Anda di halaman 1dari 38

TUGAS BESAR PRAKTIKUM BIOLOGI/MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

KAJIAN KUALITAS AIR DAN PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIAN


MENGGUNAKAN INDIKATOR FITOPLANKTON

Dosen:
Dr. Astri Rinanti Nugroho, MT
Dr. MM. Sintorini Moerdjoko, MKes

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS ARSITEKTUR LANSEKAP DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2017
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Selain sebagai daerah Penurunan kualitas Untuk menghindari
tangkapan dan resapan air air perubahan alih fungsi situ

Fitoplankton sebagai
indikator kualitas
perairan
2. TINJAUAN PUSTAKA
No Keterangan Hasil penelitian
1 Kualitas Air Menurut (Bellinger dan Sigee 2010), indikator biologi atau bioindikator merupakan spesies atau komunitas
tertentu, yang keberadaannya memberikan informasi terhadap kondisi fisik dan kimia lingkungan suatu tempat
Kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan berkisar antara 20 - 30°C (Effendi,
2003).
Kisaran nilai pH yang ideal untuk kehidupan organisme (fitoplankton) dalam perairan yaitu antara 6,5-8,5
(Romimohtarto, 2004).
Wijayanti (2011), plankton dapat hidup baik pada konsentrasi DO lebih dari 3 mg/l
Menurut Basmi (2000) kadar nitrat yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton adalah 3,9 mg/l – 15,5 mg/l
Menurut Wardhana (1994), kadar fosfor yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton adalah 0,27 – 5,51 mg/l
2 Struktur Komunitas Indek keanakaragaman Shannon-Wiener merupakan indeks yang paling sering digunakan untuk melihat
tingkat keanekaragaman organisme dan sering digunakan sebagai indikator bagi kualitas perairan (Gao and
Song, 2005).
Indeks saprobitas perairan diukur menggunakan jenis fitoplankton yang ditemukan, karena setiap jenis
fitoplankton merupakan penyusun dari kelompok saprobik tertentu yang akan mempengaruhi nilai saprobitas
(Indrayani et al., 2014)
3 Klorofil a Menurut Tubalawony (2007), apabila nutrien dan intensitas cahaya matahari cukup tersedia, maka konsentrasi
klorofil-a akan tinggi dan sebaliknya
Ardianor dan Veronika (2007) yang menyatakan bahwa semakin berlimpah fitoplankton maka semakin
meningkat pula kandungan klorofil-a fitoplankton.
4 Serapan karbon Proses fotosintesis pada fitoplankton menghasilkan oksigen, dalam proses tersebut terjadi penyerapan dan
penguraian gas karbon dioksida (Wong, 1982 dalam Darusalam et al, 2008).
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GAMBARAN UMUM PERAIRAN


Letak geografis
6o 19’ 00” ‒ 6o 28’ 00” LS dan 106o 43’ 00” ‒ 106o 55’ 30” BT
Luas
200,92 km2 atau 0,58% dari luas Provinsi Jawa Barat
Batas-batas wilayah Kota Depok sebagai berikut :
Utara : Kec.Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov. Banten dan DKI
Jakarta
Timur : Kec. Pondok Gede Kota Bekasi dan Kec. Gunung Putri
Kab.Bogor
Selatan : Kec. Cibinong dan Kec. Bojonggede Kab. Bogor
Barat : Kec. Parung dan Gunung Sindur Kab. Bogor

Klimatologi Depok
(Sumber: BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, 2015)
• Suhu rata-rata : 25,8˚C
• Kelembaban rata-rata : 81%.
•Curah Hujan rata-rata : 171 mm/hari
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Depok
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Luas : ± 6 Ha
Kedalaman : 1 - 4 meter
Waktu pengambilan sampel : 2016

Gambar 3.1 Peta Lokasi penelitian


3. METODOLOGI PENELITIAN
3.2 PENENTUAN LOKASI PENELITIAN
Titik Sampling Koordinat Lokasi Keterangan
1 6° 25' 27.300" LS dan Terdapat restoran apung disekitar situ

106° 45' 0.640" BT


2 6° 25' 24.460" LS dan Lokasi ini dipengaruhi oleh inlet yang berasal dari saluran drainase pemukiman warga

106° 44' 55.370" BT


3 6° 25' 22.030" LS dan Lokasi ini dipengaruhi oleh inlet yang berasal dari Kali Angke

106° 44' 53.260" BT


4 6° 25' 18.310" LS dan Lokasi ini dipengaruhi oleh inlet yang berasal dari pemukiman warga, kolam ikan, dan warung

106° 44' 53.890" BT


5 6° 25' 16.094" LS dan Lokasi ini merupakan zona rekreasi, terdapat wisata air

106° 44' 56.118" BT


6 6° 25' 13.239" LS dan Lokasi ini merupakan lokasi perairan menuju outlet yang merupakan daerah akhir dari aliran air

