Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH DISCOVERY LEARNING

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

“PIJAT REFLEKSI”

PSIK B 2016 Kelompok 2

Nurul Adilah 11161040000039


Gea Fadila 11161040000047
Al Farel Ramadhan S 11161040000052
Iklil Farida 11161040000055
Anindia Alhumaira 11161040000056
Amani Istiqomah 11161040000057
Opi Hopipah 11161040000064
Shita Trangcati 11161040000070
Izza Mauritsa 11161040000075

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SEPTEMBER/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Nabi junjungan kami, Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah berkat limpahan pertolongan dan
rahmatnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah discovery learning ini guna memenuhi
tugas Modul Keperawatan Komplementer.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, serta bimbingan dosen pengampu modul Keperawatan Komplementer,
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa mahasiswi Program Studi
Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami sadar bahwa makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami meminta masukan
dan sarannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Ciputat, September 2019

Tim Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. DEFINISI PIJAT REFLEKSI


Pijat refleksi merupakan suatu terobosan dalam ilmu pengobatan tanpa efek
samping. Berbagai penyakit bisa diobati dengan cara memijat titik refleksi pada kaki.
Karena pada kaki terdapat saraf-saraf yang terhubung dengan organ-organ jantung,
paru-paru, lambung, dan hati serta dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Terdapat 36
titik syaraf telapak kaki yang masing-masing menghubungkan anggota-anggota tubuh
tertentu. Pijat refleksi adalah cara memijat tangan, kaki, dan anggota tubuh yang lain
dengan mengarah pada titik pusat urat urat saraf (Raditya lingga, 2008).
Pijat refleksi atau refleksologi merupakan cara memijat tangan, kaki, dan
anggota tubuh lain dengan mengarah pada titik pusat urat urat saraf. pemijatan di tempat
tempat tertentu itu mewakili semua organ internal, sistem tubuh, anggota badan dan
kelenjar. dengan menstimulasi titik titik ini dengan pemijatan tertentu, organ organ
yang berhubungan akan mendapatkan efek langsung (Herlina widyaningrum, 2013).
2. SEJARAH PIJAT REFLEKSI
Teknik pengobatan dengan cara memijat, mengusap atau mengurut, memanaskan
atau menghangatkan, atau menusuk sebenarnya adalah keterampilan umum milik
semua bangsa yang dilakukan, baik oleh yang ahli ilmu pengobatan maupun orang
awam, bahkan oleh anak kecil sekalipun. Dengan memijat dirasakan dapat mengurangi,
bahkan menghilangkan rasa sakit. Diketahui bahwa beberapa suku Indian di Amerika,
suku Bantu di Afrika, orang Eskimo, India, Jepang, dan lain-lain menggunakan teknik
pengobatan pemijatan dan penusukan yang mirip dengan teknik pengobatan tradisional
Cina (TCM). Indian Amerika telah mengembangkan metode penyembuhan melalui
kaki selama ratusan tahun. Suku Cherokee menyatakan bahwa terapi tekanan pada kaki
untuk memulihkan dan menyeimbangkan tubuh telah diwariskan dari generasi ke
generasi. Mereka percaya bahwa kaki adalah penting. “Kakimu berjalan di atas bumi
dan melalui kaki semangatmu terhubung ke alam semesta. Kaki bersentuhan dengan
bumi dan karenanya energi alam akan mengalir melalui kaki.”
Sejarah juga mencatat teknik pengobatan serupa melalui gambar–gambar papirus
dalam kuburan Ankhmahor (seorang dokter Mesir) tahun 2500 s.d. 2330 SM yang
ditemukan di Saqqara, dekat Kairo, Mesir. Pictograph itu menggambarkan dua orang
terapis yang sedang melakukan terapi pijat pada dua orang klien. Dari hieroglif di

2
atasnya terbaca mereka melakukan dialog. Terjemahan bebas dari dialog tersebut
adalah, “Jangan terlalu sakit, ya,” kata klien dan “Saya kerjakan sesuai dengan
permintaanmu,” jawab sang terapis.
Simbol dan titik refleksologi juga ditemukan di kaki patung Buddha, di relief –
relief, ataupun patung di candi-candi di India juga di Burma. Di Cina buku Huang Di
Nei Jing Shu Wen (Pedoman Abadi Pengobatan Penyakit dalam Kaisar Huang Di) yang
ditulis sekitar 1.000 SM terdapat bab tentang Metode Pemeriksaan Kaki yang
merupakan bukti awal dari hubungan kesehatan manusia dengan titik pengobatan di
daerah kaki yang pernah tercatat. Demikianlah, karena bangsa Cina yang menuliskan
dan mencatat secara sistematis ilmu pengobatan ini, dunia kemudian mengakui dan
menyatakan bahwa ilmu pengobatan ini adalah dari dan milik bangsa Cina.
Marco Polo, lahir pada 15 September 1254 di Venesia, Italia, adalah seorang
penjelajah dan pedagang berkebangsaan Eropa dan merupakan orang Barat pertama
yang melakukan perjalanan melalui “Jalur Sutera” ke Cina dan bertemu dengan Kubilai
Khan. Marco Polo mencatat perjalanannya dalam sebuah buku berjudul “Description
of the World” yang menguraikan kejayaan dan kemajuan yang dicapai kerajaan
Tiongkok. Marco Polo yang mahir berbahasa Cina menerjemahkan buku pijat Cina dan
membawanya ke Italia pada tahun 1300-an. Buku terjemahannya inilah yang
memperkenalkan untuk pertama kali teknik pijat pengobatan Cina di Eropa. Baru
setelah hampir 200 tahun sejak ilmu pengobatan Cina ini diperkenalkan dan dipelajari
di Eropa, dokter-dokter pengobatan Barat mulai memperdalam dan menyebarluaskan
ilmu ini. Dimulai pada Tahun 1582 Dr. Adamus dan Dr. A’tatis menerbitkan sebuah
buku tentang terapi zona. Tidak lama kemudian buku dengan subjek yang sama
diterbitkan oleh Dr. Ball. Diperkirakan bahwa karena membaca buku-buku itulah,
seorang dokter berkebangsaan Amerika, Dr. William Fitzgerald Crawford (1872—
1942), tertarik pada terapi zona.
Saat ini terapi pijat refleksi telah berkembang di seluruh dunia. Pijat refleksi
menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi gangguan kesehatan pada manusia.
Berdasarkan literatur-literatur terdahulu, pengetahuan pijat refleksi kemudian disusun
menjadi buku yang dapat dipelajari oleh semua orang. Masyarakat di Indonesia pun
kini banyak memanfaatkan jasa pelayanan pijat refleksi untuk menjaga kesehatan.
Kompetensi seorang terapis menjadi sangat penting karena kegiatan yang dilakukan
berhubungan erat dengan jiwa dan raga pengguna jasa pijat refleksi.

