Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Budaya Akademik


Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan
kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik di
lembaga pendidikan.
Budaya akademik sebagai suatu subsistem perguruan tinggi memegang peranan penting dalam
upaya membangun dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban masyarakat (civilized
society) dan bangsa secara keseluruhan.
Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal. Artinya, dimiliki oleh setiap orang yang
melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Membangun budaya akademik bukan perkara
yang mudah. Diperlukan upaya sosialisasi terhadap kegiatan akademik, sehingga terjadi
kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma kegiatan akademik tersebut.
Jika sosialisasi tersebut dilakukan secara kontinu, maka ia akan menjadi sebuah tradisi dan
budaya bagi individu-individu dalam masyarakat kampus. Norma-norma akademik merupakan
hasil dari proses belajar dan latihan dan bukan merupakan bawaan lahir.

Pengertian Budaya Akademik Islam


Dilihat dari pengertian budaya akademik maka pengertian budaya akademik islam adalah
budaya universal yang bersifat Islami. Artinya dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan dirinya
dalam aktivitas akademik yang mengandung unsur Islam. Membangunnya tidak mudah.
Diperlukan sosialisasi yang dilakukan secara kontinu, sehingga individu-individu dalam
masyarakat kampus terbiasa melakukan norma-norma kegiatan akademik dan dengan
sendirinya akan menjadi tradisi dan budaya bagi para individu-individu masyarakat kampus itu
sendiri. Norma-norma yang diberikan juga merupakan norma-norma agama islam. Biasaya hal
ini diberlakukan didalam institusi pendidikan yang mendasarkan agama islam sebagai dasar
pendidikan, sebagai contoh Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA). Karena itu budaya
akademik islam menjadi pilihan yang tepat untuk membangun generasi yang berkualitas.
2. Berikut ini apresiasi atau penghargaan Al-Quran terhadap orang-orang yang berilmu (berbudaya
akademik:

a. Alloh meninggikan derajat orang yang berilmu seperti dalam firmannya:

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. al-Mujâdilah: 11)

Jadi, ilmu yang disertai iman adalah ukuran derajat manusia.

b. Manusia diberi kesempatan menjadi pemimpin/ khalifah serta lebih tingginya kedudukan
manusia dari makhluk lain disebabkan karena ilmu yang dimiliki.

c. Untuk memperoleh petunjuk al-Qur’an bukan saja diperlukan ketaqwaan dan keimanan,
melainkan juga ilmu pengetahuan.

d. Allah melarang manusia untuk mengikuti sesuatu yang tidak ada ilmu tentangnya
sebagaimana Dia menegur Nabi Nuh ketia ia memohon sesuatu yang tidak ia ketahui.
e. Syaithan bahkan lebih takut kepada orang yang berilmu dibandingkan orang yang hanya
ahli ibadah.

3. Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok. Ada banyak ayat dalam Al-Quran yang memotivasi kita untuk memiliki etos kerja.
Berikut ini contoh ayat dalam Al-Quran yang menjadi petunjuk untuk meningkatkan etos kerja:

a. Al-Mujadilah ayat 11
berisi perintah untuk memberikan kelapangan kepada orang lain dalam majelis ilmu dan juga
anjuran agar setiap muslim senantiasa bekerja keras, baik saat menuntut ilmu maupun mencari
nafkah.

b. Al-Jumu'ah ayat 10
Berisi perintah untuk menghentikan kegiatan seperti jual beli dan pekerjaan lain saat shalat
Jumat. Kemudian setelah solat selesai, manusia diperintahkan untuk kembali menuju
aktivitasnya dalam rangka mencari karunia Allah berupa ilmu pengetahuan, harta benda, dan
kesejahteraan.

4. Dengan adanya kejujuran, seseorang akan memahami bahwa setiap pekerjaan adalah amanah
dan bagian dari ibadah. Suatu pekerjaan harus dilaksanakan secara tulus dan sepenuh hati, lalu
sebuah kejujuran membuat si pekerja menjauhi perbuatan tercela.

Kejujuran akan membuat orang percaya bahwa setiap pekerjaan selalu diawasi oleh Tuhan dan
akan membuat pekerjaan itu dianggapnya sebagai rahmat dariNYA dan harus diterima tanpa
mengeluh, tanpa syarat dan penuh integritas. Hal itu akan mendorong meningkatnya etos kerja
yang positif.

Saat secara moral semua pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan penuh tanggung jawab
sebagai hasil dari tindak kejujuran, hal itu akan membuka peluang bagi kita untuk mendapatkan
kepercayaan memegang suatu amanah yang lebih tinggi dan membuka potensi bagi sebuah
keberhasilan.

5. Adil ini mengakar pada kata dalam bahasa arab yakni ADILUN yang maknanya adalah
SEIMBANG. Seimbang dalam hal ini maksudnya adalah memberikan atau menetap sesuatu yang
menjadi hak seseorang dengan tanpa mengurangi atau melebihkan sebab hal ini merupakan
perbuatan dzalim.

Menurut Imam Al-Ghazali, yang dimaksud adil dalam islam adalah keseimbangan dari sesuatu
hal yang sifatnya lebih atau kurang. Adapun menurut pendapat dari Ibnu Miskawaih bahw ayang
dimaksud dengan keadilan adalah memberi sesuatu hal dengan semestinya atas orang yang
benar-benar berhak terhadap sesuatu hal tersebut.
Adil ini sendiri adalah salah satu asmaul huna Allah SWT yani Al-Adl yang artinya adalah Yang
Maha Adil. Keadilan Allah SWT sifatnya mutlak dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai