Anda di halaman 1dari 12

MODUL INTERAKTIF DENGAN PROGRAM LCDS UNTUK MATERI

CAHAYA DAN ALAT OPTIK

Luh Sri Asmarani Suradnya*, Eko Suyanto, Wayan Suana


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1

*Corresponding authors, email: luhsriasmarani.suradnya@gmail.com

Abstract : Interactive module by LCDS programme to the light and optical instrument object.
The aim of this research were to produce an interactive module by LCDS programme to the Light
and Optical Instrument object for junior high school students and describe the attractiveness, the
easiness, the expediency, and the effectiveness of product. This research was conducted in class
VIIII SMP Negeri 12 Bandar Lampung. The research used Suyanto and Sartinem research and
development model consist of analysis of need, resource identification, identification of product
specification, product development, internal testing, external testing, and production. The
interactive module have been validated by matter and design experts. The result of the product
showed that the product were very attractive, easy to use, and very useful. It is also effective to be
used as a learning media because 80% of students reach the standard of achievement score.

Abstrak : Modul interaktif dengan program LCDS untuk materi cahaya dan alat optik.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah modul interaktif dengan program LCDS untuk
materi pokok Cahaya dan Alat Optik siswa SMP, mendeskripsikan kemenarikan, kemudahan,
kemanfaatan, serta keefektifan produk. Penelitian ini dilakukan pada kelas VIIII SMP Negeri 12
Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut
Suyanto dan Sartinem yang meliputi analisis kebutuhan, identifikasi sumber daya, identifikasi
spesifikasi produk, pengembangan produk, uji internal, uji eksternal, dan produksi. Modul
interaktif yang dihasilkan telah tervalidasi oleh ahli materi dan ahli desain. Hasil uji produk
menunjukkan bahwa produk memiliki kualitas sangat menarik, mudah digunakan, dan sangat
bermanfaat. Selain itu, produk yang dikembangkan efektif digunakan sebagai media pembelajaran
dilihat dari hasil belajar siswa, yaitu 80% siswa telah tuntas KKM.

Kata kunci: cahaya dan alat optik, LCDS, modul interaktif.

35
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil analisis
Seiring dengan perkembangan angket tersebut diketahui bahwa 53%
zaman, dunia juga telah mengalami siswa mengakui bahwa mereka me-
banyak kemajuan yang pesat dalam nyukai pelajaran IPA, namun pera-
segala bidang, salah satunya dalam saan senang dengan mata pelajaran
bidang pendidikan. Saat ini TIK IPA ternyata belum bisa dijadikan ja-
telah banyak diterapkan dalam pem- minan bahwa siswa akan memahami
belajaran. Banyak media-media pem- konsep IPA, karena 70% siswa
belajaran yang dibuat dengan me- menyatakan bahwa mereka menga-
manfaatkan teknologi informasi dan lami kesulitan dalam memahami ma-
komunikasi seperti komputer. Bah- teri fisika khususnya materi cahaya
kan kegiatan percobaan atau eksperi- dan alat optik.
men pun saat ini dapat dilakukan Oleh sebab itu, diperlukan me-
dengan memanfaatkan TIK. Tekno- tode dan media pembelajaran yang
logi informasi dan komunikasi tentu- menarik dalam pembelajaran IPA
nya sangat berdampak dalam me- seperti eksperimen atau percobaan.
ngatasi keterbatasan media pembe- Hanya saja, ada kendala yang bia-
lajaran selama ini. sanya dialami oleh guru dalam kegi-
Keterbatasan media pembelajar- atan percobaan yakni masalah keter-
an IPA tentu akan mengganggu pro- batasan alat praktikum dan keter-
ses pembelajaran IPA di kelas. Apa- sediaan alokasi waktu pembelajaran.
lagi jika media pembelajaran yang Oleh sebab itu selain metode
digunakan hanyalah berupa buku belajar efektif juga diperlukan media
teks yang hanya memuat tulisan dan pembelajaran yang dapat membantu
gambar yang kurang menarik. Menu- siswa mengamati fenomena yang
rut Sukiman (2012 : 29) bahwa me- bersifat abstrak pada suatu konsep
dia pembelajaran adalah segala se- IPA sebagai pengganti kegiatan
suatu yang dapat digunakan untuk praktikum. Siswa membutuhkan me-
menyalurkan pesan dari pengirim ke dia belajar yang dapat mereka guna-
penerima sehingga merangsang per- kan sendiri tanpa bimbingan guru,
hatian dan minat serta kemauan pe- sehingga kapanpun mereka akan
serta didik sehingga proses belajar belajar.
berjalan dengan baik dalam rangka Seiring dengan perkembangan
mencapai tujuan pembelajaran secara ilmu pengetahuan dan teknologi,
efektif. Oleh sebab itu, media pem- media elektronik dapat digunakan
belajaran harus dibuat semenarik untuk mengatasi kendala tersebut
mungkin agar dapat meningkatkan misalnya dengan memanfaatkan mo-
minat siswa dalam belajar. dul interaktif dalam pembe-lajaran.
Meskipun guru sudah menggu- Salah satu program yang dapat
nakan metode pembelajaran yang digunakan untuk membuat modul
menyenangkan, nyatanya masih ba- interaktif adalah LCDS (learning
nyak siswa yang kurang paham content development system). Berda-
mengenai materi IPA. Hal ini di- sarkan hal tersebut, maka dilakukan
ketahui berdasarkan hasil angket penelitian untuk mengem-bangkan
analisis kebutuhan yang diberikan modul interaktif dengan memanfaat-
kepada 40 siswa kelas IX SMP kan program LCDS pada materi
Negeri 12 Bandar Lampung. cahaya dan alat optik.

