Dosen:
Dr. Astri Rinanti Nugroho, MT
Dr. MM. Sintorini Moerdjoko, MKes
Fitoplankton sebagai
indikator kualitas
perairan
2. TINJAUAN PUSTAKA
No Keterangan Hasil penelitian
1 Kualitas Air Menurut (Bellinger dan Sigee 2010), indikator biologi atau bioindikator merupakan spesies atau komunitas
tertentu, yang keberadaannya memberikan informasi terhadap kondisi fisik dan kimia lingkungan suatu tempat
Kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan berkisar antara 20 - 30°C (Effendi,
2003).
Kisaran nilai pH yang ideal untuk kehidupan organisme (fitoplankton) dalam perairan yaitu antara 6,5-8,5
(Romimohtarto, 2004).
Wijayanti (2011), plankton dapat hidup baik pada konsentrasi DO lebih dari 3 mg/l
Menurut Basmi (2000) kadar nitrat yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton adalah 3,9 mg/l – 15,5 mg/l
Menurut Wardhana (1994), kadar fosfor yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton adalah 0,27 – 5,51 mg/l
2 Struktur Komunitas Indek keanakaragaman Shannon-Wiener merupakan indeks yang paling sering digunakan untuk melihat
tingkat keanekaragaman organisme dan sering digunakan sebagai indikator bagi kualitas perairan (Gao and
Song, 2005).
Indeks saprobitas perairan diukur menggunakan jenis fitoplankton yang ditemukan, karena setiap jenis
fitoplankton merupakan penyusun dari kelompok saprobik tertentu yang akan mempengaruhi nilai saprobitas
(Indrayani et al., 2014)
3 Klorofil a Menurut Tubalawony (2007), apabila nutrien dan intensitas cahaya matahari cukup tersedia, maka konsentrasi
klorofil-a akan tinggi dan sebaliknya
Ardianor dan Veronika (2007) yang menyatakan bahwa semakin berlimpah fitoplankton maka semakin
meningkat pula kandungan klorofil-a fitoplankton.
4 Serapan karbon Proses fotosintesis pada fitoplankton menghasilkan oksigen, dalam proses tersebut terjadi penyerapan dan
penguraian gas karbon dioksida (Wong, 1982 dalam Darusalam et al, 2008).
2. TINJAUAN PUSTAKA
Klimatologi Depok
(Sumber: BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, 2015)
• Suhu rata-rata : 25,8˚C
• Kelembaban rata-rata : 81%.
•Curah Hujan rata-rata : 171 mm/hari
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Depok
3. METODOLOGI PENELITIAN
7. Lux meter
3. METODOLOGI PENELITIAN
METODE PENGAMBILAN
SAMPEL
Merupakan analisis untuk mengetahui kualitas air Situ Pengasinan den gan
melakukan uji terhadap parameter-parameter pencemaran air yang meliputi
parameter fisika dan kimia.
dan dibandingkan dan dianalisis dengan baku mutu yang ada yaitu
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas III (air yang peruntukannya
dapat digunakan unt uk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang me mpersyaratkan air yang
sama dengan kegunaan tersebut).
Untuk analisis fisik-kimia air dilakukan di Laboratorium Lingkungan FALTL
Universitas Trisakti, sedangkan identifikasi contoh fitoplankton dilakukan di
Laboratorium BPLHD Jakarta, Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi
Sumberdaya Ikan (BP2KSI) Purwakarta, dan Laboratorium Unilab Perdana.
LANJUTAN………
METODE ANALISIS
Metode sapuan di atas gelas obyek Persamaan yang digunakan dalam Penentuan Indeks Keseragaman
Sedgwick Rafter Counting Cell (APHA, menghitung indeks ini ad alah Fitoplankton digun akan rumus sebagai
1983) dengan satuan sel per meter persamaan Shannon-Wiener (Basmi, berikut :
kubik (sel/l) digunakan rumus sebagai 1999) : 𝐻
𝐸=
berikut : 𝐻+ 𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑋 1 𝐻+ = − - 𝑃𝑖. log 2 𝑃𝑖
𝑁= 𝑥 𝑥𝑍
𝑌 𝑉 𝑛𝑖 E = Indeks keseragaman
𝑃𝑖 = H = Indeks keanekaragaman
N = Kelimpahan fitoplankton (sel/l) 𝑁 H’maks = Log 2 Pi
X = Volume air yang tersaring (250 ml) H’ = Indeks diversitas
Y = Volume 1 tetes (0,05 ml) ni = Jumlah individu genus ke-i
V = Volume air yang disaring (100 liter)
N = Jumlah total individu seluruh
Z = Jumlah individu yang ditemukan(sel)
genera
3. METODOLOGI PENELITIAN
METODE ANALISIS
2 Cyclotella sp. 15 20 38 44 41 48 42
124 Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton April 2016
248 00
3 Navicula sp. 1 1 2 100
4 Synedra sp. 2 4 2 4 7 19 950
135
Jumlah 18 22 43 44 43 52 49 Jumlah Individu
271 50
N
B CHLOROPHYTA No Jenis Fitoplankton Titik Titik Titik Titik Titik Total
305 Titik 4 Titik 5 (sel/l)
5 Ankistrodesmus sp. 5 6 3 8 12 9 18 1 2 3 6 7
61 0
435 E EUGLENOPHYTA
6 Chlorella sp. 6 20 14 9 11 12 15
87 0
18 Phacus sp. 4 3 6 5 2 20 1000
7 Chrococcus sp. 2 1 3 150
8 Coelastrum sp. 1 1 50 19 Trachelomonas sp. 12 3 2 1 1 1 20 1000
110 Jumlah 0 16 6 2 7 6 3 40 2000
9 Cosmarium sp. 2 2 1 3 5 9
22 0
245
Jumlah Total Individu / ml
10 Crucigenia sp. 5 5 9 7 6 7 10 42 95 158 142 141 146 180 904
49 0 sampel 45200
125
11 Pediastrum sp. 5 6 5 4 2 3 Jumlah Total Jenis 8 10 16 10 13 14 16 19
25 0
12 Radiococcus sp. 1 2 1 4 200 N (sel/l) 2100 4750 7900 7100 7050 7300 9000 45200
143
13 Scenedesmus sp. 6 17 60 55 47 40 62
287 50
170
14 Tribonema sp. 4 5 7 5 8 5
34 0
286
Jumlah 24 57 100 92 90 86 124
573 50
C CYANOPHYTA
15 Merismopedia sp. 1 1 1 3 150
16 Oscilatoria sp. 7 4 2 13 650
Jumlah 0 0 8 4 1 0 3 16 800
D DINOPHYTA 0
17 Peridinium sp. 1 2 1 4 200
Jumlah 0 0 1 0 0 2 1 4 200
Jumlah Individu
Tot N
No Jenis Fitoplankton Titik Titik Titik Titi Titik Titi
N
Jumlah Individu Titik 5 al (sel/l)
No Jenis Fitoplankton
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7
To tal (sel/l 1 2 3 k4 6 k7
)
A CYANOPHYTA D EUGLENOPHYTA
1 Ap hanocapsa sp. 2 2 100
2 Lyngbya sp. 1 1 1 3 150
24 Euglena acus 1 2 2 1 2 1 9 450
3 Merismo pedia sp. 1 1 1 3 150 25 Euglena sp 1. 1 2 2 1 2 1 9 450
4 Oscillatoria sp 2 . 1 1 50
Jumlah 1 1 0 1 0 3 3 9 450
B CHRYSOPHYTA
26 Euglena sp 2. 6 3 2 5 3 3 1 23 1150
5 Fra gillaria sp 2 2 100
6 Na vicula sp 1 . 1 1 2 100
7 Na vicula sp 2 . 1 1 2 100
27 Euglena sp 3. 50 25 14 19 12 5 10 135 6750
8 Synedra sp. 15 3 5 2 25 1250
Jumlah 0 3 17 4 0 5 2 31 1550 28 Phacus longicauda. 1 5 3 1 1 2 1 14 700
C CHLOROPHYTA
9 Clo sterium sp. 1 5 6 300 29 Phacus undulatus. 4 1 3 1 1 10 500
10 Co elastrum sp. 1 1 50
11 Cru cigenia sp. 2 8 2 12 600 30 Phacus sp 1. 2 5 10 15 6 5 10 53 2650
12 Ped iastrum sp 1 . 2 2 3 2 1 2 1 13 650
13 Ped iastrum sp 2 . 1 1 5 1 1 3 12 600
31 Phacus sp 2. 2 3 2 7 350
14 Ped iastrum sp 3 . 3 2 1 6 300
15 Scenedesmus acuminatus. 2 4 17 5 3 2 2 35 1750
16 Scenedesmus a rmatus. 3 3 4 2 2 1 3 18 900 Jumlah 61 48 37 43 24 22 25 260 13000
17 Scenedesmus bijuga. 2 3 2 7 350
18 Scenedesmus dimorphus. 3 5 15 3 7 5 6 44 2200 Jumlah Total Individu / ml
19 Scenedesmus ellip so edeu s. 1 2 3 3 3 3 2 17 850 78 89 115 72 53 61 52 520 26000
20 Scenedesmus denticulatus. 1 3 2 2 1 2 11 550 sampel
400
21 Scenedesmus lo ngispin a. 1 1 2 1 1 2 8 Jumlah Total Jenis 16 24 22 19 17 23 20 31
22 Spondylo sium qu adrica ud a. 1 4 3 3 7 2 20 1000
23 Ulothrix sp. 2 3 1 2 2 10 500 360 260 260
1100 N (sel/l) 3900 4450 5750 2650 3050
Jumlah 16 37 61 24 29 31 22 220
0 0 0 00
Titik Sampling
No. Parameter Satuan *Baku Mutu Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
1 Suhu °C 29 29 30 30 30 30 30
2 Kecerahan cm 33 39 31 35 30 32 35
3 Kekeruhan NTU 6.88 12.17 7.64 4.14 3.65 8.63 7.66
KIMIA
4 pH 8.4 8.2 8.2 7.9 7.8 7.9 7.7
5 Kebutuhan Oksigen (DO) mg/l 7.4 7.9 7 7.1 7.8 7.9 7.2
6 COD mg/l 82.56 82.56 61.92 20.67 61.92 103.36 165.12
7 BOD₅ mg/l 25.7 12.08 2.8 3.86 14.01 6.71 15.1
8 Nitrat (NO₃-N) mg/l 0.23 0.38 0.31 0.15 0.08 0.15 0.61
9 Fosfat (P) mg/l 0.58 0.95 1.24 1.29 0.75 0.66 2.36
*Baku Mutu PP RI No 82 Tahun 2001, Golongan III untuk Perikanan dan Pertanian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.2 Kualitas Air Situ Pengasinan pada Bulan April
Titik Sampling
No. Parameter Satuan *Baku Mutu Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
1 Suhu °C 27 27 27 28 28 28 28
2 Kecerahan cm 30 31 29 32 31 30 29
3 Kekeruhan NTU 17.81 23.2 46.6 42.2 44 41.3 43.5
KIMIA
4 pH 7.3 7.2 7.4 7.3 7.4 7.2 7.4
5 Kebutuhan Oksigen (DO) mg/l 5.6 5.4 3.86 5.4 6.6 6.3 7.1
*Baku Mutu PP RI No 82 Tahun 2001, Golongan III untuk Perikanan dan Pertanian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.3 Kualitas Air Situ Pengasinan pada Bulan Juli
Titik Sampling
No. Parameter Satuan *Baku Mutu Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
1 Suhu °C 26 26 27 27 27 27 27
2 Kecerahan cm 32 35 33 32 34 33 32
3 Kekeruhan NTU 13.96 12.49 24.2 19.77 18.21 17.35 16.36
KIMIA
4 pH 7.4 7.3 7.5 7.3 7.4 7.4 7.4
5 Kebutuhan Oksigen (DO) mg/l 4.5 8.5 8.9 8.5 8.5 7.4 8.6
6 COD mg/l 68.8 82.56 13.76 68.8 68.8 96.32 41.28