106° 44' 58.345" BT


7 6° 25' 12.350" LS dan Lokasi ini merupakan lokasi outlet dialir i untuk perikanan dan pertanian sekaligus titik ini
merupakan titik pengambilan contoh yang diambil oleh BLH Depok.
106° 44' 58.942" BT
Gambar 3.2 Penentuan Lokasi
titik sampling
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.3 PERALATAN DAN BAHAN
3.3.1 PERALATAN

Tabel 3.2 Peralatan yang Digunakan Saat Penelitian

No Nama Alat Ukuran Keterangan


Parameter Sifat fisik-kimia
1 Thermometer - Untuk mengukur suhu
2 pH meter - Untuk mengukur pH perairan
3 DO meter - Untuk mengukur oksigen terlarut
4 Turbidimeter - Untuk mengukur kekeruhan
5 Secchi disk - Untuk mengukur kecerahan
6 GPS - Untuk menentukan koordinat

7. Lux meter
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.3 PERALATAN DAN BAHAN


3.3.1 PERALATAN
Tabel 3.2 Peralatan yang Digunakan Saat Penelitian
No Nama Alat Ukuran Keterangan
Parameter Biologi (Fitoplankton)
7 Jaring Fitoplankton a. Diameter 25 cm Untuk mengambil contoh fitoplankton
b. Mata Jaring 60 μm
c. Panjang 80 cm
8 Botol Pengumpul (Bucket) - Untuk menampung fitoplankton dari jaring
9 Botol contoh 250 ml Untuk menampung contoh dari bucket
10 Cooler box - Untuk menyimpan contoh fitoplankton
11 Pipet tetes - Untuk mengambil lugol
12 Mikroskop binokuler - Untuk mengamati fitoplankton
13 Sedgwick Rafter Counting Cell - Untuk mengetahui jenis fitoplankton
14 Buku identifikasi fitoplankton - Untuk identifikasi jenis fitoplankton
15 Ember 5 liter Untuk mengambil air
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.3 PERALATAN DAN BAHAN
3.3.1 PERALATAN
Tabel 3.2 Peralatan yang Digunakan Saat Penelitian
No Nama Alat Ukuran Keterangan
Parameter Biologi (Klorofil-a)
16 Botol contoh 250 ml Untuk menampung air sampel
17 Pipet mohr 25 ml Untuk mengambil MgCO3 dan aseton
18 Pompa vakum - Untuk menyaring air sampel
19 Kertas saring 0,45 μm Untuk menyaring air sampel
20 Spektrofotometer 630 nm,647 nm,664 nm,750 nm Untuk mengukur klorofil-a
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.3 PERALATAN DAN BAHAN


3.3.2 BAHAN

Tabel 3.3 Bahan-bahan yang Digunakan Saat Penelitian

No Nama Bahan Konsentrasi Keterangan


Parameter Biologi (Fitoplankton)
1 Sampel fitoplankton - Untuk menguji jenis dan jumlah fitoplankton
2 Lugol - Untuk mengawetkan sampel
Parameter Biologi (Klorofil-a)
3 Sampel air - Untuk menguji klorofil-a
4 MgCO3 - Untuk mengawetkan sampel
5 Aseton 90% Untuk melarutkan kertas saring
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.4 METODE PENGAMBILAN SAMPEL AIR DAN FITOPLANKTON

METODE PENGAMBILAN
SAMPEL

Pengambilan Sampel Pengambilan Sampel


Air Fitoplankton
• Sampel air diambil • Menggunakan
menggunakan water plankton net nomor 25
sampler • Menyaring air 100 liter
• Sampel dimasukkan • Fitoplankton yang
ke dalam jerigen terkumpul pada botol
plastik dan selanjutnya konsentrat (bucket)
botol sampel dipindahkan ke dalam
dimasukkan ke dalam botol contoh / botol
cooler box sampel
• Untuk parameter DO • Tambahkan lugol ± 10
diukur dengan metode tetes
winkler. • Metode sampling
fitoplankton sesuai
dengan APHA (1989
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.5 METODE ANALISIS


METODE ANALISIS

1. Analisis Kualitas Air

Merupakan analisis untuk mengetahui kualitas air Situ Pengasinan den gan
melakukan uji terhadap parameter-parameter pencemaran air yang meliputi
parameter fisika dan kimia.

dan dibandingkan dan dianalisis dengan baku mutu yang ada yaitu
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas III (air yang peruntukannya
dapat digunakan unt uk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang me mpersyaratkan air yang
sama dengan kegunaan tersebut).
Untuk analisis fisik-kimia air dilakukan di Laboratorium Lingkungan FALTL
Universitas Trisakti, sedangkan identifikasi contoh fitoplankton dilakukan di
Laboratorium BPLHD Jakarta, Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi
Sumberdaya Ikan (BP2KSI) Purwakarta, dan Laboratorium Unilab Perdana.
LANJUTAN………
METODE ANALISIS