36
Modul interaktif adalah modul interaktif adalah LCDS. Menurut
yang memanfaatkan media elektro- Aremu dan Efuwape menjelsakan
nik seperti komputer. Menurut bahwa LCDS (Learning Content
Riyana (2007: 5) multimedia interak- Development System) merupakan se-
tif merupakan alat atau sarana pem- buah program yang disediakan oleh
belajaran yang berisi materi, metode, Microsoft secara gratis yang me-
batasan-batasan, dan cara mengeva- mungkinkan pengguna untuk men-
luasi yang dirancang secara sistema- ciptakan konten pembelajaran yang
tis dan menarik untuk mencapai berkualitas tinggi, interaktif dan
kompetensi/subkompetensi pembela- dapat diakses secara online. Semen-
jaran yang diharapkan. Sementara tara, menurut Taufani dan Iqbal
menurut Susilana dan Riyana (2008: (2011: 4) LCDS memungkinkan se-
21) multimedia merupakan suatu tiap orang dalam komunitas atau
sistem penyampaian dengan meng- organisasi tertentu untuk mener-
gunakan berbagai jenis bahan belajar bitkan e-learning dengan mengguna-
yang membentuk suatu unit atau kan LCDS secara mudah dengan
paket. Karakteristik penting dalam konten yang dapat disesuaikan, in-
media interaktif adalah siswa tidak teraktif activity, kuis, games, ujian,
hanya memperhatikan media atau animasi, demo, dan multimedia
objek saja, melainkan juga dituntut lainnya.
untuk berinteraksi selama pembe- Meskipun modul dapat diguna-
lajaran berlangsung. kan secara mandiri oleh siswa seba-
Selain itu, Smaldino dkk. (2011: gai media pembelajaran, namun da-
279) juga mengungkapkan bahwa lam penggunaannya sebaiknya tetap
sebuah modul merupakan unit peng- dikombinasikan dengan kegiatan
ajaran yang lengkap yang dirancang pembelajaran secara tatap muka oleh
untuk digunakan oleh seorang peng- guru. Metode pembelajaran yang
ajar atau sekelompok kecil pemelajar menggabungkan antara sistem e-
tanpa kehadiran guru. Karena tujuan learning dengan metode konvensio-
dari modul ini adalah memudahkan nal atau tata muka (face-to-face)
belajar tanpa pengawasan yang tera- disebut dengan blended learning.
tur, seluruh elemen mata pelajaran Menurut Darmawan (2014: 21)
yang diberikan guru biasanya harus “Blended learning merupakan kom-
dibentuk menjadi sekumpulan materi binasi berbagai model pembelajaran
cetakan, audiovisual atau yang ber- yang ditujukan guna mengoptimal-
basis komputer (atau kombinasi apa- kan proses dan layanan pembe-
pun dari itu semua). Modul interaktif lajaran baik jarak jauh, tradisional,
dapat didefinisikan sebagai sebuah bermedia, bahkan berbasis kompu-
multimedia yang berupa kombinasi ter”. Blended learning menggunakan
dua atau lebih media (audio, teks, e-learning sebagai pendukung dari
grafik, gambar, animasi dan video) proses pembelajaran tatap muka di
yang disajikan dalam bentuk com- kelas. E-learning dapat membuat
pact disk (CD) dan terjadi interaksi pembelajaran lebih efisien dan
(hubungan timbal balik/komunikasi fleksibel, hal ini yang tidak dimiliki
dua arah atau lebih) antara media dan oleh pembelajaran tradisional. Kom-
penggunanya. binasi antara e-Learning dengan
Salah satu program yang dapat pembelajaran tradisional akan mem-
digunakan untuk menyusun modul buat pembelajaran lebih berkualitas.