3
3. ISSUE ISSUE PIJAT REFLEKSI
3.1. Manajemen nyeri punggung bawah
Sebuah studi oleh penulis menemukan bahwa pasien yang menderita nyeri
punggung bawah biasanya menunjukkan efek yang baik dalam hal manajemen
nyeri mereka ketika mereka memiliki refleksologi sebagai pengobatan
pelengkap. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skor VAS untuk
menunjukkan tingkat nyeri pasien. Penulis menambahkan bahwa pengobatan
komplementer ini dapat digunakan sebagai salah satu pengobatan untuk
mengurangi nyeri punggung bawah tetapi penelitian lebih lanjut harus dilakukan.
3.2. Sakit kepala sebelah
Pasien dirujuk ke fisioterapis selama enam bulan dan efek terapi dicatat dengan
beberapa metode seperti wawancara kualitatif, buku harian sakit kepala, dan
kuesioner. Hasilnya keluar dengan 55% dari mereka mengalami kelegaan, 23%
menyatakan tidak ada lagi gejala yang kambuh, dan sisanya 11% berhenti minum
obat.
3.3. Stroke
Stroke adalah kondisi di mana suplai darah ke otak terganggu karena beberapa
alasan yang dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan. Ini biasanya terjadi
karena pembuluh darah pecah. Banyak pasien telah mencoba refleksologi sebagai
terapi alternatif untuk pulih dari stroke. Para praktisi percaya bahwa tekanan yang
diberikan pada titik tertentu pada area refleks dapat menyebabkan hasil positif dan
perubahan fisik pada tubuh.
3.4. Pengurangan stres
Pada tahun 2000, Hayes dan Cox menerbitkan sebuah makalah di mana mereka
menggambarkan bahwa ada pengurangan yang signifikan dalam stres di mana dapat
ditentukan dengan mengukur denyut jantung, pernapasan, dan rata-rata tekanan
darah atrium dari pasien yang memiliki sekitar dua hingga tiga sesi sesi lima. pijat
kaki menit.
3.5. Sklerosis multipel
Seorang penulis menemukan bahwa seorang pasien yang menderita multiple
sclerosis dan memilih refleksologi sebagai pengobatan komplementer untuk
periode waktu tertentu telah meringankan gejala. Ini diukur dengan
mempertimbangkan gejala kemih, tanda kurung, kelenturan, dan kekuatan otot

4
sebagai parameter. Semua parameter menunjukkan peningkatan yang luar biasa
kecuali untuk kekuatan otot.
3.6. Neuropati perifer pada diabetes mellitus
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa refleksiologi dapat
mengurangi neuropati perifer pada pasien yang menderita diabetes mellitus tipe 2.
76 pasien berusia 40-79 tahun terdaftar dari pusat kesehatan masyarakat di Kota
Busan. Respon taktil terhadap monofilamen dan intensitas gejala neuropati perifer
digunakan sebagai hasil variabel dalam penelitian ini. Sensasi kesemutan dan rasa
sakit berkurang dan taktil lebih sensitif terhadap kekuatan 10 g
monofilamen. Penulis menambahkan bahwa refleksologi dapat digunakan sebagai
salah satu intervensi untuk mendorong perawatan kaki pada pasien yang menderita
diabetes mellitus. Ini juga dapat diukur berdasarkan kontrol glikemik dan
konduktivitas saraf yang menunjukkan peningkatan dengan refleksologi.
3.7. Asma
20 pasien asma dipilih untuk menjadi subjek untuk perawatan aktif dan 20
pasien lainnya dipilih untuk menjalani sesi refleksiologi. Menurut penelitian terbaru
yang dilakukan oleh penulis, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
yang memiliki sesi aktif dan sesi refleksologi plasebo. Namun, ketika analisis gejala
buku harian dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok terutama ketika dilakukan bersama-sama dengan
pola studi bawah sadar yang tidak mengikat (Nurul Haswani, 2015)

4. TUJUAN PENULISAN
1) Untuk mengetahui definisi dari pijat refleksi
2) Untuk mengetahui sejarah dari pijat refleksi
3) Untuk mengetahui jenis – jenis, cara kerja dan manfaat dari pijat refleksi
4) Untuk membahas artikel ilmiah mengenai pijat refleksi
5) Untuk mengetahui implementasi dalam asuhan keperawatan mengenai pijat refleksi

5
BAB II
ISI
1. TEORI REFLEKSI
Secara teoritis cara kerja pijat refleksi dapat diterangkan dalam beberapa teori-teori
yang berkaitan dengan pijat refleksi.
a. Teori kristal
Apabila terjadi gumpalan kristal pada syaraf maka ujung-ujung syaraf tidak
mampu memindahkan rangsangannya. Melakukan pijat refleksi akan
menghancurkan gumpalan kristal tersebut, sehingga lalu lintas rangsangan syaraf
menjadi lancar kembali. Teori ini beranggapan bahwa antara penyakit dan daerah
reflek ada hubungannya. Pijat pada daerah refleks dianggap akan mengalirkan
rangsangan ke srayaf di otak dan mengakibatkan daya penyembuhan bangkit
kembali. (Widyaningrum. 2013)
b. Teori getah bening
Susunan getah bening terdiri dari pembuluh getah bening dan kelenjar getah
bening yang menyaring zat-zat beracun atau zat-zat yang dapat membahayakan
tubuh. Paraahli menganggap pijatan pada daerah yang tepat akan meningkatkan
fungsi kerja pembuluh-pembuluh tersebut sehingga dapat memperbaiki
keseimbangan kimiawi dalam tubuh secara tepat. (Widyaningrum. 2013)
c. Teori peredaran darah
Kehidupan tubuh tergantung pada sistem peredaran darah, karena darah
mempunyai tugas mengangkut kebutuhan setiap organ seperti gizi, oksigen,
hormon, dan lain-lain. Di samping itu juga sebagai pengangkut zat buangan, jika
terjadi hambatan pada sistem pengangkutan ini maka dapat diatasi dengan pijat
refleksi. (Widyaningrum. 2013)
Setiap organ tubuh memerlukan darah untuk melangsungkan fungsinya yang
normal. sebab darah mebawa zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh juga
berfungsi mengambil zat-zat pembuangan. Karena itu bisa dikatakan bila ada organ
yang sakit memerlukan peredaran darah yang lancar untuk membantu
menyembuhkan penyakit.
Semakin lancar peredaran darah maka semakin sehat pula tubuh seorang individu,
apabila peredaran darah tidak lancar maka organ tubuh akan terhambat
mendapatkan makanan dan zat-zat buangan terlambat dibuang. Semakin lama zat-