2. Analisis Kelimpahan 3. Analisis Indeks 4. Analisis Indeks Keseragaman


Fitoplankton Keanekaragaman Fitoplankton Fitoplankton

Metode sapuan di atas gelas obyek Persamaan yang digunakan dalam Penentuan Indeks Keseragaman
Sedgwick Rafter Counting Cell (APHA, menghitung indeks ini ad alah Fitoplankton digun akan rumus sebagai
1983) dengan satuan sel per meter persamaan Shannon-Wiener (Basmi, berikut :
kubik (sel/l) digunakan rumus sebagai 1999) : 𝐻
𝐸=
berikut : 𝐻+ 𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑋 1 𝐻+ = − - 𝑃𝑖. log 2 𝑃𝑖
𝑁= 𝑥 𝑥𝑍
𝑌 𝑉 𝑛𝑖 E = Indeks keseragaman
𝑃𝑖 = H = Indeks keanekaragaman
N = Kelimpahan fitoplankton (sel/l) 𝑁 H’maks = Log 2 Pi
X = Volume air yang tersaring (250 ml) H’ = Indeks diversitas
Y = Volume 1 tetes (0,05 ml) ni = Jumlah individu genus ke-i
V = Volume air yang disaring (100 liter)
N = Jumlah total individu seluruh
Z = Jumlah individu yang ditemukan(sel)
genera
3. METODOLOGI PENELITIAN
METODE ANALISIS

5. Analisis Dominasi 6. Analisis Indeks Saprobitas 7. Pengukuran Produktivitas Primer


Fitoplankton Fitoplankton
Perhitungan kandungan klorofil-a dilakukan
Nilai indeks dominasi (D) bertujuan Koefisien saprobik menurut Dresscher dengan menggunakan rumus sebagai berikut
untuk mengetahui ada atau tidak jenis dan Van Der Mark (X), dengan rumus : (APHA, 1992).
yang mendominasi dalam suatu
𝑚𝑔
perairan (Odum, 1998). Untuk 𝐶 + 3𝐷 − 𝐵 − 3𝐴 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 − 𝑎 ( P𝑚O)
𝑋= { 11 ,85 × 𝐸WWX − 1,54 ×𝐸WXZ − 0,08 ×𝐸WOA }×𝑉]
mengetahui nilai indeks dominasi 𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
=
digunakan rumus sebagai berikut : 𝑉^
Dimana :
? Dimana :
X = Koefisien saprobik (-3 sampai
D= ∑<=@A <= E664 = absorbansi 664 ‒ absorbansi 750 nm
> dengan 3)
A = Kelompok organisme E647 = absorbansi 647 ‒ absorbansi 750 nm
Dimana : Cyanophyta E630 = absorbansi 630 ‒ absorbansi 750 nm
D = Indeks dominasi B = Kelompok organisme Ve = volume ekstrak aseton (ml)
ni = Jumlah individu jenis ke-i Euglenophyta Vs = volume contoh saring yang disaring (250
N = Jumlah total individu C = Kelompok organisme ml)
n = Jumlah genera (jenis) Chlorophyta
D = Kelompok organisme
Chrysophyta
A,B,C,D = Jumlah organisme yang
berbeda dalam masing-
masing kelompok
3. METODOLOGI PENELITIAN
METODE ANALISIS

8. Analisis Daya Serap Karbon

Fitoplankton yang merupakan sebuah organisme autotrof


mampu melakukan fotosintesis karena mengandung klorofil, ber ikut ini
adalah rumus empiris dari proses fotosintesis :
6 H2O + 6CO2 + Cahaya dan Kloroplas → C6 H12O6+6O2

Dengan ada nya kandungan klorofil-a pada fitoplankton maka


dapat dihitung jumlah karbon yang diserap pa da suatu perairan.
Kecerahan mempengaruhi kemampuan hidup fitoplankton, sehingga
pengukuran kedalaman, didasarkan pada kedalaman kecerahan yang
diukur menggunakan Secchi disk. Serapan karbon dapat dihitung
berdasarkan volume. Jumlah serapan karbon dapat dihitung deng an
persamaan sebagai berikut :