37
METODE PENELITIAN 25 siswa. Instrumen yang digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan dalam penelitian ini adalah berupa
metode penelitian dan pengembang- daftar pertanyaan wawancara, angket
an (Research and Development). dan soal tes. Instrumen berupa ang-
Penelitian pengembangan yang dila- ket yang digunakan ada-lah angket
kukan merupakan pengembangan se- untuk analisis kebutuhan siswa, uji
buah multimedia dengan meman- ahli (uji desain dan uji materi modul
faatkan teknologi komunikasi dan interaktif), uji 1-1 (uji kemenarikan,
informasi atau yang dikenal dengan uji kemanfaatan dan uji kemudahan
istilah CAI (computer assisted ins- mengoperasikan), dan uji kelompok
tructional). Produk yang dikem- kecil (uji kemenarikan, kemanfaatan,
bangkan pada penelitian ini berupa dan kemudahan mengoperasikan).
modul interaktif dengan program Kegiatan analisis data dilakukan
LCDS (learning content development pada masing-masing instrumen pene-
system) untuk materi cahaya dan alat litian. Analisis data berdasarkan ins-
optik. trumen uji ahli, uji satu lawan satu
Prosedur penelitian pengemba- dan uji kelompok kecil dilakukan
ngan ini menggunakan prosedur untuk menilai sesuai atau tidaknya
pengembangan menurut Suyanto dan produk yang dihasilkan sebagai
Sartinem, prosedur pengembangan sumber belajar dan media pembe-
ini meliputi tujuh tahap yaitu: 1) lajaran. Kelayakan produk yang telah
Analisis kebutuhan; 2) Identifikasi diujikan kepada ahli akan dihitung
sumber daya untuk memenuhi kebu- dengan menggunakan rumus presen-
tuhan; 3) Identifikasi spesifikasi pro- tase kelayakan menurut Jihad (2013:
duk yang diinginkan pengguna; 4) 179). Adapun kriteria terhadap peni-
Pengembangan produk; 5) Uji laian presentase kelayakan isi/ materi
internal; 6) Uji eksternal; dan 7) Pro- dan desain modul interaktif dapat
duksi. Metode pengumpulan data dilihat pada Tabel 1.
pada penelitian pengembangan ini Analisis data kemenarikan, ke-
menggunakan tiga macam metode mudahan, dan kemanfaatan modul
yakni metode wawancara, metode interaktif mengguunakan panduan
angket, dan metode tes khusus. penilaian menurut Suyanto (2009:
Metode tes khusus digunakan untuk 20). Penilaian instrumen total dilaku-
mengetahui tingkat keefektifan pro- kan dari jumlah skor yang diperoleh
duk modul interaktif dengan program kemudian dibagi dengan jumlah total
LCDS yang dikembangakan setelah skor, selanjutnya hasilnya dikalikan
diterapkan dalam pembelajaran. De- dengan banyaknya pilihan jawaban.
sain penelitian yang digunakan ada- Skor penilaian dari tiap pilihan jawa-
lah desain penelitian One-Shot Case ban ini dapat dilihat pada Tabel 2,
Study. sedangkan pengkonversian skor
Penelitian dilakukan di SMP Ne- menjadi pernyataan penilaian dapat
geri 12 Bandar Lampung dan dikena- dilihat dalam Tabel 3.
kan pada kelas VIIII yang terdiri atas

38
Tabel 1. Kriteria presentase kelayakan isi/materi dan desain menurut Jihad (2013:
179)
Presentase Kelayakan Keterangan
25% - 43,75% Tidak valid
43,76% - 62,50% Kurang valid
62,51% - 81,25% Valid
81,26% - 100% Sangat valid

Tabel 2. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban dalam Suyanto (2009: 20)
Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor
Sangat menarik Sangat baik 4
Menarik Baik 3
Kurang menarik Kurang baik 2
Tidak menarik Tidak baik 1

Tabel 3. Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas dalam


Suyanto (2009: 20)
Skor
Rerata Skor Klasifikasi
Penilaian
4 3,26 - 4,00 Sangat Baik
3 2,51 – 3,25 Baik
2 1,76 – 2,50 Kurang Baik
1 1,01 – 1,75 Tidak Baik