6
zat buangan ttersebut mengendap di dlam saluran darah, maka fungsi organ yang
bersangkutan akan terganggu oleh kekurangan darah dan zat-zat makanan (gizi,
hormon, oksigen, dll), sehingga jadilah penyakit. (Widyaningrum. 2013)
2. TEKNIK PIJAT REFLEKSI
Ada banyak cara untuk memijat. Bisa dengan menekan keras, sedang, dan
ringan. Bahkan bisa menggunakan tangan atau dengan bantuan alat seperti benda
tumpul. Bagaimanapun metodenya, terapi pijat sebaiknya dilakukan di ruang yang
bersih, nyaman, tenang, dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Kondisi tersebut dapat
membantu pasien menjadi lebih tenang dan nyaman. Selain itu, waktu pemberian terapi
juga harus diperhatikan yaitu sekitar 30 menit, dengan frekuensi 3-6 hari sekali untuk
mencegah penyakit, dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi gangguan penyakit. Ketika
melakukan pijat refleksi kondisi bagian yang akan dipijat juga tidak dalam keadaan
luka. (Widyaningrum. 2013)
Harus pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti dialkukan secara menyeluruh.
Artinya, pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Proses
penanganan kasus telinga berdenging misalnya, tidak hanya menekan titik syaraf kaki
yang berhubungan dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kai yang berhubungan
dengan organ kepala, ginjal, dan kelenjar getah bening juga mesti dilakukan.
(Widyaningrum. 2013)
Dalam pemijatan, agar kulit tidak lecet gunakanlah minyak/lotion. Ketika
memijat, kadang daerah refleksi akan terasa sakit, tahanlah rasa sakit itu sewajarnya.
Apabila orang yang dipijat tak kuat menahan rasa sakit akibat dipijat, lebih baik jangan
terlalu dipaksakan. (Widyaningrum. 2013)
Pada daerah refleksi yang berada di kaki, cara untuk memijatnya adalah dari
bawah ke atas dan yang terdapat pada sekitar betis cara memijatnya mengarah ke
jantung. Di mana arah darah mengalir ke situlah arah memijat yang benar.
(Widyaningrum. 2013)
Sebelum melakukan pemijatan usahakan kuku jari dipotong dengan baik. Hal
ini selain untuk mencegah luka pada kulit pemijat atau orang yang dipijat, juga untuk
menghindari salah persepsi antara rasa sakit yang disebabkan penekanan pada titik
refleksi yang tepat atau karena kuku yang tajam. (Widyaningrum. 2013)
Jika pemijatan menggunakan ibu jari atau dengan jari lainnya, disesuaikan dengan
kebutuhan dan banyaknya penekanan terhadap tempat-tempat utama pada zona refleksi
telapak kaki, ibu jari (atau jari-jari) akan cepat lelah dan persendiannya akan cepat sakit.

7
Karena itu, sebaiknya sebelum memulai pemijatan sebaiknya lakukan pemanasan
sederhana untuk memperkuat tangan. Dengan cara: (Widyaningrum. 2013)
a. Tekan kuat-kuat telapak tangan satu sama lain selama sepuluh hitungan. Ulangi
sepuluh kali

b. Buat ujung-ujung jari dan ujung ibu jari dari kedua tangan saling bertemu. Tekan
kedua sisi ke arah berlawanan selama 10 hitungan. Ulangi 10 kali.

c. Tekan kuat-kuat jari-jari dari suatu tangan ke arah belakang selama beberapa detik.
Ulangi sepuluh kali. Ulangi hal ini untuk tangan yang sebelah kanan.

8
Selain pemahaman terhadap simpul-simpul syaraf pada telapak kaki, keberhasilan
terapi pijat refleksi kaki juga ditentukan oleh teknik pemijatan. Ada berbagai macam
cara memijat titik-titik syaraf telapak kaki: (Widyaningrum. 2013)

a. Tekan titik atau zona terapi refleksi kaki dengan jempol dari bawah ke atas

b. Tekan titik atau zona terapi refleks kaki dengan ujung kepalan tangan

c. Pada titik refleksi jari kaki bagian dalam, pemijatan bisa dilakukan dengan ibu jari
dan telunjuk.

d. Pada titik refleksi jari kaki bagian luar, pemijatan bisa dilakukan dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk.

9
e. Pada titik refleksi ujung jari kaki, pemijatan bisa dilakukan dengan menggunakan
ibu jari dan telunjuk.

f. Tekan titik atau zona terapi refleksi kaki dengan bawah kepalan tangan lalu diputar.

Secara umum ada lima teknik pijat dasar, yaitu:

1. Mengusap (Efflurage/strocking)

Mengusap adalah gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tanganatau


bantalan jari tangan. Gerakan dilakukan dengan meluncurkan tangandi permukaan
tubuh searah dengan peredaran darah menuju jantung dankelenjar-kelenjar getah
bening. Tekanan diberikan secara bertahap dandisesuaikan dengan kenyamanan

10
klien. Gerakan ini dilakukan untuk mengawalidan mengakhiri pemijatan. Manfaat
gerakan ini adalah merelaksasi otot danujung-ujung syaraf. (Kemendikbud. 2015)

2. Meremas (petrisage)
Meremas adalah gerakan memijit atau meremas dengan menggunakan
telapaktangan atau jari-jari tangan. Teknik ini digunakan di area tubuh yang
berlemakdan jaringan otot yang tebal. Dengan meremas-remas akan terjadi
pengosongandan pengisian pembuluh darah vena dan limfe. Suplai darah yang lebih
banyakdibawa ke otot yang sedang dipijat. (Kemendikbud. 2015)
3. Menekan (friction)
Menekan adalah gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan yang
lebihdalam dengan menggunakan jari, ibu jari, buku jari, bahkan siku tangan.
Gerakanini bertujuan melepaskan bagian-bagian otot yang kejang serta
menyingkirkanakumulasi dari sisa-sisa metabolisme. Pijat friction juga membantu
memecahdeposit lemak karena bermanfaat dalam kasus obesitas. Friction juga
dapat meningkatkan aktivitas sel-sel tubuh sehingga aliran darah lebih lancar
di bagianyang terasa sakit sehingga dapat meredakan rasa sakit. (Kemendikbud.
2015)
4. Menggetar (vibration)
Menggetar adalah gerakan pijat dengan menggetarkan bagian tubuh
denganmenggunakan telapak tangan ataupun jari-jari tangan. Untuk
melakukanvibrasi, taruh telapak tangan di bagian tubuh yang akan digetar,
kemudian tekandan getarkan dengan gerakan kuat atau lembut. Gerakan yang
lembut disebutvibrasi, sedangkan gerakan yang kuat disebut shaking atau
mengguncang. Vibrasi bermanfaat untuk memperbaiki atau memulihkan serta
mempertahankan fungsi saraf dan otot. (Kemendikbud. 2015)
5. Memukul (Tapotement)
Memukul adalah gerakan menepuk atau memukul yang bersifat
merangsang jaringan otot yang dilakukan dengan kedua tangan bergantian secara
cepat. Untuk memperoleh hentakan tangan yang ringan, klien tidak merasasakit,
tetapi merangsang sesuai dengan tujuannya, diperlukan fleksibilitas pergelangan
tangan. Tapotement tidak boleh dilakukan di area yang bertulangmenonjol ataupun
pada otot yang tegang serta area yang terasa sakit atau nyeri.
Tapotement bermanfaat untuk memperkuat kontraksi otot saat distimulasi. Pijat ini

11
juga berguna untuk mengurangi deposit lemak dan bagian otot yanglembek.
(Kemendikbud. 2015)

Selain teknik pijat, gerakan dan irama juga sangat mempengaruhi hasil pijatan.