𝑚𝑔𝐶𝑂?/𝑚O × a? (𝐴𝑟 𝐶/𝐶𝑂?) → 𝑚𝑔𝐶 /𝑚O∗


XX

*Konversi mgC/m3 menjadi Ton/m3 dan Ton/tahun untuk mengetahui


kemampuan serapan karbon pada suatu perairan dan jumlah serapan
karbon dalam periode waktu tertentu.
Jumlah Individu
No Jenis Fitoplankton To tal N (sel/l)
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
A CYANOPHYTA Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton Januari 2016
1 Ap hanocapsa sp 1 . 2 7 1 3 4 2 3 22 1100
2 Ap hanocapsa sp 2 . 2 2 100
3 Ch roococcus sp. 32 641 279 91 44 63 7 1157 57850
4 Merismo pedia sp. 3 37 28 11 35 18 132 6600
5 Micro cystis sp. 5 2 2 9 450
6 Oscillatoria sp 1 . 17 18 16 21 32 12 21 137 6850
7 Spirulina sp. 11 21 14 29 14 9 4 102 5100
Jumlah 67 729 340 157 129 104 35 1561 78050
B CHRYSOPHYTA
8 Cyclo tella sp. 8 34 78 54 42 33 5 254 12700
9 Diatoma sp. 52 431 326 41 74 41 22 987 49350
10 Na vicula sp 1 . 183 238 87 153 127 3 791 39550
11 Na vicula sp 2 . 3 2 5 250
26 Scenedesmus sp 3. 2 63 52 59 96 82 4 358 17900
12 Na vicula sp 3 . 8 3 11 550
13 Na vicula sp 4 . 1 1 50 27 Scenedesmus sp 4. 2 4 34 22 106 67 235 11750
14 Synedra sp. 9 172 28 31 13 31 284 14200 28 Scenedesmus sp 5. 2 97 43 24 79 81 326 16300
Jumlah 69 828 670 216 285 234 31 2333 116650 29 Scenedesmus sp 6. 3 136 41 62 81 64 2 389 19450
C CHLOROPHYTA 30 Scenedesmus sp 7. 2 44 32 28 134 61 1 302 15100
15 Actin astrum sp 1 . 27 2 4 2 2 37 1850
16 Actin astrum sp 2 . 3 3 6 300 31 Spondylosium sp. 29 4 3 2 1 39 1950
17 Ch lorella sp. 24 4 6 34 1700 32 Straurastrum sp 1. 3 7 3 1 1 15 750
18 Clo sterium sp. 1 3 2 1 16 1 24 1200 33 Straurastrum sp 2. 3 4 2 9 450
19 Co elastrum sp 1 . 2 1 25 12 3 43 2150 34 Tetraedron sp 1. 1 1 3 4 9 450
20 Cru cigenia sp. 28 41 41 29 31 18 1 189 9450
35 Tetraedron sp 2. 18 34 11 3 1 67 3350
21 Desmidium sp. 2 2 100
22 Eu dorina sp. 1 18 2 1 3 25 1250 36 Tetraedron sp 3. 12 12 600
23 Gloeocystys sp. 2 9 2 5 5 23 1150 37 Ulothrix sp. 4 13 24 27 8 32 4 112 5600
24 Scenedesmus sp 1 . 8 203 139 42 108 94 2 596 29800 38 Pediastrum sp 1. 1 14 19 31 16 9 4 94 4700
25 Scenedesmus sp 2 . 16 8 11 23 36 94 4700
Jumlah 58 734 531 384 717 582 34 3040 152000
D EUGLENOPHYTA
39 Euglena sp 1. 19 1024 2239 976 27 38 26 4349 217450
40 Euglena sp 2. 1 8 2 3 2 1 17 850
41 Euglena sp 3. 108 3761 5211 3624 1376 896 68 15044 752200
42 Phacus sp 1. 9 2 11 550
43 Phacus sp 2. 42 3 9 54 2700
44 Phacus sp 3. 8 5 17 53 4 7 94 4700
45 Trachelomonas sp. 21 3 5 3 6 18 7 63 3150
Jumlah 208 4801 7474 4659 1414 957 119 19632 981600
Jumlah Total Individu / ml sampel 402 7092 9015 5416 2545 1877 219 26566 1328300
Jumlah Total Jenis 28 37 35 36 32 34 26 45
N (sel/l) 20100 354600 450750 270800 127250 93850 10950 1328300
N
Jumlah Individu
No Jenis Fitoplankton Total (sel/
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7 l)
A BACILLARIOPHYTA
1 Coscinodiscus sp. 2 2 100