Data hasil tes untuk mengukur HASIL DAN PEMBAHASAN


tingkat efektivitas media, disban- Hasil
dingkan dengan nilai Kriteria Ketun- Hasil penelitian pengembangan
tasan Minimal (KKM) mata pela- yang dilakukan di SMP Negeri 12
jaran IPA di sekolah setelah menggu- Bandar Lampung berupa modul
nakan media pembelajaran berupa interaktif dengan program LCDS
modul interaktif dengan program pada materi cahaya dan alat optik.
LCDS untuk meningkatkan pema- Pengembangan modul interaktif ini
haman konsep Cahaya dan Alat menggunakan sebuah program
Optik. Apabila 75% dari siswa yang microsoft learning yaitu LCDS
belajar menggunakan modul interak- (learning content development sys-
tif ini telah tuntas KKM, maka media tem) menggunakan perangkat lap-top
pembelajaran berupa modul interak- yang didukung oleh berbagai
tif dengan program LCDS dalam software lainnya seperti Macromedia
pembelajaran sains khususnya fisika Flash 8, Microsoft Silverlight,
ini dapat dikatakan efektif dan layak Wondershare Quiz Creator, serta
digunakan sebagai media pembe- program-program lain yang mendu-
lajaran. kung pembuatan modul interaktif.
Penelitian dilakukan melalui
tujuh tahapan. Adapun ketujuh taha-
pan tersebut yakni sebagai berikut.

39
Analisis Kebutuhan analisis materi dan uraian pembe-
Tahap yang pertama yaitu tahap lajaran untuk mengetahui standar
analisis kebutuhan yang dilakukan kompetensi, kompetensi dasar, indi-
melalui teknik wawancara dan ang- kator dan materi pembelajaran yang
ket. Angket ditujukan kepada siswa akan dibuat pada modul interaktif.
yang sudah pernah mempelajari ma- Kegiatan selanjutnya adalah penen-
teri cahaya dan alat optik, yakni tuan format modul yang akan dikem-
kelas IX SMP Negeri 12 Bandar bangkan. Produk yang akan dihasil-
Lampung, sementara wawancara di- kan berupa modul interaktif materi
lakukan kepada salah seorang guru cahaya dan alat optik yang berisi tiga
fisika. Hasil analisis angket serta wa- kegiatan pembelajaran yang masing-
wancara menunjukkan bahwa sangat masing kegiatan pembelajaran terdiri
dibutuhkan untuk dilakukan pengem- dari uji kemampuan awal, apersepsi,
bangan sebuah modul yang bersifat tujuan, uraian materi, contoh soal,
interaktif untuk mengatasi keterba- dan latihan atau uji pemahaman
tasan kegiatan pembelajaran di seko- materi.
lah akibat terbatasnya alokasi waktu
pembelajaran. Pengembangan Produk
Tahapan selanjutnya yaitu tahap
Identifikasi Sumber Daya pengembangan produk menggunakan
Tahap kedua adalah tahapan program LCDS yang didukung de-
identifikasi sumber daya untuk me- ngan berbagai software lainnya se-
menuhi kebutuhan. Tahap ini dila- perti Macromedia Flash, iSpring
kukan melalui metode wawancara quizMaker, Wondershare Quiz
dan angket. Berdasarkan hasil wa- Creator, dan lain sebagainya. Produk
wancara dengan guru SMP Negeri 12 berupa modul interaktif yang telah
Bandar Lampung, diketahui bahwa dikembangkan selanjutnya disebut
sarana dan prasarana berupa lab sebagai prototipe I.
komputer dan LCD proyektor sangat
mendukung kegiatan pengem-bangan Uji Internal
modul interaktif tersebut. Selain itu, Tahap kelima yaitu tahap pengu-
melalui hasil analisis angket yang jian kelayakan produk melalui uji
telah diberikan kepada siswa, dike- internal yang terdiri atas uji ahli
tahui bahwa hampir seluruh siswa desain dan uji ahli materi. Berda-
telah menguasai kemampuan TIK sarkan hasil rekapitulasi nilai uji ahli
dan mampu mengoperasikan kom- materi diperoleh presentase kelaya-
puter. Hal ini semakin menjadi faktor kan sebesar 82,25% yang berarti mo-
pendukung dalam pengembangan dul interaktif dinilai sangat valid dari
modul interaktif untuk materi cahaya segi isi/materi, sedangkan dari uji
dan alat optik. ahli desain diperoleh hasil presentase
kelayakan sebesar 86,30% yang ber-
Identifikasi Spesifikasi Produk arti bahwa modul interaktif dinilai
Tahap ketiga dalam penelitian sangat valid dari segi desain. Modul
ini adalah identifikasi spesifikasi interaktif memperoleh saran perbai-
produk yang terdiri atas identifikasi kan dari segi materi. Adapaun saran
materi dan desain modul interaktif. perbaikan yang diperoleh yaitu : 1)
Langkah awal identifikasi spesifikasi Materi dibahas dari pemantulan pada
produk diawali dengan kegiatan bidang datar dan bidang leng-kung;

40
2) RPP, assesmen, dan yang bersang- kemudahan, dan kemanfaatan modul
kutan dibuat lengkap, supaya ada interaktif. Lima orang siswa diminta
kontinuitas antara materi, KD, dan untuk melakukan pembelajaran de-
indicator, sedangkan dari segi desain ngan modul interaktif yang di-
tidak diberikan saran perbaikan ka- kembangkan, kemudian diminta un-
rena modul interaktif sudah baik dari tuk menilai kemenarikan, kemanfaat-
segi desain. Dari hasil uji internal an, dan kemudahan modul tersebut
pada prototipe I ini kemudian sesuai angket yang diberikan. Hasil
dilakukan perbaikan berdasarkan kri- uji satu lawan satu dapat dilihat pada
tik dan saran perbaikan yang ada, Tabel 4.
dan hasilnya diberi nama prototipe Uji lapangan terbagi menjadi uji
II. Produk prototipe II kemudian efektifitas dan kemenarikan, kemu-
dikenakan uji eksternal. dahan serta kemanfaatan produk. Sis-
wa kelas VIIII melakukan pembela-
Uji Eksternal jaran secara terbimbing mengguna-
Tahapan yang keenam adalah kan modul interaktif yang telah di-
tahap uji eksternal. Uji eksternal kembangkan, setelah itu siswa di-
dimaksudkan untuk menguji ke- berikan angket kemenarikan, kemu-
manfaatan, kemenarikan kemudahan, dahan dan kemanfaatan modul serta
dan keefektifan produk yang dikem- soal evaluasi tentang materi cahaya
bangkan. Uji eksternal terdiri atas uji dan alat optik. Hasil uji efektifitas
satu lawan satu dan uji lapangan. Uji dapat dilihat pada Tabel 5, sedang-
satu lawan satu dikenakan pada lima kan hasil uji kemenarikan, kemudah-
siswa kelas VIII yang dipilih secara an, dan kemanfaatan modul interaktif
acak untuk mengetahui kemenarikan, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 4. Respon dan penilaian siswa dalam uji satu lawan satu terhadap prototipe
I
Aspek Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
Kemenarikan 3,35 Sangat Menarik
Kemudahan 3,44 Sangat Mudah
Kemanfaatan 3,28 Sangat Bermanfaat

Tabel 5. Hasil Uji Efektifitas Siswa Setelah Menggunakan Modul Interaktif


Keterangan Nilai Uji Kompetensi
Skor Tertinggi 93
Skor Terendah 50
Skor Rata-rata 75,48
Presentase Ketuntasan 80%

Tabel 6. Hasil Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan


Aspek Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
Kemenarikan 3,34 Sangat Menarik
Kemudahan 3,17 Mudah
Kemanfaatan 3,27 Sangat Bermanfaat

41
Produksi yang kemudian dilanjutkan dengan
Setelah seluruh tahap dilalui, penyajian materi serta selalu diakhiri
maka tahap terakhir diperoleh sebuah dengan soal evaluasi untuk menguji
produk final berupa modul interaktif pemahaman siswa terhadap materi
pada materi cahaya dan alat optik. yang disajikan. Struktur penyajian
Hal ini menandakan bahwa modul yang sedemikian rupa memungkin-
interaktif yang dikembangkan dapat kan siswa untuk melaksanakan pem-
diproduksi dan dapat didistribusikan belajaran secara mandiri maupun
untuk kemudian digunakan sebagai terbimbing.
modul pembelajaran oleh siswa. Secara garis besar, berdasarkan
hasil uji ahli isi/materi dapat dikata-
Pembahasan kan bahwa sajian materi dalam mo-
Selanjutnya, pada pembahasan dul interaktif bervariasi meliputi
diuraikan mengenai produk yang konsep, definisi, dilengkapai dengan
sudah direvisi, yaitu produk berupa sajian animasi yang sesuai dengan
modul interaktif dengan program materi serta penyajian berbagai ilus-
LCDS pada materi pokok Cahaya trasi yang berkaitan dengan feno-
dan Alat Optik. Kemudian dibahas mena kehidpan sehari hari. Selain
pula mengenai kesesuaian produk itu, dari segi desain dapat dikatakan
yang telah dikembangkan dengan bahwa penyajian modul interaktif
tujuan pengembangan, serta menge- sudah baik dan pro-porsional mulai
nai kemenarikan, kemudahan, ke- dari penggunaan jenis dan ukuran
manfaatan, dan keefektifan modul font, variasi warna, penyajian anima-
interaktif yang telah dikembangkan si, penggunaan tombol hyperlink,
dan diterapkan di SMP Negeri 12 hingga tata letak bagian-bagian da-
Bandar Lampung. lam modul yang sudah baik.
Modul interaktif yang telah
Kesesuaian Modul Interaktif dikembangkan memiliki beberapa
dengan Tujuan Pengembangan kelebihan sebagai berikut: 1) penya-
Tujuan utama penelitian pe- jian materi pada modul interaktif
ngembangan ini adalah untuk meng- lebih menarik karena disajikan seca-
hasilkan sebuah modul yang bersifat ra interaktif yang dapat membuat sis-
interaktif dengan menggunakan se- wa lebih mudah mengamati konsep
buah program yaitu LCDS pada cahaya; 2) Konsep-konsep cahaya di-
materi pokok Cahaya dan Alat Optik visualisasikan secara menarik mela-
siswa SMP. Materi yang dijabarkan lui berbagai animasi sehingga siswa
dibuat secara interaktif dengan me- dapat memahami konsep serta proses
nampilkan berbagai proses yang da- yang disajikan; 3) Struktur penyu-
pat diamati secara interaktif. Selain sunan materi pada modul interaktif
itu penyajian contoh soal serta soal- dibuat sedemikian rupa sehingga sis-
soal evaluasi dapat meningkatkan wa dapat menggunakan modul in-
pemahaman siswa terhadap konsep teraktif sebagai media pembelajaran
cahaya dan alat optik yang disam- secara mandiri.
paikan. Setiap penyajian submateri Namun, modul interaktif yang
selalu diawali dengan beberapa soal dikembangkan juga memiliki keku-
untuk menguji pemahaman awal rangan yakni penggunaan modul
siswa, kemudian dilengkapi dengan interaktif harus menggunakan kom-
apersepsi dan tujuan pembelajaran puter, sehingga bagi siswa maupun