1. Gerak (movement) teknik massage


Perpindahan gerakan dari satu teknik pijat ke gerakan berikutnya harus
dilakukansecara berkesinambungan sehingga klien merasa nyaman.
(Kemendikbud. 2015)
2. Irama (rythme)
Irama adalah interval dari gerakan ke gerakan secara teratur, stabil, serta tidak
terlalu cepat ataupun lambat. (Kemendikbud. 2015)
A. Teknik Manipulasi/Rangsangan Pijat Refleksi

Ketepatan dalam memilih teknik rangsangan sangat mempengaruhi hasilpemijatan.


Seorang terapis harus mampu menilai kondisi klien sebelum dipijat.Secara umum
kondisi klien dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Kondisi kekurangan energi (yin)


Klien dalam kondisi ini akan terlihat lemah, pucat, suara pelan, dan suhu
tubuhrendah (dingin). (Kemendikbud. 2015)
2. Kondisi kelebihan energi (yang)
Klien dalam kondisi ini terlihat tegang, menahan rasa sakit, muka
kemerah-merahan, serta suhu tubuh di atas normal (hangat/panas).
(Kemendikbud. 2015)

Berdasarkan kondisi klien tersebut, teknik rangsangan pijat refleksi dibagimenjadi


dua, yaitu:

1. Penguatan (untuk Kondisi Yin)


Penguatan adalah teknik rangsangan yang digunakan untuk menangani
klienyang berada dalam kondisi kekurangan energi. Teknik rangsangan ini
dilakukandengan tekanan sedang, tetapi klien tetap merasakan rasa ngilu
dengan jumlahtekanan sebanyak 30 kali di setiap titik atau area pijat. Arah
pemijatan sesuaidengan arah fungsi anatomi tubuh. (Kemendikbud. 2015)
2. Pelemahan (untuk Kondisi Yang)

12
Pelemahan adalah teknik rangsangan yang digunakan untuk menangani
klien yang berada dalam kondisi kelebihan energi. Teknik rangsangan ini dapat
dilakukan dengan tekanan kuat, tetapi sesuai dengan kekuatan klien
dengan jumlah tekanan sebanyak 60 kali atau lebih di setiap titik atau area
pijat. Arah pemijatan berlawanan arah dengan arah fungsi anatomi tubuh.
(Kemendikbud. 2015)
B. Urutan-Urutan Pemijatan
Sebelum praktik memijat, peserta didik harus sudah hafal semua letak titik/area
pijat refleksi. Pada pelaksanaan pijat refleksi urutan-urutan pemijatan perlu
diperhatikan. Hal itu dilakukan untuk:
a. mempersiapkan otot dan tubuh klien untuk diterapi. Saat baru datang ke
tempatterapi, otot dan tubuh klien belum sepenuhnya siap untuk dipijat.
Urutan-urutan pemijatan selalu dimulai dengan teknik peregangan dan
relaksasi ototyang bertujuan agar klien siap untuk dipijat dan mencegah
terjadinya cederaotot. (Kemendikbud. 2015)
b. memberikan hasil pijat yang maksimal. Pemijatan di titik atau area pijat
refleksi tertentu akan menjadi lebih efektif jika didahului dengan pemijatan
pada titik/area pijat refleksi yang hasilnya akan merangsang titik/area pijat
refleksi sesudahnya. Misalnya, titik hipofisis, jika dipijat, akan menghasilkan
hormon-hormon yang merangsang kinerja kelenjar tiroid, paratiroid, adrenal,
dan lain-lain. Oleh karena itu, memijat titik/area pijat refleksi tiroid,
paratiroid, danadrenal akan lebih efektif jika memijat titik hipofisis terlebih
dahulu. Namun,memijat titik hipofisis akan lebih efektif jika kita memijat titik
otak besar, otakkecil, dan titik-titik tulang belakang terlebih dahulu demikian
seterusnya. (Kemendikbud. 2015)
c. Salah satu kelebihan dari pijat refleksi adalah bahwa pada tiap
pemijatanpemijat refleksi yang baik akan merawat semua sistem dan organ
tubuh klienagar bekerja secara maksimal, baik diminta maupun tidak, ada
keluhan maupun tidak, ada gangguan maupun tidak. Hal itu dilakukan karena
area pijat refleksi yang tidak terlalu luas, hanya sebatas telapak kaki dan
tungkai bawah saja.Namun, kadang-kadang yang terjadi adalah seorang
praktisi lupa memijat titik/area pijat refleksi tertentu. Dengan membiasakan
diri mengikuti urutan-urutanpemijatan, hal tersebut dapat dihindari.
(Kemendikbud. 2015)

13
d. Urutan-urutan pemijatan:
1) Persiapan. Persiapan bisa dilakukan dengan merendam kaki
klienmenggunakan air hangat selama kurang lebih 10 menit.
(Kemendikbud. 2015)
2) Setelah diseka dengan handuk bersih dan disemprot dengan alkohol 70%,
lakukan peregangan dan relaksasi otot kaki klien. Memutar-
mutarpergelangan kaki, mengurut, dan meremas secara lembut sepanjang
betis dan lateral tulang kering dapat memberikan efek relaks serta
meregangkanotot tungkai bawah klien. (Kemendikbud. 2015)
3) Pijat dengan titik pembukaan. Semua sistem dan organ tubuh
dikendalikanotak dan sistem saraf. Oleh karena itu, titik yang dipilih
adalah titik nomor 1,3, 4, 5, dan 53 s.d. 58. (Kemendikbud. 2015)
4) Titik wajib
Disebut titik wajib karena titik ini harus selalu dipijat untuk
memeliharaorgan tubuh meski tidak ada gangguan atau klien
tidak mengeluhkannya. Titik wajib meliputi:
a) detoksifikasi (pembuangan) di titik 34, 22, 23, 24, 51, 28, 29, 30, 31,
dan32
b) pemeliharaan saraf dan metabolisme tubuh di titik nomor 12 dan
nomor13
c) pencernaan di titik nomor 15, 16, 17, 18, 19, dan 25;
d) relaksasi dan penenangan di titik nomor 2 dan 20; dan
e) suplemen di titik nomor 21. (Kemendikbud. 2015)
5) Titik terapi, titik yang dipilih sesuai dengan keluhan (gangguan) klien.
Jika titik tersebut sudah termasuk titikk-titik tersebut, tidak perlu dipijat
lagi. (Kemendikbud. 2015)
6) Titik penutupan, titik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh di titik
nomor 39, 40, dan 41. Jangan pijat titik itu jika klien menderita
gangguanautoimun, yaitu berlebihnya sistem kekebalan tubuh atau
seseorang barumenjalani trasplantasi organ. (Kemendikbud. 2015)
7) Pijat pendinginan berguna agar otot tidak memar. Teknik yang
digunakanuntuk memijat dan mengurut adalah dengan menggosok atau
mengeluskaki, bagian betis dan lateral tulang kering klien agar otot
menjadi lebih elastis dan tidak memar. (Kemendikbud. 2015)

14
3. PRINSIP DASAR MEMIJAT

1. Menekan Kunci keberhasilan dari teknik ini adalah anda


berkonsentrasi dan membayngkan seluruh
kekuatan anda tertuju pada tubuh penderita
dengan pucuk jari atas
2. Memenyet Teknik ini dilakukan dengan cara memenyet
dengan cara memenyet titik refleksi yang ada
benjolannya. Agar sirkulasi aliran darah
kembali lancar
3. Mengusap Anda dapat memulainya dangan menempatkan
telapak tangan anda secara merata di titik yang
akan pijat. Kemudian gunakan ibu jari dan
telunjuk untuk memulai memijat. Tetapi jangan
menekannya terlalu kuat, metode ini dapat
memperlancar aliran darah dan saluran limpa.
4. Menggetarkan Caranya dengan memijat sambil menggetarkan
tangan di bagian yang dipijat tersebut. Metode
ini dapat mengobati kebal rasa, dan juga bisa
memulihkan kerja otot dan saraf.
5. Pijat memutar Gerakan dalam pijatan jenis ini dipusatkan dari
pergelangan tangan secara rileks dengan
gerakan memutar. Dan apabila anda merasakan
sakit pada waktu pemijatan berlangsung, segera
hentikan pijatan tersebut.
6. Meremas Teknik ini menggunakan semua jari tangan dan
pijatlah otot yang menyebrangi sendi. Pijat jenis
ini dapat meringankan gejala sakit sendi dan
dapat melemaskan otot-otot yang kaku.
7. Memukul-mukul Gunakanlah telapak tangan, sisi tangan, pucuk-
pucuk jari, dan bagian teratas setinggi jari
kelingking. Caranya dengan memukul-mukul di

15
bagian yang sakit secara ringan dan ritmis.
Teknik ini dapat merilekskan otot saraf.
(Widyaningrum. 2013)

4. TITIK PIJAT REFLEKSI


a. JALUR MERIDIAN PIJAT REFLEKSI

Pada prinsipnya di dalam tubuh manusia terdapat 12 jalur/meridian saraf dan masing-
masing mempunyai hubungan dengan organ-organ di dalam tubuh kita. Di antaranya ada 6
jalur/meridian saraf yang melalui tangan kita, yaitu :

1. Jalur Paru-Paru
Titik Sau Sang yang berada di sisi luar pergelangan atas ibu jari. Jalur ini sangat erat
hubungannya dengan paru-paru yang mengatur sistem pernapasan. Titik ini apabila
dipijat terasa sakit itu dipastikan terkena penyakit flu, asma atau infeksi bronkhitis. Bila
ibu jari kanan yang sakit berarti organ pernapasan sebelah kanan yang sakit. Demikian
pula sebaliknya ibu jari sebelah kiri berhubungan dengan pernapasan sebelah kiri.
2. Jalur Usus Besar
Titik Sang Yang, letaknya di bawah kuku jari telunjuk. Titik ini apabila dipijat terasa
sakit berarti sistem pencernaan terganggu.
3. Jalur Pembungkus Jantung
Dari titik Chong Zhong, letaknya di bawah kuku jari tengah. Jalur ini memengaruhi
kegiatan jantung, peredaran darah, dan berhubungan dengan usus kecil. Titik ini apabila
dipijat terasa sakit berarti orang tersebut menderita diare karena gelisah.
4. Jalur San Chiau
Titik Kwan Zhong, letaknya di bawah kuku jari manis Jalur ini berfungsi mengatur
sistem
hormon dan sistem limfa. Titik ini apabila dipijat terasa sakit berarti kondisi tubuh
dalam keadaan panas atau dingin
5. Jalur Jantung
Titik Sau Zhong, letaknya di bawah kuku jari kelingking sebelah dalam. Jalur ini
mengatur fungsi jantung dan peredaran darah. Pijatlah titik ini apabila terjadi
ketidaklancaran organ dalam yang disebabkan oleh pikiran yang stres.
6. Jalur Usus Kecil

16
Titik Sau Zhe, letaknya bawah kuku jari kelingking sebelah luar. Jalur ini mengatur
semua kegiatan usus kecil. Titik ini apabila dipijat terasa sakit bisa jadi Anda menderita

sembelit.
b. TEORI ZONA TERAPI

Teori zona adalah basis Refleksiologi. Zona-zona adalah suatu sistem untuk
merumuskan hubungan-hubungan di antara berbagai bagian tubuh. Zona-zona itu dapat
diimajinasikan sebagai garis-garis pedoman atau penanda-penanda yang menghubungkan
bagian tubuh yang satu dengan bagian tubuh lainnya. Ada sepuluh zona membujur (vertikal)
yang setara dan menjalar di sepanjang tubuh dari atas kepala hingga ujung jari-jari kaki

17
Dr. Fitzgerald, spesialis Telinga, Hidung, Dan Teng- gorokan (THT) asal Amerika
pernah mengemukakan teori bahwa apapun yang salah dalam bagian mana pun dari suatu zona
akan mempengaruhi seluruh zona yang melintasi keseluruhan panjang tubuh. Dr. Fitzgerald
percaya bahwa suatu organ tertentu atau bagian tubuh dapat dipengaruhi secara lengkap
melalui suatu jari kaki (atau jari-jari kaki) yang sesuai dengan zona zona yang sama,
eksperimen-eksperimen mutakhir meng ungkapkan bahwa perangsangan pada jari kaki tidak
selalu membawa hasil yang demikian. Untuk pengobatan yang lebih pasti terhadap berbagai
organ, bagian-bagian spesifik kaki, bersama seluruh bagian yang menyamping, perlu
dirangsang. Hal ini memunculkan konsep zona-zona lateral (hori zontal Maksud utama zona-
zona lateral adalah membantu memperbaiki citra tubuh di atas kaki dalam perspektif dan lokasi

yang tepat.

G. Titik-Titik Pijat Refleksi pada Kaki

18
Keterangan Gambar Titik-titik Pijat Refleksi

1. Otak
2. Sinus, telinga bagian luar
3. Sinus, telingan bagian dalam, mata
4. Saraf trigemus
5. Dahi, pineal
6. Otak/pituitary
7. Leher samping
8. Leher/tulang belakang bagian atas
9. Bahu, lengan atas
10. Leher, gigi, memperbaiki pandangan mata, telinga bagian dalam
11. Leher, gigi, thyroid, parathyroid
12. Bronchial, thyroid

19
13. Dada, paru-paru
14. Jantung
15. Tenggorokan
16. Tulang belakang yang berkenaan dengan dada
17. Diafragma
18. Jalin saraf di ulu hati
19. Liver
20. Kandung kemih bagian dalam
21. Perut
22. Limpa
23. Kelenjar adrenal
24. Pancreas
25. Sepasang ginjal
26. Lingkar pinggang
27. Kandung kemih
28. Kandung kencing
29. Usus 12 jari
30. Usus kecil
31. Area telapak kaki
32. Usus buntu
33. Ascending colon
34. Hepatic flexure
35. Transverse colon
36. Splenic flexure
37. Kolon menurun
38. Tulang belakang Sigmoid
39. Tulang belakang bagian pinggang
40. Tulang belakang tulang kemudi
41. Tulang ekor
42. Syaraf pangkal paha
43. Gusi bagian atas, gigi
44. Gusi bagian bawah, gigi
45. Leher, kerongkongan, amandel, tiroid, paratiroid
46. Pita suara

20
47. Labirin/telinga bagian dalam
48. Getah bening, dada, payudara
49. Kelenjar susu
50. Punggung bagian tengah
51. Tuba fallopii, vas deferens,
52. Limpa, geligir kubah
53. Hidung
54. Kelenjar thymus
55. Penis/vagina
56. Prostat/uterus
57. Area reproduksi, rectum
58. Kaki, lutut, pinggul, menurunkan penolong balik

Pemetaan zona refleksi daerah telapak kaki bila disesuaikan dengan tubuh

5. MANFAAT PIJAT REFLEKSI


Menurut Gala dalam Rahmah (2017), pengobatan refleksologi menghasilkan
pemulihan homeostasis yakni, mengasilkan keseimbangan internal. Organ-organ dan
kelenjar-kelenjar mulai bekerja secara optimal dan secara harmonis, terapi ini juga
dapat mengurangi stres mental dan fisik. Menurut Gunawan (2011) dalam Rahmah
(2017), refleksologi juga dapat memperbaiki keseimbangan potensi elektrikal dari
berbagai tubuh dengan memperbaiki kondisi zona yang berhubungan. (Rahmah. 2017)
6. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PIJAT REFLEKSI
Ketika hendak melakukan pijat refleksi, berikut ini hal hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Pijat refleksi bisa dilakukan selama 30-45 menit. Tetapi bagi penderita penyakit
kronis, lanjut usia harus lebih pendek disesuaikan dengan kemampuannya.
2. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pengobatan.
3. Daerah yang akan dipijat sebaiknya diolesi dengan minyak agar kulit tidak lecet.
4. Daerah refleksi yang terdapat di kaki, cara pijatnya dari arah bawah ke atas, sesuai
dengan arah aliran darah
5. Saat melakukan pijat refleksi pada kaki-tanpa bantuan alat, khusus titik refleksi
yang agak tersembunyi atau telapak kaki yang banyak dagingnya gunakanlah tulang
jari telunjuk yang dilipatkan untuk memijat.

21
6. Kebanyakan orang memerlukan waktu perawatan 4-8 minggu untuk memperoleh
hasil yang memuaskan. Tetapi bagi pasien berpenyakit kronis dipijat 3 kali dalam
seminggu atau 2 hari sekali. Jangan memijat setiap hari
7. Sebaiknya pada penderita tulang dipijat dengan keras agar cepat sembuh
8. Selama waktu pemijatan, kadang-kadang bisa timbul kehitam-hitaman di tubuh atau
menjadi lebih sakit. Jangan takut ini gejala baik, teruskan (khususnya penderita
rematik dan infeksi).
9. Bagi penderita penyakit seperti: diabetes mellitus, jantung, lever, dan kanker cara
memijatnya jangan terlalu keras Setiap daerah refleksi dipijat boleh lebih dari 2
menit.
10. Dalam waktu 1 jam setelah makan jangan memijat
11. Selama pemijatan hentikan dulu obat-obatan kimia. Ka rena obat tersebut akan
menghambat kesembuhan, kecuali penderita diabetes mellitus dan jantung obat-
obatan tetap diperlukan.
12. Setelah selesai dipijat minumlah 2-3 gelas air putih (sedikitnya 500 cc), agar
kotoran di dalam tubuh mudah terbuang dan bagi penderita ginjal berat, jangan
minum lebih dari 150 cc
13. Jika pasien merasa kurang enak badan, pemijatan harus ditunda hingga kembali
sehat.
14. Memijat daerah refleksi kelenjar jangan terlalu keras Supaya tidak menimbulkan
reaksi yang lainnya
15. Untuk penyakit-penyakit yang gawat dan parah sebaiknya pemijatan dilakukan oleh
para profesional atau dalam pengawasan ahli

7. EFEK SAMPING ATAU GEJALA PENYEMBUHAN PASCA PIJAT


REFLEKSI
1. Penderita sakit punggung atau pinggang, menunjukkan peredaran sudah lancar.
2. Setelah dilakukan pemijatan pada daerah refleksi kelenjar kemudian suhu tubuhnya
naik.
3. Timbul luka atau borok di paha, hal ini berarti kotoran di dalam tubuh tidak bisa di
buang secara lancar atau normal.
4. Muncul juga gejala seperti: urat darah menonjol (berarti aliran darah makin lancar),
tumit bengkak (disebabkan karena kelenjarnya masih terhambat), dan salah satu

22
organ ada yang sakit (disebabkan rintangan peredaran darah yang sudah berhasil
dibobol).
5. Pada penderita sakit ginjal setelah dipijat pada titik-titik tertentu kadang-kadang
juga bisa mengeluarkan urine yang warnanya cokelat atau merah (gejala baik).

23
BAB III
PENELITIAN
1. PENELITIAN PIJAT REFLEKSI
No. Judul Metode Alat Ukur Alat ukur Hasil Kekurangan Level of
Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian Evidence
1. Pengaruh Metode Quasy Uji Mann 22 Hasil Dibutuhkan 2b
Terapi Experiment Whitney responden menunjukkan penelitian lanjutan
Pijat dengan design dengan 11 pengaruh terapi untuk menguatkan
Refleksi penelitian pre- orang pijat refleksi keefektifan terapi
Kaki postest control adalah kaki terhadap refleksi untuk
Terhadap one group kelompok tekanan darah menurunkan
Tekanan design intervensi pada penderita tekanan darah dan
Darah Pada dan 11 hipertensi tidak terdapatnya
Penderita lainnya primer sesudah sampel yang cukup
Hipertensi kelompok diberikan atau masih terlalu
Primer di kontrol perlakuan (post sedikitnya sampel
Surakarta test) p value yang digunakan
(0,00 < 0,05)
ada perbedaan
tekanan darah
pada kelompok
intervensi dan
kelompok
kontrol
sesudah diberi
terapi pijat
refleksi
2. Pengaruh Metode Quasy Uji 9 orang Nilai Z hitung Tidak ada 2b
Pijat Experiment Wilcoxon dengan yang negative kelompok kontrol
Refleksi dengan design usia 60 menandakan dan sample sedikit
Kaki one group pre- tahun bahwa
Terhadap test dan post- pengaruh
Tekanan test tanpa pemberian pijat
Darah Pada kelompok refleksi kaki
Lansia kontrol dan terhadap
Hipertensi sudah tekanan darah
Di PSTW dilakukan pada lansia
Yogyakarta observasi penderita
Unit Budi pertama (pre- hipertensi
Luhur test) bersifat
berbanding
terbalik, yang
menjadikan
pemberian pijat
refleksi kaki
berpengaruh
pada
penurunan