2 Cyclotella sp. 15 20 38 44 41 48 42
124 Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton April 2016
248 00
3 Navicula sp. 1 1 2 100
4 Synedra sp. 2 4 2 4 7 19 950
135
Jumlah 18 22 43 44 43 52 49 Jumlah Individu
271 50
N
B CHLOROPHYTA No Jenis Fitoplankton Titik Titik Titik Titik Titik Total
305 Titik 4 Titik 5 (sel/l)
5 Ankistrodesmus sp. 5 6 3 8 12 9 18 1 2 3 6 7
61 0
435 E EUGLENOPHYTA
6 Chlorella sp. 6 20 14 9 11 12 15
87 0
18 Phacus sp. 4 3 6 5 2 20 1000
7 Chrococcus sp. 2 1 3 150
8 Coelastrum sp. 1 1 50 19 Trachelomonas sp. 12 3 2 1 1 1 20 1000
110 Jumlah 0 16 6 2 7 6 3 40 2000
9 Cosmarium sp. 2 2 1 3 5 9
22 0
245
Jumlah Total Individu / ml
10 Crucigenia sp. 5 5 9 7 6 7 10 42 95 158 142 141 146 180 904
49 0 sampel 45200
125
11 Pediastrum sp. 5 6 5 4 2 3 Jumlah Total Jenis 8 10 16 10 13 14 16 19
25 0
12 Radiococcus sp. 1 2 1 4 200 N (sel/l) 2100 4750 7900 7100 7050 7300 9000 45200
143
13 Scenedesmus sp. 6 17 60 55 47 40 62
287 50
170
14 Tribonema sp. 4 5 7 5 8 5
34 0
286
Jumlah 24 57 100 92 90 86 124
573 50
C CYANOPHYTA
15 Merismopedia sp. 1 1 1 3 150
16 Oscilatoria sp. 7 4 2 13 650
Jumlah 0 0 8 4 1 0 3 16 800
D DINOPHYTA 0
17 Peridinium sp. 1 2 1 4 200
Jumlah 0 0 1 0 0 2 1 4 200
Jumlah Individu
Tot N
No Jenis Fitoplankton Titik Titik Titik Titi Titik Titi
N
Jumlah Individu Titik 5 al (sel/l)
No Jenis Fitoplankton
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
To tal (sel/l 1 2 3 k4 6 k7
)
A CYANOPHYTA D EUGLENOPHYTA
1 Ap hanocapsa sp. 2 2 100
2 Lyngbya sp. 1 1 1 3 150
24 Euglena acus 1 2 2 1 2 1 9 450
3 Merismo pedia sp. 1 1 1 3 150 25 Euglena sp 1. 1 2 2 1 2 1 9 450
4 Oscillatoria sp 2 . 1 1 50
Jumlah 1 1 0 1 0 3 3 9 450

B CHRYSOPHYTA
26 Euglena sp 2. 6 3 2 5 3 3 1 23 1150
5 Fra gillaria sp 2 2 100
6 Na vicula sp 1 . 1 1 2 100
7 Na vicula sp 2 . 1 1 2 100
27 Euglena sp 3. 50 25 14 19 12 5 10 135 6750
8 Synedra sp. 15 3 5 2 25 1250
Jumlah 0 3 17 4 0 5 2 31 1550 28 Phacus longicauda. 1 5 3 1 1 2 1 14 700
C CHLOROPHYTA
9 Clo sterium sp. 1 5 6 300 29 Phacus undulatus. 4 1 3 1 1 10 500
10 Co elastrum sp. 1 1 50
11 Cru cigenia sp. 2 8 2 12 600 30 Phacus sp 1. 2 5 10 15 6 5 10 53 2650
12 Ped iastrum sp 1 . 2 2 3 2 1 2 1 13 650
13 Ped iastrum sp 2 . 1 1 5 1 1 3 12 600
31 Phacus sp 2. 2 3 2 7 350
14 Ped iastrum sp 3 . 3 2 1 6 300
15 Scenedesmus acuminatus. 2 4 17 5 3 2 2 35 1750
16 Scenedesmus a rmatus. 3 3 4 2 2 1 3 18 900 Jumlah 61 48 37 43 24 22 25 260 13000
17 Scenedesmus bijuga. 2 3 2 7 350
18 Scenedesmus dimorphus. 3 5 15 3 7 5 6 44 2200 Jumlah Total Individu / ml
19 Scenedesmus ellip so edeu s. 1 2 3 3 3 3 2 17 850 78 89 115 72 53 61 52 520 26000
20 Scenedesmus denticulatus. 1 3 2 2 1 2 11 550 sampel
400
21 Scenedesmus lo ngispin a. 1 1 2 1 1 2 8 Jumlah Total Jenis 16 24 22 19 17 23 20 31
22 Spondylo sium qu adrica ud a. 1 4 3 3 7 2 20 1000
23 Ulothrix sp. 2 3 1 2 2 10 500 360 260 260
1100 N (sel/l) 3900 4450 5750 2650 3050
Jumlah 16 37 61 24 29 31 22 220
0 0 0 00

Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton Juli 2016


Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton Oktober 2016
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JAN APRIL JULI OKT