42
sekolah yang belum dilengkapi interaktif, sehingga modul interaktif
dengan fasilitas laboratorium kompu- dapat digunakan dengan mudah oleh
ter atau LCD belum dapat menggu- pengguna. Adanya variasi uraian ma-
nakan modul ini. Selain itu, pe- teri melalui animasi, video, gambar,
ngujian terhadap modul yang dikem- serta contoh soal membuat penyam-
bangkan belum dilakukan dalam ska- paian materi lebih mudah diamati
la besar, sehingga tingkat kepercaya- dan dipahami oleh siswa, Kelebihan
an terhadap produk baru berlaku un- ini yang menyebabkan modul inter-
tuk ruang lingkup kecil yaitu sekolah aktif menjadi modul yang sangat
tempat penelitian berlangsung. bermanfaat dalam mempelajari ma-
teri cahaya dan alat optik.
Kemenarikan, Kemudahan, dan Program LCDS yang digunakan
Kemanfaatan Modul Interaktif dalam mengembangkan modul inter-
dengan Program LCDS untuk aktif memang menarik karena pro-
Materi Pokok Cahaya dan Alat gram LCDS memang didesain seba-
Optik gai program penyusun modul. Keme-
Berdasarkan hasil uji kemena- narikan pada program ini adalah
rikan, kemudahan, dan kemanfaatan adanya berbagai template yang dapat
modul interaktif yang dilakukan ke- memudahkan peneliti dalam menyu-
pada 25 siswa kelas VIIII SMP Ne- sun modul sesuai kebutuhan. Penyu-
geri 12 Bandar Lampung, diperoleh sunan modul menggunakan program
bahwa modul interaktif yang dikem- LCDS menjadi lebih mudah karena
bangkan sangat menarik dengan skor penyusun hanya perlu menyisipkan
kemenarikan sebesar 3,34, mudah berbagai media yang diinginkan pada
digunakan dengan skor kemudahan template yang telah disediakan,
sebesar 3,17, dan sangat bermanfaat selain itu dalam penyusunan modul
dengan skor kemanfaatan sebesar menggunakan program LCDS tidak
3,27. Hal ini relevan dengan hasil diperlukan script atau action script
penelitian Kurniawan (2014: 9) yang rumit seperti pada program
bahwa telah dihasilkan sebuah modul Macromedia Flash.
interaktif menggunakan program Hanya saja, dalam program
LCDS untuk materi listrik dinamis LCDS tidak dapat menggunakan
yang dinilai menarik, mudah digu- berbagai jenis dan ukuran huruf.
nakan, dan bermanfaat bagi siswa Jenis dan ukuran huruf yang digu-
sebagai bahan ajar listrik dinamis. nakan pada program LCDS tidak
Modul interaktif yang telah di- dapat diubah atau divariasikan. Tidak
kembangkan dikatakan sangat mena- seperti program Macromedia Flash
rik karena modul tidak hanya berisi yang dapat memvariasikan berbagai
teks yang monoton dan membosan- jenis, ukuran bahkan warna huruf
kan, melainkan terdapat banyak ani- maupun background sesuai keingin-
masi, video bahkan soal yang dibuat an, namun hal tersebut dapat disiasati
secara interaktif yang menyebabkan dengan penggunaan gambar serta
modul interaktif menjadi lebih mena- animasi dalam penyampaian materi
rik dibandingkan modul berbasis pada modul interaktif yang dikem-
cetakan lainnya. Selain itu, modul bangkan agar menjadi lebih menarik.
interaktif telah dilengkapi dengan Selain itu tata letak penyusunan
petunjuk penggunaan modul yang modul juga tidak dapat divariasikan
terdapat pada halaman awal modul karena media yang disisipkan akan