24
tekanan darah
lansia
penderita
hipertensi
3. Pengaruh Analisis Uji 30 orang, Hasil uji Tidak adanya 2b
Terapi univariat Dependent 15 orang di statistik interval waktu yang
Pijat untuk T Test kelompok menunjukkan menunjukkan
Refleksi mengamati percobaan penurunan berapa lama pijat
Kaki frekuensi dan dan 15 yang signifikan refleksi dilakukan
Terhadap analisis orang pada kelompok dalam satu waktu
Tekanan bivariat lainnya di eksperimen intervensi
Darah Pada dengan kelompok dengan nilai p
Penderita Dependent T- kontrol 0,000 (p <0,05)
Hipertensi test dan yang
Primer di Independent menunjukkan
Puskesmas T-test terapi pijat
Lima refleksi kaki
Puluh Riau dapat
menurunkan
tekanan darah
pasien
hipertensi
4. Pengaruh Rancangan Visual 30 orang Pijat refleksi Tidak adanya 2b
Pijat time series Analaog kelompok memang dapat interval waktu yang
Refleksi design dengan Scale wanita menurunkan menunjukkan
terhadap Teknik (VAS) yang telah nyeri pada haid berapa lama pijat
Penurunan pengambilan haid dan refleksi dilakukan
Nyeri Haid sample mengalami dalam satu waktu
pada menggunakan nyeri haid intervensi
Wanita di pendekatan (disminore)
Panti Cluster
Yatim Sampling
Putri
Daerah
Klaten
Tahun
2016
5. Pengaruh Desain Uji 34 Seluruh Tidak adanya 2b
Terapi penelitian Wilcoxon responden kelompok variable perancu
Pijat menggunakan yang eksperimen seperti pola makan,
Refleksi quasi dibagi 2 100% aktifitas, dan stress.
Telapak experiment kelompok mengalami Dan juga tidak
Kaki dengan 17 sebagai penurunan adanya
terhadap pendekatan kelompok tekanan darah homogenitas
Perubahan nonrandomize eksperimen tetapi masih sampel (jenis
Tekanan d pretest and dan 17 tergolong kelamin) agar hasil
Darah pada posttest sebagai dalam dari
Penderita with control kelompok hipertensi penelitian lebih
Hipertensi group design kontrol stadium 1 baik

25
BAB IV

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. IMPLEMENTASI PIJAT REFLEKS


Terapi Pijat Refleksi merupakan suatu tehnik yang dapat memperlancar
peredaran darah, memberikan rasa rileks pada tubuh, menghilangkan stress,
menghilangkan rasa lelah dan letih dengan melakukan tekanan pada titik-titik tertentu.
Bagi perawat, Pemberian terapi pijat kaki dapat digunakan pada pasien dengan nyeri
dan terjadi peningkatan tekanan darah. Terapi relaksasi banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari untuk dapat mengatasi berbagai masalah misalnya stress,
ketegangan otot, nyeri, hipertensi, gangguan pernapasan, dan lain-lain. Relaksasi secara
umum merupakan keadaan menurunnya kognitif, fisiologi dan perilaku. Karakteristik
dari respons relaksasi ditandai oleh menurunnya denyut nadi, jumlah pernapasan,
penurunan takanan darah dan konsumsi oksigen (Potter Perry, 2013). Implementasi
yang dilakukan kepada pasien yaitu
1. Diawali dengan pengukuran tekanan darah
2. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
3. Melakukan pemijatan relaksasi di kaki selama 10-15 menit.
Adapun teknik-teknik pemijatan refleksi menurut Oxenford (1998 dalam Nugroho,
2012) adalah sebagai berikut :
A. Gerakan mengelus (Effleu-rage)
a. Geserkan tangan secara beruntun ke arah bawah dari puncak kaki
(bagian punggung kaki), yaitu dari puncak siku kaki (mata kaki) ke
ujung-ujung jari kaki
b. Geserkan ujung-ujung jari mengelilingi tulang siku kaki (mata kaki),
gerakan ini akan sekaligus melembutkan kulit dan jaringan
c. Geserkan jari-jari kebawah di sisi-sisi kaki dari puncak siku kaki
(mata kaki) ke arah jari, satu tangan pada masing-masing sisi ini
akan terasa seperti air mengalir pada kaki.
d. Pegang kaki, gunakan telapak dan jari-jari tangan satu lagi untuk
memijat berputar-putar dibagian punggung kaki yang terletak antara
jari kelingking dan mata kaki

26
B. Gerakan menyebar
a. Pegang kaki dengan kedua tangan dimana jempol tangan saling
bertemu di punggung kaki dan jari-jari lain menggenggam kaki.
Tariklah jempol dari tengah kearah sampng. Ulangi gerakan ini
secara menyeluruh sampai ke jari kaki.
b. Pegang kaki dengan kedua tangan diman jempol tangan saling
bertemu ditelapak kaki dan jari-jar lain menggenggam kaki. Tarik
jempol dari tengah kearah samping. Ulangi gerakan ini secara
menyeluruh sampai ke jari kaki.
C. Siku kaki
a. Rotasi siku kaki Pengang tumit dengan telapak tangan, tangan yang
satu lagi diletakan dijari-jari kaki dengan menggunakan empat jari
tangan kemudian jempol tangan diletakan di samping jempol kaki.
Putarlah kaki searah jarum jam. Lakukan beberapa putaran,
kemudian ulangi dengan arah sebaiknya.
b. Peregangan siku kaki Pegang kaki dengan cara yang sama seperti
posisi rotasi siku kaki. Regangkan kaki kearah bawah sedemikian
rupa sehingga jari-jari kaki menunjukkan kearah bawah, sejauh
mungkin selama masih terasa nyaman. Selanjutnya, dorong kaki
kembali kearah tungkai sehingga jari-jari kaki menunjuk kearah
atas, sejauh mungkin selama masih terasa nyaman.
D. Gerakan meremas/Mengaduk adonan roti
Peganglah kuat-kuat satu kaki dengan satu tangan, pijatlah telapaknya
dengan tangan lainya. Tangan yang memijat berada dalam posisi mengepal,
gunakan bagian depan (bagian bawah dari jari-jari, bukan bagian tulang
yang menonjol) dari kepalan tangan untuk memijat seluruh telapak kaki,
dengan gerakan seakan-akan meremas/mengaduk adonan roti. Ini
merupakan gerakan yang lambat, dalam dan berirama. Terutama berguna
ketika mengerjakan tumit yang keras, disini boleh menggunakan bagian
tulang yang menonjol dari sendi kedua jari-jari untuk mengendurkan jauh
ke dalam jaringan tumit, dimana terletak refleks skiatik dan refleks pinggul.
E. Gerakan-gerakan stimulasi (Perangsangan)
a. Gerakan naik turun dan dari sisi ke sisi Pegang kaki di antara kedua
tangan, gerakan tangan-tangan dengan keras keatas dan bawah pada