• KUALITAS AIR • KUALITAS AIR • KUALITAS AIR • KUALITAS AIR
• Suhu (°C) : 29-30 • Suhu (°C) : 27-28 • Suhu (°C) : 26-27 • Suhu (°C) : 27-29
• Kecerahan : 30–39 cm • Kecerahan : 29-32 cm • Kecerahan : 32-35 cm • Kecerahan : 31-35 cm
• Kekeruhan : 3,65 – 12,17 • Kekeruhan : 17,81-46,60 • Kekeruhan : 12,49-24,20 • Kekeruhan : 7,88-25,10
NTU NTU NTU NTU
• pH : 7,7-8,4 • pH : 7,2-7,4 • pH : 7,3-7,5 • pH : 7,2-7,7
• DO (mg/l) : 7,00-7,90 • DO (mg/l) : 3,86-7,10 • DO (mg/l) : 4,50-8,90 • DO (mg/l) : 3,22-5,20
• BOD (mg/l) : 2,80-25,70 • BOD (mg/l) : 0,34-8,72 • BOD (mg/l) : 12,75-33,29 • BOD (mg/l) : 0,81-6,78
• COD (mg/l) : 20,67-165,12 • COD (mg/l) : 13,76-41,28 • COD (mg/l) : 13,76-96,32 • COD (mg/l) : 13,76-41,28
• Nitrat (mg/l) : 0,08-0,61 • Nitrat (mg/l) : 0,31-0,99 • Nitrat (mg/l) : 1,76-6,26 • Nitrat (mg/l) : 0,99-2,06
• Fosfat (mg/l) : 0,58-2,36 • Fosfat (mg/l) : 0,46-2,65 • Fosfat (mg/l) : 0,62-2,82 • Fosfat (mg/l) : 0,04-2,20
• INDEKS • INDEKS • INDEKS • INDEKS
• N (sel/l) : 450.750 • N (sel/l) : 9.000 • N (sel/l) : 5.750 • N (sel/l) : 17.500
• H’ : 1,91-3,69 • H’ : 2,42-2,97 • H’ : 2,24-4,29 • H’ : 1,34-3,20
•E : 0,37-0,77 •E : 0,71-0,89 •E : 0,56-0,95 •E : 0,32-0,79
•D : 0,12-0,48 •D : 0,15-0,26 •D : 0,06-0,42 •D : 0,16-0,64
•X : -0,14-0,41 •X : 0,75-1,75 •X : -0,13-0,55 •X : -0,23-0,71
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Kualitas Air Situ Pengasinan pada Bulan Januari

Titik Sampling
No. Parameter Satuan *Baku Mutu Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
1 Suhu °C 29 29 30 30 30 30 30
2 Kecerahan cm 33 39 31 35 30 32 35
3 Kekeruhan NTU 6.88 12.17 7.64 4.14 3.65 8.63 7.66
KIMIA
4 pH 8.4 8.2 8.2 7.9 7.8 7.9 7.7
5 Kebutuhan Oksigen (DO) mg/l 7.4 7.9 7 7.1 7.8 7.9 7.2
6 COD mg/l 82.56 82.56 61.92 20.67 61.92 103.36 165.12
7 BOD₅ mg/l 25.7 12.08 2.8 3.86 14.01 6.71 15.1
8 Nitrat (NO₃-N) mg/l 0.23 0.38 0.31 0.15 0.08 0.15 0.61
9 Fosfat (P) mg/l 0.58 0.95 1.24 1.29 0.75 0.66 2.36

*Baku Mutu PP RI No 82 Tahun 2001, Golongan III untuk Perikanan dan Pertanian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.2 Kualitas Air Situ Pengasinan pada Bulan April

Titik Sampling
No. Parameter Satuan *Baku Mutu Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
1 Suhu °C 27 27 27 28 28 28 28
2 Kecerahan cm 30 31 29 32 31 30 29
3 Kekeruhan NTU 17.81 23.2 46.6 42.2 44 41.3 43.5
KIMIA
4 pH 7.3 7.2 7.4 7.3 7.4 7.2 7.4

5 Kebutuhan Oksigen (DO) mg/l 5.6 5.4 3.86 5.4 6.6 6.3 7.1

6 COD mg/l 13.76 27.52 13.76 13.76 41.28 27.52 27.52


7 BOD₅ mg/l 1.95 0.34 2.08 2.08 8.72 4.36 6.6
8 Nitrat (NO₃-N) mg/l 0.92 0.61 0.76 0.31 0.92 0.99 0.53
9 Fosfat (P) mg/l 0.46 0.99 2.57 2.65 2.45 2.32 2.61

*Baku Mutu PP RI No 82 Tahun 2001, Golongan III untuk Perikanan dan Pertanian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.3 Kualitas Air Situ Pengasinan pada Bulan Juli

