, dan audit terhadap tempat produksi, rumah pemotongan
hewan, tempat pemerahan, tempat penyimpanan, tempat
pengolahan, dan tempat penjualan atau penjajaan serta alat dan
mesin produk hewan.
18
dilakukan tanpa ada campur tangan manusia, karena
biasanya saat induk betina sudah mulai siap kawin akan
menunjukkan tingkah laku yang dapat mengundang ayam
jantan untuk segera mengawininya.
19
Kawin suntik adalah perkawinan yang dilakukan tidak secara
alami, tetapi menggunakan bantuan manusia dengan cara
mengambil sperma dari pejantan kemudian dimasukkan ke
dalam organ reproduksi induk betina untuk dibuahi. Tujuannya
agar dapat memperbaiki kemampuan ayam betina dalam
menghasilkan telur dengan jumlah banyak, serta memperoleh
DOC yang baik dan seragam dalam waktu yang singkat.
Keuntungan inseminasi buatan:
Cukup menggunakan satu pejantan untuk banyak
betina (satu pejantan bisa untuk 20 ekor betina)
Dapat dipilih pejantan yang unggul dan induk betina
yang baik
Masa produksi telur dapat bersamaan dengan betina
lainnya
Dapat memperoleh telur yang berkualitas baik
dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang
singkat
Dimungkinkannya melakukan perkawinan silang
dengan ayam jenis tertentu
Dapat dilakukan pada ayam, baik pejantan maupun
induk betina yang kesulitan melakukan kawin
secara alami
Kekurangan inseminasi buatan:
Diperlukan alat dan bahan untuk melakukan
inseminasi buatan
Diperlukan keahlian dan pengetahuan untuk
melakukan inseminasi buatan
Diperlukan waktu untuk pemisahan terlebih dahulu
bagi pejantan dan betina
Diperlukan kandang terpisah untuk ayam jantan dan
betina sebelum dilakukan inseminasi buatan
20
Diperlukan kandang baterai untuk menempatkan
betina yang sedang bertelur
Diperlukan mesin tetas dengan kapasitas tertentu,
karena satu betina tidak mampu mengerami telur
secara alami dalam jumlah yang banyak
21
amoniak yang harus mendapat perhatian lebih.
Beberapa cara mengatasi hal tersebut adalah :
1. Memperbaiki sirkulasi udara dalam kandang.
2. Jumlah populasi ayam yang dipelihara tidak terlalu
padat.
3. Menambahkan kapur pada litter/sekam padi untuk
membantu penyerapan kadar air dan kelemababan udara.
4. Membolak-balik secara teratur sekam padi tiap 3 sampai
4 hari sekali.
5. Kalau gumpalan sekam sudah banyak/merata, segera
lakukan penggantian sekam.
6. Kalau ingin menambahkan sekam (tanpa membuang
sekam lama), terlebih dahulu taburi kapur pada sekam
lama tersebut.
b. Kandang slat
Kandang slat memiliki jarak antara lantai kandang dengan
tanah berkisar 2 m. Jenis kandang ini biasa disebut kandang
panggung. Lantai dari kandang jenis ini biasanya
menggunakan bilah bambu yang disusun sejajar dengan jarak
kurang lebih 2 cm. Namun saat ini sudah ada slat yang
terbuat dari plastik dengan ukuran standar 100 x 50 cm
dengan harga yang terjangkau sekitar 100ribuan.
Keuntungan menggunakan kandang jenis ini adalah jumlah
ayam yang dipelihara lebih banyak per meter persegi, ayam
lebih bersih dan tidak banyak menghirup gas amoniak karena
ayam tidak bersentuhan langsung dengan kotoran serta gas
amoniak yang timbul dengan mudah dikontrol.
Sementara kelemahannya adalah biaya untuk membangun
kandang lebih besar, karena kandang harus dibuat kokoh
22
untuk menopang pekerja yang memberikan makan/minum
dan sebagainya. Lantai harus sering dikontrol untuk
melakukan perbaikan jika ada yang lapuk/rusak (slat plastik
lebih tahan).
c. Kandang campuran
Kandang campuran adalah model kandang gabungan dari
kedua jenis kandang di atas yaitu kandang litter dan kandang
slat. Biasanya digunakan pada peternakan yang berfokus
pada pembibitan ayam ras. Perbandingan penggunaan
kandang biasanya 2/3 bagian kandang slat dan 1/3 bagian
kandang dengan sistem litter.