43
langsung tertata sesuai template yang silkan sebuah modul interaktif untuk
digunakan sehingga untuk mengha- materi gelombang yang efektif digu-
silkan modul interaktif yang menarik nakan sebagai sumber belajar dengan
perlu memperhatikan pemilihan tem- presentase sebanyak 79,31% siswa
plate yang akan digunakan. telah tuntas KKM pada materi
Kelemahan lainnya dari program tersebut.
LCDS adalah dalam penilaiannya. Keefektifan modul interaktif ini
Program LCDS belum dilengkapi juga terlihat dari aktivitas siswa ke-
dengan fitur penilaian yang dapat tika mengikuti pembelajaran meng-
menghitung dan menampilkan nilai gunakan modul interaktif yang cen-
siswa secara otomatis. Penilaian derung lebih aktif dan lebih cepat
masih harus dilakukan secara manual dalam memahami materi yang di-
oleh guru. Penilaian yang ditam- sampaikan oleh guru. Peran guru
pilkan pada LCDS hanya bisa me- dalam pembelajaran sedikit berku-
nampilkan satu nilai dan tidak dapat rang dengan adanya modul interaktif
melihat hasil rekapitulasi nilai siswa ini. Guru dapat menjadi fasilitator
secara keseluruhan setelah melaku- tanpa harus menjelaskan materi seca-
kan pembelajaran dengan modul in- ra keseluruhan dengan metode cera-
teraktif. mah (teacher centred). Hal ini juga
didukung oleh Kemp dkk. dalam
Keefektifan Modul Interaktif Uno (2008: 114) yang menyatakan
dengan Program LCDS Materi bahwa kontribusi media dalam pem-
Pokok Cahaya dan Alat Optik belajaran meliputi; penyajian materi
Setelah dilakukan uji keefektifan menjadi lebih standar, kegiatan pem-
pada siswa yang telah menggunakan belajaran menjadi lebih menarik, ke-
modul interaktif sebagai media giatan belajar menjadi lebih inter-
pembelajaran, diperoleh hasil yang aktif, waktu yang dibutuhkan untuk
menunjukkan bahwa modul interaktif pembelajaran dapat dikurangi, pe-
dengan program LCDS pada materi ningkatan kualitas pembelajaran, dan
cahaya dan alat optik efektif digu- memberikan nilai positif bagi
nakan sebagai media pembelajaran. pengajar. Hal ini menunjukkan kon-
Hal ini dilihat dari hasil belajar siswa tribusi positif media pembelajaran
yang menunjukkan sebanyak 80% dalam kegiatan belajar, meskipun
siswa dari keseluruhan siswa yang demikian guru tetap harus mengon-
berjumlah 25 orang telah mencapai trol kegiatan siswa selama pembela-
KKM yaitu sebanyak 20 siswa. Hal jaran agar siswa tetap fokus pada
ini relevan dengan hasil penelitian materi yang diajarkan.
yang telah dilakukan oleh Sujanem Selain itu, keefektifan modul
dkk. (2009: 102) dalam penelitiannya interaktif yang telah dikembangkan
yang berjudul “Pengembangan Mo- juga dipengaruhi oleh metode pem-
dul Fisika Kontekstual Interaktif belajaran yang diterapkan dalam ke-
Berbasis Web untuk Siswa Kelas I las. Penerapan modul interaktif da-
SMA” yang menyatakan bahwa mo- lam pembelajaran dilakukan de-ngan
dul interaktif yang dihasilkan efektif metode blended learning. Jadi, pem-
digunakan sebagai fasilitas belajar belajaran dilakukan dengan memadu-
bagi siswa. Penelitian lainnya juga kan metode tatap muka dan sistem e-
dilakukan oleh Ramadhan (2015: 78) learning yang memanfaatkan modul
yang menyatakan bahwa telah diha- interaktif yang telah dikembangkan.