Titik Sampling
No. Parameter Satuan *Baku Mutu Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
1 Suhu °C 26 26 27 27 27 27 27
2 Kecerahan cm 32 35 33 32 34 33 32
3 Kekeruhan NTU 13.96 12.49 24.2 19.77 18.21 17.35 16.36
KIMIA
4 pH 7.4 7.3 7.5 7.3 7.4 7.4 7.4
5 Kebutuhan Oksigen (DO) mg/l 4.5 8.5 8.9 8.5 8.5 7.4 8.6
6 COD mg/l 68.8 82.56 13.76 68.8 68.8 96.32 41.28
7 BOD₅ mg/l 13.15 15.17 12.75 33.29 15.17 16.51 14.16
8 Nitrat (NO₃-N) mg/l 6.26 2.29 2.98 1.76 2.90 3.21 2.52
9 Fosfat (P) mg/l 0.62 0.75 2.82 2.24 1.87 1.78 2.82

*Baku Mutu PP RI No 82 Tahun 2001, Golongan III untuk Perikanan dan Pertanian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.4 Kualitas Air Situ Pengasinan pada Bulan Oktober
Titik Sampling
No. Parameter Satuan *Baku Mutu Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
1 Suhu °C 27 28 28 28 29 29 29
2 Kecerahan cm 31 33 34 35 35 34 34
3 Kekeruhan NTU 7.88 13.6 25.1 17.77 12.71 19.99 15.03
KIMIA
4 pH 7.7 7.6 7.2 7.4 7.4 7.4 7.4
5 Kebutuhan Oksigen (DO) mg/l 4.36 4.42 3.22 3.85 4.59 5.2 3.72
6 COD mg/l 13.76 41.28 27.52 13.76 27.52 41.28 13.76
7 BOD₅ mg/l 0.81 3.09 2.87 1.34 6.78 2.42 4.56
8 Nitrat (NO₃-N) mg/l 1.76 1.91 1.91 1.68 0.99 2.06 1.06
9 Fosfat (P) mg/l 0.04 0.33 2.20 1.66 1.16 1.24 1.04

*Baku Mutu PP RI No 82 Tahun 2001, Golongan III untuk Perikanan dan Pertanian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Suhu • Kecerahan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Kekeruhan • Hubungan Kecerahan dan Kekeruhan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• pH • Dissolved Oxygen (DO)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Biological Oxygen Demand (BOD) • Chemical Oxygen Demand (COD)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

• Hubungan BOD, COD, dan DO

• Nitrat

• Fosfat
Komposisi Jenis Fitoplankton TIAP PERIODE
Misal :

CYANOPHYTA CHRYSOPHYTA
CHLOROPHYTA EUGLENOP HYTA
• Indeks keanekaragaman (H’) • Indeks Keseragaman (E)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Indeks Dominansi (D) • Koefisien Saprobitas (X)

Nilai Tingkat Koefisien


Bulan Fase Saprobik
Koefisien Pencemaran Saprobik
Januari 0.26 Sedang β/α-mesosaprobik (0) – (0,5)
April 1.25 Ringan β-meso/oligosaprobik (1) – (1,5)
Juli 0.22 Sedang β/α-mesosaprobik (0) – (0,5)
Oktober 0.11 Sedang β/α-mesosaprobik (0) – (0,5)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Klorofil-a • Daya Serap Karbon

Titik Nilai klorofil-a Laju Karbon


Sampling mg/m3 mgC/m3 Ton/Tahun Ton/m3
1 15,0999 4,118 1,37 x 109 210 x 103
2 12,1159 6,164 2,05 x 109 314 x 103
3 25,2373 7,040 2,35 x 109 359 x 103
4 18,5849 5,907 1,97 x 109 301 x 103
5 16,5899 4,490 1,50 x 109 229 x 103
6 14,8288 6,868 2,29 x 109 350 x 103
7 21,5233 5,870 1,96 x 109 299 x 103
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di perairan XYZ, selama 4 kali pengambilan sampel selama
tahun 2016 dapat diambil kesimpulan :
1. ….
2. ….
3. ….
4. …
5. ….
DAFTAR PUSTAKA
APHA (American Public He alth Association). 1989. Standard Method for the Examinition of Water and Waste Water. Amer ican Public Health Association. Water Pollution
Control Federation. Port City Press. Baltimore, Mariland. 1202 p

Adnan, Eni, dan Heriyanto. 2009. Kesuburan Perairan waduk Nagedang Ditinjau dari Konsentrasi Klorofil-a Fitoplankton Desa Giri sako Kecamatan Logas Tan ah darat
Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.Berkala Perikanan Terubuk, Vol. 37 No. 2 (Online),48-59
Barnes, R.S.K. dan R.N. Hughes. 1982. An Introduction to Marine Ecology. 3rd ed. Blackwell Publishing. Saint Louis. 351 p.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan: USU Press

Basmi, J. 1999. Planktonologi : Bioekologi Plankton Algae. Tidak Dipublikasikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauan. IPB. Bogor. 110 h.

Bellinger, E.G. & D.C. Sigee. 2010. Freshwater algae: Identification and us as bioindicators. 1st ed. Wiley-Blackwell, Oxford: viii + 271 hlm.