Selain kandang, penyakit juga merupakan bagian dari
management. Penyakit sudah jadi hal biasa bagi makhluk
hidup tak terkecuali hewan peliharaan seperti ayam kampung
yang konon katanya punya data tahan lebih baik. Bagi Anda
yang sedang membudidayakan ayam kampung, berikut ini
beberapa penyakit yang biasa menyerang :
i. Tetelo (ND)
Tetelo (ND) termasuk salah satu penyakit yang sering
menyerang ayam kampung, paling sering ditemukan dan
satu dari sedikit yang paling mematikan.
Penyebab : paramyxivirus
Gejala penyakit Tetelo: badan gemetaran, ngorok, batuk-
batuk, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki atau
sayap, kotoran bila diperhatikan berwarna putih kehijauan.
Pencegahan Tetelo: vaksinasi secara teratur, sanitasi
kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus
dibakar.
Pengobatan : belum ada
23
Penyebab : virus
Gejala Gumboro : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar tapi
disertai dengan gejala lain berupa bulunya yang tiiba tiba
berdiri, sangat lesu, malas untuk bergerak, diare putih di
sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur dan menjaga sanitasi
kandang
Pengobatan : belum ada
iii. Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu
kelihatan kusam.
Pencegahan : Berikan obat cacing secara berkala,
kemudian usahakan untuk melakukan sanitasi kandang
yang teratur dan baik, penggantian litter kandang secara
teratur, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk
semang perantara.
Pengobatan : Terdapat beberapa jenis obat cacing yang
dapat digunakan seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin,
sulfamezatin, sulfamerazi dan piperazin.
iv. Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : Ayam anakan biasanyakanan kumpul di bawah
pemanas, kepala lesu ditandai dengan menunduk rendah,
kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus.
Pencegahan : Lakukan fumigasi yang tepat pada mesin
penetas dan juga kandang
Pengobatan : Obat yang dapat digunakan antara lain noxal,
quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau obat lain
sesuai rekomendasi ahli.
v. Berak darah (Coccidiosis)
24
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai,
kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-
bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau
sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan
sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan
pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau
lainnya
25
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Ayam lokal sering juga disebut ayam kampung. Ayam kampung perlu
dipelajari dan diketahui cara pemeliharaannya yang baik dan benar.
Peternakan ayam kampung dibagi menjadi tiga sistem, yaitu peternakan
tradisional yang tidak ada campur tangan manusia sebagai pemilik, karen
sistem ini hanya mengumbar ternak di halaman, ada juga peternakan semi
tradisional yang sudah mulai ada campur tangan pemelihara, dan
peternakan maju yang pada sistem ini sudah memakai campur tangan
manusia sepenuhnya cara ini membutuhkan modal dan pengetahuan yang
sangat besar agar hasil yang diperileh jauh lebih baik dan memuaskan.
Skala usaha dalam tenak ayam kampung ini masih pada skala rendah dan
menengah.
Produk yang dihasilkan ayam lokal adalah telur dan daging ayam.
Koefisien teknis pada usaha peternakan dilihat dari pertambahan bobot
badan harian, produksi telur rataan/ekor/hari, dan kandungan gizi yang
terdapat pada ayam lokal.
Produk hasil olahan ternak ayam lokal adalah telur dan daging. Ayam
yang ingin dijual pastikan sehat,dan bebas parasit. telur yang ingin dijual
harus bersih dan bagus keadaannya. Tinja ayam juga termasuk hasil
olahan ternak yang dapat digunakan sebagai pupuk. Dalam pengolahan
produk hasil ternak ayam lokal juga perlu diperhatikan agar produk seperti
telur dan daging ayam tidak terkontaminasi oleh bakteri. Kebersihan,
kejujuran, dan ketelitian sangat diperlukan.
Saat ingin membangun peternakan harus dilihat dari segi lingkungannya.
Dalam ternak ayam lokal, ayam akan terkena penyakit apabila salah
penempatan pada lingkungannya. Maka dari itu lingkungan peternakan
dilhat dari faktor lingkungan makro, faktor lingkungan mikro. Lingkungan
peternakan juga memiliki ancaman bagi para peternak. Ancaman ini dapat
berupa bencana alam, cuaca, maupun ulah tangan manusia sendiri.
26
DAFTAR PUSTAKA
Nurcahyo, Eko M dan Yustina Erna Widyastuti. 1997. Usaha Peternakan Ayam
Kampung Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya.
Yahya, M dan Taufik Hidayat. 2013. Beternak Ayam Kampung di Lahan Sempit.
Jakarta: Info Pustaka.
Setiawan, Ade I dan Kliwon Sujionohadi. 1993. Ayam Kampung Petelur. Jakarta:
Penebar Swadaya.
27