27
sisi-sisi kaki, dari tumit ke jari-jari kaki sebaliknya. Dalam posisi
yang sama, sekarang gulungkan kaki diantara tangan-tangan
sehingga berguling dari sisi ke sisi.
b. Melonggarkan siku kaki Setelah melakukan gerakan diatas, kerjakan
bagian belakang dari tulang siku kaki dengan sisi-sisi tangan, dengan
telapak menghadap keatas. Berikan rangsangan dan pengenduran
pada sisi-sisi tumit. Ini juga merupakan gerakan yang cepat. Jangan
menabrak bagian mata kaki
F. Rotasi jari-jari kaki
Pegang/dukung kaki dengan kuat dengan satu tangan yang memegangi
kaki pada bagian tumit dalam posisi standar. Tangan lain digunakan untuk
menggenggam jari-jari dengan kuat, tetapi tidak menekannya terlalu keras.
Putarlah jari-jari kaki, tindakan ini akan melonggarkan jari-jari kaki dan
meningkatkan kelenturan sekaligus mengendurkan otot-otot leher jari kaki.
G. Putaran spinal
Letakkan tangan dibagian punggung kaki secara berdampingan dengan
jari-jari telunjuk saling bersentuhan dan jempol-jempol tangan berada
dibawah telapak kaki. Dengan perlahan lakukan gerakan maju mundur di
bagian punggung kaki dan sekeliling bagian dalam telapak kaki. Selanjutnya
pindahkan kedua tangan sedikit lebih depan (ke arah jari-jari kaki) dan
ulangi seluruh gerakan.

Pada akhir implementasi dilakukan pemeriksaan pengukuran tekanan darah


ulang yang digunakan sebagai pembanding dalam pemberian intervensi.

2. PROSEDUR PIJAT REFLEKSI

A. Tahap Prainteraksi

1. Membaca status pasien

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam terapeutik

28
2. Validasi kondisi pasien

3. Menjaga privasi pasien

4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien

C. Tahap Kerja

1. Pijat bisa selama 30-45 menit. Tetapi bagi penderita penyakit kronis, lanjut usia harus
lebih pendek disesuaikan dengan kemampuannya.

2. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5 sampai 9 menit dalam sekali pengobatan.

3. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet tatkala dipijat.

4. Daerah refleksi yang terdapat di kaki,cara pijatnnya dari arah bawah keatas.
Kesemuannya ini disesuaikan menurut arah aliran darah mengalir.

5. Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu menggunakan tulang jari telunjuk yang
dilipatkan untuk memijat, di khusus titik refleksi yang agak tersembunyi atau telapak
kaki yang banyak dagingnya.

6. Kebanyakan orang memerlukan waktu perawatan 4 sampai 8 minggu untuk


memperoleh hasil yang memuaskan. Tetapi bagi pasien yang berpenyakit kronis dipijat
3 kali dalam seminggu sekali. Jangan memijat setiap hari.

7. Usahakan komunikasi pada pasien dengan pemijat terjalin dengan baik, jangan
membicarakan segala sesuatu yang dapat memberatkan mental pasien khususnya
mengenai pasien.

8. Cucilah tangan sehabis memijat

D. Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil kegiatan

2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnnya.

3. Akhiri kegiatan dengan baik.

4. Memberikan salam

29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pijat refleksi atau refleksologi merupakan cara memijat tangan, kaki, dan anggota
tubuh lain pada titik pusat urat urat saraf di tempat tempat tertentu yang dimana dapat
mewakili semua organ internal, sistem tubuh, anggota badan dan kelenjar. Dengan
menstimulasi titik titik ini dengan pemijatan tertentu, organ organ yang berhubungan
akan mendapatkan efek langsung. Sejarah awal munculnya pijat refleksi ini dapat
dilihat dari gambar–gambar papirus dalam kuburan Ankhmahor (seorang dokter Mesir)
tahun 2500 s.d. 2330 SM yang ditemukan di Saqqara, dekat Kairo, Mesir. Pictograph
itu menggambarkan dua orang terapis yang sedang melakukan terapi pijat pada dua
orang klien.
Dalam lima penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak dan lembaga
didapatkan hasil bahwa pijat refleksi dapat menurunkan tekanan darah bagi penderita
hipertensi, termasuk pada lansia yang menderita tekanan darah tinggi. Dalam
penelitian yang lain disebutkan bahwa hipertensi yang dapat diturunkan oleh pijat
refleksi ini adalah hipertensi grade I. Selain hipertensi, pijat refleksi juga dapat
meringankan nyeri haid bagi perempuan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Agus. 2018. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Telapak Kaki Terhadap Perubahan
Tekanan Daerah Pada Penderita Hipertensi. Malang; Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang
Aspiana, Nurma. 2014. Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. Yogyakarta : Universitas Aisyiyah.
Hartutik, Sri dan Kanthi Suratih. 2017. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Primer di Surakarta. Seurakarta : STIKes Aisyiyah.
Kemendikbud. 2015. Ilmu Pijat Pengobatan Refleksi Relaksasi. Jakarta; Direktorat Pembinaan
Kursus Dan Pelatihan
Gunawan, D. 2011. Sembuh dengan pijat alternative hentakan kaki. Yogyakarta: Med Press
Nurul Haswani, et.al. 2015. Meninjau kembali pijat refleksi: Konsep, bukti, latihan saat ini,
dan pelatihan praktisi. J Tradit Complement Med . 2015 Oktober; 5 (4): 197–206. :
PubMed
Paryono. 2016. Pengaruh Pijat Refleksi Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada Wanita Di Panti
Yatim Putri Daerah Klaten 2016. Surakarta;Kementrian Kesehatan politeknik
kesehatan surakarta jurusan kebidanan
Rezky, Rindang Azhari, dkk. 2015. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Primer di Puskesmas Lima Puluh Riau. Riau :
Universitas Riau.
Rahmah, Aulia. 2017. Efektivitas Pijat Refleksi Dan Pijat Tubuh Terhadap Asam Urat Darah
Dan Skala Nyeri Pada Pasien Hiperurisemia Di Ciledug. Diakses pada 25 September
2019. Di
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35966/1/Aulia%20Rahmah-
FKIK.pdf
Widyaningrum, Herlina. 2013. Pijat Refleksi Dan 6 Terapi Alternatif Lainnya. Yogyakarta:
Media Pressindo. Diakses pada 25 September 2019. Di
https://books.google.co.id/books?id=nbN6DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=je
nis+jenis+pijat+refleksi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi79v3Y1evkAhVLuo8KHTx7
D3AQ6AEIKTAA#v=onepage&q=jenis%20jenis%20pijat%20refleksi&f=true

31

Anda mungkin juga menyukai