7 BOD₅ mg/l 13.15 15.17 12.75 33.29 15.17 16.51 14.16
8 Nitrat (NO₃-N) mg/l 6.26 2.29 2.98 1.76 2.90 3.21 2.52
9 Fosfat (P) mg/l 0.62 0.75 2.82 2.24 1.87 1.78 2.82
*Baku Mutu PP RI No 82 Tahun 2001, Golongan III untuk Perikanan dan Pertanian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.4 Kualitas Air Situ Pengasinan pada Bulan Oktober
Titik Sampling
No. Parameter Satuan *Baku Mutu Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7
FISIKA
1 Suhu °C 27 28 28 28 29 29 29
2 Kecerahan cm 31 33 34 35 35 34 34
3 Kekeruhan NTU 7.88 13.6 25.1 17.77 12.71 19.99 15.03
KIMIA
4 pH 7.7 7.6 7.2 7.4 7.4 7.4 7.4
5 Kebutuhan Oksigen (DO) mg/l 4.36 4.42 3.22 3.85 4.59 5.2 3.72
6 COD mg/l 13.76 41.28 27.52 13.76 27.52 41.28 13.76
7 BOD₅ mg/l 0.81 3.09 2.87 1.34 6.78 2.42 4.56
8 Nitrat (NO₃-N) mg/l 1.76 1.91 1.91 1.68 0.99 2.06 1.06
9 Fosfat (P) mg/l 0.04 0.33 2.20 1.66 1.16 1.24 1.04
*Baku Mutu PP RI No 82 Tahun 2001, Golongan III untuk Perikanan dan Pertanian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Suhu • Kecerahan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Kekeruhan • Hubungan Kecerahan dan Kekeruhan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• pH • Dissolved Oxygen (DO)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Biological Oxygen Demand (BOD) • Chemical Oxygen Demand (COD)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Nitrat
• Fosfat
Komposisi Jenis Fitoplankton TIAP PERIODE
Misal :
CYANOPHYTA CHRYSOPHYTA
CHLOROPHYTA EUGLENOP HYTA
• Indeks keanekaragaman (H’) • Indeks Keseragaman (E)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Indeks Dominansi (D) • Koefisien Saprobitas (X)
Adnan, Eni, dan Heriyanto. 2009. Kesuburan Perairan waduk Nagedang Ditinjau dari Konsentrasi Klorofil-a Fitoplankton Desa Giri sako Kecamatan Logas Tan ah darat
Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.Berkala Perikanan Terubuk, Vol. 37 No. 2 (Online),48-59
Barnes, R.S.K. dan R.N. Hughes. 1982. An Introduction to Marine Ecology. 3rd ed. Blackwell Publishing. Saint Louis. 351 p.
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan: USU Press
Basmi, J. 1999. Planktonologi : Bioekologi Plankton Algae. Tidak Dipublikasikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauan. IPB. Bogor. 110 h.
Bellinger, E.G. & D.C. Sigee. 2010. Freshwater algae: Identification and us as bioindicators. 1st ed. Wiley-Blackwell, Oxford: viii + 271 hlm.
Boyd, C.Z. 1979. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier. Science Publication Co. Amsterdam. 319 p.
Chrismadha, T., G. S. Haryani, M. Fakhrudin dan P. E. Hehanussa. 2011. Aplikasi Ekohidrologi dalam Pengelolaan Danau. Prosiding Seminar Nasional Ekohidrologi.