44
Kombinasi antara e-learning dengan lopment System (LCDS) Based
pembelajaran tradisional akan mem- Learning Package for Electrical and
buat pembelajaran lebih berkualitas. Electronics Technology-Issues on
Hal ini relevan dengan hasil pene- Acceptability in Nigeria. American
litian yang dilakukan Yapici & Journal of Educational Research.
Akbayin (2012) yang menyatakan Vol. 1(2): 41-48.
bahwa siswa yang mengikuti pembe- Darmawan, Deni. 2014. Pe-
lajaran dengan metode blended ngembangan e-Learning Teori dan
learning memiliki prestasi belajar Desain. Bandung: PT Remaja Ros-
yang lebih tinggi dibandingkan de- dakarya.
ngan siswa yang menggunakan me- Jihad, Asep dan Abdul Haris.
tode pembelajaran tradisional. Hal 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakar-
ini sejalan dengan penelitian Kazu & ta: Multi Presindo.
Demirkol (2014) yang menyatakan Kazu, Ibrahim Yasar dan
bahwa siswa yang menggunakan Mehmet Dermikol. 2014. Effect Of
metode blended learning memiliki Blended Learning Environment Mo-
nilai rata-rata hasil belajar yang lebih del On High School Students’ Aca-
tinggi dibandingkan dengan siswa demic Achievment. The Turkish On-
yang menggunakan metode pembela- line Jurnal Of Educational Techno-
jaran tradisional. logy. Vol. 13(1): 78-87.
Kurniawan, Deny, Agus
SIMPULAN Suyatna dan Wayan Suana. 2015. Pe-
Simpulan dari penelitian pe- ngembangan Modul Interaktif de-
ngembangan ini adalah: 1) dihasilkan ngan Menggunakan Learning Con-
sebuah produk berupa modul in- tent Development System pada Ma-
teraktif dengan program LCDS pada teri Listrik Dinamis. Jurnal FKIP
materi pokok cahaya dan alat optik Unila. Vol 3(6): 1-10.
SMP yang telah tervalidasi ahli ma- Ramadhan, Dian Syahri. 2014.
teri dan desain, sehingga produk Pengembangan Modul Interaktif Ber-
telah layak digunakan dalam pem- basis ICT Materi Pokok Gelombang
belajaran; 2) modul interaktif dengan dengan Pendekatan Saintifik. Jurnal
program LCDS pada materi pokok FKIP Unila. Vol 2(3): 67-79.
cahaya dan alat optik memperoleh Riyana, Cepi. 2007. Pedoman
skor kemenarikan sebesar 3,34 de- Pe-ngembangan Modul Multimedia
ngan kualitas sangat menarik, kemu- Interaktif. Bandung: Program P3AI
dahan 3,17 dengan kualitas mudah, Universitas Pendidikan Indonesia.
dan kemanfaatan sebesar 3,27 de- Smaldino, Sharon E., Deborah
ngan kualitas sangat bermanfaat.; L. Lowther dan James D. Russell.
dan 3) modul interaktif dengan pro- (2012). Instructional Technology and
gram LCDS pada materi pokok caha- Media for Learning. Indonesia:
ya dan alat optik efektif digunakan Kencana.
dalam pembelajaran dilihat dari hasil Sujanem, Rai, I Nyoman Putu
belajar siswa, yaitu sebanyak 80% Suwindra dan I Ketut Tika. 2009.
siswa telah mencapai KKM (≥ 72). Pengembangan Modul Fisika Kon-
tekstual Interaktif Berbasis Web
DAFTAR RUJUKAN untuk Siswa Kelas I SMA. Jurnal
Aremu dan Efuwape. 2013. A Pendidikan dan Pengajaran Univer-
Microsoft Learning Content Deve-

45
sitas Pendidikan Ganesha. Vol. Taufani, Dani R. dan Mohamad
42(2): 97-104. Iqbal. 2011. Membuat Konten E-
Sukiman. 2012. Pengembang- Learning dengan Microsoft Learning
an Media Pembelajaran. Yogya- Content Development System
karta: Pedagogia. (LCDS). [Online]. Tersedia:
Susilana, Rudi & Cepi Riyana. http://duniadownload.com/pendidikan
2008. Media Pembelajaran Hakikat, -sekolah/membuat-konten-e-learning-
Pengembangan Pemanfaatan dan dengan-microsoft-learning-content-
Penilaian. Bandung: Jurusan Kur- development-system-lcds.html.
tekpen FIP UPI. Diakses pada 28 September 2015.
Suyanto, Eko dan Sartinem. Uno, Hamzah B. 2008. Profesi
2009. Pengembangan Contoh Lem- Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
bar Kerja Fisika Siswa dengan Yapici, Umit I dan Hasan
Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Akbayin. 2012. The Effect of Blen-
Tugas Studi Pustaka dan ded Learning Model On High School
Keterampilan Proses untuk SMA Students’ Biology Achievement And
Negeri 3 Bandar Lampung. On Their Attitudes Towards The
Prosiding Seminar Nasional Internet. The Turkish Online Journal
Pendidikan 2009. Bandarlam-pung: Of Educational Technology. Vol.
Unila. 11(2): 228-237.

46

Anda mungkin juga menyukai