Boyd, C.Z. 1979. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier. Science Publication Co. Amsterdam. 319 p.

Chrismadha, T., G. S. Haryani, M. Fakhrudin dan P. E. Hehanussa. 2011. Aplikasi Ekohidrologi dalam Pengelolaan Danau. Prosiding Seminar Nasional Ekohidrologi.
Davis, C.C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Machigan State University Press. USA. 562 p.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal

Foog, G. E. 1975. Alga Culture and Phytoplankton Ecology. Second Edition. The University of Winconsin Press, Ltd., London.

Garno, Y.S. 1998. “Peran Plankton Net pada pemisahan dan strukturisasi komunitas Fitoplankton”. BPP Teknologi, Jakarta, 374-392.

Goldman, C. R dan A.J. Horne. 1983. Limnology. Mc Graw-Hill International Book Company, New York. 464 p

Heddy, S. dan M. Kurniati. 1996. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Indrayani, N., Angg oro, S., & Suryanto, A. (2014). Indeks Trofik-Sapr obik Seb agai Indikator Kualitas Air di Be ndun g Ke mba ng Ke mpis Wedu ng, Kabu paten De mak.
Diponegoro Journal of Maquares Mana-gement of Aquatic Resources 3 (4), 161-168.

Jorgensen, S.E. 1980. Lake Management, Water Development, Supply and Management, Developments in Hydrology. Vol 14. Pergamon Press, Oxford, UK. 167 p.

Krebs, C.J. 1985. Ecology: The experimental analysis of distribution & abundance. 3rd ed. Harper & Row Publisher, New York: xv + 785 hlm.

Mizuno, Toshihiko. 1990. Illustration of The Freshwater Plankton of Japan. Hoikusha Publishing Co., Ltd. Osaka. Japan. 353p.
Muharram, N. 2006. Struktur Komunitas Perifiton dan Fitoplankton di Bagian Hulu Sungai Ciliwung, Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Newell, G.E and R.C Newell. 1977. Marine Plankton. Machigan State University Press. USA. 244 p.

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Edisi revisi cetakan kelima. Penerbit Djambatan. Jakarta. 356 hal

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hutomo dan S. Sukardjo. PT Gramedia Jakarta.

Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Terjemahan : Samingan, T., Srigandono. Fundamentals Of Ecology. Third Edition. Gadjah Mada University Press.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Pescod. M.B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for Tropical Countries. Bangkok : AIT

Pugesehan, D. J. 2010. Analisis Klorofil-A Fitoplankton (Produktivitas Primer) di Perairan Pantai Netsepa Kabupaten Maluku Tengah. Politeknik Perdamaian Halmahera.
Tobelo. J. Agroforestri, V (4): 272- 278.
Raymont, J.E.G. 1981. Plankton dan Produktivitas Bahari .(Alih bahasa Koesoebiono). Institut Pertanian Bogor.

Romimohtarto, K. 2004. Meroplankton Laut. Djambatan. Jakarta.

Sachlan, M. 1982. Plaktonologi. Fakultas Petenakan dan Perikanan Undip.Semarang.

Simanjuntak, M. 2012. Kualitas Air Laut Ditinjau Dari Aspek Zat Hara, Oksigen Terlarut dan pH Di Perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis, IV (2): 290-303.
Sumich, J. L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. 5th Edition. WCB, Wm. C. Brown Publishers, USA. 348 p.

Tatangindatu, F., O, Kalesaran dan R, Rompas. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa.
Jurnal Budidaya Perairan. 1 (2) : 8 - 19.

Umar, C. 2003. Struktur Komunitas dan Kelimpahan Fitoplankton dalam Kaitannya dengan Kandungan Unsur Hara (Nitrogen dan Fosfor) dari Budidaya Ikan dalam Keramba
Jaring Apung di Waduk Ir. H. Juanda Jatiluhur Jawa Barat. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. 94 p
Wetzel, R.G. 2001. Limnology. 3 rd . Saunders Company. Philadelphia. Toronto. London. 767 p.

Welch, E.B. And Lindell, T. (1992). Ecological Effect Of Wastewater: Applied Limnology And Pollutant Effect. 2nd Ed. E & FN Spon, London.

Yudo, S. 2010. “Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta ditinjau dari Parameter Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen dan Bakteri Coli”. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 6. 34-42
LAPORAN LENGKAP (SYARAT MENGIKUTI UAS TEORI) :

1. BERISI Bab 1,2,3,4


2. DILENGKAPI DENGAN KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN
3. DIJILID RAPI DENGAN COVER WARNA KUNING (SERAGAM)
4. DIKUMPULKAN DI LAB MIKRO LANTAI 9
5. PALING LAMBAT TANGGAL 20 DESEMBER 2017

Anda mungkin juga menyukai