Davis, C.C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Machigan State University Press. USA. 562 p.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal
Foog, G. E. 1975. Alga Culture and Phytoplankton Ecology. Second Edition. The University of Winconsin Press, Ltd., London.
Garno, Y.S. 1998. “Peran Plankton Net pada pemisahan dan strukturisasi komunitas Fitoplankton”. BPP Teknologi, Jakarta, 374-392.
Goldman, C. R dan A.J. Horne. 1983. Limnology. Mc Graw-Hill International Book Company, New York. 464 p
Heddy, S. dan M. Kurniati. 1996. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Indrayani, N., Angg oro, S., & Suryanto, A. (2014). Indeks Trofik-Sapr obik Seb agai Indikator Kualitas Air di Be ndun g Ke mba ng Ke mpis Wedu ng, Kabu paten De mak.
Diponegoro Journal of Maquares Mana-gement of Aquatic Resources 3 (4), 161-168.
Jorgensen, S.E. 1980. Lake Management, Water Development, Supply and Management, Developments in Hydrology. Vol 14. Pergamon Press, Oxford, UK. 167 p.
Krebs, C.J. 1985. Ecology: The experimental analysis of distribution & abundance. 3rd ed. Harper & Row Publisher, New York: xv + 785 hlm.
Mizuno, Toshihiko. 1990. Illustration of The Freshwater Plankton of Japan. Hoikusha Publishing Co., Ltd. Osaka. Japan. 353p.
Muharram, N. 2006. Struktur Komunitas Perifiton dan Fitoplankton di Bagian Hulu Sungai Ciliwung, Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Newell, G.E and R.C Newell. 1977. Marine Plankton. Machigan State University Press. USA. 244 p.
Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Edisi revisi cetakan kelima. Penerbit Djambatan. Jakarta. 356 hal
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hutomo dan S. Sukardjo. PT Gramedia Jakarta.
Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Terjemahan : Samingan, T., Srigandono. Fundamentals Of Ecology. Third Edition. Gadjah Mada University Press.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pescod. M.B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for Tropical Countries. Bangkok : AIT
Pugesehan, D. J. 2010. Analisis Klorofil-A Fitoplankton (Produktivitas Primer) di Perairan Pantai Netsepa Kabupaten Maluku Tengah. Politeknik Perdamaian Halmahera.
Tobelo. J. Agroforestri, V (4): 272- 278.
Raymont, J.E.G. 1981. Plankton dan Produktivitas Bahari .(Alih bahasa Koesoebiono). Institut Pertanian Bogor.
Simanjuntak, M. 2012. Kualitas Air Laut Ditinjau Dari Aspek Zat Hara, Oksigen Terlarut dan pH Di Perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis, IV (2): 290-303.
Sumich, J. L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. 5th Edition. WCB, Wm. C. Brown Publishers, USA. 348 p.
Tatangindatu, F., O, Kalesaran dan R, Rompas. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa.
Jurnal Budidaya Perairan. 1 (2) : 8 - 19.
Umar, C. 2003. Struktur Komunitas dan Kelimpahan Fitoplankton dalam Kaitannya dengan Kandungan Unsur Hara (Nitrogen dan Fosfor) dari Budidaya Ikan dalam Keramba
Jaring Apung di Waduk Ir. H. Juanda Jatiluhur Jawa Barat. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. 94 p
Wetzel, R.G. 2001. Limnology. 3 rd . Saunders Company. Philadelphia. Toronto. London. 767 p.
Welch, E.B. And Lindell, T. (1992). Ecological Effect Of Wastewater: Applied Limnology And Pollutant Effect. 2nd Ed. E & FN Spon, London.
Yudo, S. 2010. “Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta ditinjau dari Parameter Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen dan Bakteri Coli”. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 6. 34-42
LAPORAN LENGKAP (SYARAT MENGIKUTI UAS TEORI) :